Claim Missing Document
Check
Articles

Histopatologi Hepar Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Jantan setelah Pemberian Teh Kombucha Konsentrasi 100% dengan Waktu Fermentasi yang Berbeda Agung Putra Nugraha; Sri Isdadiyanto; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.71-78

Abstract

Hepar berfungsi sebagai biotransformasi, penyimpanan nutrisi dan detoksifikasi racun yang datang melalui makanan dan minuman. Minuman fermentasi dapat mempengaruhi kondisi jaringan hepar dan bobot badan karena hasil dari metabolit sekunder adalah alkohol dan beberapa asam organik. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh perlakuan teh kombucha fermentasi 6 (P1), 9 (P2) dan 12 (P3) hari fermentasi konsentrasi 100% terhadap jaringan hepar, diameter hepatosit, bobot badan, konsumsi pakan dan minum. Penelitian ini menggunakan 16 ekor tikus Wistar jantan terdiri atas 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan penelitian ini terdiri dari P0 : perlakuan kontrol; P1, P2 dan P3 berturut-turut adalah perlakuan teh kombucha fermentasi 6, 9 dan 12 hari konsentrasi 100%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah diameter hepatosit, bobot badan, konsumsi pakan dan minum pada hewan uji. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% dan apabila terdapat perbedaan nyata, dilanjutkan uji Duncan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa teh kombucha fermentasi 6, 9 dan 12 hari konsentrasi 100% tidak memiliki perbedaan nyata terhadap seluruh variabel. Histologi hepar terlihat normal dan tidak menunjukkan ciri-ciri kerusakan sel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa teh kombucha dapat dikonsumsi aman oleh mammalia karena tidak menimbulkan kerusakan hepar pada hewan model penelitian. Kata kunci : histopatolgi, hepar, teh kombucha, bobot badan, tikus wistar (Rattus norvegicus) 
Sistem Reproduksi Parkit (Melopsittacus undulatus) Jantan dan Betina yang Diberi Suplemen Serbuk Kunyit (Curcuma longa L.) Secara Oral Isfihana Dwi Rukmana; Tyas Rini Saraswati; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.623 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.1.2019.65-72

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen serbuk kunyit (Curcuma longa L.)secara oral terhadap sistem reproduksi parkit (Melopsittacus undulatus) jantan dan betina. Data dianalisis menggunakan Uji T. Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 parkit umur 4 bulan yang terdiri dari 10 parkit jantan dan 10 parkit betina, masing-masing dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari parkit jantan yang tidak diberi perlakuan (J0) dan parkit jantan yang diberi perlakuan suplemen serbuk kunyit (J1), kelompok 2 terdiri dari parkit betina yang tidak diberi perlakuan (B0) dan parkit betina yang diberi perlakuan suplemen serbuk kunyit (B1). Variabel yang diamati untuk parkit jantan adalah bobot testis dan panjang saluran reproduksi, sedangkan variabel yang diamati untuk parkit betina adalah bobot ovarium, bobot uterus, panjang saluran reproduksi dan bobot saluran reproduksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa suplemen serbuk kunyit 35 mg/ekor/hariyang diberikan secara oral pada parkit jantan dapat meningkatkan bobot testis, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap panjang saluran reproduksi parkit jantan dan untuk parkit betina dapat meningkatkan bobot ovarium, bobot uterus, panjang saluran reproduksi, dan bobot saluran reproduksi pada parkit betina. Kesimpulan menunjukkan bahwa pemberian serbuk kunyit secara oral mampu memacu proses reproduksi pada parkit jantan dan parkit betina.  Kata kunci: testis, ovarium, burung paruh bengkok, kunyit
Jumlah Sel Leydig dan Mikroanatomi Testis Tikus Putih (Rattus norvegicus) Setelah Pemberian Teh Kombucha Konsentrasi 50% Waktu Fermentasi 6, 9 dan 12 Hari Sri Isdadiyanto; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.1.2020.67-74

