Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

SMART SISTEM ANTI REM BLONG PADA SISTEM REM TROMOL BERBASIS RASBERRY PI TEGUH PRIYANTO; DODY WAHJUDI; PRIYONO YULIANTO
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 21, No 2 (2020): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v21i2.375

Abstract

ABSTRACTKejadian tidak berfungsinya sistem pengereman akan mengakibatkan kecelakaan., faktor yang menjadi penyebab adalah karena brake fade. Brake fade merupakan  feeding temperatur dan over loading, oleh karena itu perlu upaya untuk mengurangi gegagalan dalam fungsi pengereman sistem rem tromol. Dalam upaya meminimalkan resiko  fungsi pengereman pada sistem rem tromol tahap awal yaitu melakukan eksperimen pengaruh temperatur tromol dan beban muatan terhadap efisiensi pengereman kendaraan. Hasil dari eksperimen ini berupa data batas aman temperatur rem tromol dan beban muatan maksimal yang digunakan peneliti sebagai dasar pembuatan alat smart sistem anti rem blong pada sistem rem tromol berbasis raspbarry pi. Sensor yang digunakan adalah sensor suhu LM35 dan sensor beban Load cell, hasil pembacaannya akan di proses oleh raspberry pi untuk di tampilkan pada layar LCD 16x2 dan menyalakan indikator lampu LED, alarm buzzer sebagai tanda peringatan serta mengaktifkan relay yang berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan selenoid lock. Pengujian sistem secara keseluruhan, menunjukan bahwa sistem telah berjalan dengan baik, Hasil pembacaan sensor suhu LM35 dan sensor beban load cell dapat ditampilkan pada layar LCD dengan Tingkat error pada sensor suhu LM35 adalah 1,3% sedangkan tingkat error pada sensor beban load cell adalah 0,7%. Hasil output atau keluaran juga berfungsi dengan baik sesuai dengan program yang dimasukan pada alat. Kata kunci : Brake fade, Raspberry pi, Sensor suhu LM35, Sensor beban load cell.
Fitur Standby Sebagai Sumber Pemborosan Energi Listrik Dody Wahjudi; Sugeng Santoso
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 17, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.797 KB) | DOI: 10.53810/jt.v17i2.275

Abstract

Program penghematan listrik tidak ditujukan untuk mengurangi kenyamanan kita melainkan lebih untuk merubah perilaku buruk (boros) menjadi lebih bijaksana dalam mengoperasikan peralatan listrik secara keseluruhan. Antara lain dengan cara mengatur setelan, lama kerja, jumlah peralatan, dan mengatur kombinasi peralatan yang dioperasikan sehingga sistem peralatan listrik bekerja dengan efektif dan efisien.Fitur standby sedapat mungkin dihindarkan pemakaiannya. Sudah terbukti dalam hitungan betapa besar sumber energi yang terbuang sia-sia hanya untuk menghidupi fitur ini. Bila dimungkinkan, segala macam peralatan listrik ditiadakan mode standby-nya. Hanya pihak pemerintah pusat yang mempunyai kewenangan mengatur barang-barang yang dipasarkan di Indonesia tidak ada mode standby. Keseriusan pemerintah amat kita harapkan meniadakan mode standby.Keyword : penghematan listrik, prosedur, fitur standby
OPTIMASI INTERLOCKING MAIN MOTOR VERTICAL RAW MILL TERHADAP PROSES PRODUKSI PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI Abdul Rohman Rusdan Arif; Dody Wahjudi; Tri Watiningsih
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 21, No 1 (2020): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1084.075 KB) | DOI: 10.53810/jt.v21i1.338

