- Subhan
Unknown Affiliation

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Respons Tanaman Tomat terhadap Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 15-15-15 pada Tanah Latosol pada Musim Kemarau Subhan, -; Nurtika, Nunung; gunadi, Nikardi
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 1 (2009): Maret 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Percobaan bertujuan mendapatkan dosis pupuk majemuk NPK 15-15-15 yang optimal untuk pertumbuhandan hasil, serapan N, P, dan K pada tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada tanah Latosol milik petani di DesaSukaresik (700 m dpl), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada bulan Mei sampai November 2005. Perlakuan pupukmajemuk NPK 15-15-15 dosis 0, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250 kg/ha disusun dalam rancangan acak kelompokdengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK 15-15-15 dosis 1.000 kg/hamemberi pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, serapan N, P, dan K, bobot basah dan kering tanaman serta hasilbuah tomat. Kebutuhan pupuk untuk tanaman tomat pada tanah Latosol di Sumedang adalah 213,07 kg N/ha, 28,51kg P/ha, dan 35,69 kg K2O/ha.ABSTRACT. Subhan, N. Nurtika, and N. Gunadi. 2009. Response of Tomato Plant to Compound FertilizerNPK 15-15-15 in Dry Season. An experiment was set up to determine the optimum dosage of compound fertilizerNPK 15-15-15, and uptake of N, P, and K on tomato grown in Latosol soil type. The experiment was conducted atfarmer’s field in the village of Sukaresik Sumedang District (700 m asl), West Java from May until November 2005.The treatments were dosages of compound fertilizer NPK 15-15-15, i.e. 0, 250, 500, 750, 1,000, and 1,250 kg/ha,arranged in a randomized block design with 3 replications. The results showed that dosage of NPK 15-15-15 at 1,000kg/ha gave the best results to the plant height, N, P, K uptake, wet and dry weight of tomato plant, as well as yield oftomato. It could be recommended that fertilization on tomato on latosol soil type in Sumedang was 213.07 kg N/ha,28.51 kg P/ha, and 35.69 kg K2O/ha.
engaruh Jumlah Cabang per Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Paprika Gunadi, Nikardi; Maaswinkel, R; Moekasan, Tonny Koestani; Prabaningrum, Laksminiwati; Subhan, -; Adiyoga, Witono
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 2 (2011): JUNI 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, penelitian tentang pengaruh jumlah cabang per tanaman sangat terbatas dan baru dilakukan pada satu varietas paprika, yaitu cv. Ferrari. Dalam rangka meningkatkan pilihan petani terhadap varietas yang dibudidayakan, penelitian tentang pengaruh jumlah cabang per tanaman pada pertumbuhan dan hasil tiga varietas paprika perlu dilakukan. Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik kayu-metal, Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang (1.250 m dpl.), Jawa Barat dari bulan Juni 2007 sampai dengan Februari 2008. Penelitian menguji dua faktor perlakuan, yaitu (1) jumlah cabang per tanaman dengan dua taraf, yaitu dua dan tiga cabang per tanaman serta (2) varietas dengan tiga taraf yaitu varietas Spider, Chang, dan Athena. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah cabang per tanaman berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil paprika. Tanaman paprika dengan sistem tiga cabang menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan sistem dua cabang terutama pada  umur 11 minggu setelah tanam. Tanaman paprika dengan sistem tiga cabang memberikan hasil total dan hasil kelas buah >200 g berturut-turut lebih tinggi  yaitu sebesar 9,3 dan 9,1% daripada tanaman paprika dengan dua cabang. Total hasil varietas Athena dan Spider lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan varietas Chang, tetapi varietas Chang menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak dibandingkan dengan dua varietas lainnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk pemilihan varietas dan teknik budidaya paprika dalam kondisi rumah plastik di Indonesia.In Indonesia, research on the effect of stem number per plant is very limited and it was conducted only in one sweet pepper variety namely Ferrari. In order to increase the possibility of farmers to choose good cultivated varieties, an experiment needs to be conducted to determine the effect of stem number per plant on the growth and yields of three sweet pepper varieties. This experiment was carried out in the wood-metal plastichouse at the experimental field of the Indonesian Vegetable Research Institute (IVEGRI), Lembang (1,250 m asl.), West Java from June 2007 to February 2008. Two factor treatments tested were (1) number of stem per plant with two levels i.e. two stems and three stems per plant and (2) varieties of sweet pepper i.e. Spider, Chang, and Athena. The treatment combinations were arranged in a completely randomized block design with three replications. The results indicated that number of stem per plant significantly affected the growth and yield of sweet pepper. The plant height of sweet pepper plants grown with three stems were significantly higher than those with two stems, especially after 11 weeks after planting. The plants grown with three stems per plant gave higher total yield and yield of class >200 g up to 9.3 and 9.1%, respectively than the ones grown with two stems per plant. The total yield and yield of class > 200 g of Athena and Spider were significantly higher than those of Chang. However, Chang yielded more number of fruits compared to Athena and Spider. The results can be used as a recommendation in variety selection and cultivation of sweet pepper grown under plastichouse  conditions in Indonesia.
