Raymond Ch. Tarore
Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI SEKITAR KAWASAN PELABUHAN BITUNG Bulamei, Alexa Puspa; Tarore, Raymond Ch.; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan suatu wilayah akan terus terjadi dari hari ke hari secara dinamis bersamaan dengan perkembangan jumlah penduduk dan aktivitas penduduk di dalamnya, akan mengakibatkan meningkatnya permintaan lahan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan kegiatan, sehingga saat ini lahan menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Secara umum perkembangan fisik kota Bitung serta penggunaan lahannya dipengaruhi oleh keberadaan pelabuhan sebagai titik tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan penggunaan lahan yang telah terjadi, dan bagaimana keberadaan Pelabuhan Bitung mempengaruhi penggunaan lahan yang ada di kawasan sekitarnya. Data yang diperlukan adalah data primer mencakup karakteristik responden dan karakteristik lahan melalui wawancara dan observasi langsung. Data Sekunder mencakup studi literatur, dokumen teknis dari instansi yang berhubungan melalui permintaan data ke instansi terkait. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan aplikasi GIS dengan data time series dari tahun 2006 dan tahun 2014. Kesimpulan yang diperoleh yaitu perubahan penggunaan lahan terjadi pada kawasan sekitar Pelabuhan  Bitung yang mencakup Kelurahan Bitung Timur. Lahan terbangun pada tahun 2006 di kawasan sekitar Pealabuhan Bitung 41,36 Ha mengalami peningkatan perubahan luas 7,69Ha sehingga pada tahun 2015 menjadi 49,05Ha. Dengan perubahan trend terbesar yaitu perubahan penggunaan lahan kosong menjadi lahan terbangun. Pelabuhan Bitung mempengaruhi perkembangan Kota Bitung terlihat dari pesebaran jenis penggunaan lahan. Terlebih khusus Pelabuhan Bitung mempengaruhi nilai lahan kawasan disekitarnya sehingga menyebabkan masyarakat melakukan perubahan penggunaan lahan mereka menjadi areal komersil. Kata kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, kawasan sekitar Pelabuhan Bitung
KETERKAITAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN DENGAN PERUBAHAN FUNGSI DAN INTENSITAS BANGUNAN PADA KAWASAN SEPANJANG KORIDOR BOULEVARD DI DEPAN KAWASAN MEGAMAS Wattimena, Brian Erfino; Tondobala, Linda; Tarore, Raymond Ch.
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan lahan di kawasan perkotaan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi. Kota Manado adalah salah satu kota yang cukup cepat pertumbuhan ekonominya Hal tersebut dapat dilihat hingga saat ini yang terjadi di Kota Manado yaitu terus muncul berbagai pusat kegiatan barang dan jasa baru untuk menunjang kegiatan masyarakat kota Manado. Kondisi ini memicu perubahan fungsi lahan yang terjadi  di sepanjang koridor Boulevard di depan Kawasan Megamas, yang secara langsung juga mempengaruhi perubahan fungsi dan intensitas bangunan di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana perubahan fungsi lahan dan keterkaitan perubahan fungsi lahan dengan fungsi dan intensitas bangunan. Metode dalam penelitian ini adalah Kuantitatif dengan analisis korelasional Tabulasi Silang untuk melihat hubungan antar variable, Adapun analisis yang dipakai yaitu analisis pertumbuhan okupasi penduduk untuk melihat kronologis perkembangan pemanfaatan fungsi lahan dan fungsi bangunan pada lokasi penelitian yang dijelaskan secara deskriptif. Hasil studi yang diperoleh menunjukan bahwa perubahan fungsi lahan yang paling dominan terjadi pada koridor Boulevard di depan Kawasan Megamas adalah Kawasan perdagangan dengan laju pertumbuhan 110%, sedangkan untuk laju pertumbuhan terendah adalah kawasan permukiman dengan laju pertumbuhan -73,71%. Sementara untuk fungsi dan intensitas bangunan dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan hasil responden menjawab telah terjadi dua kali perubahan fungsi bangunan, dengan instensitas bangunan didominasi oleh fungsi campuran berupa Kost, Toko, Kost dan Toko, Restoran, dan Bengkel. Hasil ini diharapkan dapat dijadikan masukan  dalam pengendalian penataan bangunan.   Kata Kunci: Keterkaitan, Perubahan, Fungsi Lahan, Intensitas Bangunan