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji potensi teh Kombucha kadar 50% dengan variasi waktu fermentasi dalam mempengaruhi jumlah sel leydig dan struktur mikroanatomi testis tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan Tikus putih jantan sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah diameter tubulus seminiferus dan jumlah sel Leydig. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha fermentasi 6, 9, dan 12 hari menurunkan diameter tubulus seminiferus sehingga berpotensi mengganggu proses spermatogenesis, tetapi tidak mempengaruhi jumlah sel Leydig tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: Rattus norvegicus, teh kombucha , tubulus seminiferus, sel leydig
Diskripsi Morfologi Skeleton Celepuk Jawa (Otus angelina) Betina Tyas Rini Saraswati; Silvana Tana; Enny Yusuf Wachidah Yuniwarti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.3.1.2018.110-115

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati morfologi skeleton pada burung hantu Celepuk jawa (Otus angelinae). Dua ekor Otus angelinae betina dibius dengan chloroform, bulu dan otot dibersihkan dan diamati skeleton yang menyusun tubuh. Diskripsi morfologi skeleton yang meliputi skeleton atau kerangka tubuh, leher,  tulang belakang, ekstremitas kaki dan sayap. Hasil penelitian menunjukkan Celepuk jawa mempunyai skeleton ringan, tulang dada pipih, tulang ekstremitas berongga dan ringan, tulang belakang bergabung membentuk skeleton yang padat, sehingga dapat disimpulkan bahwa  morfologi skeleton tersebut sangat tepat untuk adaptasi terbang. Kata kunci : burung hantu; tulang
Efek Serbuk Kunyit dan Kurkumin Terhadap Status Darah (Mus musculus L.) yang Diberi Minuman Beralkohol (Ciu) Fajriyah Rizki Nazila; Tyas Rini Saraswati; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.90-95

Abstract

Kurkumin dalam kunyit mengandung atioksidan yang berpotensi memperbaiki gangguan eritropoiesis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh serbuk kunyit dan kurkumin terhadap status darah mencit (Mus musculus L.) yang diberi minuman beralkohol (ciu). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan  20 ekor mencit jantan berbobot seragam yaitu 0.03 kg, dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan dan 5  kali ulangan. R0 merupakan kontrol, R1 hanya diberi alkohol (ciu), R2 mencit yang telah diberikan alkohol (ciu) kemudian diberi serbuk kunyit, R3 mencit yang telah diberi alkohol (ciu) kemudian diberi serbuk kurkumin. Data dianalisis menggunakan uji ANNOVA, dilanjutkan uji Duncan pada taraf signifikasi 95%. Hasil penelitian berbeda nyata (P<0.05) pada bobot badan dan tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin. Berdasarkan penelitian pemberian serbuk kunyit 0.1 g dan serbuk kurkumin 0.01 g belum mampu meningkatkan bobot badan, jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin.  akan tetapi berpotensi memperbaiki fungsi fisiologis dan metabolisme mencit.Kata kunci: Ciu, Mus musculus L., bobot badan, jumlah leukosit,  kadar hemoglobin
Pengaruh Pemberian Minuman Beralkohol (Ciu) Terhadap Histomorfometri Ren Mencit (Mus musculus L.) Aida Ridwanah Yusuf; Silvana Tana; Tyas Rini Saraswati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.146-153

