Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : VISIKES

JENIS KELAMIN, USIA DAN PENDIDIKAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET PADA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG Sylvia Anjani; Enny Rachmani; Fitria Wulandari; Faik Agiwahyuanto
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 20, No 2 (2022): VISIKES (SUPLEMEN)
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v20i2Supp.5921

Abstract

Semarang Smart City merupakan perbaikan layanan di semua sektor termasuk sektor kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan dikembangkannya sistem informasi kesehatan. Menurut APJII, jumlah pengguna internet di Indonesia untuk tenaga kesehatan masih sangat rendah sebesar 0,1%. Keberhasilan penerapan teknologi dan informasi perlu diimbangi dengan kemampuan yang dimiliki petugas kesehatan. Maka perlu kita mengetahui hubungan jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan dengan penggunaan internet pada tenaga kesehatan di PuskesmasKota Semarang. Jenis penelitian kuantitatif dengan uji statistik chisquare. Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan (medis dan penunjang medis) di Puskesmas Kota Semarang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 397 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitianmenunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara jeniskelamin dengan perilaku penggunaan internet dengan mobilephone (pv=0,021) dan komputer (pv=0,028), terdapat hubungan yang signifikat pula tingkat pendidikan dengan perilaku penggunaan internet dengan mobile phone (pv=0,004) dan komputer (pv=0,000), namun tidak ada hubungan yang signifikanantara usia dengan penggunaan internet dengan mobile phone (pv=0,841) dan komputer (pv=0,136). Ketersediaan internet dikantor dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya untuk mendukung pelayanan kesehatan bukan untuk mengakses hiburan yang dapat berdampak pada produktifitas kerja. Selain itu, diperlukan upaya peningkatan literasi teknologi informasikomunikasi pada tenaga kesehatan.
Hubungan perilaku hidup sehat orang tua balita dengan literasi KMS (Kartu Menuju Sehat) sebagai sumber informasi tumbuh kembang balita Dyah Ernawati; Faik Agiwahyuanto
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 18, No 2 (2020): VISIKES (SUPLEMENT)
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.952 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v18i2.3672

Abstract

Masa tumbuh kembang anak adalah suatu masa dimana anak tersebut mencapai tinggi badan, berat badan, dan perkembangan dari sisi motorik kasar serta halus secara optimal. Masa tumbuh kembang anak ada di usia 0-5 tahun, usia keemasan (the golden ages period). Hal ini penting, karena termasuk dalam 1000 hari kehidupan pertama. Dalam rangka pemenuhan gizi balita, maka dibentuklah Posyandu sebagai sarana untuk memantau tumbuh kembang anak serta tempat untuk memberikan pemberian makanan tambahan dan pemberian vitamin. Untuk itu  maka penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan literasi KMS dengan perilaku sehat orang tua balita.Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yaitu menggunakan kuesioner untuk mengetahui budaya perilaku hidup sehat orang tua, dan literasi buku KMS. Selanjutnya dilakukan dilakukan pelatihan literasi buku KMS dan perilaku hidup sehat. Hasil kuesioner dianalisis secara kuantitatif.Hasil penelitian bahwa Sig literasi KMS pada perilaku hidup sehat orang tua = 0,000 < 0,05 dan Sig perilaku hidup sehat orang tua pada literasi KMS =0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak artinya Ada korelasi/ hubungan antara Literasi KMS dan Perilaku hidup sehat orang tua.Ibu dengan balita dianjurkan untuk memperbarui data di KMS setiap bulan dengan membawa balita ke posyandu untuk ditimbang. Dengan memantau pertumbuhan anak melalui KMS ini, dokter dapat menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan sehingga dapat didagnosis dan ditangani lebih dini. Kata Kunci: KMS, Perilaku Sehat Orang Tua, Balita, Posyandu
PENYEBAB PERBEDAAN TARIF INA-CBGs PADA KASUS SECTIO CAESAREAN DENGAN INDIKASI MALPRESENTASI DI RSUD TUGUREJO KOTA SEMARANG TAHUN 2018 Faik Agiwahyuanto; Indriati - -
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 19, No 01 (2020)
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.424 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v19i01.3775