ANALISIS PEMANFAATAN RUANG PADA KAWASAN RESAPAN AIR DI KELURAHAN RANOMUUT KECAMATAN PAAL DUA KOTA MANADO Resubun, Erlando E. R.; Tarore, Raymond Ch.; Takumansang, Esly
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak daerah resapan air yang mengalami alih fungsi menjadi permukiman dan perdagangan/jasa mengakibatkan berkurangnya luas pada kawasan resapan air itu sendiri. Seperti yang terjadi di Kelurahan Ranomuut Kecamatan Paal II Kota Manado.Peneltian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persebaran kawasan resapan air yang ada di Kelurahan Ranomuut dan mengkaji pemanfaatan ruang pada kawasan resapan air di Kelurahan Ranomuut. Untuk mencapai tujuan penelitian, metode  analisis data yang dipakai unutk menunjang penelitian ini adalah menggunakan metode overlay (Tumpang susun) dengan software Sistem Informasi Geografi (SIG) dan skoring data untuk mengidentifikasi kawasan resapan air. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: Distribusi kelas kesesuaian kawasan resapan air di Kelurahan Ranomuut terdiri atas kurang sesuai, cukup sesuai, dan tidak sesuai. Luas wilayah dengan kelas kurang sesuai adalah 75,30 Ha, luas wilayah dengan kelas cukup sesuai adalah 17,68 Ha, dan luas wilayah dengan kelas tidak sesuai adalah 18,36 Ha. Dalam hal pemanfaatan  ruang, ditemui adanya perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun 2000-2014 di Kelurahan Ranomuut. Perubahan yang terjadi adalah peningkatan luasan permukiman sebesar 80,69%, dan pengurangan luasan ladang-kebun sebesar 37,24%.   Kanta Kunci : Resapan Air, Pemanfaatan Ruang
MITIGASI BENCANA TSUNAMIDI KAWASAN PESISIR PANTAI MOLIBAGU Ointu, Sitti Nur Afni; Tarore, Raymond Ch.; Sembel, Amanda
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesisir Pantai Molibagu merupakan salah-satu wilayah yang secara struktur ruang adalah kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan dari Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.Berbatasan langsung dengan Teluk Tomini yang intensitas gempa tektoniknya cenderung tinggi, didukung dengan kajian pada Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Daerah Kab.Bolsel Tahun 2014-2018, menunjukkan pesisir pantai Molibagu rawan terhadap bencana, khususnya tsunami.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membuat pemetaan kawasan rentan bencana tsunami dan perencanaan mitigasi bencana tsunami di kawasan pesisir pantai Molibagu.Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan evaluatif, dengan menganalisa secara spasial mengenai bahaya, kerentanan dan risiko dari bencana tsunami.Sesuai dengan analisis tersebut maka dihasilkanlah kajian seluruh kawasan pesisir pantai Molibagu beresiko terkena dampak tsunami dengan risiko yang paling tinggi ada di Desa Toluaya, Pintadia dan Popodu. Perencanaan mitigasi bencana tsunami di kawasan pesisir pantai Molibagu terbagi menjadi dua, yaitu: (a). Upaya mitigasi struktural yang menjelaskan mengenai permodelan jalur hijau dan zona perencanaan ekosistem mangrove, pertimbangan pemusatan kegiatan masyarakat untuk mobilitas evakuasi, dan perencanaan jalur evakuasi ke beberapa zona aman dengan ketinggian tempat di atas 10 meter dan jarak capaian kurang dari 3.3 menit; (b). Upaya mitigasi non struktural, terkait dengan kebijakan pengurangan dampak bencana tsunami di kawasan pesisir pantai Molibagu.   Kata Kunci :Mitigasi Bencana, Tsunami, Kawasan Pesisir
