Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DAMPAK PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP MEANING OF LIFE REMAJA Afdal; Roni Yunasril; Shinta Mecha Lestari; Silvia Adila Nusa; Annisa Fortuna Ramadhani; Denia Syapitri
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 8 No 02 (2021): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.082.07

Abstract

Pada umumnya konflik selalu terjadi dalam kehidupan rumah tangga, namun konflik yang terjadi merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya perceraian. Perceraian tidak hanya berdampak bagi yang bersangkutan (suami istri), namun juga melibatkan anak khususnya yang memasuki usia remaja. Remaja yang orangtuaya bercerai akan mempengaruhi makna hidupnya. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan proses dalam pencarian jati diri mereka dan dimasa inilah ditentukan masa depan dari seorang remaja tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran dari makna hidup remaja yang menjadi korban dari perceraian kedua orangtua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk melihat dan mendeskripsikan makna hidup remaja yang menjadi korban dari perceraian kedua orangtua. Penelitian ini dilakukan terhadap 4 orang remaja wanita yang orangtuanya bercerai (umur rata-rata 16-18 tahun; berstatus pelajar) melalui wawancara. Data dianalisis dengan model interaktif yang terdiri dari tiga langkah diantaranya rediksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat informan memiliki pandangan positif dan dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian memilukan mengenai perceraian orangtuanya. Meskipun para informan memiliki masa lalu yang kurang baik, dikarenakan mereka mencari pelarian untuk mendapatkan kebahagiaan yang tidak mereka dapatkan di rumah. Positifnya, para informan mampu belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu dan memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terkait dengan temuan ini, para orangtua yang sudah bercerai namun memiliki anak dari hasil pernikahannya, disarankan untuk tetap dan lebih memberikan perhatian, kasih sayang dan kebutuhan anak. Agar anak tetap merasa berharga dan tidak terjerumus dalam hal-hal negatif. Kepada informan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kerukunan dalam hubungan dengan keluarga dan orang sekitar dengan harapan dapat meningkatkan kebermaknaan hidup pada remaja yang menjadi korban perceraian dari orangtuanya. Konselor juga memiliki peran dalam meminimalisir dampak yang akan terjadi akibat perceraian orangtua bagi remaja, terutama dampak negatif agar membantu remaja untuk dapat memahami kebermaknaan hidup. Layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat diberikan yaitu layanan informasi dan layanan konseling individual. Kata kunci: makna hidup, perceraian, remaja Abstract In general, conflict always occurs in domestic life, but the conflict that occurs is one of the triggering factors for divorce. Divorce does not only affect the person concerned (husband and wife), but also involves children, especially those entering their teens. Adolescents whose parents are divorced will affect the meaning of their lives. This is because adolescence is a process in the search for their identity and it is at this time that the future of a teenager is determined. This study aims to find out how the description of the meaning of life for teenagers who are victims of the divorce of their parents. The method used in this study is a qualitative descriptive method. This method is used to see and describe the meaning of life for teenagers who are victims of the divorce of their parents. This research was conducted on 4 young women whose parents divorced (mean age 16-18 years; student status) through interviews. The data were analyzed using an interactive model consisting of three steps including data rediction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that the four informants had a positive view and could take lessons from every heartbreaking incident regarding their parents' divorce. Although the informants have a bad past, because they are looking for an escape to get happiness that they don't get at home. Positively, the informants are able to learn from past mistakes and have the desire to become a better person. Related to this finding, parents who are divorced but have children from their marriage are advised to stay and pay more attention, affection and children's needs. So that children still feel valuable and do not fall into negative things. To informants to be able to maintain and improve harmony in relationships with family and people around in the hope of increasing the meaning of life in adolescents who are victims of divorce from their parents. Counselors also have a role in minimizing the impact that will occur due to parental divorce for adolescents, especially the negative impact in order to help teenagers to be able to understand the meaning of life. Guidance and Counseling services that can be provided are information services and individual counseling services. Keywords: divorce, meaning of life, youth
ANALISIS MEANING OF LIFE ORANG YANG SEMBUH COVID-19 Afdal Afdal; Nurhayati Nurhayati; Winda Putri Amevi; Yola Risma Andini; Yona Amanda; Wiwin Andriani; Denia Syapitri
JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING AR-RAHMAN Vol 8, No 1 (2022): June
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.527 KB) | DOI: 10.31602/jbkr.v8i1.5835