Abstract

Caesarean sectio action was a surgical activity carried out through the slicing of the abdominal wall which will later be used to remove the fetus. Based on the results of the initial survey, it shows that the percentage rate in one year in caesarean sectio at Tugurejo Regional Hospital Semarang is 29%, it shows that the percentage of caesarean sectio measures has not met the WHO standard of 5-15% in one year. Caesarean sectio was performed based on medical indications, in Semarang Tugurejo Regional Hospital there were 39 indications of malpresentations that were carried out by sectional caesarean actions 2018. The research design wass descriptive study with an observation method on the DRM and the patient claim result sheet for Caesarean section. Data collection techniques using documentation. Data sources use secondary data. Data samples were 39 cases of caesarean sectio with indication of malpresentation. Data analysis uses univariate or percentage techniques. The results of the study were the rates of INA-CBGs in caesarean sectio patients affected by primary diagnoses, secondary diagnoses, and actions that can affect the INA-CBGs code on severity level or severity of patients, and the class of patient care while supporting examinations do not affect INA-CBGs rates in a manner live.Keywords: Causing, difference, tariffs INA-CBGs, Sectio Caesarean,Malpresentations
PATIENT CLAIM FINANCING AT RSUP DR. KARIADI SEMARANG DURING THE COVID-19 PANDEMIC Faik Agiwahyuanto, S.Kep.,M.Kes; Evina Widianawati; Widya Ratna Wulan; Via Ayusasmita; Deddy Setiadi
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 21, No 1 (2022): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v21i1Supp.5819

Abstract

RSUP Dr. Kariadi Semarang sees both outpatients and inpatients to assess their health status and condition. Patient's health status and condition are classified into two groups: comorbid and co-incident. Patient claims are funded based on status and health conditions of comorbid and co-incident patients. The objectives this research is to know about the patient claim financing procedures of RSUP Dr. Kariadi Semarang during covid-19 pandemic. This research is descriptive qualitative using phenomenological. Primary data sources quotations were chosen using either purposeful sampling or criterion-based selection. The research informants are the primary informants. Informants are Hospital's first primary informant, the Coordinator of Coding Casemixes, and the second primary informant, the Nurse Coordinator of the Covid-19 Handling Room, as well as the first triangulation informant, the Head of the Medical Record Unit, and the second triangulation informant, the Head of the Covid-19 Handling Task Force. Interviews is methods for gathering data. Source triangulation is used for data triangulation. Data analysis using flow model of analysis and interactive analysis model. The result of this research are covid-19 with comorbidity or covid-19 with co-incident in patients because the guarantor is different, the case will be entered twice if it is a co-incident. If the condition is comorbid, the claim is handled separately. Previously, a claim was made for the covid-19 case, and if the covid-19 case was completed but the comorbidities persisted, the guarantor was changed from the Ministry of Health to BPJS Health. The conclusion is during the covid-19 pandemic, the procedures of RSUP Dr. Kariadi Semarang's patient claim financing process are two, such as the guarantor from the Ministry of Health and BPJS Health. Keywords: Patient claim, financing, process 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PRAKTIK VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017-2018 Faik Agiwahyuanto
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 17, No 01 (2018): APRIL 2018
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.553 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v17i01.1858