Abstract

In  carrying  out  the  production  process  continuously,  various  things  will  arise  during  the  production process  that  can  lead  to  downtime  and  result  in  production  losses.  Vertical  Raw  Mill  is  equipment  for producing raw meal (the basic product for making clinkers) with a production capacity of 420 tons / hour. As for the Vertical Raw Mill, the milling process of raw material has been arranged to become a material with a size of 90µ and humidity <1%. In order to achieve the production target in the Vertical Raw Mill area,  an  analysis  of  the  causes  of  downtime  was  carried  out  during  January  2018  to  November  2018. Based on data from January 2018 to November 2018, the highest frequency of downtime was the presence of  high  vibration  ≥15mm/s  so  that  it  caused  Main  Motor  10.5KV  Vertical  Raw  Mill  Trip  due  to interlocking with high vibration ≥15mm/s. Based on the analysis of the high vibration interlocking process, if vibrations occur ≥15mm /s, the Main Motor switchgear coil will be switched off. To reduce the risk of downtime, an interlocking vibration program is optimized. The aim is to summarize interlocking without removing  equipment  protection  and  is  expected  to  increase  equipment  productivity  and  life  time.  After optimization  and  data  collection  during  January  2019-June  2019,  year-on-year  evaluation  results  in  a decrease in the frequency of downtime by 71.73% and reduce the loss of raw meal production by 61.15%. Keyword : Raw Meal, Vibration, Vertical Raw Mill, Downtim ABSTRAKDalam  melakukan  proses  produksi  secara  berkesinambungan,  maka  akan  timbul  berbagai  hal  selama proses  produksi  berlangsung  yang  dapat  menyebabkan  downtime  dan  mengakibatkan  kerugian  produksi. Vertical Raw Mill  merupakan peralatan untuk  memproduksi raw meal (produk dasar pembuatan clinker) dengan  kapasitas  produksi  420  ton/jam.  Adapun  di  Vertical  Raw  Mill  terjadi  proses  penggilingan  raw material  yang  sudah  diatur  komposisinya  hingga  menjadi  material  dengan  ukuran  90µ  dan  kelembaban <1%.  Guna  tercapainya  target  produksi  di  area  Vertical  Raw  Mill  maka  dilakukan  analisa  penyebab downtime selama bulan Januari 2018 sampai November 2018. Berdasarkan data selama bulan Januari 2018 sampai  November  2018,  frekwensi  downtime  terbanyak  yaitu  adanya  high  vibration  ≥15mm/s  sehingga berakibat  Main  Motor  10,5KV  Vertical  Raw  Mill  Trip  karena  interlocking  dengan  high  vibration ≥15mm/s.  Berdasarkan  analisa  proses  interlocking  high  vibration,  apabila  terjadi  vibrasi  ≥15mm/s  maka coil  switchgear  Main  Motor    akan  di  switch  off.  Untuk  mengurangi  resiko  downtime  maka  dilakukan optimasi  program  interlocking  vibration.  Tujuannya  untuk  meringkas  interlocking  tanpa  menghilangkan proteksi  peralatan  dan  diharapkan  meningkatkan  produktifitas  maupun  life  time  peralatan.  Setelah dilakukan optimasi dan dilakukan pengambilan data selama Januari 2019-Juni 2019, hasil evaluasi secara YoY  (year-on-year)  terjadi  penurunan  frekwensi  downtime  sebesar  71,73%  dan  menekan  kerugian produksi raw meal sebesar 61,15%.  Kata Kunci : Raw Meal, Vibration, Vertical Raw Mill, Downtime
PERANCANGAN SWITCHINGMENGGUNAKAN REMOTEKONTROL INFRAMERAH UNTUK APLIKASION/OFF LAMPU BERBASISARDUINO Amanda Azi; Dody Wahjudi; Tri Watiningsih
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 19, No 2 (2018): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v19i2.267