Abstract

Ciu merupakan salah satu minuman beralkohol yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi Ciu dapat merusak jaringan dan organ tubuh, karena hasil metabolisme alkohol merupakan molekul reaktif yang berupa Reactive Oxygen Species (ROS). Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsumsi Ciu terhadap perubahan histomorfologi ren. Penelitian menggunakan 15 ekor mencit jantan dengan Desain Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kelompok perlakuan dan 5 ulangan, yaitu T0: mencit tidak diberikan perlakuan Ciu, T1: mencit diberi perlakuan Ciu 1 x 0,2ml/hari, dan T2: mencit diberi perlakuan Ciu 2 x 0,2ml/hari. Parameter pengukuran antara lain bobot ren, diameter glomerulus, lebar ruang Bowman, ukuran sel epitel dan diameter lumen tubulus kontortus proksimal, dan ukuran sel epitel dan diameter lumen tubulus kontortus distal. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Analysis of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan uji Duncanpada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Ciu memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot ren, ukuran sel epitel tubulus kontortus proksimal, dan diameter lumen tubulus kontortus distal. Kesimpulan, pemberian Ciu pada mencit dapat merubah histomorfometri dan menurunkan bobot ren. Ciu is one of an alcoholic beverages that widely consumed by Indonesian people. Ciu consumption could damage body tissues and organs, because the result of alcohol metabolism is a reactive molecule that forms Reactive Oxygen Species (ROS). The study aims to analyze the effect of Ciu consumption on ren histomorphometry changes. The study used 15 male mice with Completed Random Design with 3 treatment groups and 5 repetitions, i.e. T0: mice were not given Ciu treatment, T1: mice were treated with Ciu 1 x 0,2ml/day, T2: mice were treated with Ciu 2 x 0,2ml/day. The measurement parameters are ren weight, glomerular diameter, Bowman space width, epithelial cell size and lumen diameter of proximal tubules, and epithelial cell size and lumen diameter of distal tubules. Data obtained were analyzed using the Analysis of Variance (ANOVA) test, followed by Duncan’s test at 95% confidence level. The result of the study showed that giving Ciu had a significant effect on ren weight (P<0,05), epithelial cell size of proximal tubule, and lumen diameter of distal tubule. In conclusion, Ciu given to mice could change the histomorphometry and decrease weight of its ren.
Efek Pemberian Suplemen Kurkumin serta Serbuk Kunyit terhadap Kadar Protein Daging dan Bobot Karkas Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica) Fransisca Natalia Avianti; Tyas Rini Saraswati; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.96-102

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar protein daging dan bobot karkas puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) setelah diberi suplemen kurkumin serta serbuk kunyit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan uji yang digunakan sebanyak 24 ekor puyuh jepang yang dibagi dalam 3 perlakuan yang terdiri dari P0: puyuh jepang yang tidak diberi suplemen kurkumin maupun kunyit (kontrol), P1: puyuh jepang yang diberi suplemen kurkumin kasar 0,15 mg/ekor, dan P2: puyuh jepang yang diberi serbuk kunyit kadar 108 mg/ekor. Parameter yang diamati yaitu konsumsi pakan, konsumsi minum, kadar protein daging dan bobot karkas. Data yang diperoleh, dianalisis menggunakan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian suplemen kurkumin serta serbuk kunyit memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kadar protein daging, namun tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan konsumsi pakan, konsumsi minum dan bobot karkas puyuh jepang. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian suplemen kurkumin serta kunyit pada puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica) dapat meningkatkan metabolisme protein sehingga kadar protein daging meningkat dan mendukung performa puyuh jepang. Kata kunci: puyuh jepang, kurkumin, serbuk kunyit
Kadar Low Density Lipoprotein (Ldl) Kuning Telur Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) setelah Pemberian Tepung Kunyit (Curcuma longa L.) pada Pakan Marco Sentosa; Tyas Rini Saraswati; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.1.2017.94-98

Abstract

Puyuh merupakan komoditas peternakan dengan berbagai keunggulan, salah satunya adalah produksi telur untuk konsumsi. Telur puyuh memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, namun juga memiliki kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar LDL kuning telur pada puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica L.) setelah pemberian suplemen serbuk kunyit pada pakan sebelum masak kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). menggunakan 15 ekor puyuh betina yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan. P0: kelompok kontrol yang tidak diberi serbuk kunyit pada pakan. P1: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 54 mg/ekor/hari. P2: kelompok perlakuan yang diberi suplemen serbuk kunyit dengan dosis 108 mg/ekor/hari. Perlakuan ini dimulai saat puyuh berusia 14 hari dan berlangsung selama 30 hari. Parameter yang diamati adalah LDL kuning telur, bobot kuning telur, bobot telur, dan konsumsi pakan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen serbuk kunyit berbeda nyata terhadap kadar LDL kuning telur, namun berbeda tidak nyata terhadap konsumsi pakan, bobot telur, dan bobot kuning telur. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian suplemen serbuk kunyit dapat menurunkan kadar LDL kuning telur. Kata kunci : LDL; kuning telur; puyuh jepang (Coturnix coturnix japonica L.); serbuk kunyit (Curcuma longa L.)
Efek Serbuk Kunyit dan Kurkumin pada Spermatogenesis Mencit (Mus musculus) yang Diberi Minuman Beralkohol Helena Chika Valencia Hanisa; Tyas Rini Saraswati; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.154-160

