Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

BEBAN KERJA DAN MIKROKLIMAT RUANG KERJA PERAJIN UANG KEPENG (PIS BOLONG) UD. KAMASAN BALI DI DESA KAMASAN KLUNGKUNG Ariati, Ni Nengah; Dewantari, Ni Made
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 10, No. 2, Desember 2011
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kerajinan logam antara lain membuat pis bolong saat ini sedang berkembang di kabupaten Klungkung, sebagai sarana persembahyangan mutlak diperlukan. Selain untuk masyarakat Bali, komoditi ini juga disiapkan untuk diekspor ke luar negeri dengan membuat berbagai macam perhiasan, patung, hiasan dinding, dsb. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu basah, suhu kering, kelembaban udara dan beban kerja pekerja di bagian peleburan logam. Dari hasil penelitian menunjukkan rerata usia pekerja adalah 21,8 tahun dengan simpang baku 3,27 tahun. Rerata pengalaman kerja 4,2 tahun dengan rentangan berkisar antara 3–6 tahun. Beban kerja pekerja di bagian peleburan logam termasuk beban kerja dalam katagori berat dengan rerata denyut nadi kerja 125,54 denyut/menit. Perbedaan denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja cukup tinggi yaitu 60,16. Rerata % CVL pekerja adalah 90,86% dengan simpang baku 1,89. Kondisi lingkungan kerja di bagian peleburan logam berada pada garis biru yang berarti waktu kerja yang diijinkan adalah 50% bekerja dan 50% istirahat dilakukan setiap jam supaya pekerjaan dapat berlangsung selama 8 jam sehari. Dapat disarankan untuk mengurangi beban kerja, organisasi kerja perlu diperbaiki misalnya dengan istirahat pendek 5 menit setiap jam/setiap sekali periode peleburan logam dan pada saat istirahat pendek pekerja diberikan minuman berkalori seperti teh manis dan kudapan untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja.
BEBAN KERJA DAN MIKROKLIMAT RUANG KERJA PERAJIN UANG KEPENG (PIS BOLONG) UD. KAMASAN BALI DI DESA KAMASAN KLUNGKUNG Ariati, Ni Nengah; Dewantari, Ni Made
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 10, No. 2, Desember 2011
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v10i2.1256

Abstract

Industri kerajinan logam antara lain membuat pis bolong saat ini sedang berkembang di kabupaten Klungkung, sebagai sarana persembahyangan mutlak diperlukan. Selain untuk masyarakat Bali, komoditi ini juga disiapkan untuk diekspor ke luar negeri dengan membuat berbagai macam perhiasan, patung, hiasan dinding, dsb. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu basah, suhu kering, kelembaban udara dan beban kerja pekerja di bagian peleburan logam. Dari hasil penelitian menunjukkan rerata usia pekerja adalah 21,8 tahun dengan simpang baku 3,27 tahun. Rerata pengalaman kerja 4,2 tahun dengan rentangan berkisar antara 3?6 tahun. Beban kerja pekerja di bagian peleburan logam termasuk beban kerja dalam katagori berat dengan rerata denyut nadi kerja 125,54 denyut/menit. Perbedaan denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja cukup tinggi yaitu 60,16. Rerata % CVL pekerja adalah 90,86% dengan simpang baku 1,89. Kondisi lingkungan kerja di bagian peleburan logam berada pada garis biru yang berarti waktu kerja yang diijinkan adalah 50% bekerja dan 50% istirahat dilakukan setiap jam supaya pekerjaan dapat berlangsung selama 8 jam sehari. Dapat disarankan untuk mengurangi beban kerja, organisasi kerja perlu diperbaiki misalnya dengan istirahat pendek 5 menit setiap jam/setiap sekali periode peleburan logam dan pada saat istirahat pendek pekerja diberikan minuman berkalori seperti teh manis dan kudapan untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja.
BEBAN KERJA DAN MIKROKLIMAT RUANG KERJA PERAJIN UANG KEPENG (PIS BOLONG) UD. KAMASAN BALI DI DESA KAMASAN KLUNGKUNG Ni Nengah Ariati; Ni Made Dewantari
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 10, No. 2, Desember 2011
Publisher : Department of Industrial Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v10i2.1256