EVALUASI KELAYAKAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KECAMATAN MANOKWARI SELATAN Rumbruren, Antonius Arik; Tarore, Raymond Ch.; Sembel, Amanda
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan tempat pembuangan akhir sampah (TPA), kecamatan manokwari selatan memiliki jarak ± 500m dari Pemukiman Masyarakat di Desa Maisepi dan Katebu dan jarak dari Lokasi TPA ± 1,5 km ke perkantoran Gubernur. Dengan jarak yang begitu dekat menimbulkan bau yang kurang sedap dan pencemaran lingkungan di hunian warga dan juga di perkatoran Gubernur. Sebagai upaya meningkatkan pelayanan dan mengatasi berakhirnya masa operasional TPA existing, pemerintah kabupaten Manokwari telah menetapkan lokasi TPA Sowi di dalam RTRW kabupaten Manokwari, untuk itu perlu diketahui “Bagaimana kelayakan lokasi TPA sampah Sowi ditinjau kondisi lingkungan berdasarkan analisis kritis terhadap SK SNI tentang pemilihan lokasi TPA Sampah ?”. Tujuan penelitian ini adalah, megevaluasi kelayakan lokasi TPA sampah Sowi berdasarkan SK SNI T-11-1991-03. Untuk mengetahui kelayakan lokasi TPA sowi Kabupaten Manokwari, maka analisis yang dilakukan adalah metode skoring. Penentuan skor masing-masing variable didasarkan atas pembobotan parameter-parameter dari masing-masing variabel tersebut. Besarnya bobot dari masing-masing parameter ditentukan atas dasar besarnya pengaruh kepentingannya. Dengan demikian maka Lokasi TPA sampah Sowi Kabupaten Manokwari dapat dinyatakan layak dipertimbangkan.   Kata kunci: Tempat, Pembuangan, Sampah
PEMANFAATAN RUANG PARA PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL BAHU,MANADO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI AKSESIBILITAS KAWASAN Rahantoknam, Steward; Tondobala, Linda; Tarore, Raymond Ch.
SPASIAL Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Tradisional Bahu berlokasi di Kecamatan Malalayang Kelurahan Bahu di Kota Manado. Sistem tawar menawar merupakan ciri khaspasar tradisional ini. Namun citra pasar tradisional yang indentik dengan semrawut, kotor dan macet menyebabkan situasi yang tidak nyaman bagi para pembeli dan pedagang. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan dan prilaku pedagang sehingga menurunnya kualitas lingkungan seperti terjadinya kesemrawutan karenapedagang menggelar dagangannya sembarangan dengan bahan seadanya sehingga mempengaruhi kenyamanan dalam pasar selain masalah kebersihan. Demikian pula,akses menuju pasar yang tidak memadai; angkutan kota yang sembarang menaikkan dan menurunkan penumpang; kegiatan proses bongkar muat barang dan tidak tersedia ruang parkir membuat pelanggan memarkir kendaraan dengan sembarangan terutama pada badan jalan pasar dimana keadaan ini membuat kemacetan di kawasan khususnya pada pada jam sibuk di pagi hari. Melihat permasalahan di atas maka peneliti merasa penting untuk mengkaji Pemanfaatan Ruang Para Pedagang Di Pasar Tradisional Bahu Dan Pegaruhnya Terhadap Kondisi Aksesibilitas Kawasan. MetodeAnalisis  Deskriptif dan Analisis Kuantitatif di pakai dalam penelitian ini. Hasil survey lapangan dipetakan dan dianalisis, selanjutnya dengan program SPSS, data hasil kuesioner diolah. Hasil penelitian ini memperlihatkan terdapat korelasi lokasi pedagang, penataan pedagang, mobilitas pedagang dengan  kemacatan diPasar Tradisional Bahu. Kemacetan terpanjang di jalan Wolter Wongensidi di saat waktu sibuk pasar yang terjadi di pagi hari pada jam 06.00 – 09.00.   Kata kunci : Pasar Tradisional Bahu, Pemanfaatan Ruang, Pedagang.
PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN PADA PUSAT KOTA AMBON Metekohy, Elvira Florensia; Mononimbar, Windy; Tarore, Raymond Ch.
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pusat Kota Ambon termasuk dalam SWP (Satuan Wilayah Pengembangan) 1 dengan satu kesatuan fungsional sebagai pemusatan fungsi pelayanan kota primer. Dengan memiliki potensi lahan datar yang relatif luas, sentral dalam arti memiliki akses tinggi keseluruh kota dan adanya kelengkapan prasarana dan sarana kota. Luas wilayah Pusat Kota adalah sekitar 4.259,67 Ha.Studi ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tata guna lahan pada Pusat Kota Ambon. Sedangkan sasaran yang ditempuh adalah mengidentifikasi perubahan tata guna lahan pada Pusat Kota Ambon dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tata guna lahan pusat Kota Ambon sebagai pusat aktivitas perekonomian kota. Dengan menggunakan analisis overlay/superimpose dan analisis deskriptif kualitatif  dapat diketahui pada pusat Kota Ambon telah terjadi pertambahan kawasan terbangun dan dipengaruhi pula oleh adanya akitivitas pelabuhan di kawasan pusat kota. Hasil studi yang diperoleh menunjukan adanya keterkaitan hubungan faktor perubahan penggunaan lahan dapat dilihat dengan tersedinya kelengkapan infrastruktur dan utilitas kota dengan kondisi kawasan yang strategis sehingga ada kemudahan dalam pencapaian aksesibilitas oleh masyarakat mengingat peran aktivitas pelabuhan yang memberikan kontribusi besar dalam aktivitas perekonomian Kota Ambon. Hasil ini diharapkan dapat menjadi input bagi Pemerintah agar mengendalikan pembangunan di kawasan pusat kota dengan aturan-aturan yang lebih jelas, agar perubahan yang terjadi bisa terkendali dan sesuai dengan daya dukung lahan dan aturan yang ditetapkan. Kata Kunci :perubahan tata guna lahan, pusat kota
PENGARUH KEGIATAN KOMERSIAL TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS KORIDOR JALAN YOS SUDARSO, PAAL DUA) Sepang, Rizky Brando; Mastutie, Faizah; Tarore, Raymond Ch.
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam perkembangannya saat ini Kota Manado termasuk salah satu kota yang berkembang dengan pesat. Hal ini di dukung dengan banyaknya kegiatan komersial yang berkembang mengikuti koridor jalan. Salah satunya kegiatan komersial yang berkembang di sepanjang koridor Jalan Yos Sudarso, Paal Dua dan menyebabkan kotribusi terhadap pergerakan lalu lintas meningkat sehigga menggangu kinerja jalan di koridor ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan dan pengaruh yang di timbulkan dari kegiatan komersial pada kinerja jalan.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Hasil identifikasi menunjukan keberadaan setiap kegiatan komersial di sepanjang koridor Jalan Yos Sudarso menimbulkan pengaruh yang sangat signifikan karena banyak kegiatan komersial tidak memiliki lahan parkir. Sehingga menimbulkan hambatan samping seperti kendaraan yang hanya parkir di badan jalan oleh karena itu membawa pengaruh terhadap kinerja jalan dengan sering terjadinya tundaan atau kemacetan lalu lintas pada jam-jam tertentu. Untuk memperbaiki hal ini, serta mencegah bertambah buruknya kinerja jalan, maka diperlukan penangan lalu lintas dari pihak yang berwajib, pembuatan jembatan penyebrangan, dan membuat aturan pemberhentian angkutan umum. Kata Kunci : Kegiatan Komersial, Koridor Jalan, Kinerja Jalan, Lalu Lintas
PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU Umar, Feki Pebrianto; Sela, Rieneke L. E.; Tarore, Raymond Ch.
