Surijadi Supardjo
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNSRAT Manado

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA HIJAU DI PULAU SULABESI, KABUPATEN KEPULAUAN SULA Djalil, Soepratman Abd; Takumansang, Esli D.; Supardjo, Surijadi
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata di Pulau Sulabesi Kabupaten Kepulauan Sula merupakan wisata kepulauan yang masih baru di kembangkan, sehingga Peratuan Pemerintah Kabupaten tentang perencanaan dan penataan kawasan wisata belum maksimal juga tertata dengan baik, padahal wisata kepulauan ini memiliki aspek keindahan dan nilai ekonomi yang besar bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula. Perencanaan Pengembangan yang baik dengan mengutamakan lingkungan diharapkan dapat bermanfaat bukan hanya saat ini tapi di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang maka masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu Bagaimana perencanaan pengembangan pariwisata daerah di Pulau Sulabesi dengan pendekatan Pariwisata Hijau. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Menganalisis perencanaan pengembangan pariwisata daerah di Pulau Sulabesi dengan pendekatan Pariwisata Hijau, adapun manfaat hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan untuk perencanaan pengembangan kawasan pariwisata di Pulau Sulabesi. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Metode analisis mengunakan analisis SWOT dan Perencanaan ada beberapa strategi perencanaan lainnya. Hasil Penelitian berdasarkan matriks SWOT diketahui faktor internal, faktor eksternal dan faktor internal yaitu ; Wisata Mangrove Kecamatan Sanana Utara, Wisata kebudayaan dln.  Beberapa faktor ekstenal yaitu ; Pengelolaan limbah yang belum baik, Infrastuktur pariwisata belum baik dln. Hasil penelitian lainnya ialah infrastuktur pariwisata masih kurang seperti jaringan energi listrik, jaringan telekomunikasi dan jalur transportasi yang hanya bisa diakses melalui jalur laut dan darat.Kata Kunci: Perencanaan Pengembangan Kawasan Pariwisata Hijau, Pariwisata Hijau
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN TORAJA UTARA Kadang, Octavia A.; Kumurur, Veronica A.; Supardjo, Surijadi
SPASIAL Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Toraja Utara merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki topografi paling tinggi di Provinsi Sulawesi Selatan dan memiliki tingkat rawan bencana longsor yang tinggi. Selain merupakan dataran tinggi yang rawan akan bencana longsor Kabupaten Toraja Utara memiliki kemiringan lereng yang sangat beragam dan sebagian besar tergolong kemiringan lereng yang sangat curam dan tersebar di beberapa bagian di Kabupaten Toraja Utara. Tingkat kerawanan bencana longsor dan kemiringan lereng yang tinggi sangat berpengaruh terhadap kualitas penggunaan lahan khususnya penggunaan lahan permukiman. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap kesesuaian lahan permukiman di Kabupaten Toraja Utara sesuai dengan peruntukan dan kemampuan lahannya. Metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis spasial yaitu analisis overlay dan skoring. Analisis spasial dilakukan dengan cara overlay atau menumpangtindihkan parameter-parameter kesesuaian lahan kemudian dilakukan analisis skoring untuk menentukan fungsi kawasan sehingga didapatkan output berupa peta kesesuaian lahan permukiman. Kabupaten Toraja Utara memiliki 3 kategori kesesuaian lahan yaitu tidak sesuai seluas 61.655 ha, sesuai bersyarat seluas 42.080 ha dan yang sesuai seluas 12.012 Ha. Lahan permukiman yang menempati kawasan permukiman atau kawasan yang sesuai seluas 451 Ha dengan persentase 68,75 dari total luas permukiman di Kabupaten Toraja Utara sedangkan lahan permukiman yang tidak sesuai atau lahan permukiman yang menempati kawasan lindung seluas 205 ha dengan persentase 31,25 dari total luas permukiman yang ada di Kabupaten Toraja Utara.Kata Kunci: penggunaan lahan, kesesuaian lahan, permukiman
