Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Analisis Diskriminan Terhadap Parameter Cuaca Pada Saat Gerhana Matahari Annisa, Citra Agita; Muliadi, Muliadi; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.75 KB) | DOI: 10.26418/pf.v6i3.28891

Abstract

Penelitian tentang penerapan analisis diskriminan terhadap parameter cuaca pada saat gerhana matahari pada dua belas daerah di Indonesia telah dilakukan. Parameter yang digunakan adalah radiasi matahari, Outgoing Longwave Radiation (OLR), suhu udara, dan kelembaban udara, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi cuaca pada tanggal 8, 9, 10 Maret 2016. Hasil penelitian menunjukkan pada saat gerhana matahari radiasi matahari mengalami penurunan pada daerah Tanjung Pandan, Sampit, Palangkaraya, dan Kendawangan. Suhu udara dan kelembaban udara di semua daerah saat gerhana matahari mempunyai pola grafik yang tidak jauh berbeda dari sebelum dan setelah gerhana matahari. Data OLR pada saat gerhana matahari di setiap daerah mengalami penurunan. Hasil kontribusi terbesar terhadap parameter cuaca yang diperoleh berada di daerah Palu dan Poso sebesar 0,912, sedangkan kontribusi terkecil berada di daerah Palangkaraya sebesar 0,278.
Karakteristik dan Hubungan Aktivitas Petir Cloud To Ground dengan Curah Hujan (Studi Kasus Kota Pontianak dan Sekitarnya) Hidayat, Fitri Dayanti; Muliadi, Muliadi; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.461 KB) | DOI: 10.26418/pf.v6i3.28906

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang aktivitas petir dengan curah hujan untuk mengetahui hubungan diantara keduanya. Petir merupakan proses pelepasan muatan listrik yang sangat cepat dan tidak dapat dicegah. Jenis petir Cloud to Ground (CG) merupakan petir yang berdampak langsung terhadap aktivitas manusia. Data petir yang digunakan merupakan data lightning detector dan curah hujan yang berasal dari Stasiun BMKG Supadio dan Stasiun Klimatologi Mempawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel. Hasil penelitiannya menunjukkan nilai korelasi tertinggi yaitu pada daerah Stasiun Maritim Pontianak dengan nilai r= 0,417 dan nilai korelasi terendah terjadi pada daerah Segedong dengan nilai r=0.159, nilai korelasi yang rendah menunjukkan bahwa kejadian petir dan curah hujan yang terjadi tidak cenderung lama dan awan-awan konvektif yang tidak menghasilkan hujan lebat dan petir.
Kajian Pola Angin Permukaan di Bandara Supadio Pontianak Sariana, Sariana; Jumarang, Muhammad Ishak; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2132.309 KB)

Abstract

Telah dilakukan sebuah kajian tentang pola angin permukaan yang ada di Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arah angin permukaan dan angin yang memotong landasan pacu di Bandara Supadio Pontianak. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data arah angin permukaan harian di bandara Supadio dengan waktu pengamatan selama 24 jam untuk tahun 2016 yang diperoleh langsung dari BMKG Supadio. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu menghitung distribusi relatif arah angin, membuat diagram windrose dan menghitung komponen crosswind. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa selama tahun 2016 arah angin berhembus dari Timur Laut (12,16%), Selatan (11,22%) dan Barat (13,1%) dengan kecepatan angin rata-rata menunjukkan rentang nilai dari 4 s.d 7 knot, serta sebagian besar didominasi oleh angin teduh (calm) yang memiliki kecepatan sebesar 0 knot dengan persentase 54,98%. Pola angin tersebut dominan dipengaruhi oleh angin monsun dimana pada musim timur arah angin yang melewati Pontianak adalah angin Timur Laut dan Selatan, sebaliknya pada musim barat arah angin yang dominan adalah angin Barat dan Timur Laut. Pada saat monsun barat persentase kecepatan angin yang melebihi 7 knot yaitu 5,21% dan pada saat monsun timur yaitu 4,3%. Crosswind yang kecepatannya melebihi 20 knot sangat berbahaya terhadap aktivitas penerbangan. Perhitungan yang telah dilakukan diperoleh bahwa frekuensi kejadian crosswind yang paling banyak adalah angin dengan kecepatan 5 s.d 10 knot yaitu sebanyak 5,83%, 10 s.d 15 knot sebanyak 0,65% dan 15 s.d 20 knot sebanyak 0,1%. Crosswind yang melebihi kecepatan 20 knot tidak terdapat disepanjang tahun 2016 sehingga aman dilakukannya penerbangan. Kata Kunci : Angin Permukaan, Crosswind dan Windrose
Pengaruh El Niño Southern Oscillation (ENSO) Terhadap Curah Hujan di Kalimantan Barat Dewanti, Yanuarti Pasta; Muliadi, Muliadi; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.771 KB)

