Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Determinan pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja di Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Provinsi Jambi Evi Kristina; Iskandar Syarif; Yuniar Lestari
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 19, No 1 (2019): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.019 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v19i1.568

Abstract

The role of a mother in maintaining a child's health is very important. Knowledge, attitude, motivation, availability of health care facilities, behavior of health workers influence the formation of health behaviors. This study aims to analyze the factors that are related and the most dominant towards exclusive breastfeeding for mothers working in Government Agencies in Bungo Regency. This study uses a combination of quantitative and qualitative research methods. Quantitative research uses cross sectional design. The sample in the quantitative study was 50 mothers who had babies> 6-12 months, while in qualitative research there were 6 in-depth interviews with the heads of the Bungo District Government Agencies. The results of the study obtained the proportion of exclusive breastfeeding as much as 34%. Factors related to breastfeeding are birth attendants and caregiver / family support and the most dominant in exclusive breastfeeding for working mothers is the support of caregivers / family. The scope of exclusive breastfeeding has not reached the target of 80% of the targets set by the Government due to lack of support from Government Agencies, health workers and from caregivers / families. Various efforts are needed to improve the achievement of coverage of exclusive breastfeeding, especially through supporting facilities to support exclusive breastfeeding and the optimization of the role of the Health Office. 
PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH SISWA SLTA KOTA BUKITTINGGI Darmayanti Darmayanti; Yuniar Lestari; Mery Ramadani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 6, No 1 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v6i1.84

Abstract

Penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Keluarga Berencana Indonesia daerah Sumatera Barat menunjukkan Kota Bukittinggi memiliki remaja seksual aktif tertinggi (21%). Pergaulan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah. Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan negatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran teman sebaya positif terhadap perilaku seksual pranikah siswa SLTA Kota Bukittinggi tahun 2011. Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Data primer dikumpulkan melalui angket. Populasi adalah seluruh siswa SLTA kelas XI dan XII dan sampel didapatkan sampel sebanyak 276 orang. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan lebih separuh (54,3%) peran teman sebaya aktif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi. Ada hubungan antara peran teman sebaya positif dengan perilaku seksual pranikah, dimana responden dengan teman sebaya pasif berpeluang 2,6 kali berprilaku seksual pranikah dibanding responden dengan teman sebaya aktif. Peran teman sebaya terhadap perilaku seksual tidak dipengaruhi variabel konfonding (pengetahuan, sikap, peran orangtua, dan paparan media masa). Diharapkan kepada Pemerintah Kota Bukittinggi agar memperkuat peran teman sebaya positif dengan meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler dan menambahjumlah pelatihan konselor sebaya.
Hubungan Perdarahan Postpartum dengan Paritas di RSUP Dr. M. Djamil Periode 1 Januari 2010 - 31 Desember 2012 Nola Eriza; Defrin Defrin; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.360

Abstract

Abstrak Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Perdarahan postpartum merupakan penyebab tersering dari keseluruhan kematian akibat perdarahan obstetrik. Paritas merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya perdarahan postpartum.  Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan perdarahan postpartum dengan paritas di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini merupakan studi analitik menggunakan desain cross sectional study dengan cara mengambil data rekam medis pasien perdarahan postpartum di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2012, dengan jumlah 72 orang. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan derajat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdarahan postpartum terbanyak adalah perdarahan postpartum primer (69,4%), paritas terbanyak adalah paritas > 3 (37,5%).  Pada uji statistik chi-square diperoleh p = 0,49 (p>0,05) yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara perdarahan postpartum primer dan sekunder dengan paritas. Walaupun tidak bermakna secara statistik, perdarahan postpartum meningkat seiring dengan peningkatan paritas. Saran kepada ibu hamil dengan paritas tinggi untuk secara rutin memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan agar kesehatan ibu dapat dikontrol dalam upaya mencegah perdarahan postpartum.Kata kunci: perdarahan postpartum, paritas, kematian ibu Abstract The main causes of maternal mortality in Indonesia are hemorrhage (28%), eclampsia (24%) and infection (11%). Postpartum hemorrhage is a common cause of all deaths due to obstetric hemorrhage. Parity is one of the risk factors for the occurrence of postpartum hemorrhage. The objective of this study was to determine the relationship between postpartum hemorrhage and parity at RSUP Dr. M. Djamil Padang.This research was analytic study using cross sectional study design by taking 72 medical record of postpartum hemorrhage at RSUP Dr. M. Djamil Padangwithin the period 1 January 2010 until 31 December 2012. The statistical analysis used was chi-square test with a significance level of 0,05. The result showed that most of postpartum hemorrhage in this research is primary postpartum hemorrhage (69,4%), the most parity is parity > 3 (37,5%). Chi-square statistical test obtained p = 0,49 (p > 0,05) which means there is no significant statistically between primary and secondary postpartum hemorrhage with parity. Although it’s not significant statistically, postpartum hemorrhage was increase along with the increased of parity. It is suggested to pregnant women with risk factors of high parity to regularly check her pregnancy to health providers so that maternal health can be controlled in order to prevent primary postpartum hemorrhage.Keywords: postpartum hemorrahage, parity, maternal mortality
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Rona Firmana Putri; Delmi Sulastri; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.231