Pengaruh Pemupukan dan Tumpangsari antara Tomat dan Kubis terhadap Populasi Bemisia tabaci dan Insiden Penyakit Virus Kuning pada Tanaman Tomat Setiawati, Wiwin; Gunaeni, Neni; Subhan, -; Muharam, Agus
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 2 (2011): JUNI 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola tanam sayuran secara tumpang sari telah dimanfaatkan secara meluas di sentra-sentra produksi  sayuran di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemupukan dan tumpangsari antara tomat dan kubis terhadap populasi Bemisia tabaci dan serangan penyakit virus kuning yang disebabkan oleh virus gemini pada tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang (1.250 dpl.) dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2008. Rancangan yang digunakan ialah acak kelompok pola faktorial dengan empat ulangan. Dua faktor perlakuan yang diuji, yaitu (1) dosis pupuk (N 180 kg/ha + P2O5 150 kg/ha + K2O 100 kg/ha,  N 168 kg/ha + P2O5 146,5 kg/ha + K2O  145 kg /ha, serta  N 210 kg/ha + P2O5 183,125 kg/ha + K2O 181,25 kg/ha) dan (2) cara tanam (monokultur tomat dan tumpangsari tomat dengan kubis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dosis pupuk yang tinggi dan tanaman tomat yang ditanam secara monokultur dapat meningkatkan populasi kutukebul dan serangan penyakit virus kuning dibandingkan dengan dosis pupuk yang lebih rendah. Penggunaan dosis pupuk yang tinggi tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi tomat. Penggunaan dosis pupuk N 168 kg/ha + P2O5  146,5 kg/ha + K2O 145 kg/ha dan tumpangsari tomat dengan kubis dapat direkomendasikan sebagai komponen teknologi PHT untuk pengelolaan hama B. tabaci dan penyakit virus kuning pada tanaman tomat.The intercropping planting technique is widely implemented in vegetable production centers in Indonesia. The research on the application of different doses of fertilizers (N, P, and K) and the planting technique of tomato and cabbage  on B. tabaci and the yellow disease caused by gemini virus was carried out at the Indonesian  Vegetables Research Institute from June to October 2008. The objective was to determine the effect of different doses of fertilizers (N, P, and K) and tomato-cabbage intercropping on the population densities of B. tabaci and incidence of gemini virus on tomato.  A factorial randomized block design with two factors and four replication was used in the experiment. Two treatments factor were tested i.e.  (1) different doses of fertilizers (N 180 kg/ha + P2O5 150 kg/ha + K2O 100 kg/ha,  N 168 kg/ha + P2O5 146,5 kg/ha +  K2O 145 kg/ha, and  N 210 kg /ha +  P2O5 183,125 kg/ha + K2O 181,25 kg/ha), and (2) planting techniques (monoculture and tomato-cabbage intercropping). The result indicated that heigher doses of fertilizers resulted in higher population of whitefly per leaf and yellow virus symptoms on tomato compared to lower doses. Higher amounts of fertilizers did not significantly affect tomato yield. It is suggested that the dose of  N 168 kg/ha + P2O5 146,5 kg/ha + K2O 145 kg/ha, and the tomato-cabbage intercropping technique can be incorporated into the IPM program, especially for the management of  whitefly and gemini virus on tomato.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Paprika yang Ditanam pada Dua Tipe Konstruksi Rumah Plastik dan Dua Jenis Media Tanam Moekasan, Tonny Koestoni; Everaars, A; de Putter, H; Subhan, -; Adiyoga, Witono; Gunadi, N
