Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan

PENGARUH AROMATERAPI MAWAR TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA MANDALIKA NTB Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v3i2.82

Abstract

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan tidur atau insomnia. Seorang lansia akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memulai tidur serta memiliki waktu sedikit untuk tidur nyenyak dan pemenuhan tidur secara kualitas menurun. Tujuan peneliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh aromaterapi mawar terhadap kualitas tidur lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang mengalami insomnia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB, sampel 22 responden dengan teknik sampling porvosive sampling, pengambilan data menggunakan wawancara mengunakan kuisioner. Analisa yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa sesudah pemberian aromaterapi mawar Kualitas tidur kurang ada 2 orang (9,09%), kualitas tidur cukup ada 6 orang (27,27%), kualitas tidur baik ada 14 orang (59,09%), dan kualitas tidur buruk 22 (100.0%). Dan dari hasil analisa data menggunakan uji wilcoxon didapatkan Kualitas Tidur Post dan Kualitas Tidur Pre-4.122 Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 dengan tingkat kemaknaan < 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwah ada pengaruh aromaterapi mawar terhadap kualitas tidur lansia di Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB. Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika NTB pemberian aromaterapi mawar dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia.
HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALANSI RAWAT INAP RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v4i2.105

Abstract

Supervisi keperawatan merupakan kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor, ditujukan untuk mengawasi seluruh staff keperawatan menjalankan tugasnya dengan baik, memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung, serta memberikan kepuasan kerja perawat pelaksana yang disupervisi. Kepuasan kerja perawat pelaksana dapat meningkatkan motivasi bekerja perawat lebih baik, sehingga tercapai kualitas. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampling dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bertugas di instalansi rawat inap kelas III (IRNA III, IRNA Paru, dan IRNA Anak) RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat sebanyak 30 orang, dengan tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling. Isntrumen yang digunakn adalah lembar kuesioner dan analisa datanya menggunakan Uji Spearman Rank dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian diperoleh nilai Pvalue = 0,000 (Pvalue < α), hal ini berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan kekuatan hubungan (derajat korelasi) kuat dan arah positif (koefisien rho = 0,623). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pelaksanaan supervisi kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat. Rekomendasi yang diajukan dari penelitian ini adalah bagi pihak manajemen rumah sakit untuk dijadikan bahan pertimbangan agar semakin meningkatkanperbaikan sistem manajemen terutama untuk pelaksanaan supervisi.
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROVINSI NTB Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v3i1.58

Abstract

Kualitas pelayanan di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang ada di dalamnya, salah satunya adalah tenaga keperawatan. Kepuasan kerja perawat merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia. Faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja adalah kepemimpinan, lingkungan kerja, dan motivasi kerja. Motivasi penting karena diharapkan dengan motivasi setiap tenaga kerja mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja tinggi. Desain penelitian survey cross sectional. Penelitian dilaksanakan tanggal 1 Juni 2014 sampai 3 Juni 2014 terhadap 65 orang perawat di ruang rawat inap RSJ Propinsi NTB, menggunakan kuesioner penelitian. Rata-rata motivasi 88.83 dan kepuasan kerja 73.54. Terdapat hubungan positif hubungan positif kuat antara motivasi dengan kepuasan kerja perawat, nilai r = 0.734 dan p = 0.000. Ada hubungan antara motivasi dengan kepuasan kerja. Saran: Diharapkan RSJ Propinsi NTB mengoptimalkan sistem manajemen yang dapat meningkatkan motivasi, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat. Kata Kunci : Motivasi, Kepuasan Kerja
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perawatan Mandiri Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werda (Pstw) Puspakarma Mataram Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v2i2.34

Abstract

Salah satu permasalahan yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah penduduk lansia adalah peningkatan rasio ketergantungan lanjut usia yang dirawat oleh keluarga. Pada Usia lanjut terjadi penurunan fisik dan mental namun penting sekali menyiapkan mereka untuk mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga tidak bergantung kepada keluarga termasuk dalam hal perawatan diri. Berdasarkan hal tersebut  peneliti tertarik ingin mengkaji beberapa faktor yang berhubungan dengan kemandirian lanjut usia dalam hal perawatan mandiri pada PSTW Puspakarma Mataram.Desain penelitian yang digunakan studi korelasional dengan pendekatan Cross sectional. Populasi sebanayk 76 dengan teknik sampling purposive sehingga didapatkan 43 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan pengolahan data menggunakan Spearman rank. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji korelasi Spearman rank didapatkan nilai Rho (r)untuk faktor fisik dengan perawatan mandiri  sebesar 0,536 artinya kekuatan korelasi sedang dan significant (2-tailed) sebesar 0,000 angka ini lebih kecil dari nilai α=0.05 artinya bahwa Ha diterima. Kemudian untuk uji hubungan faktor kesehatan psikis dengan perawatan mandiri pada lansia, didapatkan nilai Rho (r) sebesar 0,434 artinya kekuatan korelasi sedang dan significant (2-tailed) sebesar 0,004 angka ini lebih kecil dari nilai α=0.05 artinya bahwa Ha diterima. Dan untuk uji hubungan faktor kesehatan sosial dengan perawatan mandiri pada lansia, didapatkan nilai Rho (r) sebesar -0,128 artinya tidak ada kekuatan korelasi hubungan antar variabel artinya bahwa Ha ditolak.Faktor- faktor yang berhubungan dengan perawatan mandiri pada lansia di PSTW Puspakarma Mataram terdapat 2 faktor yang mendukung yaitu faktor kesehatan fisik dan psikis. diharapkan dalam pemberian  asuhan keperawatan lansia agar kemandirian lansia didorong dalam perawatan dirinya.
PENGARUH LATIHAN FISIK I DAN II TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v5i2.147

