Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN BELAJAR JARAK JAUH MAHASISWA VOKASI DI MASA PANDEMI COVID-19 Indarti, Indarti; Wahyuningsih, Urip; Yulistiana, Yulistiana; Suhartini, Ratna; Prihatina, Yuhri Inang
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 18, No 2 (2021): Edisi Juli 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.43 KB) | DOI: 10.23887/jptk-undiksha.v18i2.31147

Abstract

Pada awal tahun 2020 hampir semua negara di dunia mengalami masa pandemi COVID-19 termasuk negara kita Indonesia sehingga pembelajaran dilakukan secara secara jarak jauh dari rumah mahasiswa masing-masing. Pembelajaran jarak jauh secara daring juga dialami pada program vokasi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Kepuasan belajar mahasiswa secara jarak jauh di evaluasi untuk perbaikan program selanjutnya. Tujuan penelitian dalam era COVID ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi kepuasan belajar jarak jauh secara daring mahasiswa vokasi di masa pandemi COVID-19. Kami melakukan penelitian survei untuk mengumpulkan data melalui kuesioner yang telah disusun dalam google form dan disebar melalui WAG. Pengambilan sample dilakukan secara convenience sampling pada mahasiswa program vokasi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Pada bulan Juli sampai Agustus 2020 dilakukan pengambilan data secara online, dan diperoleh 170 responden. Dalam penelitian ini data diananalisis secara kuantitatif menggunakan program SPSS. Dari sembilan faktor yang diprediksi  berpengaruh terhadap kepuasan belajar jarak jauh, hanya empat faktor terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan belajar jarak jauh yaitu sumber belajar elektronik yang baik (good e-resourches), konten pembelajaran (learning content), manfaaat yang dirasakan (perceived usefulness) dan interaksi antara pembelajar dan dosen (learner-instructor interaction). Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap baik terhadap pengelola pembelajaran maupun dosen.  
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN BELAJAR JARAK JAUH MAHASISWA VOKASI DI MASA PANDEMI COVID-19 Indarti Indarti; Urip Wahyuningsih; Yulistiana Yulistiana; Ratna Suhartini; Yuhri Inang Prihatina
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 18 No. 2 (2021): Edisi Juli 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.43 KB) | DOI: 10.23887/jptk-undiksha.v18i2.31147

Abstract

Pada awal tahun 2020 hampir semua negara di dunia mengalami masa pandemi COVID-19 termasuk negara kita Indonesia sehingga pembelajaran dilakukan secara secara jarak jauh dari rumah mahasiswa masing-masing. Pembelajaran jarak jauh secara daring juga dialami pada program vokasi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Kepuasan belajar mahasiswa secara jarak jauh di evaluasi untuk perbaikan program selanjutnya. Tujuan penelitian dalam era COVID ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi kepuasan belajar jarak jauh secara daring mahasiswa vokasi di masa pandemi COVID-19. Kami melakukan penelitian survei untuk mengumpulkan data melalui kuesioner yang telah disusun dalam google form dan disebar melalui WAG. Pengambilan sample dilakukan secara convenience sampling pada mahasiswa program vokasi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Pada bulan Juli sampai Agustus 2020 dilakukan pengambilan data secara online, dan diperoleh 170 responden. Dalam penelitian ini data diananalisis secara kuantitatif menggunakan program SPSS. Dari sembilan faktor yang diprediksi  berpengaruh terhadap kepuasan belajar jarak jauh, hanya empat faktor terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan belajar jarak jauh yaitu sumber belajar elektronik yang baik (good e-resourches), konten pembelajaran (learning content), manfaaat yang dirasakan (perceived usefulness) dan interaksi antara pembelajar dan dosen (learner-instructor interaction). Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap baik terhadap pengelola pembelajaran maupun dosen.  
Teaching Factory Management in Vocational High Schools Ratna Suhartini
Ilomata International Journal of Management Vol 3 No 2 (2022): April 2022
Publisher : Yayasan Ilomata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.537 KB) | DOI: 10.52728/ijjm.v3i2.448

