Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERAN GLUKOMANAN-ARANG AKTIF SEBAGAI HIPOKOLESTEROLEMIK PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY Agus Malik Ibrahim; Irma Herawati Suparto; Tetty Kemala; Gustan Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1751.521 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.4.359-371

Abstract

Kolesterol merupakan metabolit yang mengandung lemak sterol yang berguna untuk mendukung fungsi sel-sel dalam tubuh dan menghasilkan vitamin D, hormon kortisol, dan hormon reproduksi. Kandungan kolesterol yang tinggi dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan predisposisi terjadinya penyakit kardiovaskular. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa glukomanan dan arang aktif dapat menurunkan kadar kolesterol, namun kombinasi keduanya belum dipelajari secara intensif. Tulisan ini mempelajari kemampuan glukomanan dari tepung Amorphophallus dan arang aktif dalam menurunkan kadar kolesterol tikus Sprague Dawley. Pada awalnya, glukomanan diisolasi dari tepung Amorphophallus dan arang aktif dibuat dari serbuk gergaji kayu jati dan serabut kelapa. Kedua komponen kemudian diformulasikan dan dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), x-ray diffractometer dan scanning electron microscope. Tiga puluh lima tikus jantan dewasa Sprague Dawley dengan berat 160 sampai 200 g dibagi ke dalam tujuh kelompok perlakuan: diet tinggi lemak (DTL) dan glukomanan, DTL dan arang aktif serbuk kayu jati (TC), DTL dan arang aktif serabut kelapa (CC), DTL, glukomanan, dan CC (1:1), DTL, glukomanan, dan CC (2:1), DTL, glukomanan dan CC (1:2) dan DTL tanpa perlakuan sebagai kontrol. Kadar kolesterol tikus diukur sebelum dan sesudah lima minggu perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar kolesterol tertinggi (37,4%) tercatat dari tikus dengan perlakuan DTL, glukomanan, dan CC (1:1) dan pengurangan lipoprotein kerapatan rendah sebesar 49,7% dan trigliserida sebesar 18,3%.
POTENSI TANAMAN PANDAN LAUT (Pandanus tectorius) DAN LIMBAH INDUSTRI GANDUM KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN BAKU SINTESIS BIOETANOL Agus Malik Ibrahim; Agrin Febrian Pradana; Gagas Priyosakti; Miftahul Arifin; Tuti Alawiyah; Perliansyah Perliansyah
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.2.91-104

Abstract

Pemanfaatan bioetanol (E100) sebagai campuran bahan bakar minyak dipersyaratkan minimal sebanyak 20% terhadap kebutuhan total pada Januari 2025 seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2015. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak potensi bahan baku baru untuk pengembangan bioetanol sebagai energi terbarukan, salah satunya tanaman pandan laut (Pandanus tectorius) dan limbah industri pangan seperti industri gandum. Tanaman pandan laut banyak dijumpai di seluruh kepulauan Indonesia dan tersedia secara endemik, sedangkan limbah industri gandum tersedia di daerah industri seperti Provinsi Banten, yang selama ini belum termanfaatkan menjadi sumber bahan bakar nabati. Tujuan penelitian ini adalah mensintesis bioetanol dari daun pandan laut (Pandanus tectorius) dan limbah industri gandum. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan yang diperlukan dalam merencanakan pembuatan bioetanol. Tahapan penelitian dimulai dari proses preparasi bahan baku, uji proksimat, gelatinisasi dan likuifaksi, pra-sakarifikasi, fermentasi, destilasi dan analisis kuantitatif menggunakan instrumen. Hasil penelitian menunjukkan daun pandan laut memiliki potensi untuk sintesis bioetanol dengan jumlah rendemen dan efisiensi tertinggi (309 mL dan 0,62 mL/g), sedangkan berdasarkan hasil analisis gas chromatography (GC), bioetanol yang memiliki kadar kemurnian tertinggi adalah dari limbah kulit ari biji gandum (bran) dengan kadar kemurnian 97,64%.
PERAN GLUKOMANAN-ARANG AKTIF SEBAGAI HIPOKOLESTEROLEMIK PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY Agus Malik Ibrahim; Irma Herawati Suparto; Tetty Kemala; Gustan Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.4.359-371