Abstract

Industri kerajinan logam antara lain membuat pis bolong saat ini sedang berkembang di kabupaten Klungkung, sebagai sarana persembahyangan mutlak diperlukan. Selain untuk masyarakat Bali, komoditi ini juga disiapkan untuk diekspor ke luar negeri dengan membuat berbagai macam perhiasan, patung, hiasan dinding, dsb. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu basah, suhu kering, kelembaban udara dan beban kerja pekerja di bagian peleburan logam. Dari hasil penelitian menunjukkan rerata usia pekerja adalah 21,8 tahun dengan simpang baku 3,27 tahun. Rerata pengalaman kerja 4,2 tahun dengan rentangan berkisar antara 3–6 tahun. Beban kerja pekerja di bagian peleburan logam termasuk beban kerja dalam katagori berat dengan rerata denyut nadi kerja 125,54 denyut/menit. Perbedaan denyut nadi istirahat dengan denyut nadi kerja cukup tinggi yaitu 60,16. Rerata % CVL pekerja adalah 90,86% dengan simpang baku 1,89. Kondisi lingkungan kerja di bagian peleburan logam berada pada garis biru yang berarti waktu kerja yang diijinkan adalah 50% bekerja dan 50% istirahat dilakukan setiap jam supaya pekerjaan dapat berlangsung selama 8 jam sehari. Dapat disarankan untuk mengurangi beban kerja, organisasi kerja perlu diperbaiki misalnya dengan istirahat pendek 5 menit setiap jam/setiap sekali periode peleburan logam dan pada saat istirahat pendek pekerja diberikan minuman berkalori seperti teh manis dan kudapan untuk memenuhi kebutuhan gizi pekerja.
KADAR KOLESTEROL DAN STATUS GIZI PEGAWAI DINAS KABUPATEN KLUNGKUNG Ida Ayu Adhitya Prajadianti; Ni Nengah Ariati; I Dewa Nyoman Sudjana
Jurnal Ilmu Gizi : Journal of Nutrition Science Vol 7, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Denpasar dan DPD PERSAGI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.297 KB) | DOI: 10.33992/jig.v7i1.212

Abstract

Abstract. Adult nutritional status can be monitored simply by using body mass index of nutritional status related to the advantages and disadvantages of weight. Overweight also can affect blood cholesterol levels. (Bannerman, 2005). Food consumption patterns of the community 18% have experienced similar changes with an increase in the popularity of fast food, an estimated 80% of lives could be saved if public consumption consume a complete nutrient content increased. The results of the Ministry of Health survey in the province of Bali to 2013, the data showed 10.5% of adults have a IMT 27 and 4.1% had a IMT ≥ 30 (Kemenkes, 2013). Bali provincial prevalence of overweight in the population above 18 years of age in males at 19.2% and 22.4% in women (Kemenkes, 2012). Data outpatient visits in public hospitals in Klungkung area is obtained most women with a IMT 26 have cholesterol levels of 25.2% and the majority of men with IMT 27 have cholesterol levels by 27.5%. This study have a purpose to get the nutritional status and blood cholesterol levels emplooyees of Klungkung Regency Public Health Department. This type of study is an observational study with cross sectional design. Conducted on 72 samples of employees in Klungkung Regency Public Health Department. This study was conducted in Klungkung Regency Public Health Department in June 2015. Keywords: Nutritional Status (IMT), Total Cholesterol Levels, Employee 
DAMPAK SOSIALISASI TABLET TAMBAH DARAH (TTD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI Ida Ayu Eka Padmiari; Pande Putu Sri Sugiani; Ni Nengah Ariati
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 5 No. 3 (2019): September 2019
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia gizi terutama disebabkan oleh kekurangan zat besi adalah kelainan nutrisi yang paling umum terjadi di negara berkembang dan epidemi. Situasi ini membawa dampak keseluruhan terbesar dalam hal masalah kesehatan. Anemia defisiensi besi sangat rentan terhadap remaja putri karena meningkatnya kebutuhan zat besi selama pertumbuhan. Selain itu, kehilangan darah saat menstruasi juga meningkatkan risiko anemia. Pada wanita usia subur, anemia gizi dikaitkan dengan fungsi reproduksi yang buruk, tingginya angka kematian ibu (10-20% dari total kematian), peningkatan kejadian BBLR (berat bayi <2,5 kg saat lahir), dan gizi buruk intrauterine. Tujuan Umum Mengetahui Dampak Tablet Tambah Darah (TTD) Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Terjadinya Anemia Pada Remaja Putri di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan disain cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Populasi penelitian adalah siswa SMA dan SMK di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria berjumlah 84 siswi. Data diperoleh sejak persiapan dan pelaksanaan diolah dengan program perangkat lunak komputer dengan analisis statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan Tingkat pengetahuan siswi tentang TTD dan anemia sudah sangat baik dimana 25 siswi (29,8%) mempunyai pengetahuan baik, 52 siswi (61,9%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan hanya 7 orang (8,3%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Siswi yang mengalami anemia sebesar 22,6% sedangkan 77,4% tidak anemia dari 84 siswi dan dampak sosialiasasi TTD yang diberikan adalah terjadi penurunan prevalensi dibandingkan data nasional yang awalnya 26,7% menjadi 22,6%.
HUBUNGAN KONSUMSI MAKRONUTRIEN DENGANRESIKO PENUAAN DINI PADA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM LANSIA DI POSYANDU KABUPATEN GANYAR Ni Nengah Ariati; Ni Made Yuni Gumala; Hertog Nursanyoto
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 3 No. 2 (2017): Juni 2017
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lanjut usia merupakan periode terakhir dalam daur kehidupan manusia yang akan dialami oleh setiap orang.Banyak orang menikmati masa tua dengan bahagia, tetapi banyak pula yang mengalami sakit dan sampai meninggal tanpa dapat menikmati masa tuanyaKecepatan prosespenuaanberbeda-bedapada setiap individu. Gizi memegang peranan sangat penting dalamproses tersebut karena masalah kekurangan maupun kelebihangizi sama-sama berdampak pada proses penuaan. Oleh karena itu, gizi seimbang diperlukan bagi lansia untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungankonsumsi makronutrien dengan resiko penuaan dinipada lansiayang mengikuti senam lansia di PosyanduLansiaKabupaten Gianyar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan crossectional yang melibatkan 101 sampel lansia di posyandu lansia Kabupaten Gianyar. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan mulai Juni sampai dengan Nopember 2016. Data meliputi konsumsi makronutrien dan usia sel lansia.Hubungan antar variabel diuji dengan uji statistik chi–squareMantel Haentzel pada tingkat kepercayaan 5%(α = 5%).Hasil analisis membuktikan diantara semua zat gizi makro, konsumsi lemak merupakan faktor resiko yang paling signifikan (OR= 3,66; 95% CI : 1,13–11,84).Disarankanagar kelompok lansia tetap melakukan senam lansia secara rutin dan konsumsi zatgizi seimbang.
Implementation of Ergonomic Elderly Gymnastics Decreases Complaints of Elderly Joint Pain in Peguyangan Denpasar – Bali Ariati Nengah; Padmiari Ida Ayu Eka; Pande Putu Sri Sugiani; Ida Ayu Made Sri Arjani
International Journal of Industrial Engineering and Engineering Management Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/ijieem.v4i1.5582

