Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DENGAN PENGASUHAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Asrul Asrul; Faradita Wahyuni; Muhammad Ancha Sitorus
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 4, No 2 (2019): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.606 KB) | DOI: 10.31764/mj.v4i2.899

Abstract

Seribu hari pertama kelahiran setiap anak merupakan masa perkembangan kecerdasan yang sangat pesat pada setiap individu sehingga masa ini disebut golden age (masa emas). Anak-anak  yang  lahir  dengan  jarak  kelahiran  3  sampai  5  tahun dengan kelahiran sebelumnya memiliki tingkat kelangsungan hidup 2,5 kali lebih tinggi dari pada mereka yang lahir dengan jarak kelahiran < 2 tahun. Anak-anak yang lahir dengan jarak kelahiran 3 tahun dengan kelahiran sebelumnya lebih sehat saat mereka dilahirkan dan memiliki kemungkinan hidup    lebih    baik   pada   setiap    pertumbuhan    dan   perkembangannya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan jarak kelahiran dengan pengasuhan tumbuh kembang anak di sumatera utara. Analisis ini menggunakan data sekunder, yaitu data dari “Survei Indikator Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2017”. Survei dilaksanakan di semua kabupaten (34 kabupaten) disumatera utara.Responden adalah WUS yang memiliki anak balita dengan usia 0-4 tahun dengan jarak kelahiran anak terakhir dengan anak sebelumnya adalah 339. Hasil uji chi square diperoleh nilai sig 0.201 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan jarak kelahiran dengan pengasuhan tumbuh kembang anak di sumatera utara. Hal ini membuktikan bahwasanya tidak ada perbedaan pengasuhan orang tua baik pada jarak kelahiran pendek maupun jarak kelahiran yang panjang. Menurut asumsi peneliti, hal ini terjadi dikarenakan orangtua tidak terlalu mementingkan pengasuhan tumbuh kembang anak yang meliputi aspek pertumbuhan fisik, aspek jiwa/metal/spiritual dan aspek sosial. Namun orangtua lebih mementingkan aspek finansial atau keuangan untuk bertahan hidup mereka. Sehingga pola asuh menjadi terabaikan.