Abstract

Management is applied in business, government, universities, schools, industry, and learning. Teaching factory learning is production-based learning or services according to industry standards and procedures. The resulting product is sold, so marketing is needed. Teaching factory learning is a replica industry in schools. Thus, teaching factory is related to management, teachers, students, industry, consumers, and marketing, so that management is needed in its management. Management of teaching factory in vocational high school, regulated according to the implementation of teaching factory. The purpose of this research is to describe the management of the teaching factory, covering the organizational structure and management of the teaching factory. This type of research is qualitative descriptive. The research sample was 14 SMK in East Java. Data collection methods use interviews and observations. The results showed that the management of teaching factories in vocational high schools was different. The organizational structure involves the principal, vice principal, head of expertise program, productive teacher and education personnel. In addition, there are outside parties, namely partner companies and school supervisors. Teaching factory management includes planning that consists of planning learning equipment, planning products, and planning marketing. Implementation includes production, marketing. Supervision includes evaluation of the implementation of teaching factory and follow-up.
Teaching Factory Management in Vocational High Schools Ratna Suhartini
Ilomata International Journal of Management Vol 3 No 2 (2022): April 2022
Publisher : Yayasan Ilomata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52728/ijjm.v3i2.448

Abstract

Management is applied in business, government, universities, schools, industry, and learning. Teaching factory learning is production-based learning or services according to industry standards and procedures. The resulting product is sold, so marketing is needed. Teaching factory learning is a replica industry in schools. Thus, teaching factory is related to management, teachers, students, industry, consumers, and marketing, so that management is needed in its management. Management of teaching factory in vocational high school, regulated according to the implementation of teaching factory. The purpose of this research is to describe the management of the teaching factory, covering the organizational structure and management of the teaching factory. This type of research is qualitative descriptive. The research sample was 14 SMK in East Java. Data collection methods use interviews and observations. The results showed that the management of teaching factories in vocational high schools was different. The organizational structure involves the principal, vice principal, head of expertise program, productive teacher and education personnel. In addition, there are outside parties, namely partner companies and school supervisors. Teaching factory management includes planning that consists of planning learning equipment, planning products, and planning marketing. Implementation includes production, marketing. Supervision includes evaluation of the implementation of teaching factory and follow-up.
PENERAPAN KONSTRUKSI POLA SISTEM PORRIE MULIAWAN PADA PEMBUATAN BUSANA PESTA MALAM DENGAN TEMA CATCHY Aurelia Yunita Permatasari; Ratna Suhartini
BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.929 KB) | DOI: 10.26740/baju.v1n1.p57-72

Abstract

Tema Catchy memiliki arti menarik, dan mudah diingat menggambarkan tampilan modern 1980. Berupa color plan yang mencolok dan kegembiraan pada lantai dansa atau disco. Memiliki daya tarik dengan pesona unik 80-an serta trend Sci-Fi mempengaruhi fabric pada busana dengan permukaan berkilau. Didasarkan pada sumber ide disco ball, busana pesta ini memiliki desain yang terdiri dari banyak potongan serta terdapat variasi rok yang berbentuk seperempat lingkaran, sehingga membutuhkan pembuatan pola dengan perhitungan sistematis. Yaitu kostruksi pola sistem Porrie Muliawan. Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk: 1) mendeskripsikan proses pembuatan pecah pola busana pesta malam tema catchy mengunakan pola konstruksi sistem Porrie Muliawan, dan 2) mendeskripsikan hasil jadi busana pesta malam tema catchy. Penelitian ini merupakan penelitian penciptaan karya, yang terdiri atas empat tahap, yaitu pra-perancangan, perancangan, perwujudan, dan penyajian. Hasil penelitian menyatakan: 1) proses pembuatan pecah pola busana pesta malam tema catchy menggunaan konstruksi pola Porrie Muliawan, dan 2) hasil jadi busana pesta malam dengan menerapkan konstruksi pola sistem Porrie Muliawan untuk mewujudkan variasi rok seperempat lingkar yang menjadi poin utama tema catchy, serta bagian busana lain seperti dress, dan lengan balon. The Catchy theme has an interesting meaning, and is easy to remember describing the modern look of 1980. It is a striking color plan and excitement on the dance floor or disco. It has an appeal with unique charms of the 80's and the Sci-Fi trend influences fabric on clothing with sparkling surfaces. Based on the source of the idea of ​​disco ball, this evening wear has a design that consists of many pieces and there are variations in the form of a quarter circle skirt, so that it requires making patterns with systematic calculations. Namely the construction of the pattern of the Porrie Muliawan system. The purpose of this final project research is to: 1) describe the process of making a catchy theme evening wear pattern breakout using the Porrie Muliawan system construction pattern, and 2) describe the results to be a catchy theme evening wear. This research is a work creation research, which consists of four stages, namely pre-design, design, embodiment, and presentation. The results of the study stated: 1) the process of making a catchy evening wear theme pattern using the construction of the Porrie Muliawan pattern, and 2) the result of being a evening wear by applying the construction pattern of the Porrie Muliawan system to realize the quarter circle skirt variations that became the main points of the catchy theme, and other fashion parts like dresses, and balloon sleeves
Penerapan Patchwork dan Payet pada Busana Pesta Malam dengan Tema Vie Ancienne Putri Malinda; Ratna suhartini
BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.732 KB) | DOI: 10.26740/baju.v1n2.p82-90