Abstract

Kolesterol merupakan metabolit yang mengandung lemak sterol yang berguna untuk mendukung fungsi sel-sel dalam tubuh dan menghasilkan vitamin D, hormon kortisol, dan hormon reproduksi. Kandungan kolesterol yang tinggi dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan predisposisi terjadinya penyakit kardiovaskular. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa glukomanan dan arang aktif dapat menurunkan kadar kolesterol, namun kombinasi keduanya belum dipelajari secara intensif. Tulisan ini mempelajari kemampuan glukomanan dari tepung Amorphophallus dan arang aktif dalam menurunkan kadar kolesterol tikus Sprague Dawley. Pada awalnya, glukomanan diisolasi dari tepung Amorphophallus dan arang aktif dibuat dari serbuk gergaji kayu jati dan serabut kelapa. Kedua komponen kemudian diformulasikan dan dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), x-ray diffractometer dan scanning electron microscope. Tiga puluh lima tikus jantan dewasa Sprague Dawley dengan berat 160 sampai 200 g dibagi ke dalam tujuh kelompok perlakuan: diet tinggi lemak (DTL) dan glukomanan, DTL dan arang aktif serbuk kayu jati (TC), DTL dan arang aktif serabut kelapa (CC), DTL, glukomanan, dan CC (1:1), DTL, glukomanan, dan CC (2:1), DTL, glukomanan dan CC (1:2) dan DTL tanpa perlakuan sebagai kontrol. Kadar kolesterol tikus diukur sebelum dan sesudah lima minggu perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar kolesterol tertinggi (37,4%) tercatat dari tikus dengan perlakuan DTL, glukomanan, dan CC (1:1) dan pengurangan lipoprotein kerapatan rendah sebesar 49,7% dan trigliserida sebesar 18,3%.
POTENSI TANAMAN PANDAN LAUT (Pandanus tectorius) DAN LIMBAH INDUSTRI GANDUM KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN BAKU SINTESIS BIOETANOL Agus Malik Ibrahim; Agrin Febrian Pradana; Gagas Priyosakti; Miftahul Arifin; Tuti Alawiyah; Perliansyah Perliansyah
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.2.91-104

Abstract

Pemanfaatan bioetanol (E100) sebagai campuran bahan bakar minyak dipersyaratkan minimal sebanyak 20% terhadap kebutuhan total pada Januari 2025 seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2015. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak potensi bahan baku baru untuk pengembangan bioetanol sebagai energi terbarukan, salah satunya tanaman pandan laut (Pandanus tectorius) dan limbah industri pangan seperti industri gandum. Tanaman pandan laut banyak dijumpai di seluruh kepulauan Indonesia dan tersedia secara endemik, sedangkan limbah industri gandum tersedia di daerah industri seperti Provinsi Banten, yang selama ini belum termanfaatkan menjadi sumber bahan bakar nabati. Tujuan penelitian ini adalah mensintesis bioetanol dari daun pandan laut (Pandanus tectorius) dan limbah industri gandum. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan yang diperlukan dalam merencanakan pembuatan bioetanol. Tahapan penelitian dimulai dari proses preparasi bahan baku, uji proksimat, gelatinisasi dan likuifaksi, pra-sakarifikasi, fermentasi, destilasi dan analisis kuantitatif menggunakan instrumen. Hasil penelitian menunjukkan daun pandan laut memiliki potensi untuk sintesis bioetanol dengan jumlah rendemen dan efisiensi tertinggi (309 mL dan 0,62 mL/g), sedangkan berdasarkan hasil analisis gas chromatography (GC), bioetanol yang memiliki kadar kemurnian tertinggi adalah dari limbah kulit ari biji gandum (bran) dengan kadar kemurnian 97,64%.
Analysis of secondary metabolite compounds from leaves extract kesambi (Schleichera oleosa) and antioxidant activity test Boima Situmeang; Weny Nuraeni; Agus Malik Ibrahim; Saronom Silaban
Jurnal Pendidikan Kimia (JPKim) Vol 8, No 3 (2016): Desember
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.191 KB) | DOI: 10.24114/jpkim.v8i3.4479

Abstract

Abstract. Kesambi (Schleichera oleosa) is one of plants that have the potential to treat various deasease. Kesambi plant or kusum widely spread in Asia such as India, Nepal, Malaysia and Indonesia. In Indonesia, this plant widely available in Java precisely Cilegon and Jember area. This study aimed to analyze the content of secondary metabolites from plants kesambi extract and antioxidant activity test of hexane, ethyl acetate and water fraction. Analysis of secondary metabolites is done with phytochemical and GC-MS test methods. Extraction was done by using maceration and fractionation methods. Antioxidan tactivity test using DPPH methods. The content of secondary metabolites contained in leaves kesambi (Schleichera oleosa) are flavonoids, alkaloids, tannins, phenols, and steroids. Based on IC50 values were obtained from three fraction, ethyl acetate fraction had a strong radical inhibition rate than the fraction of water and n-hexane. IC50 fraction of ethyl acetate, water, and n-hexane successively are: 206.0851; 272.2891 and 425,1143 ppm respectively. Keyword: kesambi, schleichera oleosa, DPPH, antioxidant
Synthesis and characterization of capsule shells non gelatin grass jelly leaves-seaweed as drug delivery system material Micha Mahardika; Fauzan Amin; Ika Agustia Umami; Boima Situmeang; Agus Malik Ibrahim
Jurnal Pendidikan Kimia (JPKim) Vol 13, No 1 (2021): April
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.857 KB) | DOI: 10.24114/jpkim.v13i1.24138

