Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search
Journal : Jurnal Fisika FLUX

Penentuan Lapisan Air Tanah dengan Metode Geolistrik Schlumberger di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan Wahyono, Sri Cahyo; Wianto, Totok
Jurnal Fisika FLUX Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2008
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v5i2.3021

Abstract

Berdasarkan peta geologi daerah Balangan oleh batuan yang berasal dari Formasi Dahor (TQd) berumur Plio-Plistosen dan Warukin (Tmw) berumur Miosen Tengah sampai dengan Miosen Akhir. Nilai tahanan jenis di lokasi penyelidikan dapat dibedakan dalam beberapa kelompok yaitu tahanan jenis antara 1–405 Ωm pada bagian atas ditafsirkan sebagai tanah penutup dalam kondisi basah sampai kering, tahanan jenis < 10 Ωm ditafsirkan sebagai lempung yang bersifat kedap air, tahanan jenis 10–150 Ωm ditafsirkan sebagai lempung pasiran dan pasir, dan tahanan jenis > 500 Ωm ditafsirkan sebagai lempung kering. Lapisan yang dapat bertindak sebagai perangkap air bawah tanah/akuifer diperkirakan lapisan yang bertahanan jenis 10-150 Ωm. Mempertimbangkan aspek kemungkinan prospek keterdapatan air tanah, maka pengukuran GL.1 diharapkan pemboran mencapai kedalaman lebih dari 140 m, GL.2 pada kedalaman 42-103 m, GL.3 pada kedalaman 25-56 m atau lebih dari 123 m dan GL.4 pada kedalaman 2-151 m.
Analisa Mineral Magnetik Pasir Sisa Pendulangan Intan di Cempaka, Kota Banjarbaru Berdasarkan Nilai Suseptibilitas Magnetik Saukani, Muhammad; Sudarningsih, Sudarningsih; Wianto, Totok
Jurnal Fisika FLUX Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2010
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v7i2.3109

Abstract

Pasir sisa pendulangan intan memiliki ciri fisik warna kehitam-hitaman danditarik oleh magnet. Pasir ini diduga mengandung mineral magnetik yang bermanfaatsebagai bahan dasar pada industri besi, baja dan lainnya. Maka perlu dilakukan kajiantentang persentase kandungan mineral magnetik dan jenis mineral magnetik yangterkandung didalamnya. penelitian ini bertujuan untuk menghitung persentasekandungan mineral magnetik dan menentukan jenis mineral magnetiknya denganmetode pengukuran suseptibilitas magnetik.Hasil Pengukuran 10 buah sampel daridaerah Cempaka menunjukkan persentase kandungan mineral magnetik dari 100gram sampel adalah 1,7% hingga 14% dengan nilai suseptibilitas magnetik antara10,8 x 10-7 hingga 90,4 x 10-7 m3/kg yang diidentifikasi sebagian besar adalah mineralhematite (Fe2O3) sebagaimana yang ditunjukkan pada hasil difraksi sinar-X.
PENENTUAN POLA SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI PESISIR PANTAI BATAKAN KALIMANTAN SELATAN DENGAN METODE GEOLISTRIK Minarto, Ori; Wahyono, Sri Cahyo; Wianto, Totok
Jurnal Fisika FLUX Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2014
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v11i1.2624