Abstract

Violent behavior is a response of stressor faced by someone by sowing particular actual violent behaviour to either himself, other people or environment in either verbal or non verbal means to physically or psychologically injure others. The therapy may help such patients is physical exercise I and II. This research is aimed at determining the effect of physical exercise I and II on the ability to control violent behaviour. The research is using method of Pre-Experimental study designed with post-test study with one group pre-test and post-test. This research involved 30 respondents with violent behavior treated in Inpatient room of Mutiara Sukma Mental Hospital, selected through purposive sampling. The data were collected through observation and interview. The data then were statistically examined using Wilcoxon Signed Rank Test within α= 0.05. The research showed that before of relaxation therapy the ability to control violent behaviour, 20 respondents (67%) of them were categorized as poor (unable to control), 10 respondents (33%) were fair (simply able enough to control. This is percentage showed that they are categorized as unable to control the violent behaviour. After they were provided with phisical exercise I and II, 27 of the respondents (90%) were categorized as good or able to fully control violent bihaviour, this is due to the interest of the respondents to follow the physical exercise therapy I and II. It is inferred that physical exercise therapy I and II had significant effect in controlling the violent behaviour. It is suggested that nurses providing the therapy work in appropriate procedure within to reach the fulfilment of the available indicators.
Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoartritis Di Pstw “Puspakarma” Mataram Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v2i1.20

Abstract

Jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dan angka ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Salah satu penyakit yang sering diderita oleh lansia adalah osteoarthritis dimana salah satu gejala utama pada penyakit osteoarthritis adalah adanya gangguan rasa nyeri. Lebih dari 85% lansia usia >65 tahun terkena osteoartritis. Di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram terdapat 62 lansia atau 87.3% mengalami osteoartritis dari total keseluruhan lansia.            Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan penelitian “One Group Pre Test-Post Test with control group desaign”. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengalami osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan Jumlah sampel 54 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dengan skala nyeri bourbanis. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dengan rumus T-test berpasangan untuk menentukan pengaruh perlakuan dengan taraf sigifikan 5%.            Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai T hitung 5.0397 dan nilai T Tabel 2.006 jadi didapatkan T Hiting > T Tabel (5.0397 > 2.006). dengan interpretasi demikian maka ada pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram.            Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh signifikan dilakukanya senam ergonomis dengan penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis di Panti Sosial Tresna Werdha  “Puspakarma” Mataram. Jadi diharapkan agar lansia melakukan senam ergonomis untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pada penderita osteoartritis.
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL LANSIA DENGAN MEKANISME KOPING YANG DIGUNAKAN LANSIA DI DESA POHGADING GUBUK TIMUQ KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v6i1.170

Abstract

Menua merupakan proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti serta mempertahankan struktur dan fungsi secara normal. Perubahan tersebut menyebabkan terganggunya aktivitas yang akan menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan dasar pada lansia salah satunya adalah kebutuhan seksual. Lansia sering mengalami stress yang diakibatkan oleh kematian pasangan hidup, isolasi social, pensiun dan seksualitas. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan mekanisme koping individu yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan seksual lansia dengan mekanisme koping yang digunakan lansia di Desa Gubuk Timuq Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional. Populasi berjumlah 48 lansia, dengan menggunakan tehnik sampling purposive sampling dan mendapatkan sampel sebanyak 32 orang lansia. Penelitian ini menggunakan instrument pedoman wawancara, dengan uji analisa data menggunakan chi square. Hasil penelitian didapatkan 16 (50%) lansia memiliki kebutuhan seksual tidak terpenuh, dimana 10 (62.5%) lansia memiliki mekanisme koping maladaptif, dan 6 (37.5%) lansia memiliki mekanisme koping adaptif. Sedangkan 16 (50%) lansia lainnya memiliki kebutuhan seksual terpenuhi, dimana 16 (100%) lansia tersebut memiliki mekanisme koping adaptif. Hasil uji analisa data mendapatkan nilai Asymp. Sig. 2-sided 0.000 dengan α 0.05. kesimpulannya bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemenuhan kebutuhan seksual lansia dengan mekanisme koping yang digunakan lansia di Desa Pohgading Gubuk Timuq Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat memfasilitasi cara konstruktif kepada lansia melalui edukasi dalam pemenuhan kebutuhan seksual sehingga menghasilkan mekanisme koping yang adaptif.
Relaksasi Otot Progresif Kombinasi Terapi Musik Klasik Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Lansia. Ni Made Sumartyawati; Erwin Made Septiana; Dina Fithriana
Jurnal PRIMA Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i1.215

