Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan

PERANAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA DALAM PENINGKATAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 2 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The system of work safety management is a very urgent to construction industry in order to create safety and peaceful atmosphere in a work area. This will help to improve the relationship between employees and their employer and will smooth the production process to be applied. This research was carried out to analyze how far the application of the system of work safety management in construction project, any kind of factors influencing it and also how its bearing with improvement of project performance. Responder in this research is the contractor which exist in Semarang. The result of research obtained express that 88,6% responder have applied the system of work safety management in each project of construction done. As for factors in application of the system of work safety management in project of divisible construction in three factor that are Management Role, Condition and Environment Work and also Awareness and Worker Quality, at a time or with having an effect on significant to Performance of Project of Construction measured in parameter of time efficiency, expense efficiency, improvement of quality result of work and also the working activity improvement. While by partial most dominant factor have an effect on to Performance of Construction Project is Condition and Environment Work.Sistem manajemen keselamatan kerja sangat penting dalam dunia industri untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman dalam lingkungan kerja. Sistem ini akan membantu meningkatkan hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja serta untuk memudahkan selama proses produksi berjalan. Penelitian ini didasarkan atas analisis tentang penerapan sistem manajemen keselamatan kerja di proyek konstruksi, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan juga cara untuk peningkatan proyek. Responden dari penelitian ini adalah kontraktor yang ada di kota Semarang. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa sebanyak 88,6% dari total responden telah menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja di proyeknya selama proyek berlangsung. Salah satu faktor dalam aplikasi sistem manajemen keselamatan kerja di proyek konstruksi, menjadi tiga faktor yaitu peran manajemen, kondisi dan lingkungan kerja dan juga kesadaran dan kualitas pekerja, dalam saat waktu pelaksanaan atau dengan efek yang signifikan terhadap manfaat proyek yang diukur dalam parameter efisiensi, nilai efisiensi, peningkatan dari hasil kualitas kerja dan juga peningkatan aktivitas pekerjaan, serta sebagian faktor yang dominan terhadap efek dari proyek penampilan kosntruksi adalah kondisi dan lingkungan kerja.
PENGARUH BANGKITAN PERJALANAN PEMUKIMAN BARU TERHADAP JARINGAN JALAN AKSES (Studi Kasus Perumahan Bukit Semarang Baru, Mijen Kota Semarang) Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bukit Semarang Baru Housing Mijen is one of the housing on the outskirts of the city of Semarang that most of the population works in the city, resulting in the overload trip generation pathways roads leading to the city center of Semarang. Hence it is important for transportation planning efforts conducted as early as possible, in this case directed at the generation characteristics and travel patterns in the residential population Bukit Baru Semarang Mijen. From regression analysis found that variables that influence significantly on the number of trips is the number of families, the number of family members working and family income. While family members berusaia over 7 years, family members of the school, motorbike and car ownership less significant effect on the number of trips that occurred. From the analysis of cross-classification with respect to the chi-square value and the value of existing contingency coefficientterlihat strong relationship that the modal choice of Bukit Semarang Baru Housing residents to travel is influenced by the ownership of the vehicle, the trip destination location and income level. Bukit Semarang Baru Housing residents who use public transport