Abstract

Abstrak: Desa Batakan merupakan daerah paling Selatan dari Kabupaten Tanah Laut yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Survei geolistrik metode Schlumberger 1D untuk mengetahui sebaran intrusi air laut di pesisir pantai Batakan Kalimantan Selatan bertujuan untuk mengetahui pola intrusi air laut baik sebaranya maupun kedalamannya yang ditinjau dari nilai resistivitasnya. Selain itu penelitian ini juga bertujuan mengetahui sifat-sifat air tanah dangkal berupa salinitas dan derajat keasamannya. Dengan sembilan titik pengukuran geolistrik, dan sembilan titik pengambilan sampel air yang berasal dari sumur warga, diperoleh potensi intrusi air laut di daerah pesisir terjadi pada titik GL1 yang berjarak 175 meter dari bibir pantai yang mencapai kedalaman 10,02 meter. Pada titik pengukuran GL4 yang berjarak kurang lebih 500 meter dari pantai, intrusi terjadi hingga kedalaman 14,21 meter. Pada titik pengukuran GL7 yang berjarak 190 meter dari pantai, intrusi terjadi hingga 65 meter di bawah permukaan tanah. Berdasarkan pengukuran salinitas di sembilan titik sampel dari sumur dangkal milik warga, terdapat satu sumur yang tergolong dalam air payau yaitu dengan nilai salinitas 7 0/00 dan delapan sumur lainnya tergolong dalam air tawar dengan kadar 0-5 0/00 dengan pH antara 7-7,7. Kata Kunci: salinitas, intrusi, geolistrik, Batakan.
Analisa Struktur dan Mineralogi Batuan dari Sungai Aranio Kabupaten Banjar Sudarningsih, Sudarningsih; Wianto, Totok; Widiyastuti, Dewi Amelia
Jurnal Fisika FLUX Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2012
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v9i1.3132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi mineral dan struktur secara mikro dari permukaan batuan yang terdapat di Sungai Aranio, Kabupaten Banjar. Penelitian dilakukan dengan melakukan uji mineralogi dengan alat x-ray difractometer(XRD) dan foto dengan alat scanning electron microscope(SEM) terhadap empat sampel batuan yang telah diambil dari Sungai Aranio. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa pada sampel 1A komposisi mineralnya adalah magnesiohornblende 27 %, albite, calcian 30 %, kuarsa 17 %, Phillipsite-K 14 % dan muscovit (mika) 12 %. Pada sampel 1B mineralnya adalah magnesiohornblende 14 %, albite, calcian 29 %, kuarsa 21 %, Phillipsite-K 15 %, muscovit (mika) 12 % dan chlorite-serpentine 13 %. Sampel 2A memiliki komposisi mineral yaitu magnesiohornblende 20 %, albite, calcian 13 %, kuarsa 28 %, muscovit (mika) 8 % dan chlorite-serpentine 31 %, sedangkan pada sampel 2B terdapat mineral yaitu magnesiohornblende 28 %, kuarsa 42 %, chlorite-serpentine 21 %, muscovit (mika) 4 % dan amfibol 5 %. Hasil pada foto SEM memperlihatkan struktur batuan telah menjadi struktur yang mengalami laminasi dengan dua sampel kenampakan kristal mineralnya masih terlihat dan dua sampel sudah berubah dan banyak terdapat clay atau tanah dan strukturnya adalah struktur foliasi. Dapat disimpulkan bahwa batuan yang berasal dari Sungai Aranio, Kabupaten Banjar telah mengalami pemalihan yang berasal dari batuan beku yang keras.
Karakterisasi Kaolin Lokal Kalimantan Selatan Hasil Kalsinasi Sunardi, Sunardi; Irawati, Utami; Wianto, Totok
Jurnal Fisika FLUX Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Fisika Flux Edisi Februari 2011
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v8i1.3106

Abstract

Kajian tentang karakteristik kaolin lokal asal Tatakan, Tapin, KalimantanSelatan setelah proses kalsinasi pada temperatur 800°C selama 3 jam telah dilakukanuntuk mengetahui perubahan struktur kaolin. Sampel kaolin sebelum dan setelahproses kalsinasi dianalisis menggunakan spektroskopi infra merah (FTIR), difraksisinar X (XRD) dan scanning electron microscopy (SEM). Hasil analisis menggunakanFTIR menunjukkan terjadinya kerusakan struktur dari kaolin akibat proses kalsinasiyang ditandai dengan hilangnya puncak serapan khas dari kaolin. Berdasarkan dataXRD dan analisis morfologi menggunakan SEM, proses kalsinasi menyebabkanperubahan struktur kaolin dari pseudoheksagonal berlapis menjadi fasa amorf.
PENENTUAN POTENSI KEDALAMAN DAN KANDUNGAN BIJIH BESI DI DESA AJUNG KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN Dewi, Raisa Kusuma; Wianto, Totok; Wahyono, Sri Cahyo
Jurnal Fisika FLUX Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2013
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v10i1.2304

Abstract

ABSTRACT: Ajung Village District of Balangan, astronomically are located 114º 5031 115 ° 5024 E and 2 º 131 - 2 ° 3558 S. Based on the geologicalmap, the Ajung Village District Balangan is Haruyan formation, Ultramafic Rocksand Granodiorit. The erosion of Ultramafic rocks, especially serpentinit undergochemical decomposition and accumulation of iron ore. Since the potential of ironore in Ajung Village is not certain then in this study the authors conducted astudy to determine the potential depth and content of iron ore by using 3Dgeoelectric Dipole Dipole configuration, Atomic Absorption Spectrophotometer(AAS) and X-ray flourescence (XRF). The results of field measurements 3Dgeoelectric method Dipole Dipole configurations with the potential depth of ± 0to 2.05 meters in the form of chunks of rock with prices between 1594 -2442Ohm.meter resistivity. The average Fe content of elements in the iron ore fromAjung village, District Balangan by laboratory analysis using AAS was 50.01%,while 94.82% are using XRF.Keywords: iron ore, geoelectric, AAS, XRF
Rekayasa Tumbuhan Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) sebagai Substitusi Bahan Matrik Komposit Pada Pembuatan Papan Partikel Wianto, Totok; Ishaq, Ishaq; Faisal, Akhmad; Hamdi, Abdulah
Jurnal Fisika FLUX Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2011
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v8i2.3119