Abstract

AbstrakStatus gizi anak balita salah satunya dipengaruhi oleh faktor kondisi sosial ekonomi, antara lain pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, pengetahuan dan pola asuh ibu serta kondisi ekonomi orang tua secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap status gizi anak balita. Penelitian ini adalah survei analitik menggunakan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 227 orang yang terdiri dari anak balita dan ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah diisi oleh ibu balita yang kemudian di analisis secara bivariat dan multivariat. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan pendidikan ibu (p=0,022), pekerjaan ibu (p=0,000), pendapatan keluarga (p=0,012), jumlah anak (p=0,008) dan pola asuh ibu (p=0,000). Sementara dari analisis multivariat didapatkan pendidikan ibu (p=0,004; OR=2,594; CI95%=1,356-4,963), pekerjaan ibu (p=0,000; OR=74,769; CI95%=24,141-231,577), pendapatan keluarga (p=0,013; OR=3,058; CI95%=1,246-7,4) dan pola asuh ibu (p=0,000; OR=15,862; CI95%=5,973-42,128). Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak dan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita. Berdasarkan hasil analisis multivariat faktor pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan status gizi anak balita.Kata kunci: status gizi, anak balita, faktor sosial ekonomiAbstractNutritional status of children under five years has affected by a political and socio-economic condition factors, among others, maternal education, maternal occupation, number of children, maternal knowledge and parenting also parents' economic conditions as a whole. This research is conduct to determine whether there is a relationship between the socio-economic conditions of families on the nutritional status of children under five.This research is a analytic survey using a cross sectional study design with the number of samples are 227 people consisting of children under five and the mothers in the working areas Puskesmas Nanggalo Padang. Data were collected through questionnaires which is completed by mothers whose later been analyzed in bivariate and multivariateBased on bivariate analysis we can get the maternal education (p = 0.022), maternal occupation (p = 0.000), household income (p = 0.012), number of children (p = 0.008) and maternal parenting (p = 0.000). While the multivariate analysis obtained from the maternal education (p = 0.004; OR = 2.594; CI95% = 1.356 to 4.963), maternal occupation (p = 0.000; OR = 74.769; CI95% = 24.141 to 231.577), household income (p = 0.013; OR = 3.058; CI95% = 1.246 to 7.4) and maternal parenting (p = 0.000; OR = 15.862; CI95% = 5.973 to 42.128).Bivariate analysis showed that there is a relationship between maternal education, maternal occupation, family income, number of children and parenting mothers with a nutritional status of children under five. Based on the results of the multivariate analysis, maternal occupation is the most associated factor with nutritional status of children under five.Keywords: Nutritional Status, Children Under Five, Socio-economic Factor
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Rokok Dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang Afdol Rahmadi; Yuniar Lestari; Yenita Yenita
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i1.62