to get to the day-to-day activities is relatively small (8.22% taking public passenger cars and 11.42% using bus). In general, 57.08% of the Bukit Semarang Baru Housing residents prefer to use motorcycles. Public transport is more important role for people who are shopping (27.6% by MUP and 23.9% by buses).Perumahan Bukit Semarang Baru Mijen merupakan salah satu perumahan di pinggiran Kota Semarang yang sebagian besar penduduknya bekerja di Kota Semarang, sehingga terjadi bangkitan perjalanan yang membebani jalur-jalur jalan menuju ke pusat Kota Semarang. Oleh Karena itu penting adanya usaha perencanaan transportasi yang dilakukan sedini mungkin, dalam hal ini diarahkan pada karakteristik bangkitan dan pola perjalanan penduduk di perumahan Bukit Semarang Baru Mijen. Dari analisis regresi diketahui bahwa variabel yang pengaruhnya signifikan terhadap jumlah perjalanan adalah jumlah kepala keluarga, jumlah anggota keluarga yang berkerja dan pendapatan keluarga. Sedangkan anggota keluarga yang berusaia lebih dari 7 tahun, anggota keluarga yang sekolah, kepemilikan sepeda motor dan mobil pengaruhnya kurang signifikan terhadap jumlah perjalanan yang terjadi. Dari analisis Klasifikasi silang dengan memperhatikan pada nilai chi-square dan nilai contingency coefficientterlihat ada hubungan yang kuat bahwa pemilihan moda dari penduduk perumahan Bukit Semarang Baru untuk melakukan perjalanan dipengaruhi oleh kepemilikan kendaraan, lokasi tujuan perjalanan dan tingkat pendapatan. Pendududk Bukit Semarang Baru yang menggunakan angkutan umum untuk menuju tempat aktifitasnya sehari-hari relatif sedikit (8,22% yang menggunakan mobil umum penumpang dan 11,42% menggunakan bis). Secara umum, 57,08% penduduk Bukit Semarang Baru lebih memilih menggunakan sepeda motor. Angkutan umum lebih penting peranannya bagi orang yang berbelanja (27,6% menggunakan MUP dan 23,9% manggunakan bis).
ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN SISTEM DRAINASE KALI BERINGIN UNTUK PENGENDALIAN BANJIR WILAYAH DRAINASE SEMARANG BARAT Sucipto, .; Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 1 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Floods that happened in region of West Semarang, especially at Beringin canal drainage system are caused by the river path unable to accommodate stream volume.  Water overflowing are result floods and pond in region around Mangkang Semarang. This research have target to analyze surface dimension of Beringin canal which able to accommodate and conduct floods stream that happened. The research location is laying in Beringin canal systems broadly 32.5 km2. Research result indicates that existing drainage channel unable to accommodate debit of water. The analysis result of charge floods with use that rational method as design highflow discharge that is 158.062 m3/s. Analysis result of channel surface dimension there are some normalization regions which must because accommodation charge (existing Q) smaller than plan floods charge. So that needed by the effort normalization. Channel normalization done by enlarging channel surface dimension according to analysis result is till expected can accommodate volume floods water.Banjir yang terjadi di wilayah Semarang Barat khususnya pada sistem drainase Kali Beringin, salah satunya disebabkan oleh alur sungai tidak mampu menampung volume aliran. Luapan air mengakibatkan banjir dan genangan di wilayah Mangkang Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dimensi penampang saluran drainase Kali Beringin yang dapat menampung dan mengalirkan debit banjir yang terjadi. Lokasi penelitian terletak pada Sub Sistem Kali Beringin dengan luas DAS 32,5 km2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran drainase yang ada tidak mampu menampung debit air yang ada. Hasil analisis debit banjir menggunakan metode rasional digunakan sebagai debit banjir rencana, yaitu 158,062 m3/detik. Hasil analisis dimensi penampang saluran terdapat beberapa wilayah yang harus dinormalisasi karena debit tampungan (Q) yang ada lebih kecil dari debit banjir rencana. Sehingga diperlukan usaha normalisasi. Normalisasi saluran dilakukan dengan memperbesar dimensi penampang saluran sesuai hasil analisis, sehingga diharapkan dapat menampung volume air banjir.