Abstract

Drug delivery system is a system that describes the journey of a drug to its target location.  The main component of the drug delivery system is gelatin. The leaves of grass jelly-seaweed are needed as a raw material for gelatin. The main component of gelling agents in grass jelly leaves and seaweed is a low-methoxy pectin polysaccharide. Pectin from previous study is used as a synthesis material for hard capsule shells with the addition of other ingredients, which are Na-CMC, sorbitol, and water. The characterization results of capsule shells with variations in the composition of grass jelly-seaweed leaves 0: 4, 1: 3, 2: 2, 3: 1, and 4: 0 (A, B, C, D and E) have a disolving time of 12 minutes 45 seconds; 15 minutes 53 seconds; 23 minutes 10 seconds; 15 minutes 35 seconds and 18 minutes 12 seconds. The swelling degree test each of 200%;  266,7%;  303.3%;  586.7% and 643.3%. Furthermore, the shells of grass jelly-seaweed leaf capsules were tested for their material performance in the cefadroxyl disolving test with variations in sampling time of 10, 20, and 30 minutes.Keywords: Cefadroxyl, Drug delivery system, Green grass jelly leaves, Non-gelatin capsules, Seaweed
Utilization of leaf and fruit extracts of kedondong (Spondias dulcis Forst) as a supporting material for energy conversion in dye sensitized solar cells and electrochemical cells Agus Malik Ibrahim; Boima Situmeang; Ahmad Rifa’i; Afif Hidayatul Mustafid
Jurnal Pendidikan Kimia (JPKim) Vol 13, No 1 (2021): April
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.491 KB) | DOI: 10.24114/jpkim.v13i1.24140

Abstract

This study aims to obtain a dye sensitized solar cell (DSSC) prototype and a voltaic cell prototype using the kedondong plant (Spondias dulcis Forst). Kedondong leaves as a source of chlorophyll were deliberately chosen to be in line with the use of kedondong fruit as a material for electrochemical cells, so that two research results could be obtained from the kedondong plant. This research is for the application of scientific development, increasing the added value of kedondong plant, and as support for the use of environmentally friendly energy. Research methods in general are chlorophyll extraction, citric acid isolation, chlorophyll testing, DSSC assembly, electrochemical cell assembly, and performance testing for both DSSC and electrochemical cells. The analysis results show that typical peaks appear for the functional groups in chlorophyll at certain wave numbers. Hydroxyl (-OH) groups appear in the range of 3650 - 3200 cm-1, the C=C group at 1700 - 1500 cm-1, the C-N group at 1350 - 1000 cm-1, and the C-O group at 1300 - 1000 cm-1. Quantitative testing used a UV-Vis spectrophotometer at 645 nm and 633 nm, the results obtained were chlorophyll a was 4.52 mg/L, chlorophyll b was 8.43 mg/L, and total chlorophyll was 12.95 mg/L. The DSSC prototype performance test with a size of only 2.5 cm2, can produce a minimum voltage of 30.1 mV and a maximum of 280 mV. The electrochemical test of kedondong citric acid extract showed that the value of the electric voltage ranged from 121 to 630 mV.Keywords: Kedondong, Chlorophyll, DSSC, Citric acid, Electrochemical cells
Antibacterial activity and phytochemical screening of Kesambi (Sapindaceae) against Eschericia coli and Staphylococcus aureus Boima Situmeang; Agus Malik Ibrahim; Nurhayati Bialangi; Weny J.A Musa; Saronom Silaban
Jurnal Pendidikan Kimia (JPKim) Vol 11, No 1 (2019): April
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.433 KB) | DOI: 10.24114/jpkim.v11i1.13078

Abstract

Kesambi plant (Schleichera oleosa) is a medicinal plant belongs to family Sapindaceae, commonly found in tropical and subtropical regions of the world. In Indonesia, kesambi plants can be found in Java and Bali island. The purpose of this study is to extraction and antibacterial activity test of steam bark extract of kesambi against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. Extraction was done by maceration method using n-hexane, ethyl acetate and methanol. Antibacerial test using Kirby bauer method by measure inhibition zone. Phytochemical screening shown that n-hexane extract contain triterpenes and steroid compounds. Ethyl acetate extract contain triterpenes, flavonoid, steroid, and fenolic compounds. Methanol extract contain flavonoid, fenolic and triterpenes compounds. Inhibition zone of n-hexane, ethyl acetate and methanol extracts against E. coli and S. aureus at concentration of  5000 µg/mL showed 4.4; 7.9; 4.6 mm and 4.7; 8.9; 4.5 respectively, while amoxicillin and ciprofloxacin as positive control at concentration of 100 µg/mL showed 6.9 and 7.1 mm respectively. Kesambi extract have potential as antibacterial against E. coli and S. aureus.Keywords:Kesambi; antibacterial; Eschericia coli; Staphylococus aureus