Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Efisiensi Usahatani Kedelai Hitam Melalui Pola Kemitraan Dengan Koperasi (Studi Kasus Di Desa Sumberagung Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk) Andajani, Wiwiek; Lisanty, Nina
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 3, No 2 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v3i2.728

Abstract

The objectives of the research conducted in Sumberagung Village, Gondang District, Nganjuk Regency, among others: (1) the benefits of the partnership pattern of black soybean farmers (farmer groups) with cooperatives and (2) o determine the income of black soybean farmers (farmer groups) through a partnership with cooperatives. This study uses a descriptive basic method, as well as a method of determining the location, namely the purposive or deliberate method. The sampling method uses the Simple Random Sampling method, which data is collected by means of observation and communication techniques or interviews. The data source of this research comes from primary data sources and secondary data. The data analysis used is the Analysis of Farming Costs, Revenue Analysis, Income or Profit Analysis, Efficiency and Efficiency compared to the prevailing interest rates. This partnership pattern provides benefits, benefits, assistance or capital loans, and price certainty, also purchase of black soybean farming. This partnership scheme provides black soybean farmers with an income of IDR2,278,667,00 per hectare in 1 (one) MT.Tujuan dari penelitian yang dilakukan di Desa Sumberagung, Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, ini antara lain: (1) untuk mengetahui manfaat pola kemitraan petani kedelai hitam (kelompok tani) dengan Koperasi dan (2) untuk mengetahui pendapatan petani kedelai hitam (kelompok tani) melalui pola kemitraan dengan Koperasi. Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif, serta metode penentuan lokasi yakni metode purposive atau sengaja. Metode penarikan contoh menggunakan metode Simple Random Sampling yang datanya dikumpulkan dengan teknik observasi dan komunikasi atau wawancara. Sumber Data penelitian ini berasal dari sumber data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan yakni Analisis Biaya Usahatani, Analisis Penerimaan, Analisis Pendapatan atau Keuntungan, Efisiensi dan Efisiensi dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Pola kemitraan ini memberikan manfaat, keuntungan, bantuan atau pinjaman modal, dan kepastian harga, serta pembelian terhadap produksi usahatani kedelai hitam. Pola kemitraan ini memberikan pendapatan kepada petani kedelai hitam Rp2.278.667,00 per hektar dalam 1 (satu) MT.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Alpukat Wiwiek Andajani; Djoko Rahardjo
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 4, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v4i2.1058

Abstract

Avocado fruit is one of 10 fruits that can relieve stress, because it contains hormones and nutrients that can have a calming effect on the body. East Java Province is one of the centers for fruit production in Indonesia, including avocado fruit center, precisely in Ngliman Village, Sawahan District, Nganjuk Regency. However, this does not guarantee the high income of avocado farmers, which is caused by, among other things, price fluctuations during the harvest season, unoptimal farming management, pest attacks, and others. The purpose of this study was to determine the farmer income of avocado farming, and the factors that influence it, as well as the factors that most influence the income of avocado farming. Using quantitative descriptive research methods and deliberately choosing the research area in Ngliman Village, the research was conducted in a leading area of avocado farming in Sawahan District, Nganjuk Regency. Sampling method employed a simple random sampling of avocado farmers who have been producing for more than 10 years. From the results of the analysis, it can be seen that the income of avocado farmers in one year per hectare was IDR 9,624,550, and the land area factor affecting the income of avocado farming.Buah alpukat adalah salah satu dari 10 macam buah-buahan yang dapat meredakan stress, karena mengandung hormon dan nutrisi yang dapat memberikan efek tenang pada tubuh. Propinsi Jawa Timur adalah salah satu sentra produksi buah-buahan di Indonesia, diantaranya sentra buah alpukat, tepatnya yaitu di Kabupaten Nganjuk, Kecamatan Sawahan, Desa Ngliman. Namun demikian belum menjamin tingginya pendapatan petani alpukat, yang disebabkan antara lain, fluktuasi harga pada musim panen, belum maksimalnya pengelolaan usahataninya, adanya serangan hama, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani alpukat, dan untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhinya, serta untuk mengetahui faktor produksi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman atau lama usahatani, dan luas lahan) yang paling berpengaruh terhadap pendapatan usahatani alpukat. Menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dan secara sengaja memilih daerah penelitian di Desa Ngliman, karena merupakan daerah unggulan penghasil buah alpukat di Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Pengambilan sampel secara simple random sampling terhadap petani alpukat yang sudah berproduksi lebih dari 10 tahun. Dari hasil analisis dapat diketahui pendapatan petani alpukat dalam satu tahun per hektarnya sebesar Rp9.624.550-, dan faktor luas lahan saja yang berpengaruh terhadap pendapatan usahatani alpukat.
STUDI KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI NANAS SISTEM MITRA TANI DAN SISTEM KERJA SAMA USAHA (KSU) di LAHAN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN NGRANGKAH PAWON KEDIRI (Studi kasus di Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri) WIWIEK ANDAJANI
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 1, No 1 (2017): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v1i1.305