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota dalam perjalanannya selalu tumbuh dan berkembang. Seiring dengan perkembangan kota, berbagai macam aktifitas perkotaan mulai tumbuh dan salah satu yang memicu perkembangan tersebut adalah Penduduk. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan semakin tingginya permintaan lahan untuk fungsi permukiman. Seperti yang terjadi di Kota Kotamobagu, dimana salah satu wilayah yang mengalami perubahan dalam pemanfaatan ruang adalah Kelurahan Mogolaing. Pembangunan yang terjadi rata-rata berfokus mengikuti jalur jalan dengan kepadatan yang tinggi terutama pada Jln. Adampe Dolot dan Jln Kampus yang masing masing mengalami perubahan dengan fungsi pemanfaatan ruang yang berbeda. Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan tersebut serta mengkaji faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan dengan mengambil 10 tahun perbandingan. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis dengan SIG. Hasil analisis menunjukan peningkatan persen lahan terbangun yang dimanfaatkan untuk fungsi komersial serta adanya perubahan fungsi bangunan seperti perubahan hunian menjadi hunian sekaligus komersial dimana perubahan tersebut mengikuti koridor atau merembet secara linear dan terfokus pada bagian wilayah penelitian yang berdekatan dengan pusat kota. Selanjutnya ditemukan faktor yang menyebabkan perubahan fungsi pemanfaatan ruang adalah Topografi, Penduduk, Nilai Lahan, Aksesibilitas, dan Daya Dukung Lahan. Kata Kunci : Perubahan Fungsi, Pemanfaatan Ruang, Koridor, Mogolaing Kotamobagu
ANALISIS SPASIAL TINGKAT KERENTANAN BENCANA GUNUNG API LOKON DI KOTA TOMOHON Gosal, Lisa Christie; Tarore, Raymond Ch.; Karongkong, Hendriek H.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Lokon merupakan gunung api aktif yang terletak di Kota Tomohon dengan tipe gunung A atau stratovolcano. Bahaya primer letusan Gunung api Lokon (bahaya langsung akibat letusan) adalah luncuran awan panas, lontaran piroklastik (bom vulkanik, lapilli, pasir dan abu) dan mungkin aliran lava. Sedangkan bahaya sekunder (bahaya tidak langsung akibat letusan) adalah lahar hujan yang terjadi setelah letusan dan apabila turun hujan lebat di sekitar puncak. Oleh karena itu, untuk meminimalisir dampak dari bencana tersebut diperlukan analisis mengenai tingkat kerentanan yang sangat berkaitan dengan penilaian resiko sebagai upaya penanggulangan bencana untuk perencanaan dan pengembangan daerah Kota Tomohon. Tujuan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya tingkatan kerentanan bencana letusan gunung api dan diperolehnya rekomendasi – rekomendasi tentang penanganan di kawasan terdampak Gunung api Lokon. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif dengan melakukan analisis spasial. Sesuai dengan analisis tersebut, maka dalam menganalisis tingkat kerentanan menggunakan metode pembobotan nilai terhadap aspek fisik bangunan, sosial kependudukan, ekonomi dan lingkungan yang parameter pembentuknya berdasarkan PERKA BNPB No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, sehingga diperolehnya indeks penduduk terpapar dan indeks kerugian dari dampak bencana. Analisis kerentanan diolah dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk mengklasifikasikan nilai kerentanan yang paling tinggi hingga paling rendah. Berdasarkan hasil studi, didapat 2 hal yaitu; persebaran tingkat kerentanan di Kota Tomohon terbagi atas 3 kelas dan yang menjadi pembahasan adalah kelurahan dengan kelas kerentanan tinggi (8 kelurahan) dan rekomendasi – rekomendasi penanganan di wilayah rentan bencana letusan Gunung api Lokon. Kata Kunci : Gunung api, Spasial, Tingkat Kerentanan Bencana, Mitigasi