Abstract

Pandemi covid-19 memberikan banyak dampak bagi kehidupan secara fisik maupun psikologis dalam jangka waktu yang berkepanjangan, khususnya terhadap orang yang sembuh dari covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis meaning of life orang yang sembuh covid-19. Subyek dalam penelitian ini adalah orang yang sembuh dari covid-19 yaitu berjumlah 4 orang yaitu 1 orang perempuan berusia 23 tahun, dan 3 orang laki-laki berusia 23 tahun, 25 tahun serta 22. Instrumen yang digunakan adalah wawancara dan observasi, yang mana data dianalisis secara kualitatif. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang sembuh dari covid-19 mengalami gangguan secara psikologis, seperti stress, adanya kekhawatiran dan rasa takut yang berlebihan serta merasa buruk dalam kehidupan maupun secara fisik, seperti tidak mau makan. Namun demikian, dengan adanya dukungan sosial dari keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar yang telah peduli, membuat subyek merasa bahwa kehidupannya lebih bermakna terutama setelah dinyatakan sembuh dari covid-19 sehingga subyek tetap semangat dan semakin termotivasi untuk dapat hidup dalam keadaan normal seperti sebelumnya.Selain itu, orang yang sembuh dari covid-19 menyadari tentang pentingnya makna hidup untuk menjalankan hidup normal tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku terkhusus kesehatan dan ajaran agama. Oleh sebab itu, partisipasi dari semua komponen masyarakat sangat dibutuhkan, seperti peran orangtua,keluarga, dan konselor serta lembaga masyarakat lainnya.
Assertive Student Victims of Domestic Violence: Basic Qualitative Analysis From Guidance and Counseling Perspective Afdal Afdal; Adhilla Meynia; Dini Fitriani Rahmawati; Miftahul FIkri; Denia Syapitri; Rezki Hariko
Indigenous Vol 7, No 3 (2022): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v7i3.18838

Abstract

Abstract. Domestic Violence is mostly experienced by women and children. Victims of domestic violence will be moody, quiet, aggressive, and tend to have less assertive behavior. Assertive behavior is the ability to convey what you want, feel, and think to others openly and honestly without intending to offend. This study aims to determine the description of assertive behavior in child victims of domestic violence. The study was conducted on 4 student victims of domestic violence (4 girls; aged 17-19 years; student status, students, and private employees) through observation and interviews with data reduction analysis, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the assertive behavior of children, as the victims of domestic violence, was equally low indicated by the request to convey rights, rejection of invitations, self-expression, giving praise to people, and taking part in the conversation. The difference, however, is found in the aspect of rejection, subjects DFS, IR, P are better than subject C. To increase assertive behavior in children who are victims of domestic violence, an exercise to communicate assertively at home for children and parents is needed so that children and parents can improve their ability to control emotions, hence minimizing the mistreatment of children. Therefore, the role of Guidance and Counseling is very much needed through information services and content mastery. The material that can be given is the application of assertiveness on daily basis to children as victims of domestic violence.Keywords: assertive; children victims of domestic violence; perspective of guidance and counseling.
KEMAMPUAN RESILIENSI: STUDI KASUS DARI PERSPEKTIF IBU TUNGGAL Afdal Afdal; Velya Ramadhani; Siti Hanifah; Miftahul Fikri; Rezki Hariko; Denia Syapitri
Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen Vol. 15 No. 3 (2022): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24156/jikk.2022.15.3.218

Abstract

This study aims to determine the resilience of single parent mothers in life. The study was conducted on 3 widows (1 divorce alive and 2 death divorced, aged 44-70 years) through observation and interviews with data reduction analysis, data presentation and conclusion. The results showed that the overall resilience of single parent mothers was low, seen from each aspect. However, DAS subjects have good resilience compared to RN and SW subjects, because DAS is elderly, single parent status is divorced, has long lost and is used to living alone. Meanwhile, the subjects RN and SW were single parents, divorced and felt traumatized when they got married. Based on the results of the study, especially for single mothers with new statuses and conditions, this is not a reason to give up facing a problem. The surrounding community is expected to pay more attention to the condition of single mothers, especially single mothers who have a level of economic difficulty and bear a lot of burdens. Not only that, counselors also have an important role in increasing single mother resilience so that the psychological impact of carrying out a new status as a single mother can be minimized.
MEMANFAATKAN SOLUTION-FOCUSED BRIEF THERAPY DALAM PERAWATAN KECANDUAN NARKOBA PADA REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH: MEMBERDAYAKAN REMAJA DALAM PEMULIHAN Denia Syapitri; Netrawati Netrawati; Zadrian Ardi
Consilium: Education and Counseling Journal Vol 3 No 1 (2023): EDISI MARET
Publisher : Biro 3 Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Abduracman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/consilium.v3i1.3372

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat Solution-Focused Brief Therapy dalam penanganan kecanduan narkoba pada remaja putus sekolah. Metode yang digunakan untuk pengkajian ini adalah studi literatur yang bersumber dari catatan, buku, makalah atau artikel, jurnal terkait kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, remaja putus sekolah, dan terapi singkat yang berfokus pada solusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Solution-Focused Brief Therapy berpotensi untuk digunakan dalam pengobatan kecanduan narkoba pada remaja putus sekolah untuk memberdayakan remaja dalam pemulihan. Hal ini karena SFBT menggunakan serangkaian strategi tertentu untuk membuat penyesuaian kecil yang menguntungkan yang kemudian mengalir ke seluruh sistem klien untuk menghasilkan perubahan yang lebih signifikan dan tahan lama. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa remaja yang sudah putus sekolah dapat menggunakan pendekatan ini dengan bantuan seorang konselor. Teknik yang dapat digunakan seperti kalimat pengecualian, pertanyaan ajaib, pertanyaan skala, metode untuk mengalokasikan tugas ke sesi utama, dan terapi umpan balik/pujian klien.