Abstract

El Niño Southern Oscillation (ENSO) merupakan salah satu gejala alam yang dapat mempengaruhi iklim secara global yang terjadi di Samudera Pasifik. Fenomena tersebut berpengaruh terhadap curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis pengaruh fenomena ENSO terhadap curah hujan di Kalimantan Barat dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2014. Data ENSO dan data curah hujan dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Selain itu juga dilakukan analisis korelasi antara indeks Nino 3.4 dan SOI dengan curah hujan pada tiap stasiun yaitu stasiun Siantan, stasiun Nangpinoh, stasiun Ketapang dan stasiun Supadio untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fenomena ENSO terhadap curah hujan di wilayah Kalimantan Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh ENSO  terhadap curah hujan di setiap stasiun secara umum hampir tidak dipengaruhi oleh El Niño dan La Niña, hal tersebut diduga karena letak Kalimantan Barat yang berada di daerah ekuatorial yang mempunyai distribusi curah hujan maksimal ganda.
Estimasi Curah Hujan Di Kota Pontianak Berdasarkan Suhu, Ketebalan dan Tekanan Puncak Awan Niyati, Nurasniyati; Muliadi, Muliadi; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.589 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai estimasi curah hujan berdasarkan tekanan, suhu dan ketebalan  puncak awan untuk studi kasus Kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik jenis awan di Kota Pontianak dan pengaruhnya terhadap curah hujan. Penelitian ini menggunakan data curah hujan yang dikorelasikan terhadap tiga variabel yaitu suhu, ketebalan dan tekanan puncak awan. Hasil yang diperoleh yaitu jenis awan yang paling banyak di Kota Pontianak pada tahun 2015 dan 2016  adalah jenis awan tinggi yaitu jenis Cirrostratus. Persentase  jenis  awan Cirrostratus pada tahun 2015 sebesar  41%  dan  tahun  2016  sebesar  49%. Hasil korelasi antara  suhu puncak awan, ketebalan puncak awan, dan tekanan puncak awan terhadap curah hujan secara berturut-turut sebesar -0,29, -0,35 dan 0,41 menunjukkan korelasi rendah. Dapat disimpulkan bahwa ketebalan puncak awan berpengaruh terhadap curah hujan karena semakin tebal awan yang terbentuk maka kemungkinan besar akan terjadi hujan dengan koefisien korelasi sebesar 0,41.
Analisis Pengaruh Tutupan Awan Terhadap Radiasi Matahari di Kota Pontianak Anggreni, Reni; Muliadi, Muliadi; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Department of Physics, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.574 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh tutupan awan terhadap radiasi matahari di Kota Pontianak. Data yang digunakan adalah tutupan awan yang diperoleh dari satelite ECMWF (European Center for Medium-Range Weather Forecasts) dan radiasi matahari yang diperoleh dari satelite NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administrasion’s). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh tutupan awan terhadap radiasi matahari dan mengetahui potensi energi matahari selama lima tahun (2012-2016). Penelitian ini menggunakan metode regresi linier sederhana yang menghasilkan nilai korelasi rata-rata bulanan sebesar -0,73 untuk tutupan awan rendah dan -0,22 untuk tutupan awan tinggi. Nilai korelasi -0,73 mempengaruhi radiasi matahari karena tutupan awan rendah lebih banyak memantulkan gelombang pendek dari matahari dan lebih banyak meneruskan gelombang panjang dari bumi, sedangkan nilai korelasi -0,22 sangat kecil mempengaruhi radiasi matahari karena tutupan awan tinggi lebih banyak meneruskan gelombang pendek dari matahari dan memantulkan gelombang panjang dari bumi. Dari penelitian ini diperoleh nilai rata-rata radiasi matahari bulanan di Kota Pontianak adalah sebesar 644,48 Watt/m2 sedangkan nilai rata-rata energi matahari bulanan sebesar 464,03 kWh/m2 per bulan.
Rancang Bangun Alat Pengukur Kecepatan Angin Prabowo, Ridho; Muid, Abdul; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.036 KB) | DOI: 10.26418/pf.v6i2.25260

