Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Potensi Antibakteri Ekstrak Tanaman Suku Rubiaceae dan Aplikasinya dalam Sediaan Hand Sanitizer Rasid, Sriwahyuni Iskandar; Mursyanti, Exsyupransia; Sidharta, Boy Rahardjo
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 2 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i2.4165

Abstract

Tanaman suku Rubiaceae merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Kandungan senyawa aktif yang ada dalam tanaman suku Rubiaceae meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenol, dan minyak atsiri (antrakuinon) yang berpotensi sebagai senyawa antibakteri. Kandungan alkohol dalam hand sanitizer yang beredar di pasaran memberi rasa iritasi dan terbakar pada kulit jika digunakan secara terus menerus sehingga inovasi hand sanitizer dari tanaman suku Rubiaceae dapat dijadikan alternatif untuk membersihkan tangan. Hasil literature review ini menunjukkan bahwa ekstrak dan sediaan hand sanitizer tanaman suku Rubiaceae yang diuji aktivitas antimikrobianya dengan metode difusi agar dan broth dilution mempunyai daya antibakteri terhadap S. aureus dan E.coli. Sediaan hand sanitizer tanaman suku Rubiaceae juga memiliki kualitas karakteristik fisik seperti bentuk, warna, dan bau serta  stabilitas seperti pH, viskositas, homogenitas, daya lekat dan daya sebar yang baik. Kategori kualitas baik ini didasarkan pada kesesuaian SNI terkait kestabilan gel antiseptik.
SEAGRESS COVERAGE AND ECOSYSTEM CONDITION AT THE COASTAL AREA OF MADASANGER, JELENGA AND MALUK, WEST SUMBAWA Erny Poedjirahajoe; Ni Putu Diana Mahayani; Boy Rahardjo Sidharta; Muhamad Salamuddin
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 5 No. 1 (2013): Elektronik Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.648 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v5i1.7744

Abstract

The increase of temperature might affect the distribution and reproduction of seagrass. This research aims to determine the seagrass bed coverage and the ecosystem condition. Three line transects were established perpendicular to the coastal line with the distance of 50-100 m, or up to the border of the intertidal area. In each transect, sampling points were determined with a distance of 10-20 m. At the sampling points, a plot of 50 cm x 50 cm was established to measure the coverage percentage of seagrass vegetation. The seagrass species were also observed and recorded along the line transects. The percentage of seagrass coverage was measured using a method from Saito and Atobe (1994). The results showed that the coastal area of Jelenga has the highest percentage of seagrass coverage (>60%, healthy) among other coastal areas. This may be caused by the characteristic of Jelenga coast which was relatively calm, few visitors, low water turbidity, and high light penetration. While, other transects have percentage coverage of less than 60% (less healthy). There was one transect on Maluk coast which has coverage percentage of less than 29% (lack of seagrass species). The small coverage percentage on Maluk coast can be caused by the high number of visitors and high activity of fishing boats around the coast which results in high turbidity. Keywords: coverage, ecosystem condition, seagrass bed, west Sumbawa.
THE CURRENT STATUS OF RESEARCH ON HARMFUL ALGAL BLOOM (HAB) IN INDONESIA Boy Rahardjo Sidharta
JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT Vol 8, No 2 (2005): Volume 8, Number 2, Year 2005
Publisher : JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.692 KB)

Abstract

Harmful Algal Bloom (HAB) is a natural phenomenon, however its incident increases both in term of cases and areas. When HAB outbreaks occur it will usually damage the environment and create economic losses. Environmental damage and economic losses are caused by the harmful aspects of the HAB organisms due to both of environmental alterations and toxin productions. In Indonesian seas, HAB has become more frequent and spread through out the country since 1970s. But there are still lacks of: number of researcher and research, funding support, awareness, and integrated national agenda with regard to HAB in Indonesia. In contrast, worldwide research and researchers, funding, awareness, and national agenda have become common and more advance. Hence, there are some opportunities for Indonesian researchers on HAB to: join (international) research projects, gain research funding, experience advance training, and pursue scholarships (for Masters and PhDs degree) from institutions abroad.
Inventarisasi Ikan Hias Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta: Sebuah Kajian Awal Boy Rahardjo Sidharta; Namastra Probosunu; Suwarman Suwarman
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 1 (2011): February 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v16i1.68

Abstract

Kajian “Inventarisasi Ikan Hias di Pantai Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)” ini diharapkan dapat memberikan data yang lebih akurat dan tepat tentang keberadaan ikan hias di kawasan ini. Kawasan kajian berdasar survei kawasan/lingkungan menetapkan delapan (8) pantai di Kabupaten Gunungkidul sebagai lokasi kajian. Dari delapan pantai tersebut didapat sebanyak 67 jenis ikan hias. Temuan ini seyogianya segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang dalam bentuk penetapan rencana strategis (renstra) yang terkait dengan sumber daya ikan hias, meliputi antara lain: rencana konservasi, pemintakatan (zonasi), pengelolaan, pengembangan, dan pemanfaatan secara berkelanjutan.
Dengan Rumput Laut, Membangun Negara (Kajian Buku) Boy Rahardjo Sidharta
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 10, No 2 (2005): June 2005
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v10i2.2850