Abstract

The body change in the elder age, such as regressions in physical, psychological, and social that, can give an impact on health problems. Exercising sports such as elderly gymnastics has been proven to prevent or slow down functional loss. Ergonomic elderly gymnastics can improve physical fitness, improve the body's composition and increase the elderly bone mass had also been applied in Banjar Kepuh Kepuh Peguyangan aimed to reduce pain complaints of the elderly. The implementation of ergonomic elderly gymnastics involves 25 elderly people and pre-elderly. Gymnastics activities were carried out for four weeks with the frequency of exercises three times every week. Pre-data retrieval was carried out before the execution of exercises, and the Post data was taken after four weeks of elderly gymnastics. Data taken include sample identity and pain complaints using the Nordic Body Map questionnaire. The differences between before and after treatment were analyzed by the Different Wilcoxon test at the 5% confidence level (α = 0.05). After regularly exercising for four weeks, there was a decrease in pain complaints by 22.8%, with the category mild pain. The Difference test of Wilcoxon had a significant difference in the sample pain complaints (P <0.05) before and after the execution of gymnastics for four weeks. It was recommended that elderly gymnastics activities be carried out regularly because gymnastics sports positively impact the body's health and fitness.
There Is No Relationship Between The Level Of Zinc Consumption And The Incidence Of Anemia In Female Workers At The Badung Mall, Bali Ida Ayu Eka Padmiari; Ni Nengah Ariati; G A Dewi Kusumayanti; Pande Putu Sri Sugiani
International Journal of Health Engineering and Technology Vol. 2 No. 1 (2023): IJHET MAY 2023
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.151 KB) | DOI: 10.55227/ijhet.v2i1.143