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Percobaan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman paprika yang ditanam pada 2 tipe konstruksi rumah plastik dan 2 jenis media tanam, dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang (1.250 m dpl.), Jawa Barat dari bulan Mei 2004 sampai Februari 2005. Tanaman paprika ditanam pada 2 tipe konstruksi rumah plastik, yaitu (1) rumah plastik bambu dan (2) rumah plastik tipe kayu-metal. Jarak tanam yang digunakan pada masing-masing rumah plastik adalah 1,20x0,50 m. Dua jenis media tanam yaitu perlite dan arang sekam juga diteliti sebagai faktor perlakuan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dan masing-masing kombinasi perlakuan diulang 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe konstruksi rumah plastik berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari yang dapat diintersepsi di rumah plastik dan rumah plastik tipe kayu-metal dapat mengintersepsi cahaya matahari 12,6% lebih tinggi daripada rumah plastik bambu. Bobot dan jumlah buah per tanaman dari tanaman paprika yang ditanam di rumah plastik tipe kayu-metal lebih tinggi daripada tanaman paprika yang ditanam di rumah plastik bambu. Tanaman paprika yang ditanam di media tanam arang sekam memberikan bobot dan jumlah buah per tanaman paprika lebih tinggi daripada media tanam perlite. Untuk mengatasi temperatur terlalu tinggi di rumah plastik tipe kayu-metal dapat dilakukan dengan membuat ventilasi di atap dan dengan cara menambah populasi tanaman.ABSTRACT. Gunadi, N., T.K. Moekasan, A. Everaarts, H. de Putter, Subhan, and W. Adiyoga. 2008. The Growth and Yield of Sweet Pepper Planted on Two Types of Plastichouse Construction and Two Kinds of Growing Media. An experiment to determine the growth and yield of sweet pepper grown in 2 different plastichouse constructions and 2 growing media was conducted at the field experiment of Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang (1,250 m asl.), West Java from May 2004 to February 2005. Sweet pepper plants were grown at 2 different plastichouse constructions i.e. (1) bamboo plastichouse and (2) wood-metal type plastichouse. Plant spacing in each plastichouse was 1.20x0.50 m. Two planting media i.e. perlite and rice husk were also evaluated as the treatment factor. The experiment was arranged in a randomized complete block design and each treatment combination was replicated 6 times. The results indicated that plastichouse construction affected the light intensity intercepted in each plastichouse and the wood-metal type plastichouse intercepted light 12.6% higher than that in the bamboo plastichouse. Fruit weight and fruit number per plant of sweet pepper grown at the wood-metal type plastichouse were higher than those of grown at the bamboo plastichouse. Sweet pepper plant grown in rice husk growing media gave higher either fruit weight or fruit number per plant than those grown in perlite. In order to reduce the high temperature occurred in the wood-metal type plastichouse, ventilation could be provided on the roof or increasing the plant population.
