Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia

Kajian Terkini CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) Chicy Widya Morfi; Ahmad Junaidi; Elsesmita Elsesmita; Diana Nur Asrini; Dya Mulya Lestari; Irvan Medison; Russilawati Russilawati; Fauzar Fauzar; Roza Kurniati; Finny Fitry Yani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.016 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.13

Abstract

The COVID-19 outbreak in Wuhan, Hubei Province, China, caused by a newly known coronavirus strain, SARS-CoV-2, up to March 3th, 2020, has caused 90.870 confirmed cases to be reported from 72 countries (including Indonesia) with 3.112 deaths (CFR 3,4%). Upper airway swab and lower airway aspirate specimens from suspected patients are required for examination by the RT-PCR microbiological method for establishing COVID-19. There are no specific antivirals for the management of COVID-19. On January, 30th, 2020 WHO has established Covid-19 as the Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), but the increase in the number of cases is fast enough so that on March,11th 2020, WHO has established Covid-19 as a pandemic.
Neonatus dari Ibu Tuberkulosis Aktif Revi Riliani; Finny Fitry Yani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.678 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i1.14

Abstract

TB merupakan salah satu penyakit menular terbanyak di dunia dan mengalami perubahan dalam epidemiologi dimana terjadi peningkatan proporsi wanita usia subur yang tertular TB dan selanjutnya berkemungkinan akan berdampak pada kejadian TB perinatal. Diperkirakan insiden transmisi vertikal TB dari ibu ke bayi sebesar 16%, dengan angka kematian yang tinggi yaitu 50-60%. Kesulitan dalam diagnosis berkontribusi pada tingginya angka kematian ini. Indeks kecurigaan yang tinggi disertai penelusuran infeksi dapat menurunkan angka kematian akibat TB kongenital, serta pemberian pengobatan profilaksis yang optimal dapat mencegah kejadian TB perinatal pada bayi yang terpapar dengan penderita. Penulisan kasus ini bertujuan untuk melihat luaran pada bayi yang terpapar tuberkulosis dan mendapatkan pengobatan profilaksis. Penelusuran literatur dilakukan oleh dua orang melalui PubMed dan DOAJ untuk mencari penelitian yang relevan. Kata teks digunakan dalam pencarian studi. Dari penelusuran didapatkan empat studi memenuhi kriteria eligibilitas. Dari keempat studi, pada dua studi ditemukan hanya satu subjek yang mendapat pengobatan profilaksis yang berkembang menjadi infeksi tuberkulosis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian profilaksis pada bayi yang terpapar tuberkulosis berpengaruh pada luaran dan efektif menjegah progresivitas penyakit.
Hubungan ASI Eksklusif dan Riwayat ISPA Terhadap Kolonisasi Streptococcus pneumoniae pada Swab Nasofaring Anak Bawah Dua Tahun Indri Permata Rani; Finny Fitry Yani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1160.688 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i2.27

Abstract

Pneumonia merupakan penyebab kematian utama pada anak di dunia. Streptococcus pneumoniae (S. pneumoniae) sebagai bakteri terbanyak penyebab pneumonia dapat membentuk kolonisasi di nasofaring anak. Faktor yang mempengaruhi kolonisasi S. pneumoniae ini diantaranya adalah pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI ekslusif dan riwayat ISPA terhadap kolonisasi S. pneumoniae pada swab nasofaring anak usia bawah dua tahun. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode cross sectional pada 30 orang anak usia bawah dua tahun. Data mengenai pemberian ASI eksklusif dan riwayat ISPA didapatkan dari hasil wawancara langsung pada saat pengambilan swab nasofaring anak. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini sebanyak 63,3% dari anak usia bawah dua tahun ditemukan adanya kolonisasi S. pneumoniae dari hasil swab nasofaring. Hasil analisis data menggunakan chi square diperoleh nilai p=0,637 untuk hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kolonisasi S. pneumoniae, dan hubungan riwayat ISPA terhadap kolonisasi S. pneumoniae nilai p=0,245. Kesimpulan dari penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif dan riwayat ISPA terhadap kolonisasi S. pnuemoniae pada swab nasofaring anak usia bawah dua tahun
Penggunaan Kortikosteroid pada Pasien Anak dengan Perikarditis Tuberkulosis. Novi Violona Edwar; Abi Andayu; Finny Fitry Yani
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.021 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.484

Abstract

Tuberculous pericarditis (TB pericarditis) is a disease that still frequently occurs in developing countries. The mortality rate due to TB pericarditis is still quite high, reaching 17-40%. Death due to tuberculous pericarditis is influenced by adequate or not treatment. The use of additional corticosteroid therapy is still a matter of debate in the treatment of tuberculous pericarditis. Writing this case aims to see the outcome of the use of corticosteroids in patients with tuberculous pericarditis. Literature searches were carried out through Pubmed and Google Scholar. From the results of literature search, two meta-analyzes were obtained that discussed the use of corticosteroids in tuberculous pericarditis. In children with tuberculous pericarditis, the use of corticosteroids does not reduce mortality, but can reduce complications due to tuberculous pericarditis. Keywords: corticosteroids, tuberculous pericarditis, outcome.
Co-Authors Abi Andayu Adefri Wahyudi Afdal Afdal Ahmad Junaidi Ahmad Kurniawan Akbar Aidil Rahman Novesar Alfi Maido Alius Amirah Zatil Izzah Andani Eka Putra Arni Amir Arwin AP Akib Asrawati Asrawati Aumas Pabuti Bambang Supriyatno Chicy WIdya Morfi Chika Aulia Husna Darfioes Basir Darfioes Basir Darfioes Basir Darfioes Basir Darfioes Basir Darfious Basir Darmawan B. Setyanto Destri Linjani Devi Gusmaiyanto Dhyna Lidya Lestari Diana Nur Asrini Didik Hariyanto Didik Hariyanto Dini Anggini Diska Yulia Trisiana Diska Yulia Trisiana Dita Maharani Dya Mulya Lestari Edison Edison Efrida Efrida Efrida Eka Agustia Rini Elsesmita Elsesmita Erkadius Erkadius Erli Meichory Viorika Eryati Darwin Fauzar Fauzar Firman Arbi Fitrisia Amelin Gustina Lubis Gustina Lubis Hafifatul A Rahmy Hafni Bachtiar Hanifa Hanif Helmizar Hervita Yeni Husna Yetti Ied Imilda Ikhsan Marzony Imil Irsal Imran Indra Ihsan Indri Permata Rani Irhamna Yusra Irvan Medison Irvan Medison Laura Zeffira Lita Farlina Liza Fitria Machdawaty Masri Masri Marhefdison Marhefdison Muhammad Hendri Nastiti Kaswandani Nia Kurniati Nice Rachmawati Nisa Haska Maulina Novi Violona Edwar Nur Indrawaty Lipoeto Nurul Noviarisa Osharinanda Monita Rahmi Lestari Revi Riliani Ricco Azali Riki Alkamdani Rizanda Machmoed Rizanda Machmoed Rizanda Machmud Rizki Meizikri Roni Eka Sahputra Roza Erisma Roza Kurniati Russilawati, Russilawati Shinta Ayudhia Susmiati Susmiati Syahredi SA Triyanto Triyanto Utari Gustiany G Yuniar Lestari Yuniar Lestari Yusrawati Yusrawati Yusri Dianne Jurnalis