Abstract

RINGKASANKerja sama pertanian nanas di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Ngrangkah Pawon Kediri adalah suatu kerjasama antara dua belah pihak  pihak perkebunan sebagai pihak pemilik lahan yang menyiapkan lahan pertanian untuk disewakan ke petani sebagai pihak penyewa lahan perkebunan sekaligus sebagai penggarap untuk ditanami komoditi yang  ditentukan aturannya oleh pihak perusahaan, yaitu komoditi hortikultura tanaman nanas dengan konsep kerja sama, Sistem Mitra Tani dan Sistem Kerja Sama Usaha (KSUdengan harapan pendapatan perusahan maupun petani mengalami peningkatan. Penentuan daerah penelitian secara purposive di Desa Sepawon Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Dipilihnya daerah ini karena desa tersebut terdapat perusahaan negara (BUMN) Badan Usaha Milik Negara. yaitu PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Ngrangkah Pawon Kediri dengan petani disekitar wilayah Desa Sepawon dengan sistem Mitra Tani dan sistem Kerja Sama Usaha (KSU). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui biaya produksi, hasil produksi  dan pendapatan bersih petani nanas rata – rata per hektarnya, Dari hasil analisadiketahui total biaya proses produksi nanas, sistem mitra tani adalah Rp. 66.291.050,- lebih besar dari biaya total produksi nanas dengan sistem kerja sama usaha (KSU) yaitu Rp. 57.474.333,33,-. Sedang produksi nanas rata rata per hektar untuk sistem mitra tani adalah 94.917 nanas dan sistem kerja sama usaha (KSU) 80.000 nanas. Sehinggakeuntungan rata – rata per hektarnya untuk sistem mitra tani adalah sebesar Rp. 43.973.533,33,- lebih rendah dari pada keuntungan yang diperoleh petani nanas sistem kerja sama usaha (KSU) adalah sebesar Rp. 62.012.142,86,-Kata Kunci: studi komparatif, pendapatan, sistem mitra tani, sistem kerjasama usaha.
Analisa Keuntungan UKM Tenun Bandar Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Wiwiek Andajani; Widi Artini
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 3, No 1 (2019): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v3i1.632