Abstract

ABSTRACT: Adolescence is a time of growth or the transition from childhood to time up, this is known by the term puberty, this occurs at 9-15 years age. Symptoms arising in puberty is menstruation. Vulva hygiene is an act which by woman to keep the health and cleanliness of her vulva area. The patterns and habits of students in Semarang SMP 25 do not yet controlled by vulva hygiene school parties, while the school has been doing its job to provide reproductive health education about vulva hygiene, but has never carried out an evaluation of the knowledge students to do vulva hygiene during menstruation.The purpose of this research is to know the level of vulva hygiene practice upon knowledge of menstruation.Population studies 128 respondents, with sampling stratified random sampling, so retrieved 97 respondents. Engineering data collection using primary data and secondary data. The research results of 97 students of class VIII SMP 25 Semarang in obtaining results from the 72 respondents (74,2%) in both the category and the category quite 25 respondents (16%).Conclusions in this study is that most students of class VIII in SMP 25 Semarang have good knowledge about the practice (74,2%) vulva hygiene during menstruation. The advice of the author is respondents are expected to apply the vulva hygiene while mestruating regularly and properly.Keywords: knowledge, adolescence, vulva hygieneABSTRAK: Masa remaja adalah masa pertumbuhan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa ke atas, hal ini dikenal dengan istilah pubertas, ini terjadi pada usia 9-15 tahun. Gejala yang timbul saat pubertas adalah menstruasi. Vulva hygiene adalah tindakan yang dilakukan oleh wanita untuk menjaga kesehatan dan kebersihan area vulvanya. Pola dan kebiasaan siswa di SMP Negeri 25 Semarang belum dikendalikan oleh pihak sekolah kebersihan vulva, sementara sekolah telah melakukan tugasnya untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi tentang kebersihan vulva, tetapi belum pernah melakukan evaluasi terhadap pengetahuan siswa untuk melakukan kebersihan vulva selama menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat praktik kebersihan vulva pada pengetahuan menstruasi. Studi populasi 128 responden, dengan pengambilan sampel stratified random sampling, sehingga diambil 97 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian 97 siswa kelas VIII SMP 25 Semarang dalam memperoleh hasil dari 72 responden (74,2%) baik dalam kategori maupun kategori cukup 25 responden (16%). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa sebagian besar siswa kelas VIII di SMP 25 Semarang memiliki pengetahuan yang baik tentang praktik (74,2%) kebersihan vulva selama menstruasi. Saran dari penulis adalah responden diharapkan untuk menerapkan kebersihan vulva saat berjajar secara teratur dan benar.Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Kebersihan Vulva
Perbedaan Sistem Pelayanan Medis Dokter dengan Standar INA-CBGs (Studi Kualitatif Pasien Ketuban Pecah Dini di RS X) Faik Agiwahyuanto
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 16, No 1 (2017): VisiKes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (865.343 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v16i1.1855

Abstract

BPJS (Social Insurance Administration Agency) Health will pay the irst-level health facilities with capitation. For advanced level referral health facilities, Health BPJS pay package system Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs). INA-CBGs system is a classiication of patient care episode that designed to create classes that are relatively homogeneous in terms of resources used and contained patients with similar clinical characteristics. Hospitals will receive payments based on the average amount spent on a group diagnosis.This was qualitative study. The informants were 6, devided into 3 person as main informants and 3 triangulation informant, they were selected by snowball sampling techniques. The indepth interview data was transcripted in March 2016 then analyzed by the content analysis.Diferent diagnoses and medical procedures for standard medical services of doctors in hospitals with INA-CBGs standards, for example, premature infarction (KPD) should be performed by Sectio Caesarea (SC) up to 6 hours while INA-CBGs for early SC delivery within 24 hours. The hospital needs to increase the number of coding teams, hospital veriiers, and BPJS officer, and monitor and evaluate doctors, medical records, and hospital internal veriiers by clinical micro system under SIM-RS and coding units.Keywords: medical diagnosis, INA-CBGs, Premature rupture of membranes.
KEAMANAN DAN KERAHASIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS BAGIAN FILING RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2020 Sylvia Anjani; Zaenal Sugiyanto; Faik Agiwahyuanto; Layla Nur Azizah; Fitria Wulandari
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 21, No 2 (2022): VISIKES
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/visikes.v21i2Supp.6683

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan pengamatan awal masih ditemukan petugas selain rekam medis atau selain petugas filing yang masuk ke ruang filing. Pada pintu filing yang menuju ke bagian pendaftaran pintu tidak terkunci. Melindungi keamanan serta kerahasiaan ruang filing sangat diperlukan agar terhindar dari kejahatan, kecelakaan dan lainnya.Tujuan: mendeskripsikan keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam medis diruang filing RS Roemani Muhammadiyah Semarang.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode observasi dan wawancara.Hasil: Penelitian menunjukan dari segi aspek fisik sudah aman, sampul dokumen RM terbuat dari bahan kertas Art Karton 230gr. Ruangan filing tidak tersedia APAR, kamfer dan tracer. Petugas masih melakukan aktifitas makan dan minum di ruang filing. Pintu ke-2 tidak terkunci dan masih ada selain petugas rekam medis yang masuk ke ruang filing.Kesimpulan: Sebaiknya pihak rumah sakit melengkapi ruang filing dengan APAR, tracer, kamfer dan melakukan pemeliharaan kebersihan di ruang filing. Untuk menjaga kerahasiaan rekam medis pasien sebaiknya rumah sakit dengan tegas melarang selain petugas filing untuk masuk ke ruang filing.