REDESAIN PASAR TRADISIONAL 23 MARET DI KOTAMOBAGU. “ARCHITECTURE HYBRID ” Mokorimban, Fadhillah D.; Supardjo, Surijadi; Sembel, Amanda
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar tradisional seringkali di anggap memiliki citra buruk karena keadaan pasar yang semrawut, kotor dan tidak nyaman. Sama halnya dengan Pasar Tradisional 23 Maret yang lekat dengan image pasar tradisional pada umumnya. Sarana dan rasarana pasar yang buruk serta gagalnya peran revitalisasi pasa pasar akibat tidak meratanya pengaturan tempat berjual yang berdampak pada ditinggalkannya gedung pasar oleh penjual. Namun, eksistensi pasar tradisional ini masih menjadi pilihan umum masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari karena barang yang ada di pasar tradisional relatif lebih murah dan bisa ditawar. Olehnya keberadaan Pasar Tradisional 23 Maret ini sangat penting sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah khususnya Kotamobagu, maka perlu dilakukan Redesain pada Pasar Tradisional 23 Maret ini dengan tema Architecture Hybrid dengan menggabungkan konsep tradisional dan modern diharapkan mampu memberikan citra baru pada pasar dengan memaksimalkan seluruh aspek pendukung dan penunjang aktivitas pada pasar sehingga pasar tradisional dapat turut serta dalam perkembangan perekonomian daerah. Kata kunci            : Architecture Hybrid, Pasar Tradisional, Redesain.
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI TUGULUFA KOTA TIDORE Madjid, Kasmawati; -, Sangkertadi; Supardjo, Surijadi
SPASIAL Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pariwisata di Indonesia memliki potensi yang cukup baik dan merupakan salah satu sektor yang memacu perekonomian, sehingga perencanaan pariwisata sangatlah penting mengingat sektor pariwisata kini di jadikan sektor unggulan karena dapat memacu sektor lainnya seperti bisnis transportasi, restoran, hotel, dan memperkenalkan adat budaya di daerah tersebut. Dalam RTRW Tahun 2013-2033. Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional maupun global. Untuk Kota Tidore Kepulauan, fasilitas rekreasi untuk sekarang ini masih berada satu lokasi dalam tempat wisata setempat seperti pantai, dan lainnya. Sebagai salah satu lokasi pariwisata nasional, tempat rekreasi di Kota Tidore Kepulauan sudah memenuhi standar nasional. Namun keberadaan fasilitas rekreasi yang ada sekarang ini belum mampu mengangkat Kota Tidore Kepulauan secara keseluruhan. Berdasarkan data primer, diketahui bahwa di desa-desa Kota Tidore Kepulauan terdapat lokasi-lokasi yang mempunyai potensi sebagai lokasi wisata alternatif selain wisata budaya. Obyek wisata unggulan yang dijadikan sebagai integrated tourism pantai Tugulufa merupakan salah satu pantai yang berada di kelurahan Indonesiana kecamatan Tidore yang akan di kembangkan menjadi icon Kota Tidore. Metode penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah metode penelitian SWOT adapun analisis statistik deskriptif dengan tujuan mengidentifikasi karakteristik pantai Tugulufa untuk pengembangan wisata Kota Tidore dan menganalisis hubungan internal eksternal dalam objek wisata pantai Tugulufa Kota Tidore, dengan menggunakan Analisis Daerah Operasi-Obyek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) maka di lakukan analisis SWOT. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, melakukan kuesioner dan telaah pustaka. Hasil analisis penelitian ini.Kata kunci: Potensi Wisata, Strategi Pengembangan, Pantai Tugulufa, Kota Tidore