Abstract

Rumput laut (seaweed) adalah biota laut yang mungkin paling dikenal manusia sejak lampau (setelah ikan, tentunya). Manfaat rumput laut bagi manusia juga sangat bervariasi, mulai dari sumber makanan hingga obat-obatan. Di dunia moderen sekarang ini, rumput laut juga semakin dikenal berkat hasil-hasil penelitian ilmiah yang dilakukan manusia terhadap biota ini.
Bioinformatika: Sebuah Perhelatan Iptek Paling Spektakuler Abad Ini (Kajian Buku) Boy Rahardjo Sidharta
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 9, No 2 (2004): June 2004
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v9i2.2902

Abstract

Kemajuan dan perkembangan di bidang Biologi Molekuler semakin menjadi jelas ketika banyak negara (setidaknya beberapa negara Eropa, terutama Inggris serta Amerika Serikat) terlibat dalam suatu proyek mahabesar yang bertajuk Human Genome Project (HGP). HGP sendiri merupakan salah satu tahap lanjutan dari penerapan Bioteknologi (BT) bagi kemaslahatan manusia. Hal ini menandai pula era BT memasuki milenium ketiga ini.
Potensi Skeletonema costatum (Greville) sebagai Fikoremediator Logam Berat Timbal (Pb) Limbah Batik Rafael Rape Liwun; L. Indah Yulianti; Boy Rahardjo Sidharta
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v5i1.2950

Abstract

Industri batik domestik menghasilkan limbah cair yang umumnya pengolahannya tidak dilakukan dengan baik sehingga limbah tersebut mencemari badan air. Salah satun kandungan logam berat pada limbah cair industri batik adalah timbal (Pb). Fikoremediasi dengan menggunakan mikroalga Skeletonema costatum adalah salah satu solusi menurunkan kadar Pb. Percobaan penelitian menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) dengan tiga kali pengulangan selama 7 hari perlakuan dengan variasi kepadatan inokulum berupa V1 (kontrol, tanpa pemberian mikroalga), V2 (kepadatan inokulum2x105 sel/ml), V3 (kepadatan inokulum4x105 sel/ml) dan V4 (kepadatan inokulum6x105 sel/ml). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan V4 paling efektif menurunkankadarPb dalam limbah batik dengan persentase penurunan 36,453% dan menurunkan kadar BOD dalam limbah batik dengan persentase penurunan 81,006%.
Potensi Antibakteri Ekstrak Tanaman Suku Rubiaceae dan Aplikasinya dalam Sediaan Hand Sanitizer Sriwahyuni Iskandar Rasid; Exsyupransia Mursyanti; Boy Rahardjo Sidharta
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 6, No 2 (2021): June 2021
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v6i2.4165

Abstract

Tanaman suku Rubiaceae merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Kandungan senyawa aktif yang ada dalam tanaman suku Rubiaceae meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenol, dan minyak atsiri (antrakuinon) yang berpotensi sebagai senyawa antibakteri. Kandungan alkohol dalam hand sanitizer yang beredar di pasaran memberi rasa iritasi dan terbakar pada kulit jika digunakan secara terus menerus sehingga inovasi hand sanitizer dari tanaman suku Rubiaceae dapat dijadikan alternatif untuk membersihkan tangan. Hasil literature review ini menunjukkan bahwa ekstrak dan sediaan hand sanitizer tanaman suku Rubiaceae yang diuji aktivitas antimikrobianya dengan metode difusi agar dan broth dilution mempunyai daya antibakteri terhadap S. aureus dan E.coli. Sediaan hand sanitizer tanaman suku Rubiaceae juga memiliki kualitas karakteristik fisik seperti bentuk, warna, dan bau serta  stabilitas seperti pH, viskositas, homogenitas, daya lekat dan daya sebar yang baik. Kategori kualitas baik ini didasarkan pada kesesuaian SNI terkait kestabilan gel antiseptik.
Pelatihan dan Pendampingan Prapanen, Panen dan Pascapanen kepada Petani Jahe Area Paroki Boro, Kabupaten Kulon Progo sendy junedi; Ines Septi Arsiningtyas; P Kianto Atmodjo; Exsyupransia Mursyanti; Boy Rahardjo Sidharta; Stefani Santi Widhiastuti
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 5 (2023): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i5.7594

Abstract

Paroki Santa Theresia Lisieux (STL) Boro terletak pada area pengembangan pariwisata sehingga berpotensi menjadi desa wisata dengan amenitas khas berupa jahe emprit. Produksi jahe pada area ini memiliki keterbatasan kuantitas, kontinuitas, dan kualitas karena minimnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman serta pengolahan rimpang jahe menjadi produk jadi. Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta memberikan pelatihan dan pendampingan untuk memperbaiki pengetahuan dan ketrampilan petani jahe di area Paroki STL Boro. Pelatihan dan pendampingan dibagi menjadi tujuh kali pertemuan yang terdiri dari sosialisasi dan evaluasi pengetahuan dalam bentuk kuesioner, dilanjutkan dengan pelatihan tentang prapanen, panen, pascapanen primer dan sekunder, serta yang terakhir adalah evaluasi berupa diskusi dan kuesioner. Topik pertemuan pascapanen sekunder terdiri dari pembuatan produk kesehatan (serbuk jahe instan) dan produk kosmetik (lulur jahe). Hasil analisis data kuesioner secara semikuantitatif menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan petani sebesar 75% antara sebelum dan sesudah pelatihan. Dengan adanya pelatihan, petani di Paroki STL Boro mampu menghasilkan produk jahe instan yang telah dipasarkan secara terbatas.