TINJAUAN ASPEK TATA RUANG PERKEMBANGAN KAWASAN TAWANG MAS KOTA SEMARANG Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

For the efficiency of urban land use of the area where the economical and social-cultural activities take place, the urban area needs to be managed optimally through the urban planning. The development of Tawang Mas area is enabled by the development of  Semarang city, in consideration of land use. In 1980, Tawang Mas was a fish pond and swamp area suffering from environmental degradation, due to the shifting and moving forward of the coastal line, causing the increase of river slope and the increase of high   sediment level resulting in floods. It is important for the Government to prepare Detailed Urban Planology (RDTRK = Rencana Detil Tata Ruang Kota) year 2000 – 2010 to control the urban planning of Semarang as the developing area. Tawang Mas area is included   in Urban Area Part III. The objective of this research is to evaluated the development of Tawang Mas area in view of the Semarang urban planning aspect. It is shown from the research which is based on the inhabitants’ opinion, that the land use in      Tawang Mas is in overall had already been effective. This is because Dinas Tata Kota Semarang has been working in cooperation with the private sector to develop the Tawang Mas area. The inhabitants of Tawang Mas have also been eager to support the land use  development of their area. Besides developing the area, it is also expected that the problems of land use change and the increase of high seawater level causing frequent floods in Tawang Mas area, can be solved.Keywords: area development, land use, aspect of planologyEfisiensi pemanfaatan tata ruang sebagai tempat berlangsungnya kegiatan-kegiatan ekonomi dan sosial budaya, maka kawasan perkotaan perlu dikelola secara optimal melalui penataan ruang. Pengembangan kawasan Tawang Mas terjadi karena adanya  pembangunan kota Semarang yang mempertimbangkan rencana tata guna lahan. Tawang Mas pada tahun 1980 an merupakan daerah tambak dan rawa-rawa yang semakin lama mengalami penurunan lingkungan akibat bergeser dan majunya garis pantai sehingga  semakin landainya kemiringan sungai dan semakin tingginya tingkat sedimentasi yang sering mengakibatkan banjir. Sebagai kawasan yang berkembang, untuk mengendalikan Tata Ruang Kota maka Pemerintah perlu membuat RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang  Kota) Semarang tahun 2000 – 2010. Adapun Kawasan Tawang Mas masuk dalam Bagian Wilayah Kota (BWK) III. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi perkembangan kawasan Tawang Mas ditinjau dari aspek tata ruang perkotaan Semarang. Dari hasil  penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan lahan di kawasan Tawang Mas secara keseluruhan yang diperoleh dari beberapa pendapat penduduk setempat yang berada di kawasan Tawang Mas sudah efektif. Hal ini dikarenakan Dinas Tata Kota Semarang  telah bekerjasama dengan pihak swasta untuk mengembangkan lokasi kawasan Tawang Mas dalam hal pengembangan lahan tersebut. Penduduk sekitar yang merespon pengembangan lahan kawasan Tawang Mas sangat mendukung agar kawasan Tawang Mas  menjadi lokasi strategis dalam pemanfaatan lahan di kawasan tersebut. Selain itu pengembangan lahan di kawasan tersebut diharapkan juga dapat mengatasi masalah tentang perubahan tata guna lahan dan meningkatnya tinggi muka air laut yang sering  mengakibatkan terjadinya banjir di kawasan Tawang MasKata Kunci: perkembangan kawasan, pemanfaatan lahan, aspek tata ruang