Abstract

SMEs or MSMEs have an important role for the Indonesian economy, this can be seen and proven when the Indonesian monetary crisis occurred in 1997, when one by one large companies collapsed, the SME or MSME business did not waver, even became the backbone of the economy at that time, because more dynamic than large companies. Based on BPS data in 2014, the number of MSMEs in Indonesia was 57.89 million units and provided 96.99% job opportunities. According to the World Bank, Indonesia's livelihoods depend heavily on the SME sector. Seeing this, the Kediri City Government really cares about and encourages the development of industrial potential, one of which is the bandar ikat industry, as well as preserving the culture of ikat weaving. This is interesting to do research. The objectives of this study are (1) to determine the advantages of the bandar ikat producer and (2) to determine whether the bandar ikat producer business is worthy of obtaining venture capital. The method of determining the area is purposive, namely Bandar Kidul Village, Mojoroto District, Kediri City, because it is a centre for weaving production, while the sampling is purposive sampling and saturated sampling, namely 10 (ten) weavers who are members of the Joint Venture. The results and the discussion show that the profit per day for the bandar ikat producer; cotton material IDR819,846.19; silk material IDR775,690.97 and rayon material IDR384,771.48 and are eligible for capital or additional capital.UKM atau UMKM mempunyai peran penting bagi perekonomian Indonesia, ini bisa dilihat dan terbukti ketika terjadi krisis moneter yang Indonesia di tahun 1997, di saat satu persatu perusahaan besar tumbang, bisnis UKM atau UMKM tidak goyah, bahkan menjadi tulang punggung perekonomian saat itu, karena lebih dinamis daripada perusahaan besar. Berdasarkan data BPS tahun 2014 jumlah UKM di Indonesia 57,89 juta unit dan memberikan kesempatan kerja 96,99 %. Menurut World Bank, Indonesia sumber penghidupannya sangat bergantung pada sektor UKM. Melihat ini Pemerintah Kota Kediri sangat peduli dan mendorong perkembangan potensi industri, salah satunya industri tenun ikat bandar, sekaligus melestarikan budaya tenun ikat. Ini yang menarik untuk dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui keuntungan produsen tenun ikat bandar dan (2) untuk mengetahui apakah usaha produsen tenun ikat bandar tersebut layak memperoleh modal usaha. Metode penentuan daerahnya secara purposive, yaitu Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, karena merupakan sentra produksi tenun ikat, sedang pengambilan sampelnya secara purposive sampling dan sampling jenuh, yaitu sebanyak 10 (sepuluh) penenun yang tergabung dalam Usaha Bersama. Hasil dan pembahasan diperoleh bahwa keuntungan per harinya untuk produsen tenun ikat bandar; bahan katun Rp819.846,19; bahan sutra Rp775.690,97 dan bahan rayon Rp384.771,48 serta layak untuk mendapatkan modal atau tambahan modal. 
ANALISIS KEPUASAN PETANI BAWANG MERAH (Allium ascolonicum, L) TERHADAP KINERJA PELAYANAN PPL DAN PENANGANAN PUPUK BERSUBSIDI WIWIEK ANDAJANI
Jurnal Agrinika: Jurnal Agroteknologi dan Agribisnis Vol 1, No 1 (2017): MARCH
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/agrinika.v1i1.307

Abstract

RINGKASAN Upaya pembangunan pertanian dari kota sampai desa telah dibentuk kelembagaan penyuluh dari Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota sampai di tingkat Kecamatan. Hal ini menarik untuk dilakukan penelitian, tentang kinerja pelayanan PPL dan penanganan pupuk bersubsidi terhadap petani bawang merah yang ada di Kabupaten Nganjuk, dengan tujuan :(1) untuk mengetahui kualitas pelayanan PPL dan penanganan pupuk bersubsidi terhadap tingkat kepuasan petani bawang merah, dan (2)Untuk mengetahui kepuasan petani bawang merah terhadap kinerja pelayanan PPL dan penanganan penggunaan pupuk bersubsidi.Metode penelitian  penentuan lokasi secara sengaja di Desa Nglinggo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk karena mayoritas petani bawang merah, pengambilan sampel secara acak berlapis.Metode analisa data menggunakan : uji validitas, uji reliabilitas, IPA dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil yang di dapat petani bawang merah di desa Nglinggo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk puas terhadap kualitas pelayanan PPL, puas dalam penanganan pupuk bersubsidi dan puas atas kinerja pelayanan PPL serta puas dalam penggunaan pupuk bersubsidi.Kata kunci: analisis kepuasan, bawang merah, PPL, Pupuk Subsidi 
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PEMBIBITAN TANAMAN SAYURAN DI JAMAÁH TANI NURSERY Nina Lisanty; Wiwiek Andajani; Tutut Dwi Soetiknjo
Viabel : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 15 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Islam Balitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35457/viabel.v15i1.1481