Abstract

Abstrak Latar belakang: Kota Padang, lebih dari 50% anak berumur di bawah 18 tahun memulai kebiasaan merokok sebelum usia 13 tahun. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, dan nilai. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap rokok dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang. Metode: jenis penelitian ini adalah analitik observasional dalam bentuk rancangan cross-sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kota Padang Tahun Ajaran 2011/2012. Jumlah sampel sebanyak 96 siswa yang diambil secara Cluster Sampling dan Simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan angket. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi dan analisis dengan uji Chi-Square pada α=0,05. Hasil: didapatkan 32,30% siswa adalah perokok, 10,4% dengan pengetahuan rendah, dan 7,3% dengan sikap negatif. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=1,000) dan sikap (1,000) dengan kebiasaan merokok pada siswa SMP di Kota Padang. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,155) dengan sikap terhadap rokok pada siswa SMP di Kota Padang. Sebaiknya perlu dilakukan penyuluhan kepada siswa SMP di Kota Padang mengenai zat-zat kimia dalam rokok dan asap rokok serta dampaknya terhadap kesehatan.Kata kunci: pengetahuan, sikap, kebiasaan merokokAbstractBackground: In Padang, more than 50% of children aged below 18 years started smoking before the age of 13. Factors which can influence behavior are knowledge, attitude, belief, conviction, tradition, and value. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge and attitude towards smoking with smoking habit in junior high school students in Padang. Methods: Type of this study was observational analytic, in the form of a cross-sectional study. The population in this study is all junior high school students in Padang School Year 2011/2012. The number of samples is as many as 96 students, which was taken by sampling technique namely Cluster Sampling and Simple Random Sampling. Data were collected by questionnaire. Computerized data processing and analysis performed by Chi-Square test at α = 0.05. Result: obtained 32.30% of students were smokers, 10.4% with low knowledge, and 7.3% with negative attitude. There was no significant relationship between knowledge (p=1,000) and attitude (p=1,000) with smoking habit in junior high school students in Padang. Concultion: there was also no significant relationship between knowledge (p=0,155) and attitude towards smoking in junior high school students in the city of Padang. It is necessary to give counseling to junior high school students in Padang about the chemicals contained in cigarettes, its smoke, and its impact to health.Keywords : knowledge, attitude, smoking habit
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang Mahmudah Mahmudah; Yaslinda Yaunin; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i2.538

Abstract

 AbstrakRendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kontrol dari orangtua dapat membuat remaja berperilaku seksual berisiko. Banyak factor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja. Di Sumatera Barat, Padang menduduki urutan ke 3 terbanyak remaja berperilaku seksual berisiko setelah Payakumbuh dan Bukit Tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 158 orang yang diambil dengan cara multistage random sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil analisis menunjukkan responden yang berperilaku seksual berisiko (20,9%), jenis kelamin laki-laki (38,6%), pubertas di usia <11 tahun (6,3%), tingkat pengetahuan kurang ((1,9%), mendapat paparan tinggi dengan sumber informasi seksual (19,6%) dan yang memiliki sikap negatif (34,8%). Variabel yang memiliki nilai p<0,05 adalah jenis kelamin, paparan dengan sumber informasi seksual dan sikap terhadap berbagai perilaku seksual. Dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual remaja di Kota Padang dipengaruhi oleh jenis kelamin laki-laki, paparan tinggi dengan sumber informasi seksual dan sikap negatif terhadap berbagai perilaku seksual.Kata kunci: perilaku seksual, remaja, faktor yang mempengaruhi AbstractLack of knowledge about reproduction health and parents control can make adolescent have risky sexual behavior. Many factors that can related sexual behavior in adolescent. In West Sumatera, Padang city is on rank 3rd after Payakumbuh and Bukit Tinggi who have most adolescent with risky sexual behavior. The objective of this study was to observe the factors that can be related to adolescent sexual behavior in Padang. Type of this research was analytic with cross sectional study.  Total samples in this research were 158 respondents which are taken by multistage random sampling. Data analysis was done by chi-square test with significance level is 95%. The result of analysis showed that respondents who have risky sexual behavior (20,9%), males (38,6%), enter the stage puberty in <11 years old (6,3%), have a lack of knowledge (1,9%), get high exposure with sexual resources (19,6%) and have negative attitude (34,8%). Variables that have p<0,05 are gender, exposure with sexual resource and attitude toward sexual behavior. It can be concluded that adolescent sexual behavior in Padang City be affected by males, high exposure with internet and negative attitude toward sexual behavior. Keywords: sexual behavior, adolescent, factor that related
Identifikasi dan Penentuan Kadar Klorin pada Beras yang Dijual di Pasar Raya Padang Suci Aulia Yude; Yuniar Lestari; Endrinaldi Endrinaldi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i3.593