Abstract

The world of electronics technology is growing, but the control system in the household is still donemanually which can drain the time and energy because the control (lamp switch) is in different places andfar apart. So, need a long-distance control system to be more efficient in its use. Arduino is an ATmega328-based microcontroller made by Atmel Comporation company and is a combination of hardware,programming language and Integrated Development Environment (IDE) Software which is instrumental inwriting programs, compiling into binary code and uploading into microcontroller memory. There are manyprojects and tools developed by academics and professionals using Arduino. By utilizing a remote that isconnected to the Infrared sensor on the Arduino as a a long-distance device. The results of the overalldesign of the tool can work well according to the original design. Lamp control process is done by pressingthe remote button towards the sensor and the system response can work well in controlling 10 lamps.Keywords: Arduino, Infrared, Lamp, RemoteABSTRAKDunia teknologi bidang elektronika semakin berkembang, namun sistem pengontrolan di rumahtangga masih dilakukan secara manual yang dapat menguras waktu dan tenaga karena pengontrolan (saklarlampu) berada pada tempat yang berbeda dan berjauhan. Diperlukan sebuah sistem pengendalian jarak jauhagar lebih efisien dalam penggunaannya. Arduino adalah sebuah mikrokontroler berbasis ATmega328 yangdibuat oleh perusahaan Atmel Comporation dan merupakan kombinasi dari hardware, bahasa pemrogramandan Integrated Development Environment (IDE) Software yang sangat berperan untuk menulis program,mengompilasi menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroler. Ada banyak proyekdan alat yang dikembangkan oleh akademisi dan profesional menggunakan Arduino. Dengan memanfaatkanremote yang dihubungkan ke sensor Inframerah pada Arduino sebagai perangkat pengontrolan jarak jauh.Hasil dari perancangan alat yang dibuat secara keseluruhan dapat berfungsi dengan baik sesuai rancanganawal. Proses pengendalian lampu dilakukan dengan menekan tombol remote ke arah sensor dan responsistem dapat bekerja dengan baik dalam mengendalikan 10 lampu.Kata Kunci: Arduino, Inframerah, Lampu, Remote
ANALISIS INTENSITAS PENCAHAYAAN RUANGAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO HANGGITA PERMANA; DODY WAHJUDI; PRIYONO YULIANTO
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 22, No 1 (2021): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v22i1.398

Abstract

ABSTRACT Lighting is one of the factors of the physical environment in the hospital. Purwokerto Islamic Hospital is a public health service facility and infrastructure located in the Purwokerto area, Banyumas Regency. This hospital is a type C hospital. The aim of the study was to determine the intensity of the lighting in the inpatient room of the Purwokerto Islamic Hospital in 2020. Data were collected by means of observation, interviews, and measurements. The results of data collection were processed by quantitative metshods. The data were analyzed univariately by analyzing the data in the table. The results of this study were that there were 3 inpatient rooms that were measured, namely: As Salam Room, As Sakinah Room, and Ar Rahman Room. The measurement results are adjusted to PERMENKES No. 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. After the measurement of lighting intensity was carried out, it was found that 11 types of rooms in 3 inpatient rooms did not meet the standard of lux / lighting strength, including because of the lack of light intensity levels produced by the lights to illuminate each area of the room. Measurement of lighting intensity in 3 inpatient rooms at the Islamic Hospital of Purwokerto has a building area of 1598.65 m2 found 50.3% of the building area, namely 802.69 m2 which did not meet the standards. Suggestions that can be done should increase the amount of lamp power or increase the number of lamps by calculating the lighting intensity formula which results in an increase in power consumption by 68%, namely 1884 W(watt) from 2780 W to 4664 W to produce lighting intensity in accordance with the PERMENKES No. 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Keywords: Light intensity, Lamp, dan Lux. ABSTRAK Pencahayaan merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang ada di rumah sakit. Rumah Sakit Islam Purwokerto merupakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di wilayah Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Rumah sakit ini termasuk rumah sakit tipe C. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui intensitas pencahayaan di ruangan rawat inap Rumah Sakit Islam Purwokerto tahun 2020. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan pengukuran. Hasil pengumpulan data diolah dengan metode kuantitatif. Data dianalisis secara univariat dengan cara menganalisis data dalam tabel. Penelitian ini didapatkan hasil yaitu ada 3 ruangan rawat inap yang dilakukan pengukuran, yaitu : Ruangan As Salam, Ruangan As Sakinah, dan Ruangan Ar Rahman. Hasil pengukuran disesuaikan dengan PERMENKES No. 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Setelah dilaksanakan pengukuran intensitas pencahayaan ditemukan 11 jenis ruangan di 3 ruangan ruangan rawat inap yang tidak memenuhi standar lux/ kuat pencahayaan, diantaranya karena kurangnya tingkat intensitas cahaya yang dihasilkan lampu untuk menerangi di setiap luas ruangan. Pengukuran intensitas pencahayaan pada 3 ruangan rawat inap di Rumah Sakit Islam Purwokerto memiliki luas bangunan 1598,65 m2 ditemukan 50,3% luas bangunan yaitu 802,69 m2 yang tidak memenuhi standar. Saran yang dapat dilakukan sebaiknya menambah jumlah daya lampu atau menambah jumlah lampu dengan penghitungan rumus intensitas pencahayaan yang mengakibatkan kenaikan konsumsi daya sebesar 68% yaitu 1884 W(watt) dari 2780 W menjadi 4664 W untuk menghasilkan intensitas pencahayaan yang sesuai dengan standar PERMENKES No.7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Kata kunci : Intensitas pencahayaan, Lampu, dan Lux.
PENGARUH KONDISI ISOLASI DIELEKTRIK TERHADAP KEHANDALAN TRANSFORMATOR TENAGA RAHMAWATY PRIHANTINY; DODY WAHJUDI; PRIYONO YULIANTO
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 22, No 2 (2021): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v22i2.426