Abstract

Patchwork adalah potongan kecil dengan berbagai bentuk dari bahan yang berbeda dijahitkan secara bersamaan. Berdasarkan sumber ide tersebut, penulis membuat busana pesta malam dengan penerapan patchwork dan payet . Tujuan penulis untuk mengetahui proses pembuatan penerapan patchwork dan payet pada busana pesta malam dengan tema vie ancienne dan hasil jadi penerapan patchwork dan payet pada busana pesta malam dengan tema vie ancienne. Proses pembuatan penerapan patchwork dan payet pada busana pesta malam dengan tema vie ancienne menggunakan kain bludru yang telah dilapisi dengan kain trico dimulai dari membuat desain manipulating patchwork yang sesuai dengan bentuk sumber ide kehidupan zaman prasejarah. Proses penerapan patchwork dan payet di mulai dengan kain bludru yang sudah dipotong sesuai pecah pola badan muka dan belakang. Kemudian dijahit sesuai urutan nomer pola patchwork, setelah jadi satu potongan pecah pola garis princess badan, lalu dilapisi dengan kain toyobo menggunakan teknik jelujur, kemudian setiap potongan garis princess dijahit jadi satu sesuai desain. Lalu mengatur peletakan hotflix menggunakan teknik pola serak. Hasil jadi busana pesta malam dengan penerapan patchwork dan payet terlihat mirip dengan sumber ide yaitu kehidupan zaman prasejarah. Pemilihan karakteristik bahan menggunakan tone warna coklat serta manipulating patchwork dan payet membuat gaun terlihat kesan etnic dan elegan. The aim of the research is to find out the process of making the on evening party dress and the final result of applying on evening party dress with the theme of vie ancienne. The process of making the application of patchwork and sequins on evening party attire with the theme of vie ancienne using a velvet cloth that has been coated with trico fabric starts from creating a manipulating patchwork design that matches the shape of prehistoric life ideas. The process of applying patchwork and sequins begins with a velvet fabric that has been cut according to the broken pattern of the face and back bodies. Then sewn in the order of the patchwork pattern number, after it becomes one broken piece of body princess line pattern, then coated with toyobo cloth using baste, then each piece of princess line is sewn together according to the design. Then arrange the hotflix placement using the hoarse pattern technique. The finished evening party dress with the application of patchwork and sequins looks similar to the source of the idea, prehistoric life. The choice of material characteristics using brown tones and manipulating patchwork and sequins makes the dress look etnic and elegant.
Penerapan Anyaman sebagai Hiasan Busana Pesta Malam dengan Tema Fort Van Martello Sintya Riska Dewi; Ratna Suhartini
BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.468 KB) | DOI: 10.26740/baju.v2n1.p35-43