ANALISA PERMINTAAN PARKIR DI STASIUN PONCOL DAN TAWANG SEMARANG Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 2 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Activities in a railway station will generate trips which need parking space. This research is aimed  to analyze  the difference demand characteristics between Poncol and Tawang stations. These  characteristics  are  the  effect  of  ticket  price  to  trip  attraction,  trip  attraction  model, transportation mode demand and parking space demand. The economic class and transportation of goods  are  served  in  Poncol.  Bussiness  and  executive  class  is  served  in  Tawang  stastion.  The correlation  between  trip  attraction  and  the  number  of  ticket  can  be  described  in  the  following equation  : Ytrip  attraction  =  120,51  +  1,0602 Xticket      for Poncol  station,  and  : Ytrip  attraction  =  175,21 + 1,3212 Xticket      for Tawang station. Correlation between  trip attraction and  transportation mode can be described  in  the  following equation  : Ytripattr = 7,3063 + 3,271 Xprivate  car + 2,464 Xbecak + 2,406 Xmotor cycle + 2,448 Xpick up   for Poncol,  and : Ytrip attraction   =  4,467 + 3,567 Xprivate car + 2,517 Xmotorcycle,  for Tawang station. It can be concluded that the parking space demand for each passenger is  1,48 m2  in Poncol station and 7,3 m2  in Tawang station. Trips attraction per  ticket    is 1,0602  in Poncol station  and  1,3212  in  Tawang  station.  Transportation mode which  is  dominantly  used  in Poncol station  is   motorcycle, while  in Tawang station  is private car and motorcycle. Private car  is often used because the public transport facility could not support the train passenger’s needs. There are variable  pick-up  vehicles  in Poncol  because Poncol  station  served  passengers  and  goods. SRP which are used in Poncol station for passenger car  65 SRP, motorcycle 282 SRP, pick-up 52 SRP, and  tricycle (becak) 64 SRP.   SRP which are used  in Tawang station for passenger car 235 SRP, motor cycle 350 SRP and tricycle (becak) 13 SRP. Keywords:  trips attraction,  parking demand,  poncol station,  tawang station .   Abstrak: Kegiatan di stasiun kereta api akan menghasilkan perjalanan yang membutuhkan  ruang parkir. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menganalisis  karakteristik  permintaan  perbedaan  antara stasiun  Poncol  dan  Tawang. Ciri  ini  pengaruh  harga  tiket  ke  atraksi  perjalanan,  model  tarikan perjalanan,  kebutuhan  transportasi  mode  dan  kebutuhan  ruang  parkir. Kelas  ekonomi  dan transportasi  barang  disajikan  di  Poncol.Bisnis  dan  kelas  eksekutif  disajikan  di  Tawang stastion. Korelasi  antara  daya  tarik  perjalanan  dan  jumlah  tiket  dapat  digambarkan  dalam persamaan  berikut: Ytrip  atraksi =  120,51  +  1,0602 Xticket  untuk  stasiun Poncol, dan: Ytrip  atraksi = 175,21  +  1,3212  Xticket  untuk  stasiun  Tawang. Korelasi  antara  daya  tarik  dan moda  transportasi dapat digambarkan dalam persamaan berikut: Ytarikan = 7,3063 + 3271 Xmobil pribadi + 2.464 Xbecak + 2.406 Xsepeda  motor  +  2.448 Xpick-up  untuk  stasiun Poncol,  dan: Ytarikan  =  4467  +  3567 Xmobil  pribadi  + 2.517 Xsepeda  motor,  untuk  stasiun  Tawang. Dapat  disimpulkan  bahwa  ruang  parkir  permintaan penumpang masing-masing 1,48 m² di stasiun Poncol dan 7,3 m² di stasiun Tawang. Perjalanan atraksi per  tiket di stasiun Poncol 1,0602 dan 1,3212 di stasiun Tawang.Transportasi modus yang dominan digunakan di stasiun Poncol adalah sepeda motor, sedangkan di stasiun Tawang adalah mobil pribadi dan sepeda motor. mobil pribadi sering digunakan karena fasilitas transportasi publik tidak dapat mendukung kebutuhan penumpang kereta. Ada variabel kendaraan pick-up di stasiun Poncol  Poncol  karena  melayani  penumpang  dan  barang. SRP  yang  digunakan  dalam  stasiun Poncol untuk penumpang mobil 65 SRP, sepeda motor 282 SRP, pick-up 52 SRP, dan  roda  tiga (becak) 64 SRP. SRP yang digunakan dalam stasiun Tawang untuk mobil penumpang 235 SRP, sepeda motor 350 SRP dan roda tiga (becak) 13 SRP Kata kunci: bangkitan perjalanan, kebutuhan parkir, stasiun poncol, stasiun tawang
Evaluasi Kapasitas Ruas Jalan Pantura Kabupaten Brebes Nugroho, Untoro -; Sutarto, Agung -; Endradewi, Fenty -; Alisa, Yuliana Nur
