Articles
Model supervisi klinis berfokus multikultural: supervisi hubungan interpersonal konselor dan staf kependidikan
Hariko, Rezki;
Rachmawati, Indriyana
TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 1, No 3 (2018): TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI Jakarta & Ikatan Konselor Indonesia (IKI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26539/1362
Kolaborasi kinerja antara konselor dengan guru atau staf kependidikan sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa. Kolaborasi yang terjalin ini perlu disupervisi, salah satunya dengan menggunakan supervisi klinis berfokus multibudaya. Kegiatan supervisi ini menekankan pada aspek menyadari akan perbedaan budaya yang dapat muncul antara supervisor dan supervisee yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan supervise. Seorang supervisor perlu menyadari tentang bias persepsi yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan supervisi. Supervisor seyogyanya reaktif terhadap keragaman budaya dalam melaksanakan kegiatan supervisi yang ditunjukkan melalui pengakuan perbedaan budaya antara supervisor dan supervisee, memahami kekuatan perbedaan dan memulai diskusi mengenai keragaman. Supervisor juga mesti menyadari hambatan dalam supervisi multikultural, diantaranya yaitu: bias persepsi dan kurangnya pelatihan supervisi.
KONSELING HUMANISTIK: SEBUAH TINJAUAN FILOSOFI
Zulfikar, Zulfikar;
Hariko, Rezki;
Muwakhidah, Muwakhidah;
Aritonang, Nikon
JURNAL KONSELING GUSJIGANG Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Konseling Gusjigang Juni 2017
Publisher : Universitas Muria Kudus
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (374.776 KB)
|
DOI: 10.24176/jkg.v3i1.1655
It self counseling humanistic philosophy emphasizing musings about what it means to be human. Humans have the ability to think consciously and rationally in controlling biological desires, as well as in achieving their maximum potential. humans are responsible for their own life and actions and have the freedom and ability to change their own attitudes and behavior. Humanistic approach to counseling techniques do not have a strictly defined. In the existential-humanistic counseling main concern is to do with the client. The counseling process with the humanistic approach very concerned of the therapeutic relationship by seeing the counselor and client as a human being. The process and results of the intervention counseling humanistic aspects are very related and complementary. The goal of counseling is to make the client aware of its existence in an authentic manner. Broadening the client's self-awareness in order to take a free choice and responsibility. Helping clients to be able to deal with anxiety in connection with the decision of his choice and accept the fact that he is more than just victims of forces influence from outside himself. The point is how a counselor could humanize by exploiting all the potential that is in him.
Pengembangan Perilaku Prososial Siswa Melalui Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Rezki Hariko
Seminar Konseling 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan UNP
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Setiap siswa berpotensi untuk bersikap dan bertingkah laku dengan baik dan sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku di lingkungan sosial. Berbagai bentuk pola tingkah laku positif pada siswa lebih lanjut dikembangkan melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah.
Salah satu tingkah laku positif yang perlu dikembangkan guna mencapai penyesuaian sosial yang baik yakninya tingkah laku prososial; istilah yang diciptakan oleh para ilmuwan sosial sebagai lawan kata anti sosial. Aspek ini mencakup berbagai tindakan yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan terhadap satu atau lebih orang lain selain diri individu yang membantu. Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa eksistensi perilaku prososial pada individu berkorelasi positif dengan kesehatan dan aktifitas fisik, peningkatan minat dan hasil belajar, serta berhubungan negatif dengan sejumlah perilaku antisosial, perilaku menyimpang dan emosi negatif. Terkait dengan hal tersebut, bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian integral dari proses pendidikan memiliki peran yang sangat signifikan dalam membantu siswa mengembangkan perilaku prososial. Upaya mewujudkan perilaku prososial tersebut dapat diselenggarakan guru BK/konselor melalui berbagai jenis dan format layanan, dengan mengembangkan motif-motif yang melandasinya; empathic concern dan moral reasoning.