Abstract

AbstrakKeamanan makanan merupakan salah satu masalah yang harus mendapatkan perhatian terutama di negara berkembang seperti Indonesia, karena bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Penyebabnya adalah masih rendahnya pengetahuan, keterampilan serta tanggung jawab daripada produsen dan distributor pangan terhadap mutu serta keamanan makanan. Hal ini menyebabkan produsen dan distributor sering menambahkan bahan kimia ke dalam produk makanan, salah satunya penambahan klorin pada beras. Konsumsi klorin terus-menerus dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna, seperti gastritis. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan penentuan kadar klorin pada beras yang dijual di Pasar Raya Padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang dari Januari sampai April 2014. Identifikasi dan penentuan kadar klorin dilakukan terhadap 34 sampel beras yang diambil secara random. Metoda yang digunakan adalah metoda iodometri dan menggunakan larutan titrasi Na2S2O3 0,01 N. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 34 sampel, didapatkan 2 sampel beras yang mengandung klorin dengan kadar 0,35gr% dan 0,53gr%.Kata kunci: klorin, beras, titrasi AbstractThe food safety is one of problems that should get attention, especially in developing countries like Indonesia, because it can gives a negative impact for health. The cause is  the producer’s and the distributor’s lack of knowledge, skill, and responsibility for the quality and safety of food.  It causes producers and distributors often add chemicals to food products, one of which chlorine in the rice. Cotinuous consumption of chlorine can cause gastrointestinal tract disease like gastritis. The objective of this study was to identify and determination chlorine in the rice that sold at Pasar Raya Padang. This research is a descriptive study at The Chemistry Laboratory, Medical Faculty Andalas University Padang from January to April 2014. The identification and determination of chlorine on 34 samples of rice taken by random. The method used is iodometri method using a titration solution of Na2S2O3 0,01 N. The results of the research showed that 2 of 34 samples of rice contain chlorine, the contents are 0,35gr% and 0,53gr%.Keywords:  chlorine, rice, titration
Profil Pasien Pneumonia Komunitas di Bagian Anak RSUP DR. M. Djamil Padang Sumatera Barat Osharinanda Monita; Finny Fitry Yani; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.225

