Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Cultural Meaning of Monument Building in the Life of Toba Batak Tribe in Pangururan and Palipi Subdistricts, Samosir Regency Corry; Ulung Napitu; Supsiloani; Resna Napitu
Britain International of Humanities and Social Sciences (BIoHS) Journal Vol 2 No 2 (2020): Britain International of Humanities and Social Sciences, June
Publisher : Britain International for Academic Research (BIAR) Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/biohs.v2i2.237

Abstract

This study aims to analyze the cultural meaning of monument building in the life of Toba Batak tribe in Pangururan and Palipi Subdistricts, Samosir Regency. This study uses descriptive qualitative methods that are relevant to the phenomenology methodology. The results of this study indicate that the general meaning of the monument building process contained in the lives of Batak Toba community in Samosir Regency can be categorized into two, namely the meaning of the monument buiding in terms of religion and culture. From the aspect of religion consists of (1) The Meaning of the Sacralization (2 ) The Meaning of the Position of Soul (3) The Meaning of the Blessing (4) The Meaning of Strengthening Alliance Bonds. From the aspect of monument building culture is considered a unifying bond between all descendants of the clan, and the ancestral spirits of clans, namely: (1) The Meaning of the Unifying Clans (2) The Meaning of the Conflict Resolution (3) The Meaning of the Raising Social Status. (4) The Meanings as Stamps for Regional Ownership (5) The Meanings of Clans Identity (6) The Meaning of Social Prestige Exhibition.
SOSIALISASI PEMBATASAN PELAKSANAAN KEGIATAN MASYARAKAT (PPKM) MIKRO DI KELURAHAN BAH KAPUL Ulung Napitu; Corry Corry; K.D. Matondang
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i2.1698

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang bahaya penyebaran Covid-19 dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, social distancing, new normal, dan pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro bagi seluruh masyarakat, perkantoran, dunia usaha, dunia industri, aktivitas keagamaan dan berbagai aktivitas kemasyarakatan lainnya sampai pada tingkat desa/kelurahan di kecamatan Siantar Sitalasari. Masalah yang ditemukan ditengah masyarakat sampai saat ini masih tingginya masyarakat yang terpapar Covid-19 padahal pemerintah telah melaksanakan berbagai kebijakan mulai dari pemberlakuan lock down, pembatasan skala besar, new normal, social distancing, memberlakukan secara ketat protokol kesehatan, memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditindaklanjuti dengan pemberlakuan PPKM Mikro namun hasilnya belum dapat menurunkan secara signifikan penyebaran Covid-19. Untuk mensosialisasikan materi pengabdian masyarakat tersebut kepada masyarakat digunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada seluruh warga masyarakat kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari yang berlangsung selama 90 menit. Hasil dari sosialisasi tersebut semakin meningkat pemahaman masyarakat tentang penyebaran dan bahaya Covid-19 serta kesadaran masyarakat untuk melindungi dirinya dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari di kantor, pasar, rumah ibadah, dan berbagai kegiatan lainnya.
SOSIALISASI PEMBAURAN DAN INTEGRASI ANTAR ETNIK YANG PLURALIS DI KELURAHAN BAH KAPUL KECAMATAN SIANTAR SITALASARI Ulung Napitu; Corry Corry; Marhaeni K.D. Matondang
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2903

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pembauran, integrasi dan harmonisasi kehidupan antar etnik yang pluralis di Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode ceramah bervariasi serta tatap muka dengan elemen masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan golongan di Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari. Pentingnya pemahaman masyarakat yang komprehensif pada kehidupan masyarakat yang pluralis dimaksudkan untuk memperkokoh solidaritas dan integrasi kehidupan antar suku bangsa dan untuk menghindarkan konflik horizontal yang bernuansa suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Untuk mewujudkan hal tersebut seluruh masyarakat harus memiliki kesadaran bahwa setiap etnik yang bermukim di Kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari harus saling menghormati, toleransi dan bekerjasama serta bersikap mencari persamaan dalam perbedaan bukan mencari perbedaan dalam persamaan.Masyarakat yang pluralis senantiasa tidak mempertentangkan perbedaan suku, agama, dan golongan, mendukung perkawinan antar suku, saling menolong dan gotong royong sehingga kerjasama antara etnik dapat terjalin dengan baik. Dengan adanya perkawinan antar suku bangsa dan antar agama merupakan salah satu wujud pembauran dan apabila terjadi konflik sosial antar anggota masyarakat perkawinan silang antar suku bangsa tersebut merupakan katup pengaman dalam kehidupan masyarakat.
PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID-19 VARIAN OMICRON BAGI MASYARAKAT KECAMATAN SIANTAR SITALASARI Ulung Napitu; Corry Corry; Bongguk Sihaloho; Hasian Napitu; Mardiani Mardiani; Ade Mey Lisca Nasution; Cahaya Cahaya
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i2.4209