Abstract

Pada penelitian initelah dilakukan pembuatan alat pengukur kecepatan angin berbasis mikrokontroler ATMega328P. Alat ini dirancang agar dapat merekam data kecepatan angin secara real time dan hasilnya disimpan pada kartu memori. Sistem dibuat menggunakan modul board Arduino Uno R3, optocoupler, modul Real Time Clock (RTC), Secure Digital Card (SD Card), dan Liquid Crystal Display (LCD). Sensor kecepatan angin  dibangun dari baling-baling tipe 3cup dan piringan bercelah dengan 100 celah. Pengujian dilakukan dengan membandingkannya dengan alat standar yaitu AWS (Automatic Weather Station) milik Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat dapat mengukur kecepatan angin secara real time setiap 1 menitdengan error rata-rata sebesar 3,6%. Kata kunci :Kecepatan angin, Optocoupler , Mikrokontroler, Arduino UnoR3.
Pengaruh ENSO dan Dipole Mode Terhadap Curah Hujan di Kota Pontianak Novi, Maria Brigita; Muliadi, Muliadi; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v6i3.28902

Abstract

El Nino Shouthern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena cuaca yang terjadi di Samudra Pasifik, sedangkan Dipole Mode (DM) adalah fenomena interaksi atmosfer laut yang terjadi di Samudra Hindia. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis pengaruh ENSO dan DM terhadap curah hujan di Kota Pontianak dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2014 menggunakan metode regresi linier sederhana dan menentukan koefisien korelasi dengan menggunakan data indeks Nino 3.4 dan Dipole Mode dengan data curah hujan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Enso dan Dipole Mode terhadap curah hujan di Kota Pontianak. Hasil analisis menunjukkan korelasi ENSO terhadap curah hujan 0,56-0,63, korelasi DM terhadap curah hujan 0,45-0,59. Sehingga dapat disimpulkan ENSO dan DM berpengaruh sedang terhadap curah hujan di Kota Pontianak.
Analisis Karakteristik Udara Atas Wilayah Bandar Udara Internasional Supadio Berdasarkan Data Radiosonde Noang, Aurel Vivaldi; Putra, Yoga Satria; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v9i1.45341

Abstract

AbstrakPenelitian mengenai karakteristik udara atas menggunakan data radiosonde di wilayah Bandar Udara Internasional Supadio telah dilakukan. Data radiosonde yang digunakan merupakan data sounding pada Desember 2018 hingga November 2019 yang di titik beratkan pada Level of Free Convective (LFC), Convective Condensation Level (CCL) dan Lifting Condensation Level (LCL). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan karakteristik keadaan udara atas seiring perubahan bulan yang terjadi termasuk didalamnya perbedaan pola LFC yang cenderung tidak fluktuatif, CCL pada pukul 00Z (07:00 WIB) dan 12Z (19:00 WIB) mempunyai pola yang tidak jauh berbeda, lalu LCL mempunyai pola yang lebih rendah pada bulan dengan banyak terdapat hari hujan. Sedangkan data convective available potential energy (CAPE) pada pukul 19:00 WIB mempunyai pola yang lebih besar dibandingkan pada pukul 07:00 WIB. Perbandingan bulan pada musim hujan (Desember-Januari-Februari) dengan bulan pada musim kemarau (Juni-Juli-Agustus)digambarkan dengan menggunakan parameter Precipitable Water (PW),besar rata-rata nilai PW pada periode bulan-bulan D-J-F secara keseluruhan sebesar 5,77 cm dan 4,83 cm pada periode bulan-bulan J-J-A.Kata Kunci:Radiosonde, LFC, CCL, LCL, CAPE
Perbandingan Metode Perhitungan Evapotranspirasi Potensial di Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Wilnaldo, Andre; Putra, Yoga Satria; Adriat, Riza
PRISMA FISIKA Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v8i3.43618

Abstract

Laju evapotranspirasi yang terjadi dengan anggapan persediaan jumlah air dan kelembapan tanah cukup sepanjang tahun dikenal dengan istilah evapotranspirasi potensial. Metode David, Prescott, Stephen, Ivanov dan Penman adalah metode yang dapat digunakan untuk menganalisis evapotranspirasi potensial dan metode panci penguapan sebagai pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode empiris dengan nilai error terkecil dalam penentuan evapotranspirasi potensial di Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder bulanan dari tahun 2013-2017 yaitu evaporasi panci penguapan, suhu udara, kelelembapan relatif, durasi penyinaran matahari dan kecepatan angin. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh metode dengan error terkecil adalah metode Ivanov sebesar 0,04 dan metode Penman memiliki nilai korelasi tertinggi sebesar 0,6.