GELANGGAN OLAHRAGA LOHORAUNG DI TAGULANDANG. Folding Architecture Gregory, Mantouw A.; Supardjo, Surijadi; Mandey, Johansen C.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tubuh manusia memiliki sistem yang kompleks, sehingga dapat bergerak untuk melakukan segala aktivitas. Setiap sistem tubuh manusia memliki fungsi masing – masing yang saling berketerkaitan dan apabila manusia kehilangan salah satu dari sistem tersebut maka manusia tersebut tidak dapat melakukan aktivitasdengan baik dibandingkan denan sebelumnya. Manusia memerlukan tubuh yang sehat dalam beraktivitas, sehingga diperlukan pola hidup sehat seperti salah satunya melakukan olahraga. Olahraga merupakan kegiatan yang menjadi kebutuhan dari manusia. Saat ini kesadaran akan olahraga menjadi penting di kalangan masyarakat, tidak hanya sekedar kegiatan untuk menyehatkan tubuh tetapi juga sebagai sarana penyaluran bakat sesorang.Gelanggang olahraga umumnya merupakan bangunan yang memiliki sistem struktur bentang lebar dikarenakan hal tersebut merupakan sebuah tuntutan kebutuhan ruang.Olahraga dapat dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor). Melalui hal ini dihadirkan tempat olahraga indoor yangdapat dinikmati lewat Folding In Architecture.Folding In Architecture suatu proses menghasilkan bentukan dalam desain arsitektur yang pada intinya bereksperimen untuk menghasilkan suatu bentuk konfigurasi melalui suatu proses. Penerapannya ke dalam perancangan arsitektur menggunakan metode “borrowing” yakni meminjam karakter kertas dan mentransformasikannya kedalam sebuah bentuk melalui proses lipat, potong, tekan.Kata Kunci : Folding In Architecture, Manusia, Olahraga, Indoor.
GEOMETRI FRAKTAL DALAM RANCANGAN ARSITEKTUR Hasang, Stenly; Supardjo, Surijadi
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya tulis ini menelusuri tentang konsep-konsep dasar dari geometri fraktal yang merupakan suatu cabang dari ilmu matematika yang mempelajari bentuk dan perilaku dari fraktal,dan kemudian diaplikasikan dalam lingkup wilayah arsitektur. Fraktal adalah bentuk apa saja yang jikalau bagian-bagian dari bentuk itu diperbesar akan terlihat rincian yang sebanyak-banyaknya seperti bagian fraktal keseluruhannya. Adanya geometri fraktal menunjukkan bahwa matematika tidak hanya menjadi subjek yang selalu membahas tentang hitung menghitung, tetapi juga dapat dikaitkan dengan seni untuk  menghasilkan karya-karya arsitektur yang indah dan memiliki nilai intelektual yang tinggi. Kata kunci : Geometri Fraktal, Adaptasi, Perancangan
ISLAMIC CENTER DI KOTA KOTAMOBAGU. “ARSITEKTUR KONTEMPORER” Nuh, Riansyah; Supardjo, Surijadi; Tarore, Raymond Ch.
MEDIA MATRASAIN Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah bangsa yang memiliki kebudayaan yang unik dan beraneka ragam. Dimana tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dan menghasilkan suatu kesenian khas yang membedakan antara daerah satu dengan daerah lainnya. Salah satu kota kesenian yang khas di Indonesia adalah Kota Jayapura. Kota jayapura merupakan kota seni dan budaya yang kental. Tari triton, tari pikon/kecapi mulut dan tari tipa merupakan salah satu kebudayaan dan kesenian peninggalan tradisi Papua. Sering dengan perkembangan jaman kebudayaan Papua mulai terlupakan, banyak generasi muda tadak mengenali tentang kebudayaan-kebudayaan tersebut. Masuknya budaya asing menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap menurunnya minat masyarakat budayanya sendiri, terutama generasi muda mudi yang lebih enjoi dengan kesenian-kesenian modern yang telah menjamur sampai lupa akan indentitas mereka sebagai orang Papua. Oleh karena itu, dengan adanya perancangan Pusat Seni dan Budaya Papua di Jayapura ini dapat meningkatkan kembali akan indentitas kebudayaan daerahnya dan memperkenalkan kebudayaan Papua ke manca Negara dengan cara memberikan pelatihan, pengembangan akan kesenian-kesenian Papua kepada masyarakat khususnya masyarakat Orang Asli Papua serta sarana pelestarian kebudayaan daerah dan sarana rekreasi. Output dari pada rancangan tidak hanya dari segi fisik atau keindahan arsitekturnya saja, melainkan nilai-nilai dari arsitektur Papua tersebut yang dimunculkan pada perkembangan arsitektur-arsitektur jaman sekarang tanpa melupakan arsitektur daerahnya. Dengan penerapan tema Re-Interpreting Tradisi ini diharapkan dapat mengangkat kembali nilai-nilai arsitektur Papua yang mulai dilupakan. 
ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN PUSAT KOTA BITUNG Tambbotto, Syalom W.; Tilaar, Sonny; Supardjo, Surijadi
MEDIA MATRASAIN Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

City development has affected urban space, one of which is the Pedestrian Path, therefore the researcher aims to identify the use and condition of the pedestrian path and analyze the effect of the level of comfort on pedestrians in the Bitung City Center area. The method used in this study is a qualitative method and a quantitative method with Likert Scale Analysis to answer the Utilization and Condition of Pedestrian Paths and Multiple Linear Regression Analysis to answer the Influence of Comfort Levels on Pedestrian Users in the Bitung City Center Area. From the results of this study, the first conclusion can be drawn about the use and condition of the Pedestrian Paths in the Bitung City Center area. It was found that the Pedestrian Paths were used as a place for distributing billboards with good conditions (76%), good formal businesses (71.4%), Informal Business Fairly Good (52.4), Good Social Activities (80.8%), Green Line 76.2%, Poor Facilities (40%) with Good Cleanliness (80.8%), Good Circulation (71%) ) and Fairly Good Security (50.4%). and the second conclusion about the factors that affect the level of comfort for users of the Pedestrian Path, simultaneously the variables of the Green Line, Circulation, Security, Cleanliness and Facilities affect the Comfort Level of the Pedestrian Path in the Bitung City Center Area. Partially those that affect the level of comfort are influenced by the variables in Zone A, namely the Facilities, Cleanliness, Circulation Variables. While in Zone B the Green Line Variable, Facilities. Then in Zone C Variable Green Line, Circulation and in Zone D Variable Facilities.
DEVELOPMENT OF INFRASTRUCTURE AND SUPPORTING FACILITIES FOR THE MINAPOLITAN AREA (Case Study: Kecamatan Pinogaluman Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Provinsi Sulawesi Utara) Alamri, Siti Aviva Mustika; Supardjo, Surijadi; Sembel, Amanda
SPASIAL Vol 8, No 3 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia has a coastal area that will be known for its enormous resource potential, biodiversity, the potential for aquaculture and marine tourism potential which can be found in almost every corner of the area in its aquatic ecosystem. The basic concept of developing the minapolitan area is an effort to create balanced development between regions, especially by increasing the urban-rural linkage, namely the development of rural areas that are integrated into the urban system functionally and spatially. The fisheries sector has a comparative advantage compared to other sectors, in the form of the availability of very large natural resources and is able to produce highly competitive products and services. Most fishermen in Pinogaluman District are still far from the level of welfare, there are still obstacles experienced in the development of the Minapolitan area, one of which is the problem of the availability of infrastructure and facilities to support the development of the Minapolitan area in Pinogaluman District which is not sufficient, so it cannot support the Minapolitan area. The method used is a qualitative descriptive analysis method which is used to describe the existing condition of the infrastructure and supporting facilities of the Minapolitan area, the GAP analysis is used to provide a description related to the condition of the infrastructure and facilities of the Minapolitan area, and the analysis of development directions is used to determine the development method by analyzing external factors in the form of opportunities and threats and internal factors in the form of strengths and weaknesses. The results of the matrix analysis of the development of infrastructure and supporting facilities for the minapolitan area in Pinogaluman District are in quadrant I by looking at the strengths and opportunities in resources, providing a special strategy for the form of development of the minapolitan area. In the SO strategy, with full support from government efforts, it is hoped that there will be appropriate spatial planning. In addition, more resources are needed to repair damaged infrastructure and facilities. There are also publications regarding the minapolitan area so that this area can be paid more attention by the government. The last is to provide easy accessibility for people who are involved in Minapolitan activities, so that production activities will increase and will not be recorded. Keywords : Minapolitan, Infrastructure and Facilities, Development