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Brebes is one of the districts traversed by the road north coast. Congestion on roads pantura frequent because this road is a national road along the coast of the island of Java. Long road pantura Brebes ± 32.8 Km. The purpose of this study was to evaluate the capacity of roads pantura Brebes based on the volume of traffic there and know how big the relationship between the ratio of volume per capacity and traffic jams that occur on the road north coast Brebes. This research was conducted along the northern coast Brebes district. The data used are the characteristics data, inventory data path, the data traffic volume and vehicle speed data. Analysis was conducted on the Analysis of Traffic Volume, capacity analysis segment, analysis of vehicle speed, intersection capacity analysis, the analysis of the degree of saturation, analysis level of service redesign and analysis of road. Brebes merupakan salah satu kabupaten yang dilalui oleh jalan pantura. Kemacetan pada jalan pantura sering terjadi karena jalan ini merupakan jalan nasional di sepanjang pesisir Pulau Jawa. Panjang jalan pantura Kabupaten Brebes ± 32,8 Km. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kapasitas ruas jalan pantura Kabupaten Brebes berdasarkan volume lalu-lintas yang ada dan mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara rasio volume per kapasitas dan kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan pantura Kabupaten Brebes. Penelitian ini dilakukan di sepanjang jalan Pantura Kabupaten Brebes, yang dibagi dalam 16 ruas dan 15 simpang pada 5 kecamatan sepanjang Jalan Pantura. Data yang digunakan adalah data karakteristik jalan, data inventori jalan, data volume lalu lintas dan data kecepatan kendaraan. Analisis yang dilakukan meliputi Analisis Volume Lalu Lintas, analisis kapasitas ruas, analisis kecepatan kendaraan, analisis kapasitas simpang, analisis derajat kejenuhan, analisis tingkat pelayanan jalan dan analisis redesign jalan.
Evaluasi Kapasitas Ruas Jalan Pantura Kabupaten Brebes Nugroho, Untoro -; Sutarto, Agung -; Endradewi, Fenty -; Alisa, Yuliana Nur
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v19i1.9501

Abstract

Brebes is one of the districts traversed by the road north coast. Congestion on roads pantura frequent because this road is a national road along the coast of the island of Java. Long road pantura Brebes ± 32.8 Km. The purpose of this study was to evaluate the capacity of roads pantura Brebes based on the volume of traffic there and know how big the relationship between the ratio of volume per capacity and traffic jams that occur on the road north coast Brebes. This research was conducted along the northern coast Brebes district. The data used are the characteristics data, inventory data path, the data traffic volume and vehicle speed data. Analysis was conducted on the Analysis of Traffic Volume, capacity analysis segment, analysis of vehicle speed, intersection capacity analysis, the analysis of the degree of saturation, analysis level of service redesign and analysis of road. Brebes merupakan salah satu kabupaten yang dilalui oleh jalan pantura. Kemacetan pada jalan pantura sering terjadi karena jalan ini merupakan jalan nasional di sepanjang pesisir Pulau Jawa. Panjang jalan pantura Kabupaten Brebes ± 32,8 Km. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kapasitas ruas jalan pantura Kabupaten Brebes berdasarkan volume lalu-lintas yang ada dan mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara rasio volume per kapasitas dan kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan pantura Kabupaten Brebes. Penelitian ini dilakukan di sepanjang jalan Pantura Kabupaten Brebes, yang dibagi dalam 16 ruas dan 15 simpang pada 5 kecamatan sepanjang Jalan Pantura. Data yang digunakan adalah data karakteristik jalan, data inventori jalan, data volume lalu lintas dan data kecepatan kendaraan. Analisis yang dilakukan meliputi Analisis Volume Lalu Lintas, analisis kapasitas ruas, analisis kecepatan kendaraan, analisis kapasitas simpang, analisis derajat kejenuhan, analisis tingkat pelayanan jalan dan analisis redesign jalan.
PERANAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA DALAM PENINGKATAN KINERJA PROYEK KONSTRUKSI Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 10, No 2 (2008): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v10i2.6952

Abstract

The system of work safety management is a very urgent to construction industry in order to create safety and peaceful atmosphere in a work area. This will help to improve the relationship between employees and their employer and will smooth the production process to be applied. This research was carried out to analyze how far the application of the system of work safety management in construction project, any kind of factors influencing it and also how its bearing with improvement of project performance. Responder in this research is the contractor which exist in Semarang. The result of research obtained express that 88,6% responder have applied the system of work safety management in each project of construction done. As for factors in application of the system of work safety management in project of divisible construction in three factor that are Management Role, Condition and Environment Work and also Awareness and Worker Quality, at a time or with having an effect on significant to Performance of Project of Construction measured in parameter of time efficiency, expense efficiency, improvement of quality result of work and also the working activity improvement. While by partial most dominant factor have an effect on to Performance of Construction Project is Condition and Environment Work.Sistem manajemen keselamatan kerja sangat penting dalam dunia industri untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman dalam lingkungan kerja. Sistem ini akan membantu meningkatkan hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja serta untuk memudahkan selama proses produksi berjalan. Penelitian ini didasarkan atas analisis tentang penerapan sistem manajemen keselamatan kerja di proyek konstruksi, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan juga cara untuk peningkatan proyek. Responden dari penelitian ini adalah kontraktor yang ada di kota Semarang. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa sebanyak 88,6% dari total responden telah menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja di proyeknya selama proyek berlangsung. Salah satu faktor dalam aplikasi sistem manajemen keselamatan kerja di proyek konstruksi, menjadi tiga faktor yaitu peran manajemen, kondisi dan lingkungan kerja dan juga kesadaran dan kualitas pekerja, dalam saat waktu pelaksanaan atau dengan efek yang signifikan terhadap manfaat proyek yang diukur dalam parameter efisiensi, nilai efisiensi, peningkatan dari hasil kualitas kerja dan juga peningkatan aktivitas pekerjaan, serta sebagian faktor yang dominan terhadap efek dari proyek penampilan kosntruksi adalah kondisi dan lingkungan kerja.
PENGARUH BANGKITAN PERJALANAN PEMUKIMAN BARU TERHADAP JARINGAN JALAN AKSES (Studi Kasus Perumahan Bukit Semarang Baru, Mijen Kota Semarang) Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v17i1.6894

Abstract

Bukit Semarang Baru Housing Mijen is one of the housing on the outskirts of the city of Semarang that most of the population works in the city, resulting in the overload trip generation pathways roads leading to the city center of Semarang. Hence it is important for transportation planning efforts conducted as early as possible, in this case directed at the generation characteristics and travel patterns in the residential population Bukit Baru Semarang Mijen. From regression analysis found that variables that influence significantly on the number of trips is the number of families, the number of family members working and family income. While family members berusaia over 7 years, family members of the school, motorbike and car ownership less significant effect on the number of trips that occurred. From the analysis of cross-classification with respect to the chi-square value and the value of existing contingency coefficientterlihat strong relationship that the modal choice of Bukit Semarang Baru Housing residents to travel is influenced by the ownership of the vehicle, the trip destination location and income level. Bukit Semarang Baru Housing residents who use public