Peran Konselor dalam Meningkatkan Disiplin Siswa: Tinjauan Berdasarkan Persepsi Siswa
Agustina, Lia;
Daharnis, Daharnis;
Hariko, Rezki
JURKAM: Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 3 Nomor 1 Februari 2019
Publisher : STKIP Andi Matappa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (472.713 KB)
|
DOI: 10.31100/jurkam.v3i1.266
Disiplin didefinisikan sebagai sikap mental yang menggambarkan ketaatan, kerelaan, kesadaran dan tanggung jawab individu maupun kelompok untuk melakukan tugas dan kewajiban berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati. Sebagai aspek penting yang mesti dimiliki oleh setiap siswa, peran konselor sangat diperlukan bagi pengembangan dan/atau peningkatan disiplin siswa. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa tentang peran konselor dalam meningkatkan disiplin siswa. Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Data penelitian diperoleh setelah 246 siswa SMAN 1 Lintau, Sumatera Barat, menyelesaikan skala pengukuran persepsi siswa tentang peran konselor untuk meningkatkan disiplin siswa yang disusun berdasarkan model skala Likert. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Kesimpulan dari penelitian adalah siswa berpersepsi bahwa konselor belum berperan secara optimal dalam meningkatkan disiplin siswa.
Reviewing the role of families in student career planning
Hariko, Rezki;
Anggriana, Tyas Martika
Konselor Vol 8, No 1 (2019): KONSELOR
Publisher : Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (586.885 KB)
|
DOI: 10.24036/0201981102526-0-00
Mistakes in choosing a career and work are very common phenomena occurring in individuals today. This is generally an estuary from not implementing a good career plan, starting from an early age to the process of education in college. Career plan needs to be done early by each individual so that they have the ability to understand information about themselves, information about career goals and realistic reasoning in understanding their own information and career goals. This research is a library research, by searching, reading, studying, and analyzing the content of books and supported by various literature related to them. Based on the research concluded that parents are one of the external factors that carry a large role in providing social support for the development of individual career plan. In particular, parents play a role in providing social support in the form of emotional, appraisal, informational and instrumental support.
Factors Affecting Student’s Burnout In Online Learning
Rahmi Dwi Febriani;
Triyono Triyono;
Rezki Hariko;
Verlanda Yuca;
Elrisfa Magistarina
Jurnal Neo Konseling Vol 3, No 3 (2021): Jurnal Neo Konseling
Publisher : Universitas Negeri Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24036/00567kons2021
The Pandemic of Corona Virus Disease (Covid-19) has a significant impact on various sectors of life, including the education sector.The learning process, which was initially carried out in person or face-to-face, is now carried out online.This virtual learning implementation has a negative impact on students' psychology, one of which is the burnout study.Several research results show that many students have difficulty understanding the material provided online, the task demands are high, and cannot interact directly with friends and lecturers.Furthermore, this increases the burnout of the study in students and causes the lecture process to be not optimal.Burnout study is a condition in which an individual feels physically and emotionally exhausted, causing boredom in learning, indifference to academic assignments, lack of motivation, laziness, and decreased learning achievement.Current research uses literature review by looking for theoretical references that are relevant to the problems found.
Hubungan kontrol diri dengan perilaku bullying siswa
Salmi Salmi;
Rezki Hariko;
Afdal Afdal
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Universitas PGRI Madiun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (419.778 KB)
|
DOI: 10.25273/counsellia.v8i2.2693
Perasaan aman dan nyaman berada di sekolah sangat dibutuhkan oleh setiap siswa untuk menunjang pengembangan potensinya. Fenomena yang terjadi terdapat beberapa siswa yang mengalami kekerasan di sekolah berupa perilaku bullying. Kemunculan perilaku ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu kontrol diri. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kontrol diri dan perilaku bullying siswa, serta menguji hubungan kontrol diri dan perilaku bullying siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan korelasional dengan subjek penelitian 47 siswa. Penelitian menggunakan instrumen angket yang disusun dengan meggunakan model skala likert. Data diolah dengan teknik statistik deskriptif dan untuk uji korelasi kedua variabel digunakan rumus product moment correlation. Hasil penelitian mengungkapkan terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku bullying siswa. Feelings of comfort and secure in the school is needed by every student to support the development of potentialities. The phenomenon that occurs there are some students who experienced violence in schools in the form of bullying behavior. The appearance of this behavior can be caused by various factors, one of which is self-control. The study aims to describe self-control and bullying behavior of students, as well as to examine the relationship of self-control and student bullying behavior. This research is a descriptive and correlational research with subject of research of 47 students. The research used questionnaire instrument that was prepared using Likert scale model. Data is processed by descriptive statistical techniques and for the correlation test of both variables used product moment correlation formula. The results revealed there was a significant relationship between student’s self-control and bullying behavior.