Abstract

Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang dapat digunakan sebagai zat antiinflamasi dan membantu memperbaiki sel-sel yang rusak. Tujuan dari penelitian ini menganalisis pengaruh serbuk kunyit dan kurkumin pada jumlah dan ukuran sel spermatogonium; spermatosit primer; dan spermatosit sekunder; bobot testis serta diameter tubulus seminiferus Mus musculus yang diberi minuman beralkohol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 12 ekor Mus musculus jantan yang dibagi kedalam 4 kelompok perlakuan dan 3 kali ulangan. R0 merupakan kontrol, R1 kontrol alkohol, R2 pemberian serbuk kunyit sebanyak 0,1 mg/hari, R3 pemberian kurkumin sebanyak 0,01 mg/hari. Perlakuan diberikan selama 30 hari. Data penelitian dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) pada jumlah spermatogonium dan ukuran sel (spermatogonium, spermatosit primer, dan spermatosit sekunder), namun terdapat perbedaan bermakna pada (P<0,05) pada bobot testis, diameter tubulus seminiferus dan jumlah sel (spermatosit primer, dan spermatosit sekunder). Turmeric contains curcumin compounds that can be used as anti-inflammatory substances and help repair damaged cells. The purpose of this study was to analyze the effect of turmeric powder and curcumin on the number and size of spermatogonia cells; primary spermatocytes; and secondary spermatocytes; testicular weight and diameter of the seminiferous tubules of Mus musculus given alcoholic beverages. This study is an experimental study with a completely randomized design (CRD), using 12 male Mus musculus which were divided into 4 treatment groups and 3 replications. R0 is control, R1 is alcohol control, R2 is 0.1 mg/day of turmeric powder, R3 is 0.01 mg/day of curcumin. The treatment was given for 30 days. The research data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) at the 95% confidence level. Based on the results obtained, it can be concluded that there is no significant difference (p>0.05) in the number of spermatogonia and cell size (spermatogonia, primary spermatocytes, and secondary spermatocytes), but there is a significant difference (P<0.05) in testicular weight, diameter of the seminiferous tubules and the number of cells (primary spermatocytes, and secondary spermatocytes).
Pengaruh Waktu Fermentasi Teh Kombucha Kadar 75% terhadap Profil Lipid Tikus Putih Sri Isdadiyanto; Silvana Tana
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 1, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.1.1.2016.30-35

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian teh kombucha kadar 75% sebagai drinking water dengan variasi waktu fermentasi. Penelitian ini menggunakan Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan  sebanyak 16 ekor umur 2 bulan, dengan perlakuan Teh kombucha yang difermentasi selama 6, 9 dan 12 hari pada suhu 25oC per oral. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan (selama 28 hari) dan 4 ulangan, yaitu : P0 = kontrol, tanpa tambahan teh kombucha, P1 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 6 hari, P2 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 9 hari, P3 = air minum + 1,8 ml teh kombucha pagi dan sore fermentasi 12 hari. Variabel yang diukur adalah kadar kolesterol, HDL dan LDL. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 10,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teh kombucha dapat menaikkan kadar HDL, menurunkan kadar kolesterol dan LDL serum darah tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci: Rattus norvegicus; teh kombucha kadar 75%; kolesterol; HDL; LDL