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan proses dari penerapan anyaman sebagai hiasan busana pesta malam dengan tema fort van martello. Metode penelitian ini menciptakan karya yang terdiri empat tahap, yaitu tahap pra-prancangan, tahap prancangan, tahap perwujudan dan tahap penyajian. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Menggunakan manipulating fabric berupa anyaman yang penerapannya diletakan dibagian badan sebagai center of interest. 2) Terdapat ekor dan menggunakan rok lingkar pias tiga dengan menggunakan warna ungu dan terdapat manik-manik dibagian belt serta bagian ekor busana pesta yang tidak menggunakan lengan dan terdapat leher bulat. 3) Anyaman mempunyai ukuran satu pakan 2 cm dan satu lungsi 2 cm sehingga total jadi lebar adalah 12 cm dan panjang bagian kanan adalah 86 cm dan bagian kiri 79 cm. 4) Pelapis dalam anyaman adalah viseline dan agar anyaman terlihat bisa tegak menggunakan horse hair yang terdapat didalam anyamannya. Teknik peletakkan manipulating pada busana menggunakan mesin jahit yang memperoleh nilai rata-rata baik. Kesesuaian hasil busana dengan desain memperoleh rata-rata baik. Keindahan busana secara keseluruhan memproleh rata-rata baik. The purpose of this study was to describe the process of applying woven as a decoration for evening party dresses with the theme of fort van martello. This research method creates a work consisting of four stages: the pre-pre-trial stage, the pre-launch phase, the embodiment stage, and the presentation stage. The results of this study are: 1) Using manipulating fabric in the form of woven whose application is placed in the body as a center of interest. 2) There is a tail that uses a standard three-circle skirt using purple, and there are beads on the belt and the tail part of the party fashion that does not use sleeves, and there is a round neck. 3) Woven has the size of one feed 2 cm and one lung 2 cm so that the total width is 12 cm and the length of the right part is 86 cm, and the left part is 79 cm. 4) The coating in the woven is vaseline and so that the webbing can be seen to be upright using horsehair contained in the woven. The technique of laying manipulating on fashion using a sewing machine that obtains a good average value. The suitability of fashion results in design earning a good average. The beauty of fashion as a whole produces a good standard.
Studi Deskriptif Minat Berwirausaha dan Jenis Usaha yang Diminati Siswa SMK Negeri 3 Kediri Dinda Ayu Dwi Puspita; Ratna Suhartini; Mein Kharnolis; Urip Wahyuningsih
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.641 KB)