HELPING RELATIONSHIP BETWEEN COUNSELOR AND CLIENT (STRUCTURING, TRANSFERANCE, COUNTERTRANFERENCE)
Lika Lika;
Yeni Karneli;
Rezki Hariko
Widyagogik Vol 9, No 2 (2022): Widyagogik
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21107/widyagogik.v9i2.14401
Human relationships have very many elements of aid. This is very much needed because of various conditions such as experiencing dilemmas, disputes, and crises felt by individuals who need immediate help. The success of counseling is largely determined by the effectiveness of a counselor in using various techniques to help individuals who have problems. Therefore, a counselor should be able to explore and apply various techniques in creating a relationship between the counselor and his client.
Ilmu Bimbingan dan Konseling, Nilai dan Kesejahteraan Individu: Studi Literatur
Rezki Hariko
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2016): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (422.891 KB)
|
DOI: 10.29210/116000
Ilmu bimbingan dan konseling didefiniskan sebagai suatu kajian komprehensif tentang prosedur atau langkah-langkah pemberian bantuan terhadap individu (klien) dalam upayanya untuk mengembangkan diri, mengentaskan permasalahan dan tujuan-tujuan khusus lainnya. Hubungan ilmu bimbingan dan konseling dengan nilai-nilai kemanusiaan menimbulkan banyak konsekuensi terhadap kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bimbingan dan konseling terkait erat dengan kesejahteraan manusia sebagai tujuan utama kehidupan individu yang tidak dapat terlepas dari nilai-nilai yang berlaku dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang berbudaya. Penerapan dan pengembangan keilmuan bimbingan dan konseling hendaknya senantiasa mempertimbangkan aspek-aspek nilai yang dianut oleh individu, yang dirumuskan dalam kode etik suatu profesi atau keilmuawan.
Analisis Kritik Terhadap Model Kipas; Konseling Intensif Progresif Adaptif Struktur
Rezki Hariko;
Ifdil Ifdil
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 5, No 2 (2017): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (567.87 KB)
|
DOI: 10.29210/120500
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen integral dalam pendidikan yang eksistensinya dari waktu ke waktu semakin dibutuhkan. Sayangnya, pelaksanaan bimbingan dan konseling selama ini masih mengadopsi secara membabi-buta rumusan yang dibuat oleh para ahli yang berlandaskan pada falsafah Barat. Konseling Intensif Progresif Adaptif Struktur (KIPAS) yang dikreasikan oleh Andi Mappiare-AT muncul sebagai salah satu dari sedikit jenis bimbingan dan konseling yang berlandaskan pada budaya Nusantara. Fokus penulisan artikel ini mencakup deskripsi dan analisis kritis terhadap Model KIPAS; uraian tentang kontribusi Model KIPAS terhadap pengembangan diri dan penyelesaian masalah konseli, dan kontribusi terhadap citra konseling Indonesia. Basis budaya yang diusung oleh Model KIPAS menjadi keunggulan utama model ini, menjadikannya sangat efektif untuk diaplikasikan dalam pelayanan bimbingan dan konseling Indonesia. Disamping itu, terdapat beberapa kritikan terhadap Model KIPAS, khususnya terkait dengan masih minimnya kajian mendalam tentang karakteristik manusia Indonesia, dan “pemangkasan” tahapan konseling. Sebagai model yang berbasis pada budaya bangsa, Model KIPAS perlu mendapat dukungan dan upaya pengembangan lebih lanjut dari segenap praktisi dan akademisi bidang bimbingan dan konseling.