Pengaruh Tumpangsari Tomat dan Kubis terhadap Perkembangan Hama dan Hasil Subhan, -; Setiawati, Wiwin; Nurtika, Nunung
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil to tal tomat, kubis, serangan OPT, dan nilai kesetaraanlahan (NKL) dalam sistem tumpangsari tomat dan kubis. Tumpangsari yang dicoba adalah tomat monokultur, kubismonokultur, tumpangsari tomat + kubis, tumpangsari tomat + kubis + kubis + tomat, dan tumpangsari tomat + tomat +kubis + tomat + tomat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dan ulangan lima kali. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa tumpangsari antara tomat + tomat + kubis + tomat + tomat merupakan kombinasiterbaik dan dapat menekan populasi hama Plutella xylostella sebesar 97% dan Crocilodomia binotalis sebesar 76,2%.Secara kuantitatif produksi tomat maupun kubis yang ditanam sistem ganda (intercropping) lebih tinggi daripadaditanam secara tunggal. Sistem penanaman tomat dan kubis secara tumpangsari memberikan keuntungan karena nilaidari NKL > 1, keuntungan tertinggi diperoleh dari sistem tumpangsari tomat + kubis + kubis + tomat sebesar Rp44.420.000,-/ha.Ef fect of intercropping be tween to mato and cab -bage to pests de vel op ment and yield. The ob jec tives were to eval u ate the to tal yield of to mato, cab bage, and landequiv a lent ra tio in to mato and cab bage intercropping sys tem. Treat ments con sisted of mono cul ture of to mato and cab -bage; intercropping of to mato + cab bage; to mato + cab bage + cab bage + to mato; and to mato + to mato + cab bage + to -mato + to mato. Ran dom ized block de sign with five rep li ca tions was used. The re sult in di cated that intercroppingsys tem of to mato + to mato + cab bage + to mato + to mato was the best com bi na tion to re duce pop u la tion of Plutellaxylostella (97%) and Crocilodomia binotalis (76.2%). Quan ti ta tively, the pro duc tion of to mato and cab bageintercropping sys tem was higher than mono cul ture sys tem. Intercropping sys tem of to mato + cab bage + cab bage +to mato gave the high est profit about Rp. 44.420.000,- per hect are.
Peningkatan Efisiensi Pemupukan NPK dengan Memanfaatkan Bahan Organik terhadap Hasil Tomat Setiawati, Wiwin; Subhan, -; Nurtika, Nunung
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 2 (2005): Juni 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Desa Cisurupan Kabupaten Garut, Jawa Barat pada tipe tanah andosol (1.100 m dpl.) pada bulan Juni-Nopember 2002. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pupuk organik dan dosis NPK baik terhadap pertumbuhan maupun hasil tanaman tomat. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan ulangan empat kali. Perlakuan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama jenis pupuk NPK dan faktor kedua jenis bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis pupuk NPK dan pupuk organik. Penambahan pupuk NPK (50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar) dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot buah total per petak. Jenis pupuk NPK yang paling efisien terhadap hasil buah tanaman tomat varietas artaloka adalah 50 kg N, 75 kg P2O5, dan 75 kg K2O per hektar. Increasing NPK fertilizer efficiency through organic material utilization on yield of tomato. The experiment was conducted at Cisurupan Village, Garut, West Java on andosol soil type (1,100 m asl) from June to November 2002. The objective of the experiment were to study the influence of organic fertilizer and kind of NPK application on the growth and yield of tomato. Factorial formula of randomized block design with four replicates was used. Treatments consisted of first factor of NPK fertilizer and second factor was kinds of manure. In fact the results indicated that there was no interaction effect between application of organic fertilizers and NPK fertilizer on both of the growth and yield of tomato. The NPK (50 kg N, 75 kg P2O5, and 75 kg K2O) fertilizer was able to increase plant height, stem diameter, and total fruit weight per plot. The most efficient NPK fertilizer formulas on artaloka tomato yield per plant and total weight was 50 kg N, 75 kg P2O5, and 75 kg K2O per hectare.