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang bahaya penyebaran Covid-19, khususnya varian B1.1.529 (Omicron), dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, social distancing, dan pelaksanaan pembatasan kegiatan bagi seluruh masyarakat, perkantoran, dunia usaha, dunia industri, aktivitas keagamaan, sosial budaya dan berbagai aktivitas kemasyarakatan lainnya sampai pada tingkat kelurahan di kecamatan Siantar Sitalasari. Covid-19 varian Omicron ini dapat meningkatkan angka kematian dan mempengaruhi efektivitas vaksin. Masalah yang ditemukan ditengah masyarakat sampai saat ini adalah masih tingginya masyarakat yang terpapar Covid-19 varian Omicron yang menjadi salah satu varian Covid-19 yang sedang berkembang, padahal pemerintah telah melaksanakan berbagai kebijakan mulai dari pemberlakuan lock down, pembatasan skala besar, social distancing, protokol kesehatan, pembatasan kegiatan masyarakat, dan vaksin Booster bagi seluruh warga masyarakat, namun hasilnya belum dapat menurunkan secara signifikan penyebaran Covid-19 varian Omicron. Untuk mensosialisasikan materi pengabdian masyarakat tersebut kepada masyarakat digunakan metode ceramah dan tanya-jawab kepada seluruh warga masyarakat kelurahan Bah Kapul Kecamatan Siantar Sitalasari yang berlangsung selama 90 menit. Hasil dari sosialisasi tersebut semakin meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya dari penyebaran Covid-19 khususnya varian Omicron serta kesadaran untuk melindungi dirinya dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari di kantor, pasar, rumah ibadah, dan berbagai kegiatan lainnya.
The Meaning of Monument in the Life of Toba Batak Tribe in Palipi Subdistrict, Samosir Regency, Indonesia Ulung Napitu; Corry; Resna Napitu; Supsiloani
Konfrontasi: Jurnal Kultural, Ekonomi dan Perubahan Sosial Vol 7 No 2 (2020): Konfrontasi, June
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/konfrontasi2.v7i2.106

Abstract

This study aims to analyze the meaning of monument in the life of Toba Batak tribe in Palipi Subdistrict, Samosir Regency. This research uses descriptive analytic method with phenomenology approach. Researchers in the phenomenological view try to understand the meaning of events and their relation to ordinary people in certain situations. The results of this study indicate that the monument is one place that will unite a clan and clan groups. The monument in Toba Batak community in Samosir is called the Procurement Monument where with the monument, a clan group will more often make offerings to its ancestors. In addition, with the existence of the monument, it is expected that fellow clans will meet and silaturrahmi relations will be maintained between clan relatives. In this study there were six monuments discussed as samples, namely Sitohang clan, Sinaga clan, Situmorang clan, Toga Pandiangan Tugu clan which was found in Palipi Subdistrict.
Samosir Regency in the Development of Monument Corry; Resna Napitu; Supsiloani; Ulung Napitu
SIASAT Vol. 5 No. 2 (2020): Siasat Journal, April
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/siasat.v5i2.58

Abstract

This study aims to discuss the development of monument in Samosir Regency, North Sumatra, Indonesia by using a descriptive analytic method with a phenomenological approach. The phenomenological approach is a tradition of qualitative research that is rooted in philosophical and psychological, and focuses on the experience of human life (sociology). The results of this study indicate that there are so many public opinions regarding the development of the monument carried out by Toba Batak community in Samosir Regency. However, the development of this monument is inseparable from two aspects, namely in terms of religion / belief and cultural aspects. The development of monument that is so fierce in Samosir Regency carries so many meanings behind the monument itself. The number of parsadaan’s monument in Samosir Regency is 19.
Adaptation of the Toba Batak community in conservation of the Lake Toba environment Ulung Napitu; Corry Corry; Hasian Napitu; Ratoga Ambarita; Beresman Sihola; Friska Panjaitan
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 8, No 3 (2022): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020221691

Abstract

This study aims to examine the adaptation of the Toba Batak community in the preservation and maintenance of the Lake Toba environment in Samosir Regency. The occurrence of environmental damage to Lake Toba is due to the behavior of the Toba Batak community influenced by its socio-cultural values towards the Lake Toba environment. To re-maintain the Lake Toba environment, the Toba Batak community must adapt to the changing environment of Lake Toba. The method used in this research is a qualitative research method. With qualitative methods, researchers conducted in-depth interviews with informants, namely the Toba Batak community in Samosir Regency. The informants interviewed in this study were 13 people representing community leaders, religious leaders, government, NGOs, and environmental activists living in Samosir Regency. In addition to conducting in-depth interviews, researchers also carried out participatory observation and literature study. The results show that the occurrence of environmental damage to Lake Toba is due to the behavior of the Toba Batak people who are influenced by maladaptive socio-cultural values to the Lake Toba environment. Efforts taken for the preservation and maintenance of the Lake Toba environment, in addition to repositioning cultural values that are counterproductive to environmental preservation, also develop the cultural values (local wisdom) of the Toba Batak that are adaptive to the Lake Toba environment
SOSIALISASI PERANAN MAUJANA NAGORI DALAM MEMBINA HARMONISASI KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG MULTIETNIK DI NAGORI PAMATANG SIMALUNGUN KECAMATAN SIANTAR Corry Corry; Ulung Napitu; Marhaeni K.D. Matondang; Rosmeri Saragih; Desyar Tania Apelin Saragih
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2021): Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v2i3.2983