Abstract

AbstrakPneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun, terutama di negara berkembang. Prevalensi kejadian pneumonia komunitas pada anak di Sumatera Barat cukup tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran pasien pneumonia komunitas di Bagian Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2010-2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data rekam medik anak yang dirawat dengan diagnosis utama pneumonia periode 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2012 dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 178 orang anak. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu pneumonia komunitas pada anak banyak terdapat pada anak laki-laki 55,6%, terutama pada kelompok usia 2-<12 bulan 60% dengan status gizi anak yang kurang 62% dan status imunisasi masih belum lengkap 34,8%. Keluhan utama anak dengan pneumonia yaitu sesak napas 97,8% dan gejala klinis yang ditemukan yaitu demam 92,7% dengan suhu rata-rata 37.6 C, batuk 92,1%, takipneu rata-rata laju napas 66 kali/menit pada kelompok usia < 2bulan, takikardi rata-rata denyut nadi 124 kali/menit pada kelompok usia >48-72 bulan, disertai nafas cuping hidung 92,7%, retraksi dinding dada 86%, ronkhi 91,6% dan wheezing 14,6%. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan jumlah leukosit dalam batas normal 63% dan gambaran foto rontgen thoraks berupa infiltrat 96,6%. Penyakit yang sering menyertai pneumonia pada anak yaitu anemia 30,9% dan komplikasi yang terjadi berupa gangguan keseimbangan asam-basa 48,3%. Lama rawatan paling banyak 5-10 hari dengan outcome perbaikan 56,7%. Tingginya insiden pneumonia anak di RSUP DR. M. Djamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu status gizi kurang, status imunisasi yang belum lengkap, serta faktor lingkungan tempat tinggal anak.Kata kunci: profil, pneumonia komunitas, anakAbstractPneumonia is infection or inflammation of the lung and it is a major cause of morbidity and mortality in children aged under five years, especially in developing countries. Prevalence of CAP in children at West Sumatra is quite high. The objective of the study was to report the profile of CAP in pediatric ward of DR. M. Djamil Hospital Padang in 2010–2012.This research was a descriptive study using medical records of children with primary diagnosis of CAP in the period of January 1, 2010 until December 31, 2012. During the study period, 178 patients were diagnosed as CAP, 55.6% found in boys, especially in the age group 2 - <12 months 43.8% with the poor nutritional status 62% and 34.8% have incomplete immunization status. The chief complaint of children with pneumonia are shortness of breath 97.8%, and clinical symptoms such as fever found 92.7% with an average temperature of 37.6 C, cough 92.1%, takipneu average respiratory rate 66 breaths/min in the age group <2 months, tachycardia average pulse rate 124 beats/min in the age group >48-72 months, with nasal flaring 92.7%, chest wall indrawing 86%, rhonchi 91.6% and wheezing 14.6%. The laboratory test showed leucocyte 63% within normal limits and infiltrate found in 96,6% chest radiograph. Accompanying diseases that often in children with pneumonia are anemic 30.9% and complications that occur is acid-base balance disorders 48,3%. The hospital length of stay for children is 5-10 days and 56.7% children had improvement outcomes.The high incidence of CAP in children at DR. M. Djamil hospital influenced by several factors, such as malnutrition status, incomplete immunization.Keywords: profile, community-acquired pneumonia, children
Hubungan Kejadian Perdarahan Postpartum dengan Faktor Risiko Karakteristik Ibu di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Januari 2012 - April 2013 Fathina Friyandini; Yuniar Lestari; Bobby Indra Lipoeto
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.375

Abstract

Abstrak  Banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya perdarahan postpartum, yaitu karakteristik ibu seperti: usia, paritas dan tingkat pendidikan ibu. Tujuan penelitian ini adalah meneliti lebih lanjut tentang hubungan perdarahan postpartum dengan faktor risiko karakteristik ibu. Penelitian dilakukan di Sub bagian Rekam Medik RSUP Dr. M. Djamil, Padang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang. Pengambilan sampel dilakukan mulai pada Januari 2012 hingga bulan April 2013. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perdarahan terbanyak adalah perdarahan postpartum primer (81,3%). Untuk etiologi terbanyak adalah sisa plasenta (35,9%). Berdasarkan segi faktor risiko karakteristik ibu, dari segi usia kejadian perdarahan postpartum banyak dialami oleh responden dengan usia reproduksi sehat (20 – 34 tahun) sebesar 76,6%, dari segi faktor risiko paritas yang tertinggi adalah multiparitas (59,4%) dan faktor risiko tingkat pendidikan ibu yang tertinggi yaitu pada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi (SMA keatas) sebesar 70,3%. Uji statistik chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan yangbermakna antara perdarahan postpartum dengan usia, paritas dan tingkat pendidikan (p > 0,05). Dari hasil penelitian diatas diharapkan kepada peneliti selanjutnya meneliti faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kejadian perdarahan postpartum, dari faktor risiko karakteristik ibu misalnya jarak kehamilan yang pendek, lama partus, riwayat persalinanburuk sebelumnya, riwayat perdarahan antepartum ataupun postpartum, riwayat operasi caesar, makrosomia, kehamilan multipel dan faktor dari tenaga penolong partus serta faktor tempat partus/ fasilitas bersalinKata kunci: perdarahan postpartum, faktor risiko ibu, tingkat pendidikan ibuAbstract Many factors that increase the risk of postpartum hemorrhage, one of them is mothers characteristics risk factor. Some of which are age, parity and maternal education level. The objective of this study was to  investigate the relevance postpartum hemorrhage incidence with mothers characteristics risk factors. The research was conducted at the medical records subsection in RSUP Dr. M Djamil, Padang. This research is a cross sectional design with a total samples were 64 subject . Sampling was conducted starting in January 2012 until April 2013. Statistical analysis used was the chi square test with α = 0.05. Results of this research showed that highest hemorrhage is of primary postpartum hemorrhage (81.3%). For highest etiology is retained placenta (35.9%). Based on mothers characteristics aspect of risk factors, viewed in terms of age, the incidence of postpartum hemorrhage experienced by respondents with healthy reproductive age (20-34 years) was 76.6%. In terms of the parity of the highest risk factors are multiparity (59.4%). And the highest risk factors for maternal education levels are women with a high education level (above the senior high school) was 70.3%. Chi Square statistical test showed no significant correlation between postpartum hemorrhage with age, parity and educational level (p> 0.05). Keywords: postpartum hemorrhage, mothers risk factors, maternal education levels 
Kualitas Air Minum Yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus Padang Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi Rido Wandrivel; Netty Suharti; Yuniar Lestari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v1i3.84