transport to get to the day-to-day activities is relatively small (8.22% taking public passenger cars and 11.42% using bus). In general, 57.08% of the Bukit Semarang Baru Housing residents prefer to use motorcycles. Public transport is more important role for people who are shopping (27.6% by MUP and 23.9% by buses).Perumahan Bukit Semarang Baru Mijen merupakan salah satu perumahan di pinggiran Kota Semarang yang sebagian besar penduduknya bekerja di Kota Semarang, sehingga terjadi bangkitan perjalanan yang membebani jalur-jalur jalan menuju ke pusat Kota Semarang. Oleh Karena itu penting adanya usaha perencanaan transportasi yang dilakukan sedini mungkin, dalam hal ini diarahkan pada karakteristik bangkitan dan pola perjalanan penduduk di perumahan Bukit Semarang Baru Mijen. Dari analisis regresi diketahui bahwa variabel yang pengaruhnya signifikan terhadap jumlah perjalanan adalah jumlah kepala keluarga, jumlah anggota keluarga yang berkerja dan pendapatan keluarga. Sedangkan anggota keluarga yang berusaia lebih dari 7 tahun, anggota keluarga yang sekolah, kepemilikan sepeda motor dan mobil pengaruhnya kurang signifikan terhadap jumlah perjalanan yang terjadi. Dari analisis Klasifikasi silang dengan memperhatikan pada nilai chi-square dan nilai contingency coefficientterlihat ada hubungan yang kuat bahwa pemilihan moda dari penduduk perumahan Bukit Semarang Baru untuk melakukan perjalanan dipengaruhi oleh kepemilikan kendaraan, lokasi tujuan perjalanan dan tingkat pendapatan. Pendududk Bukit Semarang Baru yang menggunakan angkutan umum untuk menuju tempat aktifitasnya sehari-hari relatif sedikit (8,22% yang menggunakan mobil umum penumpang dan 11,42% menggunakan bis). Secara umum, 57,08% penduduk Bukit Semarang Baru lebih memilih menggunakan sepeda motor. Angkutan umum lebih penting peranannya bagi orang yang berbelanja (27,6% menggunakan MUP dan 23,9% manggunakan bis).
ANALISIS KAPASITAS TAMPUNGAN SISTEM DRAINASE KALI BERINGIN UNTUK PENGENDALIAN BANJIR WILAYAH DRAINASE SEMARANG BARAT Sucipto, .; Sutarto, Agung
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 1 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v9i1.6919

Abstract

Floods that happened in region of West Semarang, especially at Beringin canal drainage system are caused by the river path unable to accommodate stream volume.  Water overflowing are result floods and pond in region around Mangkang Semarang. This research have target to analyze surface dimension of Beringin canal which able to accommodate and conduct floods stream that happened. The research location is laying in Beringin canal systems broadly 32.5 km2. Research result indicates that existing drainage channel unable to accommodate debit of water. The analysis result of charge floods with use that rational method as design highflow discharge that is 158.062 m3/s. Analysis result of channel surface dimension there are some normalization regions which must because accommodation charge (existing Q) smaller than plan floods charge. So that needed by the effort normalization. Channel normalization done by enlarging channel surface dimension according to analysis result is till expected can accommodate volume floods water.Banjir yang terjadi di wilayah Semarang Barat khususnya pada sistem drainase Kali Beringin, salah satunya disebabkan oleh alur sungai tidak mampu menampung volume aliran. Luapan air mengakibatkan banjir dan genangan di wilayah Mangkang Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dimensi penampang saluran drainase Kali Beringin yang dapat menampung dan mengalirkan debit banjir yang terjadi. Lokasi penelitian terletak pada Sub Sistem Kali Beringin dengan luas DAS 32,5 km2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran drainase yang ada tidak mampu menampung debit air yang ada. Hasil analisis debit banjir menggunakan metode rasional digunakan sebagai debit banjir rencana, yaitu 158,062 m3/detik. Hasil analisis dimensi penampang saluran terdapat beberapa wilayah yang harus dinormalisasi karena debit tampungan (Q) yang ada lebih kecil dari debit banjir rencana. Sehingga diperlukan usaha normalisasi. Normalisasi saluran dilakukan dengan memperbesar dimensi penampang saluran sesuai hasil analisis, sehingga diharapkan dapat menampung volume air banjir.