Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PEMBENTUKAN LIFE SKILL MELALUI PEMBELAJARAN PKN Suprihatin, Titin; Munandar, M Aris; Setiajid, Setiajid
Unnes Civic Education Journal Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Education Ministry data reveals that in 2007 only 17.25% of high school students who can continue to pursue higher education either S1 or diploma This means there are 82.75%, or equivalent high school-age children are not able to pursue a higher education. Data from BPS reveals that the majority of open unemployment is high school graduate or equivalent (15.2%). The magnitude of the unemployment rate of high school graduates is one factor they are unprepared to enter the workforce. Therefore, it is necessary to learning that leads to the formation of student life skill. The results showed that SMAN Pati has implemented life skill based learning and the students has applied those skills in in everyday life.
PEMBENTUKAN LIFE SKILL MELALUI PEMBELAJARAN PKN Suprihatin, Titin; Munandar, M Aris; Setiajid, Setiajid
Unnes Civic Education Journal Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Education Ministry data reveals that in 2007 only 17.25% of high school students who can continue to pursue higher education either S1 or diploma This means there are 82.75%, or equivalent high school-age children are not able to pursue a higher education. Data from BPS reveals that the majority of open unemployment is high school graduate or equivalent (15.2%). The magnitude of the unemployment rate of high school graduates is one factor they are unprepared to enter the workforce. Therefore, it is necessary to learning that leads to the formation of student life skill. The results showed that SMAN Pati has implemented life skill based learning and the students has applied those skills in in everyday life.
Gambaran Agresivitas Anak dan Remaja di Area Beresiko Erni Agustina Setiowati; Titin Suprihatin; Rohmatun Rohmatun
Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Vol 1 (2017)
Publisher : Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah agresivitas merupakan salah satu problem eksternalisasi (externalizing problems) pada anak dan remaja yang kian meningkat. Penelitian yang dilakukan ini fokus pada kelompok anak dan remaja yang berada di setting sekolah. Sebanyak 470 siswa SD dan SMP di area beresiko di Kota Semarang dilibatkan sebagai responden dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan adalah skala agresivitas yang terdiri dari 55 pernyataan, dan memiliki indeks daya beda aitem antara 0,404 sampai 0,631 dengan koefisien reliabilitas (α) = 0,955. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui 11,06% responden memiliki agresivitas berada pada kategori rendah, 73,4% responden berada pada kategori agresivitas sedang, dan sebanyak 15,53 % responden berada pada kategori agresivitas tinggi. Berdasarkan hasil uji beda menggunakan anava satu jalur diketahui terdapat perbedaan yang signifikan agresivitas siswa laki-laki dan siswa perempuan, nilai F = 13,307 pada p = 0,000 ( p <0,05). Latar belakang pendidikan orang tua diketahui 14 % lulusan perguruan tinggi (baik level S2,S1,D3,maupun D1), 44,26% lulusan SMA, 19,8 % lulusan SMP, dan 16,6 % lulusan SD, 1,3% tidak lulus SD dan tidak bersekolah, serta sebanyak 4,04 % tidak mengisi pertanyaan mengenai pendidikan orang tua.   Kata Kunci: agresivitas, area beresiko, remaja
Prestasi akademik ditinjau dari model bimbingan akademik Titin Suprihatin
Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Vol 1 (2017)
Publisher : Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesuksesan akademik dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah bimbingan akademik (academic advising). Bimbingan akademik mencakup dua model layanan, perkembangan (developmental) dan preskriptive atau bersifat menentukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan prestasi akademik  ditinjau dari model bimbingan akademik yang dipersepsi oleh mahasiswa telah diterimanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswa (n=361). Pengumpulan data menggunakan skala yang disusun berdasarkan model pembimbingan akademik yaitu model bimbingan perkembangan dan model bimbingan preskriptif. Skala bimbingan akademik (academic advising inventori) diadaptasi dari Winston & Sador (2002). Data prestasi akademik diperoleh berdasarkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Uji beda (Anava) digunakan untuk menguji perbedaan prestasi akademik ditinjau dari model bimbingan akademik.Hasil analisa diskriptif menunjukkan bahwa 229 responden (63,4%) mempersepsi dirinya memperoleh bimbingan akademik yang bersifat developmental, yaitu model bimbingan yang didasari dari hubungan personal antara mahasiswa dan pembimbing, mencakup masalah akademik, karir dan personal, tidak hanya fokus pada tujuan akademik. Sedangkan 132 mahasiswa (35,6%) mempersepsi dirinya memperoleh bimbingan model prescriptive; yaitu model bimbingan yang didasari hubungan yang impersonal dan otoritas, hanya menjawab pertanyaan yang spesifik, dan tidak melibatkan mahasiswa dalam membuat pertimbangan. Hasil uji anava diperoleh nilai F= 0,003 dan p = 0.957 (p>0,05) menunjukkan tidak adanya perbedaan prestasi akademik antara mahasiswa yang mempersepsi menerima model bimbingan akademik  model developmental dan model prescriptive  Kata Kunci: Bimbingan akademik, model bimbingan perkembangan, model bimbingan preskriptif
Upaya Supervisi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SMK NU Kaplongan Lisyanti Lisyanti; Titin Suprihatin; Trisna Trisna
Edulead : Journal of Education Management Vol 3 No 2 (2021): Edulead : Journal of Education Management
Publisher : LPPM Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/edulead.v3i2.527