Identifikasi Potensi dan Kendala Produksi Paprika di Rumah Plastik Gunadi, Nikardi; Moekasan, Tonny Kustoeni; Subhan, -
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 1 (2007): Maret 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Survai eksplorasi dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2003 di daerah sentra produksi paprika Lembang, Bandung, Jawa Barat, untuk mendapatkan gambaran teknologi produksi sayuran di rumah plastik, khususnya paprika, serta mengidentifikasi potensi, peluang, dan masalah budidaya yang ada. Petani responden berjumlah 17 orang dan dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paprika adalah jenis sayuran utama yang diusahakan di rumah plastik, kemudian diikuti oleh tomat, tomat ceri, serta mentimun. Pada umumnya, petani responden mengencerkan nutrisi sebanyak 4–14 l nutrisi per 1.000 l air dan mengaplikasikannya dengan dosis 750–2.000 ml/tanaman/hari, sebanyak 3-5 kali/hari. Organisme pengganggu tanaman yang paling merugikan adalah hama thrips, dan berturut-turut diikuti oleh penyakit layu fusarium, dan embun tepung. Perkiraan biaya produksi per tanaman paprika berkisar antara Rp.7.000-Rp.10.000/tanaman. Pengeluaran terbesar dalam biaya produksi adalah untuk nutrisi, dan secara berturut-turut diikuti oleh tenaga kerja, pestisida, benih, dan media. Gerai yang banyak digunakan untuk memasarkan produk adalah pedagang pengumpul, perusahaan swasta, dan koperasi. Kisaran harga maksimal biasanya terjadi antara bulan Januari sampai Mei, sedangkan kisaran harga minimal seringkali terjadi antara bulan Juni sampai Agustus. Indikator efisiensi pengusahaan beberapa jenis sayuran di rumah plastik menunjukkan bahwa rasio penerimaan biaya untuk paprika, tomat, tomat ceri, dan mentimun menunjukkan besaran yang bernilai positif (menguntungkan). Kendala utama sistem produksi sayuran di rumah plastik berdasarkan peringkat kepentingannya adalah insiden hama penyakit, kualitas konstruksi rumah plastik, ketersediaan modal, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan nutrisi, ketersediaan pestisida, ketersediaan air/pengairan, ketersediaan media dan sarananya, fluktuasi harga, dan ketersediaan informasi teknis. Potensi pengembangan yang tercermin dari potensi pasar domestik dan ekspor masih menunjukkan prospek baik. Hal yang perlu dicermati berkaitan dengan kemungkinan pengembangan lebih lanjut adalah ketergantungan yang tinggi terhadap beberapa input produksi utama, antara lain benih, dan plastik UV.ABSTRACT. Adiyoga, W., N. Gunadi, T. K. Moekasan, and Subhan. 2007. Identification of Potential and Constraint of Sweet Pepper Cultivation in Plastichouse. An exploratory survey was carried out in August to October 2003 in sweet pepper production center, Lembang, Bandung, West Java, to obtain general situation of vegetable production technology, especially sweet pepper, in plastichouse, and to identify potentials and constraints of existing cultural practices. There were 17 interviewed farmers that were selected purposively. The results showed that sweet pepper is the most important vegetable cultivated in plastichouse, followed by tomato, cherry tomato, and cucumber. Farmers usually mix 4–14 l of nutrient with 1000 l of water, apply with the dosage of 750–2000 ml/plant/day, as many as 3-5 times/day. The most important pest is thrips, followed by some diseases, such as fusarium wilt, and downy mildew. Estimated production cost per plant is between Rp. 7.000 to Rp. 10.000. The biggest expense is for nutrients, followed by labor, pesticide, seed, and media, subsequently. Outlets mostly used by respondents are assembly markets/traders, private companies, and cooperatives. Maximum price of sweet pepper usually occurs between January and May, while the minimum price frequently occurs between June and August. Efficiency indicators indicate that the R/C’s for tomato, sweet pepper, cherry tomato, and cucumber are positive (profitable). Main constraints of vegetable production in plastichouse based on their rank of importance, as perceived by farmers are pest and disease incidence, quality of plastichouse construction, capital availability, labor availability, nutrient availability, pesticide availability, water/irrigation availability, media availability, price fluctuation, and technical information availability. Potentials for further development as reflected by domestic and export market opportunities, are still promising. However, further development should be pursued cautiously, since there is a high dependence on main inputs that are still imported, such as seeds and UV-plastic.