Abstract

Pendahuluan: Depresi merupakan gangguan emosional dimana salah satu kelompok yang sering mengalami depresi adalah lansia. 6 dari 10 lanjut usia di BSLU Mandalika Mataram mengatakan bahwa sering merasakan kesepian, kurang dapat melaksanakan peran yang diinginkan.Tujuan: Penelitian ini untuk melihat pengaruh pemberian relaksasi otot progresif kombinasi terapi music klasik terhadap perubahan tingkat depresi.Metode: Merupakan penelitian Pre-eksperimental dengan pendekatan One Group Pretest-postest Design. Populasi penelitian adalah semua lansia yang tinggal di BSLU Mandalika Mataram sebanyak 82 lansia. Sampel ditentukan dengan purposive sampling berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan mendapatkan sebanyak 27 sampel. Data depresi pada lansia dikumpulkan menggunakan Geriatric Depresion Scale-15, sedangkan untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test.Hasil: Sebelum diberikan perlakuan depresi lansia berada pada kategori ringan sebanyak 18 lansia. (66,7%), depresi sedang 9 lansia (33,3%), dan normal 0 responden. Setelah diberikan perlakuan sebagian besar berada pada katerogi normal sebanyak 11 lansia (40,7%), depresi ringan 10 lansia (37,1%) dan depresi sedang 6 lansia (22,2%). Nilai sig (2-tailed) = 0.000 dan α = 0.05 maka nilai sig (2-tailed) < α sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh relaksasi otot progresif kombinasi terapi musik klasik terhadap perubahan tingkat depresi pada lanjut usia di BSLU Mandalika Mataram.
EFEKTIVITAS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI DAN TERAPI RELIGIUS TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v5i1.134

Abstract

Gangguan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien. Salah satu gejala yang paling sering muncul pada gangguan jiwa adalah munculnya halusinasi pendengaran. Halusinasi yang tidak dikontrol akan mengarah pada kondisi yang lebih parah dimana klien dapat mengalami gangguan alam realita. Terapi yang biasa diberikan dalam penatalaksanaan mengatasi halusinasi pendengaran salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok (TAK) yang sudah biasa dilakukan di RSJ Mutiara Sukma NTB. Pendekatan terapi religius dzikir dalam asuhan keperawatan jiwa di RSJ Mutiara Sukma NTB belum dilakukan secara khusus pada asuhan keperawatan pasien halusinasi pendengaran. Tujuan penelitian ini: untuk mengetahui perbedaan efektivitas terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dan terapi religius dzikir terhadap frekuensi halusinasi pendengaran pada pasien halusinasi di ruang Dahlia RSJ Mutiara Sukma NTB. Penelitian ini merupakan Quasi eksperimen dengan pre-postes. Tehnik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan besar sampel yang diteliti 10 sampel pada setiap kelompok intervensi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Analisa data yang menggunakan uji t-test dua variable. Hasil penelitian didapatkan TAK stimulasi persepsi t hitung 3.250 > 1.73406 dan terapi religius dzikir t hitung 2.449 > 1.73406 pada kemaknaan 0,05 (5%) berarti ada perbedaan efektifitas terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dan terapi religius dzikir. Saran dalam penelitian ini adalah diharapkan perawat dapat mengajarkan menggunakan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dan terapi religius dzikir.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRSAK (ANNONA MUCICATA L) DAN SENAM TERA TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DENGAN GOUT ARTHRITIS DI BSLU MANDALIKA PROVINSI NTB Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v4i1.94

Abstract

Usia lanjut ditandai dengan adanya kemunduran biologis, kemampuan fisik serta munculnya beberapa penyakit, salah satunya Gout Artritis. Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak, berulang dan disertai dengan artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan monosodium urat atau asam urat yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat di dalam darah/hiperurisemia. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan rancangan two group pretest and post-test design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sample sebanyak 42 responden. Analisa data menggunakan uji paired sample t test dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan bantuan SPSS, pada kelompok A didapatkan p value 0,037 < α 0,05; dan pada kelompok B didapatkan p value 0,015 < α 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan rebusan daun sirsak dan senam tera efektif dalam menurunkan kadar asam urat. Senam tera menunjukkan nilai yang lebih signifikan dari pemberian rebusan daun sirsak. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa senam tera yang dilakukan lebih efektif dari pemberian rebusan daun sirsak dalam memberikan perubahan yaitu penurunan kadar asam urat lansia dengan gout artritis. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi lansia dan BSLU Mandalika untuk tetap melaksanakan program senam lansia khususnya senam tera dan memotivasi lansia mengkonsumsi rebusan daun sirsak guna kestabilan kadar asam urat.