Abstract

Sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan adalah terdiri dari rawa-rawa.Salah satu tumbuhan rawa yang banyak tumbuh di daerah rawa Kalimantan Selatanadalah Purun Tikus (Eleocharis Dulcis). Sampai saat ini pemanfaatan purun tikus olehmasyarakat setempat hanya sebatas pembuatan tikar. Di lain pihak, kebutuhan akanpapan sebagai bahan bangunan meningkat, seiring dengan tingginya permintaankonsumen akan suatu produk yang berbahan dasar kayu. Melihat dari potensi yangada, diupayakan pemanfaatan purun tikus di daerah Kalimantan Selatan lebihdimaksimalkan. Dalam hal ini pemanfaatannya sebagai bahan matrik komposit dalampembuatan papan partikel. Oleh karena itu penelitian ini berupaya manfaatankanpurun tikus (Eleocharis dulcis) sebagai bahan substitusi bahan matrik komposit danjuga mengetahui pengaruh serat-serat purun tikus tersebut terhadap sifat fisis (kadarair dan kerapatan) dan sifat mekanik (keteguhan patah, kuat lentur). Untukpengolahan papan partikel dibuat dua variasi susunan serat purun tikus, sampel Ayaitu serat purun tikus dipotong kecil-kecil dan disusun secara acak pada cetakan,perlakuan B yaitu serat purun tikus dipotong memanjang dan menyamping di cetakan.Serat purun tikus yang sudah kering dipotong-potong sesuai dengan variasi serat.Filler berupa daun-daun akasia yang kering dan bersih dihaluskan menggunakanbelender kemudian dicampurkan dengan urea formaldehid. Serat purun tikus dan fillerdicetak pada cetakan berukuran 30 x 30 cm yang dipres panas pada suhu 800-900C.Produk yang dihasilkan berupa papan partikel yang akan diuji dan dianalisa sifatelastisitas dan keteguhan patahnya serta sifat kadar air dan kerapatannya yang akandibandingkan terhadap standar SNI 03-2105-1996 dan JIS A 5908-2003. HasilPengujian Nilai Sifat fisik yaitu menunjukkan kadar air rata – rata 12,75 % dankerapatan rata rata 0,84 g/cm3. Hasil pengujian sifat mekanik yaitu modulus elastisitasrata rata 10.750 Kg/cm2 dan modulus patah rata rata 80,5 Kg/cm2. Hasil Tersebutmendekati dan sudah sesuai dengan Standar SNI dan JIS dan papan partikel ini layaksebagai komposit
IDENTIFIKASI MINERAL MAGNETIK ABU TERBANG (FLY ASH) DAN ABU DASAR (BOTTOM ASH) SISA PEMBAKARAN BATUBARA PLTU ASAM-ASAM Husna, Wardatul; Sudarningsih, Sudarningsih; Wianto, Totok
Jurnal Fisika FLUX Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2013
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v10i1.2305