Respons Tanaman Tomat terhadap Penggunaan Jamur Mikoriza di Lahan Marjinal Gunadi, Nikardi; Subhan, -
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Percobaan untuk mengetahui respons tanaman tomat terhadap penggunaan jamur mikoriza di lahan marjinal telah dilaksanakan di lahan petani di Desa Lemahneundeut, Kecamatan Cisurupan (1.500 m dpl.), Kabupaten Garut, Jawa Barat dari bulan Juli 2001 sampai dengan Desember 2001. Dua faktor perlakuan yaitu (1) penggunaan mikoriza (tanpa dan dengan mikoriza 2 g per tanaman) dan (2) dosis pupuk fosfat (0, 45, 90, 135, dan 180 kg P2O5/ha), diatur dalam sebuah rancangan acak kelompok faktorial dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun serapan P pada tanaman tomat meningkat dengan penggunaan jamur mikoriza, namun secara umum penggunaan jamur mikoriza tidak berpengaruh nyata, baik terhadap peubah pertumbuhan maupun komponen hasil tanaman tomat. Pengaruh nyata dari penggunaan jamur mikoriza hanya didapatkan pada pengamatan bobot kering tanaman pada umur 9 minggu setelah tanam. Penggunaan pupuk P dengan dosis 45 kg P2O5/ha meningkatkan secara nyata bobot kering tanaman dan komponen hasil seperti bobot buah total per petak dan jumlah buah per petak (15 m2).ABSTRACT. Gunadi, N. and Subhan. 2007. Response of Tomato on the Application of Mycorrhizae Fungi in Marginal Land. An experiment to determine the response of mycorrhizae fungi application in tomato grown in marginal land was conducted at a farmer’s field in Lemahneundeut Village, Cisurupan Sub-district (1,500 m asl), Garut District, West Java, from July 2001 until December 2001. Two treatment’s factors i.e. factor (1) mycorrhizae application (without and using mycorrhizae 2 g per plant) and factor (2) phosphate fertilizer rate (0, 45, 90, 135, and 180 kg P2O5/ha), were arranged in a randomized block design with 4 replications. The results show that although P uptake in tomato increased with mycorrhizae fungi application, in general mycorrhizae fungi application did not affect significantly to several growth parameters and yield component of tomato. Significant effect of mycorrhizae fungi application was only indicated in total plant dry weight at 9 weeks after planting. The use of phosphate fertilizer at 45 kg P2O5/ha increased significantly on total plant dry weight and yield component such as total fruit weight per plot and fruit number per plot (15 m2).
Penggunaan Pupuk NP Cair dan NPK (15-15-15) untuk Meningkatkan Hasil dan Kualitas Buah Tomat Varietas Oval Subhan, -; Nurtika, Nunung
Jurnal Hortikultura Vol 14, No 4 (2004): Desember 2004
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pupuk NP cair, dan dosis pupuk NPK (15-15-15) terhadap hasil dan mutubuah tomat varietas oval, pada lahan petani di Kabupaten Garut dengan ketinggian 650 m dpl. Rancangan yangdigunakan ialah petak terpisah dengan ulangan tiga kali. Sebagai petak utama adalah konsentrasi pupuk NP cair,kontrol 2,5 ml/l, dan 5,0 ml/l. Sub plot adalah dosis pupuk NPK (15-15-15), 200, 400, 600, 800, dan 1.000 kg/ha. Hasilmenunjukkan adanya efek interaksi antara NP cair dan pupuk majemuk NPK (15-15-15) pada to tal bobot buah, tinggitanaman, dan kekerasan buah waktu panen. Penggunaan pupuk NP cair 2,5 ml/l yang dikombinasikan dengan NPK(15-15-15) 1.000 kg/ha nyata menaikkan bobot buah dan adanya kecenderungan bahwa penggunaan NP cair yangtinggi diikuti pula penggunaan pupuk majemuk NPK (15-15-15) yang tinggi pula. Pada pupuk NP cair 2,5 ml/l yangdikombinasikan dengan NPK (15-15-15) 800 kg/ha nyata menaikkan kekerasan buah.Kata kunci : Lycopersicum esculentum; Pupuk NP; Pupuk cair; Dosis NPK (15-1-15); Hasil; Kualitas.AB STRACT. Subhan and N. Nurtika. 