Abstract

Suatu usahatani pembibitan tanaman sayuran berlokasi di Desa Tegalan Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri yang bernama Jamaah Tani Nursery termasuk ke dalam usahatani perintis yang sukses dan menjadi pelopor usaha sejenis di lokasi tersebut. Usahatani ini bahkan memperluas usahataninya hingga ke Kabupaten Blitar dan Tulungagung. Tanaman sayuran yang diproduksi pada usahatani pembibitan ini terdiri dari bibit cabai, bibit sawi, dan bibit terong. Penelitian dilakukan pada usahatani ini bertujuan untuk mengetahui usaha pembibitan tanaman sayuran manakah yang memberikan keuntungan paling tinggi. Tujuan kedua penelitian adalah untuk menghitung break event point (BEP) masing-masing bibit sayuran tersebut. Penelitian ini menggunakan metode obervasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap performa usahatani dan petani (pelakunya), selaku pemilik usaha pembibitan tanaman sayuran. Berdasarkan hasil penelitan, diketahui bahwa secara keseluruhan pendapatan yang paling tinggi diperoleh petani di tanaman sayuran bibit cabai. Sementara itu, BEP produksi di Kabupaten Kediri untuk bibit sawi adalah 1,442 polibag, bibit cabai 1.106 polibag, dan bibit terong 1,447 dengan BEP harga bibit sawi Rp96,15, bibit cabai Rp96,70, dan bibit terong Rp144,73. Sedangkan untuk BEP produksi di Kabupaten Blitar untuk bibit sawi adalah 1,710 polibag, bibit cabai 1,150 polibag, dan terong sebanyak 1,297 polibag dengan BEP harga bibit sawi Rp128,23, bibit cabai Rp172,48, dan bibit terong Rp129,73. BEP produksi bibit sawi di Kabupaten Tulungagung adalah 1,643 polibag, bibit cabai 1,117 polibag, dan bibit terong 1,247 polibag dengan BEP harga untuk bibit sawi, cabai, dan terong masing-masing Rp123,23, Rp167,48, dan Rp124,73.
Analysis of Production Factors Affecting Intercropping of Corn and Peanuts in The Pandemic Era (Case Study in Katikupialang, Patawang Village, Umalulu District, East Sumba, Indonesia) Wiwiek Andajani; I Gusti Gede Heru Marwanto; Tutut Dwi Sutiknjo; Saptorini
Journal of Sustainable Development Science Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.161 KB) | DOI: 10.46650/jsds.3.1.1058.17-25

Abstract

In national development in Indonesia, the agricultural sector is still a very decisive economic force, because around 100 million Indonesians work in the agricultural sector. During this pandemic, support is needed for economic recovery, including how to maintain the availability of sufficient food for the community. Efforts to support food security, among others, by increasing the use of land that is more optimal, and also reducing the risk of crop failure, including the intercropping farming system. The objectives of this study were (1) to determine the production factors that influenced the intercropping of corn and peanuts, (2) to determine the production factors (land area, seeds, fertilizers, drugs and labor) which had the most dominant influence on the intercropping of corn and peanuts. In determining the research area, East Nusa Tenggara deliberately chose East Nusa Tenggara, because it has criteria in accordance with the research objectives, namely Patawang Village, Umalulu District, East Sumba Regency, East Nusa Tenggara, where the staple food of most of the population is maize, and the sampling is done census, where the population is small so that all populations are taken as samples, namely 15 samples. The data analysis uses cost analysis, revenue analysis and income or profit analysis, while to test the hypothesis using: (1) multiple regression analysis, (2) multiple correlation analysis, and (3) partial correlation analysis. From the results of the discussion, it can be concluded that together the production factors of land area, seeds, fertilizer, medicines and labor affect the intercropping of corn and peanuts, and fertilizer is the production factor that most influences it. Suggestions for holding training in making good organic fertilizers, from livestock manure and can be an organic fertilizer business opportunity.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN HOME INDUSTRI TEMPE KRIPIK KELOMPOK USAHA JAJANAN KHAS KABUPATEN TRENGGALEK Wiwiek Andajani; Nina Lisanty; Agustia Dwi Pamujiati; Eko Yuliarsha Sidhi
Jurnal AGRIBIS Vol. 7 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.254 KB) | DOI: 10.36563/agribis.v7i1.288