Abstract

Abstrak Transformator merupakan peralatan paling penting dalam penyaluran tenaga listrik, adapun fungsi dari trafo itu sendiri mengubah nilai tegangan (menaik turunkan) sesuai dengan kebutuhan penyaluran. Oleh karenanya, diperlukan perawatan atau pemeliharaan pada trafo untuk menjaga kehandalan kinerja trafo. Salah satu komponen penting dalam trafo yaitu isolasi trafo, isolasi trafo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu isolasi solid (kertas) dan isolasi dielektrik (minyak). Dalam hal ini, isolasi Dielektrik merupakan representasi dari kondisi trafo dan merupakan alarm awal pemburukan trafo, sehingga penting untuk melakukan monitoring hasil uji isolasi dielektrik trafo. Pengujian dielektrik trafo terkait dengan isolasi yaitu pengujian minyak yang berupa uji DGA (Dissolved Gas Analysis), Karakteristik Minyak, dan Uji Furan. Untuk mengetahui kondisi awal isolasi trafo didapatkan dari hasil Uji DGA dan Karaktersitik Minyak. Dengan adanya presentasi kondisi awal trafo, maka akan dapat diambil tindakan preventif untuk meminimalisir gangguan internal trafo sehingga kehandalan trafo tetap terjaga. Kata kunci: isolasi dielektrik, DGA, karakteristik minyak
RANCANG BANGUN PENGAMAN ARUS BOCOR LISTRIK 1 FASA DENGAN PENGATUR SENSITIVITAS UNTUK PENGGUNAAN DI RUMAH TINGGAL Kuswono Hendra Jaya; Dody Wahjudi
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 19, No 1 (2018): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v19i1.272

Abstract

Salah satu bahaya yang timbul karena listrik adalah arus bocor. Bahaya arus bocor menyebabkan kebakaran danbahaya manusia terkena sentuhan langsung maupun tidak langsung tegangan listrik.Arus bocor bisa diamankan dengan pengaman arus bocor yang disebut ELCB yang dipasang pada panel utama.Kekurangan ELCB yang ada di pasaran adalah harganya yang mahal karena import, hanya memiliki satusensitivitas yaitu 30 mA dan tidak memiliki mode on off. Dengan tidak ada pilihan sensitivitas maka pemakai tidakbisa memilih arus trip yang rendah, dengan tidak ada saklar on dan off maka pemakai tidak bisa mematikan fungsipengaman dengan tujuan mengabaikan sementara arus bocor.Maka dirancanglah sebuah pengaman arus bocor dengan menggunakan komponen yang mudah didapatkan dipasaran lokal. Pengaman ini dirancang memiliki pemilihan sensitivitas yaitu A =10 mA dan B = 20 mA denganarus maksimum 10 Amper pada tegangan kerja 190 sampai 240 Volt AC, dilengkapi pula dengan saklar on dan off.Perancangan pengaman arus bocor ini dimulai dengan membuat rencana skema dengan software, membuatrangkaian pada PCB dan membuat box casing sehingga alat pengaman ini berbentuk alat listrik dan sudah bisadipasang pada instalasi listrik rumah.Pengukuran dan pengujian dilakukan untuk memastikan alat pengaman ini baik dan layak digunakan.Kata Kunci: arus bocor listrik, pengaman arus bocor, ELBC
SIMULASI PENGENDALIAN PENCAMPURAN TANGKI MENGUNAKAN METODE ROUTH-HURWITZ DENGAN MATLAB Dody Wahjudi
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.91 KB) | DOI: 10.53810/jt.v11i1.60