Abstract

Research in the field that the supervision carried out by the principal in improving the quality of teacher learning on the indicators of coaching starts from planned recruitment. Recruitment is carried out as input for qualified teachers. Strategies in improving the quality of teacher learning are carried out in collaboration with the industrial world so that knowledge and technical abilities can be increased to increase competitiveness. Monitoring indicators are carried out by monitoring teacher performance by making visits to each class on a scheduled basis to see the presence of teachers in theory classes and practical classes to ensure the continuity of the teaching and learning process according to the planned schedule. In the evaluation indicator, teacher performance evaluation is carried out every year using a special tool for teacher performance assessment. If the performance is considered good, then they are allowed to continue teaching and are given additional hours/performance bonuses, if the performance is poor, they are given coaching in the form of reduced hours so that they are not given teaching hours. The results of the comparison with Singapore's ITE College Center schools are the same both through coaching, monitoring, and evaluation.. Abstrak Penelitian di lapangan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan mutu pembelajaran guru pada indikator pembinaan dimulai dari rekruitmen yang terencana. Rekruitmen dilakukan sebagi input guru yang berkualitas. Strategi dalam peningkatan mutu pembelajaran guru dilakukan melalui kerja sama dengan dunia industry sehingga pengetahuan dan kemampuan teknis dapat meningkat untuk meningkatkan daya saing. Pada indikator pemantauan dilakukan dengan Pemantauan terhadap kinerja guru dengan melakukan kunjungan ke tiap kelas secara terjadwal untuk melihat keberadaan guru di dalam kelas teori dan kelas praktik untuk memastikan keberlangsungan proses belajar menagajar sesuai jadwal yang direncanakan. Pada indicator evaluasi yaitu evaluasi kinerja guru dilakukan setiap tahun dengan menggunakan perangkat khusus penilaian kinerja guru. Apabila kinerjanya dinilai baik maka dibiarkan untuk lanjut mengajar dan diberi tambahan jam/bonus kinerja, kalau kinerjanya buruk maka diberi pembinaan berupa pengurangan jam hingga tidak diberi jam mengajar. Hasil komparasi dengan sekolah ITE College Centre Singapura terdapat hal yang sama baik melalui pembinaan, pemantauan, dan evaluasi.
RESILIENSI PADA MAHASISWI BERCADAR DI KOTA SEMARANG Efrika Ayu Vegawati; Titin Suprihatin
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 14, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.14.1.43-52

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami gambaran resiliensi berdasarkan karakteristik resiliensi serta faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi pada mahasiswi bercadar di kota Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Subjek terdiri dari tiga mahasiswi bercadar yang berkuliah di perguruan tinggi negeri kota Semarang. Subjek dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara secara mendalam dan observasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran resiliensi subjek diperoleh dari lima karakteristik resiliensi yaitu perseverance, equaminity, meaningfulness, self reliance dan existential alones. Faktor-faktor yang berpengaruh pada resiliensi subjek yaitu karakteristik individu, pengaruh keluarga, lingkungan sekitar dan kelembagaan. Terdapat perbedaan tingkat kemampuan resiliensi dari diri ketiga subjek yang digambarkan subjek AM lebih dominan perseverance, subjek DN lebih dominan meaningfulness dan subjek SD lebih dominan self reliance. Akan tetapi, ketiga subjek memiliki kesamaan dalam hal faktor yang berpengaruh pada kemampuan resiliensi yaitu karakteristik individu tanpa ada pengaruh dari orang tua, lingkungan sekitar dan kelembagaan atau pihak universitas yang justru masih memberikan penilaian negatif, bahkan penolakan kepada keberadaan perempuan bercadar.
ADVERSITY QUOTIENT PADA SISWA HOMESCHOOLING Ummi Nabila Azaria; Titin Suprihatin
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 12, No 2 (2017): Jurnal Psikologi Proyeksi VOL. 12 No. 2 Oktober 2017
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.12.2.79-86