Abstract

ABSTRAK Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah yang selalu diusahakan, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dengan menggunakan berbagai programnya, yang tentu saja harus tetap memperhatikan potensi yang ada di daerah masing-masing.Agar potensi daerah dapat bermanfaat, maka masyarakat melakukan kegiatan ekonmi, dengan melihat peluang yang ada, sarana dan prasarana ekonomi yang dapat menunjang serta mendorong kegiatan ekonomi tersebut. Salah satunya adalah usaha produk olahan tempe, karena tempe adalah salah satu bahan makanan yang sudah merakyat, dan dikonsumsi hampir setiap hari oleh masyarakat Indonesia, dari masyarakat kalangan atas sampai bawah, yang tidak dibatasai oleh status sosial. Hal ini menarik bagi peneliti untuk mengetahui, berapa pendapatan produsen home industri tempe kripik, dan faktor yang mempengaruhinya. Dari faktor umur, tingkat pendidikan dan pengalaman atau lama usaha, manakah yang paling berpengaruh terhadap pendapatan produsen home industri tempe kripik. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan melakukan survei, sedangkan penentuan daerahnya dilakukan secara sengaja, dengan alasan bahwa Kelurahan Tamanan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu daerah sentra home industri tempe kripik yang ada di Jawa Timur. Dari hasil analisis dapat diketahui rata-rata pendapatan produsen home industri tempe kripik, dalam satu kali produksi adalah Rp 695.650,- sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan dan lama usaha atau pengalaman ternyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan, baik secara bersama-sama, maupun secara parsial. Kata Kunci: Faktor Produksi,Home Industri Tempe Kripik, Pendapatan ABSTRACT Efforts to create public welfare are what the regional and central governments always strive to make, by using various programs and utilizing any potential in each region. In order for the regional potential to be useful, the community shall carry out economic activities, by looking at the opportunities, economic facilities and infrastructure that can support and encourage economic activity. One of the examples is the business of processed tempe products, because tempe is one of the most popular foodstuffs, and is consumed almost every day by Indonesians, from the upper class to the lower classes, who are not limited by social status. This is interesting for researchers to find out the income of the home industry producer of tempe chips, and the factors that influence it. From the factors of age, level of education, and experience or length of business, which one has the most influence on the income of the home industry tempe chips producers. In this study using a quantitative descriptive method, by conducting a survey, while the determination of the area was conducted purposively at Tamanan Village, Trenggalek District, Trenggalek Regency as one of the centers for the home industry for tempe chips in East Java. From the results of the analysis, it can be seen that the average income of the home industry tempe chips producers, in one production was IDR 695,650. The factors of age, education level, and length of business or experience did not significantly affect income, either jointly or partially. Keywords: Production Factor, Home Industry, Tempe Chips, Income
PENGARUH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH TERHADAP KINERJA UMKM DI KOTA KEDIRI Wiwiek Andajani; I Gusti Gede Heru Marwanto
Equilibrium: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Ekonomi Vol 19, No 02 (2022): Equilibrium: Jurnal penelitian Pendidikan dan Ekonomi
Publisher : Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/equi.v19i02.5803

Abstract

Abstract  The Government of Kediri City received an award regarding regional government management in 2020 with a very high score of 3.4198. This award was given by the Ministry of Home Affairs. The award is expected to have a significant influence on increasing economic growth and community welfare in the Kediri city area. From BPS data, the economic growth and public welfare (Human Development Index/HDI) of the city of Kediri increased in 2018 – 2019. Nevertheless, in 2020 there was a decline in economic growth regardless of an increase in the HDI. The achievement proved a high commitment from the government of Kediri City in efforts to increase economic growth and community welfare through the allocative role of regional expenditures. The purpose of the research was to determine the effect of increasing local government spending on the performance of the Kediri City Government and to determine the performance factors of MSMEs that have a dominant influence in their contribution to increasing the rate of economic growth in Kediri City. Using quantitative research methods and the survey, the sample was determined intentionally, namely MSMEs that receive financial assistance/grants from the local government. The results of the analysis show that there was an effect of increasing regional spending on the performance of MSMEs. The main performances of MSMEs included increased sales growth, capital, annual additional workforce, market share, and marketing growth, as well as better operating profits. Keywords: Regional Expenditure; Performance; MSMEs; Management  Abstrak  Penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Daerah Kota Kediri dari Kementrian Dalam Negeri pada tahun 2020 atas penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Daerah dengan skor yang sangat tinggi, yaitu 3,4198. Penghargaan ini tentunya diharapkan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dari data BPS, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (IPM) kota Kediri mengalami peningkatan pada tahun 2018 – 2019. Akan tetapi, di tahun 2020 terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, meskipun IPM meningkat. Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah Kota Kediri dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui peran alokatif belanja daerahnya. Terkait hal ini, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan belanja daerah Pemerintah Kota Kediri terhadap kinerja UMKM dan untuk mengetahui faktor kinerja UMKM yang memberikan pengaruh dominan dalam kontribusinya pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri. Metode penelitian kuantitatif ini dilaksanakan melalui survey. Penentuan sampel dilakukan secara sengaja, yaitu umkm yang memperoleh bantuan dana/hibah dari pemerintah daerah. Hasil analisisnya menunjukkan adanya pengaruh peningkatan belanja daerah Pemerintah Kota Kediri terhadap kinerja UMKM. Adapun yang termasuk dalam kinerja utama UMKM, di antaranya adalah meningkatnya pertumbuhan penjualan, modal, penambahan tenaga kerja setiap tahun, pertumbuhan pangsa pasar dan pemasaran, serta keuntungan laba usaha yang semakin baik.Kata kunci: Belanja Daerah; Kinerja; UMKM; Pengelolaan
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN HOME INDUSTRI TEMPE KRIPIK KELOMPOK USAHA JAJANAN KHAS KABUPATEN TRENGGALEK Wiwiek Andajani; Nina Lisanty; Agustia Dwi Pamujiati; Eko Yuliarsha Sidhi
Jurnal AGRIBIS Vol. 7 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.254 KB) | DOI: 10.36563/agribis.v7i1.288