2004. Uti li za tion of liq uid NP and NPK (15-15-15) fer til iz ers on yield andqual ity of to mato fruit of oval va ri ety. A split plot de sign with three rep li ca tions was used to study ef fect of liq uid NPand NPK (15-15-15) fer til izer on yield and qual ity of to mato fruit of oval va ri ety, on farm ers land at 650 m asl in Garut.A mainplot fac tor con sisted of liq uid NP fer til izer consentrations: con trol, consentration of 2.5 ml/l and 5.0 ml/l. Sub -plot fac tor con sisted of dos ages of NPK (15-15-15) fer til izer 200, 400, 600, 800, and 1,000 kg/ha. Re sults in di catedthat there were in ter ac tion ef fects be tween liq uid NP fer til izer and NPK com pound fer til izer on to tal fruit weight plant,height, and fruit hard ness at har vest. Ap pli ca tion of liq uid NP fer til izer 2.5 ml/l com bined with NPK (15-15-15) 1,000kg/ha sig nif i cantly in creased fruit weight and there was strong ten dency that the higher the liq uid NP consentrationsused the higher the NPK com pound used too. Fruit hard ness was sig nif i cantly in creased by treat ment of liq uid NP fer -til izer 2.5 ml/l com bined with NPK (15-15-15) 800 kg/ha.
Respons Tanaman Tomat terhadap Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 15-15-15 pada Tanah Latosol pada Musim Kemarau Subhan, -; Nurtika, Nunung; gunadi, Nikardi
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 1 (2009): Maret 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v19n1.2009.p%p

Abstract

ABSTRAK. Percobaan bertujuan mendapatkan dosis pupuk majemuk NPK 15-15-15 yang optimal untuk pertumbuhandan hasil, serapan N, P, dan K pada tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan pada tanah Latosol milik petani di DesaSukaresik (700 m dpl), Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada bulan Mei sampai November 2005. Perlakuan pupukmajemuk NPK 15-15-15 dosis 0, 250, 500, 750, 1.000, dan 1.250 kg/ha disusun dalam rancangan acak kelompokdengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk majemuk NPK 15-15-15 dosis 1.000 kg/hamemberi pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, serapan N, P, dan K, bobot basah dan kering tanaman serta hasilbuah tomat. Kebutuhan pupuk untuk tanaman tomat pada tanah Latosol di Sumedang adalah 213,07 kg N/ha, 28,51kg P/ha, dan 35,69 kg K2O/ha.ABSTRACT. Subhan, N. Nurtika, and N. Gunadi. 2009. Response of Tomato Plant to Compound FertilizerNPK 15-15-15 in Dry Season. An experiment was set up to determine the optimum dosage of compound fertilizerNPK 15-15-15, and uptake of N, P, and K on tomato grown in Latosol soil type. The experiment was conducted atfarmer’s field in the village of Sukaresik Sumedang District (700 m asl), West Java from May until November 2005.The treatments were dosages of compound fertilizer NPK 15-15-15, i.e. 0, 250, 500, 750, 1,000, and 1,250 kg/ha,arranged in a randomized block design with 3 replications. The results showed that dosage of NPK 15-15-15 at 1,000kg/ha gave the best results to the plant height, N, P, K uptake, wet and dry weight of tomato plant, as well as yield oftomato. It could be recommended that fertilization on tomato on latosol soil type in Sumedang was 213.07 kg N/ha,28.51 kg P/ha, and 35.69 kg K2O/ha.