Abstract

Abstrak: Pembakaran batubara yang dimanfaatkan sebagai energi panas padaPLTU akan menghasilkan abu yang terpisah, yaitu abu terbang dan abu dasarsekitar 5-10%. Abu ini merupakan kumpulan dari bahan pembentuk batubara yang tidak terbakar (non-combustible materials) atau yang dioksidasi oleh oksigen. Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi mineral magnetik pada abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) dari sisa pembakaran batubara PLTU Asam-Asam. Sampel abu terbang dan abu dasar yang sudah dipreparasi kemudian diuji dengan menggunakan difraksi sinar x (XRD) untuk mengetahui persentase dan komposisi mineral dari masing-masing abu terbang dan abu dasar. Selain itu juga dilakukan pengukuran suseptibilitas magnetik menggunakan Bartington Magnetic Suseptibility Meter MS2B. Hasil penelitian menunjukkan penyusun utama dari abu terbang adalah silika (SiO2) sebesar 67 % dan kandungan mineral magnetiknya sebesar 9% yaitu mineral dengan rumus kimia Fe2Mo3NaO12, sedangkan sisanya adalah mineral yang lain. Nilai suseptibilitas magnetik yang terukur pada abu terbang berkisar antara 2815,9 x 10-8 - 2985 x 10-8 m3/kg. Sedangkan pada abu dasar terkandung mineral magnetik lebih besar dibandingkan dengan abu terbang, yaitu mineral magnetite (Fe3O4) sebesar 13 %, penyusun utamanya juga silika (SiO2) dengan persentase sebesar 65 % dan nilai suseptibilitasnya yang terukur berkisarantara 6268,1 x 10-8 sampai dengan 6613,6 x 10-8 m3/kg. Dari nilai suseptibilitas yang terukur, dapat diketahui bahwa mineral magnetik yang terkandung pada abu terbang dan abu dasar bersifat paramagnetik hingga ferromagnetik meskipun persentasenya lebih kecil dibandingkan dengan mineral yang bersifat diamagnetik. Tingginya nilai suseptibilitas magnetik dipengaruhi oleh persentase mineral magnetik yang terkandung pada sampel.Kata Kunci : Batubara, abu terbang, abu dasar, suseptibilitas, mineral magnetik.
ANALISA KANDUNGAN MINERAL GUANO DARI GUA LIANG BESAR KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN KALIMANTAN SELATAN Pahmiansyah, Pahmiansyah; Sudarningsih, Sudarningsih; Wianto, Totok
Jurnal Fisika FLUX Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Fisika FLUX Edisi Februari 2013
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v10i1.2631

Abstract

Abstrak: Penelitian tentang analisa kandungan mineral guano dari Gua Liang Besar,Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan telah dilakukan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kandungan mineral guano Gua Liang Besar denganmenggunakan uji difraksi sinar-X dan mineral magnetik berdasarkan nilaisuseptibilitasnya. Hasil penelitian ini berupa karakteristik guano dan nilai susptibilitasguano. Kandungan mineral penyusun guano didominasi oleh silicon oxide (O2Si),mineral lainnya yaitu tribidium hydrogen bisulfate (HO8Rb3S2), berlinite (AlO4P),titanium (III) nitride (NTi), picotpaulite (Fe2S3Tl) dan Brucite (MgH2O2). Nilaisuseptibilitas magnetik yang didapat dari guano Gua Liang Besar berkisar dari 0,111 x10-6m3 Kg-1 sampai 0,224 x 10-6m3 Kg-1. Berdasarkan kisaran nilai tersebutkemungkinan mineral yang terkandung dalam guano Gua Liang Besar adalah biotite(Mg,Fe,Al silicate) dengan nilai suseptibilitas magnetik berkisar dari 0,05 x 10-6m3 Kg-1sampai 0.95 x 10-6m3 Kg-1 dan amphibole (Mg,Fe,Al silicate) dengan nilai suseptibilitasmagnetik berkisar dari 0,16 x 10-6m3 Kg-1 sampai 0.69 x 10-6m3 Kg-1, yang manakeduanya tergolong ke dalam paramagnetic yaitu bahan-bahan yang memilikisuseptibilitas magnetik Xm yang positif, dan sangat kecil.Kata Kunci: Guano, Sinar-X, Suseptibilitas Magnetik
Estimasi Ukuran Bulir Mineral Magnetik pada Batuan Peridotit Berdasarkan Peluruhan Anhysteretic Remanent Magnetization (ARM) Reida, Rina; Sudarningsih, Sudarningsih; Wianto, Totok
Jurnal Fisika FLUX Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Fisika Flux Edisi Agustus 2009
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/flux.v6i2.3062

Abstract

A decaying measurement of Anhysteretic Remanent Magnetization(ARM) has been undertaken to estimation the grain size of magnetic mineralwhich carries remanent on peridotite igneous rocks. The samples are taken fromDesa Aranio, Kabupaten Banjar, South Kalimantan. The samples are taken in acylinder from with the diameter 2.54 cm and 2.2 cm in length by using Drill ModelD026-C. The giving, measuring and decaying process of ARM is done byMolspin AF Demagnetizer, partial Anhysteretic Remanent Magnetization(pARM), and Minispin Magnetometer. The estimation of grain size of magneticmineral is obtained by seeing ARM intensity decaying curve towards magneticfield shown by the samples of peridotite igneous rocks. The ARM intensitydecaying curve show that the estimated peridotite rocks in research aredominated by multidomain and the size are big, whereas the distribution of thegrain size is larger than 200 μm.