Abstract

ABSTRAK Usaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah yang selalu diusahakan, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dengan menggunakan berbagai programnya, yang tentu saja harus tetap memperhatikan potensi yang ada di daerah masing-masing.Agar potensi daerah dapat bermanfaat, maka masyarakat melakukan kegiatan ekonmi, dengan melihat peluang yang ada, sarana dan prasarana ekonomi yang dapat menunjang serta mendorong kegiatan ekonomi tersebut. Salah satunya adalah usaha produk olahan tempe, karena tempe adalah salah satu bahan makanan yang sudah merakyat, dan dikonsumsi hampir setiap hari oleh masyarakat Indonesia, dari masyarakat kalangan atas sampai bawah, yang tidak dibatasai oleh status sosial. Hal ini menarik bagi peneliti untuk mengetahui, berapa pendapatan produsen home industri tempe kripik, dan faktor yang mempengaruhinya. Dari faktor umur, tingkat pendidikan dan pengalaman atau lama usaha, manakah yang paling berpengaruh terhadap pendapatan produsen home industri tempe kripik. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan melakukan survei, sedangkan penentuan daerahnya dilakukan secara sengaja, dengan alasan bahwa Kelurahan Tamanan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu daerah sentra home industri tempe kripik yang ada di Jawa Timur. Dari hasil analisis dapat diketahui rata-rata pendapatan produsen home industri tempe kripik, dalam satu kali produksi adalah Rp 695.650,- sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan dan lama usaha atau pengalaman ternyata tidak berpengaruh terhadap pendapatan, baik secara bersama-sama, maupun secara parsial. Kata Kunci: Faktor Produksi,Home Industri Tempe Kripik, Pendapatan ABSTRACT Efforts to create public welfare are what the regional and central governments always strive to make, by using various programs and utilizing any potential in each region. In order for the regional potential to be useful, the community shall carry out economic activities, by looking at the opportunities, economic facilities and infrastructure that can support and encourage economic activity. One of the examples is the business of processed tempe products, because tempe is one of the most popular foodstuffs, and is consumed almost every day by Indonesians, from the upper class to the lower classes, who are not limited by social status. This is interesting for researchers to find out the income of the home industry producer of tempe chips, and the factors that influence it. From the factors of age, level of education, and experience or length of business, which one has the most influence on the income of the home industry tempe chips producers. In this study using a quantitative descriptive method, by conducting a survey, while the determination of the area was conducted purposively at Tamanan Village, Trenggalek District, Trenggalek Regency as one of the centers for the home industry for tempe chips in East Java. From the results of the analysis, it can be seen that the average income of the home industry tempe chips producers, in one production was IDR 695,650. The factors of age, education level, and length of business or experience did not significantly affect income, either jointly or partially. Keywords: Production Factor, Home Industry, Tempe Chips, Income