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan partuha maujana nagori dalam membina harmonisasi kehidupan masyarakat yang multietnik di nagori Pamatang Simalungun Kecamatan Siantar. Selain tujuan tersebut kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada masyarakat agar dapat mewujudkan kehidupan yang harmonis, walaupun komunitas yang bermukim di Nagori Pamatang Simalungun bersifat pluralis bila ditinjau dari segi suku, agama, ras, dan antar golongan. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini digunakan metode ceramah dan Tanya jawab dari para narasumber kepada seluruh anggota masyarakat yang menghadiri sosialisasi tersebut. Untuk mengoptimalkan kegiatan sosialisasi narasumber terlebih dahulu berkonsultasi dengan Kepala Nagori agar dapat mengundang masyarakat serta menetapkan waktu sosialisasi sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Hasil kegiatan sosialisasi menunjukkan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya peranan maujana nagori dalam mewujudkan integrasi dan harmonisasi kehidupan etnik yang bersifat pluralis di Nagori Pamatang Simalungun Kecamatan Siantar. Disamping itu juga mereka antusias untuk mengikuti sosialisasi serta bersedia untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat konstruktif untuk mendukung pembangunan dan harmoni kehidupan di tengah-tengah masyarakat yang bersifat multietnik.
REVITALIZATION OF BATAK TOBA CULTURAL IDENTITIES USED LANGUAGE AS COMMUNICATION IN THE SIANJUR MULA-MULA, SAMOSIR REGENCY (REVITALISASI IDENTITAS BUDAYA BATAK TOBA MENGGUNAKAN BAHASA SEBAGAI KOMUNIKASI DI SIANJUR MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR) Ulung Napitu; Corry Corry; Bongguk Sihaloho; Yenny Mariani Napitupulu; Khalida Juniarti; Hasma Irawati Batubara
Jurnal Gramatika Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.887 KB) | DOI: 10.22202/jg.2022.v8i1.5699

Abstract

At the moment, there are indications that the Toba Batak people of Sianjur Mula-Mula District have disregarded the sociocultural values embodied in indigenous wisdom regarding the protection of Lake Toba. The deterioration of sociocultural values has increased environmental damage to Lake Toba, which is currently escalating. This study aims to examine how Toba Batak sociocultural values can be revitalized to protect the Lake Toba environment in Sianjur Mula-Mula Regency. The descriptive qualitative method with purposive sampling was used in this study. The informants interviewed using this sampling technique are individuals aware of the deterioration of Toba Batak's sociocultural values associated with the Lake Toba environment. The data analysis process begins with collecting primary data via in-depth interviews guided by interview guidelines and supplemented with library data. The interview results were compiled, tabulated, analyzed, verified, and presented for conclusions. The findings indicate that environmental damage to Lake Toba occurs due to the Toba Batak people in Sianjur Mula-Mula District largely disregarding sociocultural values and indigenous wisdom regarding environmental conservation. Therefore, preserving the environment is critical to revitalizing the Toba Batak community's sociocultural values related to environmental preservation according to contemporary needs.
BATAK TOBA MIGRANTS: ADAPTATION AND CULTURAL CHANGE IN THE CITY OF PEMATANGSIANTAR (MIGRAN BATAK TOBA: ADAPTASI DAN PERUBAHAN BUDAYA DI KOTA PEMATANGSIANTAR) Corry Corry; Ulung Napitu; Togarman Damanik; Erick Sapetra Siburian
Jurnal Gramatika Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1072.188 KB) | DOI: 10.22202/jg.2022.v8i1.5698

Abstract

This research aims to be based on social changes experienced by Batak Toba migrants in Pematangsiantar City. The migrants did not adopt a particular ethnic culture but instead retained the socio-cultural values of batak-toba.  However, Batak-Toba migrants did not become dominant in Pematangsiantar City, different in other areas that tended to be dominant. The method used to analyze data on the patterns of adaptation and socio-cultural changes of the Batak Toba people used descriptive qualitative methods. Through this method, it is hoped that it will be able to answer research problems. The population in this study is all Batak Toba migrants who live in Pematangsiantar City. Informants in this study as many as 12 people consisting of traditional Batak Toba figures as many as five people and as a comparison of simalungun indigenous figures one person, Angkola 1 person, Java 1 person, Malay 1 person, Minang 1 person, Karo 1 person, and China 1 person. Data is collected through in-depth interviews combined with library data. Interview results are collected, tabulated, analyzed, verified, and displayed until concluded. The results showed that the pattern of adaptation and socio-cultural changes experienced by Batak Toba migrants was influenced by the cultural background of Pematangsiantar City, namely Simalungun culture as the host culture and other cultures that were not dominant. Batak Toba migrants adapt in Pematangsiantar City to the local culture but retain most of its socio-cultural values, even if they become migrants and settle in Pematangsiantar City.