Abstract

Era Revolusi Industri 4.0 telah menggeser banyak pekerjaan sehingga kita harus menemukan solusi untuk mengatasinya. Indonesia harus mampu menghadapi masalah pengangguran dan daya saing sumber daya manusianya. Kewirausahaan dapat menjadi satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran karena dapat menunjang perekonomian suatu negara selain itu juga dapat menyerap tenaga kerja terampil lainnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui minat berwirausaha dan jenis usaha yang diminati siswa SMK Negeri 3 Kediri program kejuruan Tata Busana. Subyek penelitian adalah siswa jurusan tata busana SMKN 3 Kediri dengan sampel yang digunakan sebanyak 135 siswa. Angket yang diberikan kepada responden digunakan untuk pengumpulan data Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat berwirausaha siswa pada kategori sedang dengan jenis usaha yang paling banyak diminati siswa ialah berjualan online tentang busana.
Penerapan Ragam Hias Aceh Kerawang Gayo Dan Pinto Aceh Pada Busana Pengantin Muslim Dengan Tema ‘Muara Gayo’ Fira Zulia Rohmawati; Ratna Suhartini
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerawang Gayo dan Pinto Aceh adalah nama ragam hias yang berkembang di Aceh Tengah. Tujuan penelitian adalah mengetahui proses pembuatan dan hasil jadi penerapan ragam hias Aceh yaitu Kerawang Gayo dan Pinto Aceh pada busana pengantin muslimah yang bertema ‘MUARA GAYO’. Terinspirasi dari cerita legenda yang berada di Aceh yaitu Legenda Laut Tawar Aceh, yang menceritakan tentang pengembara gagah yang mendapatkan ilham untuk menguji masyarakat setempat. Proses penerapan ragam hias Kerawang Gayo dan Pinto Aceh dimulai dengan pembuatan desain, setelah itu pengaplikasian motif Kerawang Gayo dan Pinto Aceh dengan menggunakan teknik bordir dan lekapan tali. Menggunakan kain organza dan kain duces untuk bahan utamanya. Siluet yang digunakan pada busana ini adalah siluet L yaitu bentuk busana duyung lebar pada bagian bawah, dan memiliki jubah yang sangat lebar. Penerapan bordir stilasi ragam hias Kerawang Gayo terdapat pada bagian muka dan pada bagian punggung jubah, pada bagian sisi bawah jubah menggunakan hiasan lekapan tali stilasi ragam hias Pinto Aceh. Kerawang Gayo and Pinto Aceh are the names of ornamental varieties that developed in Central Aceh. The purpose of the study was to find out the manufacturing process and the finished results of the application of Acehnese ornamental varieties, namely Kerawang Gayo and Pinto Aceh in the Muslim WomenWorkshop with the theme 'MUARA GAYO'. Inspired by the legendary story in Aceh, namely the Legend of Air Tawar Aceh, which tells about a dashing traveler who gets inspiration to test the local community. The process of applying the decorative variety Kerawang Gayo and Pinto Aceh begins with making a design, after that the application of Kerawang Gayo and Pinto Aceh motifs using the embroidery and rope fixtures. It uses organza fabric and duces fabric for its main material. The silhouette used in this outfit is the L silhouette, which is a wide mermaid shape at the bottom, and has a very wide robe. The application of embroidery distillation of various ornamental Kerawang Gayo is found on the face and on the back of the robe, on the lower side of the robe using the decoration of the distillation rope of decorative variety Pinto Aceh.
Eksplorasi Ragam Hias Komodo dengan Teknik Lekapan Tali Pada Gaun Pengantin Jane Fitria Ananda Putri; Ratna Suhartini
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/baju.v3n2.p85-95

Abstract

Komodo merupakan spesies biawak besar yang terdapat di pulau komodo, yang sering dijadikan sebagai ragam hias fauna di daeah Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses eksploarsi ragam hias komodo dengan teknik lekapan tali pada gaun pengantin. Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian penciptaan karya double diamond model, yang terdiri dari 4 tahapan yaitu discover, define, develop, dan deliver, ditambah dengan pengumpulan data menggunakan penilaian produk. Pengambilan data dengan mengambil lembar penilaian dengan jumlah penilai ahli sebanyak 4 orang dari dosen tata busana Unesa. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif, dengan menghitung nilai rata-rata berdasarkan aspek penilaian produk. Proses penerapan lekapan tali dan ruffle di mulai dengan memotong kain satin lalu membentuk tali-tali atau sengkelit. Kemudian tali-tali tersebut dilekapkan pada permukaan kain tile yang polanya membentuk ragam hias komodo dengan dilekapkan mengunakan tusuk balut. Lalu mengatur peletakan lekapan tali pada bagian muka dan belakang busana. Hasil jadi eksplorasi ragam hias komodo dengan teknik lekapan tali pada gaun pengantin mendapat nilai dengan kategori sangat baik dengan rata-rata hasil penilaian 4,625. Komodo is a large monitor lizard species found on the island of Komodo, which is often used as a variety of ornamental fauna in East Nusa Tenggara. The purpose of this study was to determine the process of exploring the variety of Komodo dragon ornaments with the rope fixture technique on wedding dresses. This article uses a research approach to the creation of double diamond model, which consists of 4 stages, namely discover, define, develop, and deliver, plus data collection using product assessment. Data collection by taking an assessment sheet with the number of expert assessors as many as 4 people from Unesa fashion design lecturers. The data analysis method uses a descriptive method, by calculating the average value based on aspects of product valuation. The process of applying rope and ruffle fixtures begins with cutting satin fabric and then forming ropes or stings. Then the ropes are stretched on the surface of the tile cloth whose pattern forms a variety of Komodo dragon ornaments by stretched using a wrap band. Then adjust the placement of the strap on the face and back of the clothes. The results of exploring the variety of Komodo dragons with rope techniques on wedding dresses received a score in the very good category with an average assessment result of 4,625.