Abstract

Abstrak Latar belakang: Pendahuluan: Setiap depot air minum wajib melakukan pemeriksaan mutu produk sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun tidak satupun dari sembilan depot air minum di Kecamatan Bungus melakukan hal tersebut. Diare adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh air minum yang tidak berkualitas. Morbiditas rate diare di Kecamatan Bungus tertinggi ke-2 di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum yang dihasilkan depot air minum di Kecamatan Bungus berdasarkan persyaratan mikrobiologi. Metode Penelitian: Populasi pada penelitian ini adalah air minum yang berasal dari depot air minum isi ulang di Kecamatan Bungus Padang dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada, yaitu sembilan sampel. Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu pengambilan sampel air dengan galon air sekaligus observasi faktor yang mempengaruhi kualitas air dan pemeriksaan mikrobiologis dengan Most Probable Number Test (MPN) terhadap sampel yang terdiri dari tiga tes, yaitu presumptive test, confirmative test, dan complete test. Hasil Penelitian: Lima dari sembilan sampel mengandung bakteri Coliform dan tiga dari lima sampel tersebut juga mengandung E. coli. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa 55,6% depot air minum di Kecamatan Bungus menghasilkan air minum yang kualitasnya tidak memenuhi persyaratan mikrobiologi yang telah ditetapkan pemerintah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adalah air baku, kondisi depot, kebersihan operator, dan penanganan terhadap wadah pembeli. Kata kunci: Depot air minum isi ulang, pemeriksaan mikrobiologis Abstract Background: Every depot is obliged to do inspection of product quality prescribed by the regulations, but not one even also from nine drinking water depot in District of Bungus do the mentioned. Diarrhea is one of the disease that cause by bad quality water product. Diarrhea morbidity rate in the Bungus District is second highest in Padang City. This Research aim to to know the drinking water quality produced by drinking water refill depot in the Bungus District based on microbiological requirements. Methods: Population of this research is drinking water refill depots in the Bungus District of Padang city and sample of this research is all of existing population, that is nine drinking water depot. Research executed in 2 phase that is intake of water sample with gallon at the same time do observation of the factor that influencing the quality of water and mikrobiological test with Most Probable Number Test ( MPN) to the sampel which consist of three test, that is presumtive test, konfirmative test, and complete test. Result: Five from nine sample contain coliform bacteria and three from five the sampel also contain E. coli. Conclusion: This matter indicate that 55,6% drinking water refill depot in District of Bungus produce drinking water which its quality don’t fulfill microbiological requirements which have been specified by government. Some factor able to influence is standard water, condition of depot, hygiene of operator, and handling to place of buyer. Keywords: Drinking water refill depots, mikrobiological test