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe adversity quotient dan faktor yang mempengaruhi AQ pada siswa homeschooling. Homeschooling merupakan metode pendidikan informal yang menggunakan sistem bebas yang berbeda dengan sekolah formal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dalam penelitian ini didapat melalui wawancara dan observasi. Subjek berjumlah tiga orang siswa yang diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling dengan ciri-ciri siswa homeschooling di Kota Semarang yang telah mengikuti proses homeschooling minimal dua tahun dan telah bekerja dengan rentang usia 14-18 tahun.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi adversity quotient homeschooling pada ketiga subjek berbeda-beda, yaitu subjek pertama ketekunan, belajar dan mengambil resiko, subjek kedua perbaikan dan belajar serta subjek ketiga produktivitas. Faktor yang paling berkontribusi dalam aktifitas pekerjaan ketiga subjek adalah mengambil resiko, ketekunan dan belajar serta produktivitas dan kreativitas. Aspek yang mempengaruhi terbentuknya adversity quotient ketiga subjek adalah aspek control (C) dan origin and ownership (O2). Klasifikasi adversity quotient subjek pertama dalam homeschooling adalah tipe campers sedangkan untuk subjek kedua dan ketiga adalah quitters. Adversity quotient untuk aktifitas pekerjaan pada ketiga subjek termasuk dalam tipe climbers.   Kata Kunci: Adversity quotient dan homeschooling
MODIFIKASI PERILAKU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU MEMPERHATIKAN PADA SISWA SD YANG MENGALAMI GEJALA GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) Titin Suprihatin
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 9, No 2 (2014): Jurnal Psikologi Proyeksi VOL. 9 No. 2 Oktober 2014
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.9.2.15-36

Abstract

Salah satu masalah anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) adalah dalam hal prestasi akademik. Rendahnya prestasi di sekolah disebabkan karena ketidakmampuan untuk memperhatikan (inattentive), perilaku impulsif dan mengganggu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh token ekonomi terhadap perilaku memperhatikan dan perilaku mengganggu yang dilakukan dalam setting kelas. Subjek penelitian terdiri dari dua anak yang didiagnosis mengalami gejala GPPH. Desain penelitian menggunakan reversal design ABAB. Observasi perilaku digunakan untuk melihat peningkatan perilaku memperhatikan dan penurunan perilaku mengganggu. Analisis data menggunakan visual inspection. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan token ekonomi efektif dalam meningkatkan perilaku memperhatikan dan mengurangi perilaku mengganggu pada subjek. Kata kunci: GPPH, perilaku memperhatikan, perilaku mengganggu, token ekonomi
KEKERASAN ANAK DITINJAU DARI POLA ASUH KENABIAN DAN KONTROL DIRI PADA IBU DARI MURID SEKOLAH DASAR “X” Puspa Kamilina; Titin Suprihatin
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 14, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.14.1.74-83

Abstract

Kekerasan anak tidak hanya serangan fisik tetapi juga pengabaian, kekerasan emosi, kekerasan seksual, dan kekurangan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh Kenabian dan kontrol diri dengan kekerasan anak pada orang tua murid Sekolah Dasar “X”. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah para ibu di Sekolah Dasar “X” yang berjumlah 114 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan 3 skala. Skala kekerasan anak dengan indeks diskriminasi aitem bergerak antara 0,269-0,620 dan α = 0,776, skala pola asuh Kenabian dengan indeks diskriminasi aitem bergerak antara 0,257-0,724 dan α = 0,892, dan skala kontrol diri dengan indeks diskriminasi aitem bergerak antara 0,256-0,664 dan α = 0,703. Analisis data menggunakan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Kenabian dan kontrol diri dengan kekerasan anak dengan R= 0,862 dan Fhitung = 57,793, p = 0,000 (p<0,01). Hasil uji korelasi antara variabel pola asuh Kenabian dengan kekerasan anak diperoleh korelasi ry1-2 = -0,695, p=0,000 (p<0,01). Hasil tersebut  menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara pola asuh Kenabian dengan kekerasan anak. Hasil uji korelasi antara kontrol diri dengan kekerasan anak diperoleh nilai korelasi ry1-2 = -0,276, p = 0,077 (p>0,01). Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan kekerasan anak pada orang tua murid Sekolah Dasar “X”.
KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PEMBIMBING AKADEMIK Titin Suprihatin
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 11, No 1 (2016): JURNAL PSIKOLOGI PROYEKSI VOL. 11 NO. 1 April 2016
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.11.1.36-45

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan mahasiswa terhadap bimbingan akademik yang diterima. Bimbingan akademik mencakup dua model layanan, model perkembangan (developmental) dan model preskriptif atau bersifat menentukan. Subjek dalam penelitian ini sejumlah 373 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau skala bimbingan akademik (academic advising inventory) yang diadaptasi dari Winston & Sador (2002). Skala persepsi mahasiswa terhadap bimbingan akademik terdiri dari 14 aitem. Skor rendah pada skala (14-56) mengindikasikan bimbingan model prescriptive yang diterima oleh mahasiswa, sedangkan skor tinggi (57-112) mengindikasikan bimbingan model developmental. Uji reliabilitas terhadap skala 1 diperoleh alpha Cronbach = 0,684. Skala kepuasan terhadap bimbingan akademik terdiri dari 5 aitem. Uji reliabilitas terhadap skala ini diperoleh alpha Cronbach = 0,742. Hasil uji beda menggunakan t-test diperoleh nilai t=5.411 dengan signifikansi α =0.000 (p<0,001) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan terhadap bimbingan akademik antara model developmental dan prescriptive. Kata Kunci: Bimbingan Akademik, Model perkembangan, Model Preskriptif, Kepuasan Mahasiswa