Abstract

Abstract Automation control has significant role in human life, specifically for science and industry. Numerous modern applications are the rockets fire, space plane, robot and many others used system control principle. Control systems are necessary in industry operation, examples temperature control in tank, humidity air control in a room, and concentration control in mixing tank. The principal process to produce a drink tea is mixing between sugar water and tea water. Level tea at mixture water must be controlled (stable) to have tea concentration equal value in each product. This sensor to monitor output concentration and the information is used to produce error signal. Routh-hurwitz criterion and bode plot are used to get system stability information, while root locus method used to design compensator. The result of shows that the function of PID and lag-lead compensator are improving transient response and steady-state error. The function of lead compensator and PD are improving transient response, while the function of lag compensator and PI are improving steady-state error. Engineer can used compensator to make system have performs and steady state error appropriate with his specification. Keyword : routh-hurwitz, bode plot, root locus, compensator.
ANALISIS KUAT PENERANGAN DAN PENEMPATAN LETAK LAMPU PADA RUANG PERKULIAHAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO dody wahjudi; eko nursiam
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 18, No 2 (2017): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.353 KB) | DOI: 10.53810/jt.v18i2.284

Abstract

Pengaruh Kuat Penerangan yang dapat digolongkan menjadi kekurangan Kuat Penerangan dan kelebihan Kuat Penerangan akan berakibat pada kerusakan indera penglihatan mahasiswa/mahasiswi. Permasalahan penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat sesuatu, usaha yang dilakukan untuk melihat obyek lebih baik dan pengaruh penerangan terhadap lingkungan. Dalam ruang lingkup proses belajar-mengajar, faktor yang menentukan adalah ukuran obyek, derajat kontras, luminensi dari lapangan penglihatan, pantulan cahaya, serta lamanya melihat.Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah mengukur sejauh mana Kuat Penerangan pada ruang perkuliahaan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto apakah sudah sesuai dengan standar atau belum. Penelitian dilakukan dengan metode observasi secara langsung diruang Teknik Elektro Fakultas Teknik dengan menggunakan alat ukur lux meter dengan mengacu pada SNI tentang pengukuran intensitas penerangan ditempat kerja tahun 2004 dan SNI tentang tata cara penerangan sistem penerangan buatan pada bangunan gedung tahun 2001. Hasil pengukuran Kuat Penerangan di ruang kuliah 01, 06, 07 dan Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik bahwa Kuat Penerangan pada pagi, siang maupun malam hari belum memenuhi standar Kuat Penerangan yaitu berkisar antara (26-329 lux). Hal ini dikarenakan adanya faktor penyusutan lampu dan refleksi pada ruang kuliah, untuk menghasilkan Kuat Penerangan yang baik diberi lampu TL yang berlumen tinggi dan melakukan pengecekan secara berkala sehingga penerangan tetap terjaga. Kata kunci: Kuat Penerangan, lumen, tata letak
Mengatasi Bahaya Petir dan Proteksi Petir Gedung Bertingkat DODY WAHJUDI
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 15, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v15i2.140

Abstract

Petir merupakan kejadian alam dimana terjadi loncatan muatan listrik antara awandengan bumi yang diawali dengan mengumpulkan uap air didalam awan. Ketinggian antarapermukaan atas dan permukaan bawah pada awan dapat mencapai jarak sekitar 8 kmdengan temperatur dibawah dan atas -60°F. Akibatnya didalam awan tersebut akan teijadikristal-kristal es. Karena didalam awan terdapat angin ke segala arah, maka kristal-kristales tersebut saling bertumbukan dan bergesekan sehingga terpisahkan antara muatan positifdan negatif.Pemakaian penangkal petir tradisional (ekstemal) sudah sangat dikenal sejak jamandahulu untuk melindungi aset bangunan atau instalasi terhadap bahaya petir, yang hanyadapat bangunan atau instalasi terhadap bahaya petir, yang hanya dapat digunakan sebagaiasset pelindung gedung terhadap be kebakaran atau kehancuran, sedangkan induksitegangan yang diakibatkan masih belum terserap sepenuhnya oleh penangkal tersebut.Perancangan sistem penangkal petir yang meliputi penangkal petir eksternal daninternal untuk menentukan dimensi, susunan, jenis bahan dan lainnya di dasarkan padatingkat perlindungan yang diinginkan dan dalam konteks arus petir di dasarkan pada besarparameter arus petir.Kata Kunci : bahaya petir,proteksi petir,penangkal petir