Abstract

Women workers are included in the group of women of childbearing age  who are prone to health problems due to the low intake of nutrients consumed. The low intake of nutrients consumed and the bleeding experienced during menstruation can affect hemoglobin levels and productivity in workers. The health problem that is often experienced by female workers is anemia. Anemia is a condition where the level of hemoglobin in the blood is below the normal value. This study aims to determine the relationship between the level of consumption of micronutrients (iron, zinc, folic acid, and vitamin C) with the incidence of anemia in female workers at Mall Badung. The research design used was cross-sectional with a sample of 35 female workers at Mall. The data taken were Hb levels using the easy touch tool, and food intake data obtained using a 24-hour recall form. Data analysis used the Pearson Product Moment Correlation and Spearman Rank Correlation tests. The results showed that the proportion of anemia was 22,9%. The average Hb level obtained was 13,8 g/dL. The average level of consumption of iron (86,2%), zinc (80,6%), folic acid (84,9%), and vitamin C (93,7%). Based on the results of the correlation test showed that there was a significant relationship between the level of iron consumption (p-value = 0,000), folic acid (p-value = 0,009), and vitamin C (p-value = 0,026) with the incidence of anemia in female workers and there was no relationship between levels of consumption of zinc (p-value = 0,601) with the incidence of anemia in female workers..
Hubungan Tingkat Konsumsi Protein, Zat Besi, dan Vitamin C Terhadap Siklus Menstruasi Remaja di Sai Study Group Denpasar Ni Ketut Rani Arisanti; Ni Nengah Ariati; Ni Made Yuni Gumala
Jurnal Ilmu Gizi : Journal of Nutrition Science Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar dan DPD PERSAGI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jig.v12i2.2132

Abstract

Siklus menstruasi adalah waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi berikutnya. Faktor yang berpengaruh pada ketidakteraturan siklus menstruasi yaitu gangguan hormonal, psikis, status gizi, tingkat konsumsi, tingkat stress, dan aktivitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan tingkat konsumsi protein, zat besi, dan vitamin C terhadap siklus menstruasi pada remaja di Sai Study Group Denpasar. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross-sectional. Jumlah sampel yang terlibat sebanyak 31 orang dengan kriteria yaitu remaja putri yang tergabung dalam Sai Study Group Denpasar, sudah mengalami menstruasi, dan bersedia menjadi sampel. Data tingkat konsumsi protein, zat besi, dan vitamin C diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan formulir re-call 2 × 24 jam dan data siklus menstruasi melalui wawancara menggunakan kuisioner. Untuk mengetahui hubungan antara variabel digunakan uji statistik korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan rata-rata tingkat konsumsi protein tergolong sangat kurang (58,5%). Rata-rata tingkat konsumsi zat besi dan vitamin C tergolong kurang (45,0%) dan (31,6%). Siklus menstruasi remaja di Sai Study Group Denpasar tergolong polimenore (3,2%), normal (58,1%), dan  oligomenore (38,7%). Terdapat hubungan antara tingkat konsumsi protein dan zat besi terhadap siklus menstruasi dengan (α0,05) dan tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi vitamin C terhadap siklus menstruasi (α0,05). Disarankan kepada remaja di Sai Study Group Denpasar untuk meningkatkan konsumsi makanan sumber zat gizi khususnya protein, zat besi, dan vitamin C. 
ANALISIS BIAYA MAKAN DAN BIAYA SISA MAKANAN PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT ( LITERATUR REVIEW ) Dyah Octavia Rizky; Ida Ayu Eka Padmiari; Ni Nengah Ariati
Jurnal Ilmu Gizi : Journal of Nutrition Science Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Denpasar dan DPD PERSAGI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33992/jig.v12i1.1587

Abstract

Food cost is the cost required to provide food which is obtained based on the total costs incurred divided by the number of servings of food and the number of consumers served. Food waste is the number of dishes that are not eaten, which occurs because the leftovers served are not consumed. The food waste costs is calculated by knowing the amount of food waste from the patient and then compared with the cost of food per serving. The purpose of this study was to analyze of food cost and food waste cost in hospitalized patients. The independent variable in this study is food cost and the dependent variable is food waste cost. This research is a literature review conducted in May 2021 by searching the database on Google Scholar and Research Gate then classifying the literature according to inclusion criteria and analyzing it based on existing theory. The research subjects are patients who are hospitalized, male and female, with an age range of 0-65 years. The research data includes subject criteria (gender, age), food costs, food waste and food waste cost of patients in hospital. Based on the results of the literature review, there are 4 literatures of food cost, the lowest is in the VIP Room of RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang is Rp. 21,634,- while the highest is in Class III Inpatient at the Mataram City Hospital of Rp. 70,366,-. There are 7 literatures that show of food waste in hospitalized patients, the average food waste is 58.25% with the highest is 100%. There are 5 literatures that describe food waste cost with the highest is Rp. 560,000,- in Sidoarjo City Hospital and the lowest is Rp. 9,530, - in schizophrenia patients at Prof.. Dr. Soerojo Magelang Psychiatric Hospital. There are 4 literatures that state the relationship between food costs and food waste costs.Keywords: food costs, food waste and food waste costs