This Author published in this journals
All Journal SPASIAL
Ingerid L Moniaga, Ingerid L
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI SEKITAR KAWASAN PELABUHAN BITUNG Bulamei, Alexa Puspa; Tarore, Raymond Ch.; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan suatu wilayah akan terus terjadi dari hari ke hari secara dinamis bersamaan dengan perkembangan jumlah penduduk dan aktivitas penduduk di dalamnya, akan mengakibatkan meningkatnya permintaan lahan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan kegiatan, sehingga saat ini lahan menjadi sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Secara umum perkembangan fisik kota Bitung serta penggunaan lahannya dipengaruhi oleh keberadaan pelabuhan sebagai titik tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan penggunaan lahan yang telah terjadi, dan bagaimana keberadaan Pelabuhan Bitung mempengaruhi penggunaan lahan yang ada di kawasan sekitarnya. Data yang diperlukan adalah data primer mencakup karakteristik responden dan karakteristik lahan melalui wawancara dan observasi langsung. Data Sekunder mencakup studi literatur, dokumen teknis dari instansi yang berhubungan melalui permintaan data ke instansi terkait. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif dan aplikasi GIS dengan data time series dari tahun 2006 dan tahun 2014. Kesimpulan yang diperoleh yaitu perubahan penggunaan lahan terjadi pada kawasan sekitar Pelabuhan  Bitung yang mencakup Kelurahan Bitung Timur. Lahan terbangun pada tahun 2006 di kawasan sekitar Pealabuhan Bitung 41,36 Ha mengalami peningkatan perubahan luas 7,69Ha sehingga pada tahun 2015 menjadi 49,05Ha. Dengan perubahan trend terbesar yaitu perubahan penggunaan lahan kosong menjadi lahan terbangun. Pelabuhan Bitung mempengaruhi perkembangan Kota Bitung terlihat dari pesebaran jenis penggunaan lahan. Terlebih khusus Pelabuhan Bitung mempengaruhi nilai lahan kawasan disekitarnya sehingga menyebabkan masyarakat melakukan perubahan penggunaan lahan mereka menjadi areal komersil. Kata kunci : Perubahan Penggunaan Lahan, kawasan sekitar Pelabuhan Bitung
EFEKTIFITAS RUANG TERBUKA PUBLIK KECAMATAN SARIO KOTA MANADO Kalesaran, Rivino; Wuisang, Cynthia E.V; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang terbuka publik adalah suatu tempat umum dimana masyarakat melakukan aktivitas rutin dan fungsional yang mengikat sebuah komunitas, baik rutinitas normal dari kehidupan sehari-hari maupun dalam perayaan yang periodik.Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sario Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara.Ruang Terbuka Publik di Kecamatan Sario terdiri dari berbagai aktivitas, diantaranya aktivitas olahraga, sosial politik, keagamaan/peribadatan massal, dan rekreasi. Fasilitas yang terdapat di Ruang Terbuka Publik kecamatan Sario Kota Manado diantaranya area jogging track, lapangan terbuka, lapangan basket, tempat duduk, pelataran beratap, pedestrian, drainase, tiang bendera. Elemen-elemen pendukung yaitu toilet, vegetasi, tempat sampah, lampu penerangan dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi akan keberadaan ruang terbuka publik di kecamatan Sario Kota Manado kemudian menghitung tingkat efektifitas ruang terbuka publik yang telah ada berdasarkanPeraturan Mentri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008. Dari hasil yang diperoleh, fasilitas dan elemen ruang terbuka publik yang ada di kecamatan Sario Kota Manado masih belum efektif dan masih kurang fasilitas. Kata Kunci : Efektifitas, Ruang Terbuka Publik, Elemen Ruang Terbuka Publik, Peraturan Mentri, Kecamatan Sario.
KAJIAN LOKASI PASAR TRADISIONAL HIGIENIS KOTA TERNATE Bian, Muhammad Faisal; Moniaga, Ingerid L; Karongkong, Hendriek
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

RTRW Kota Ternate mengatur bahwa Pasar Tradisional Higienis berada dikawasan reklamasi Pantai Tapak 1 Kelurahan Gamalama. Lokasi ini terletak di pusat Kota Ternate dengan peruntukan lahan sebagai pusat perdagangan dan jasa. Pasar ini merupakan satu-satunya Pasar Tradisional Higienis yang ada di Maluku Utara yang direncanakan Pemerintah Kota Ternate untuk menangani permasalahan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan sehingga memunculkan masalah macet dan kecelakaan lalulintas. Tujuan penelitian ini yaitu, melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi Pasar Tradisional Higienis Kota Ternate dan mengetahui kelayakan penataan lokasi Pasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif kualitatif, mengumpulkan informasi-informasi melalui wawancara, kuisioner, dan analisis deskriptif kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel-tabel, skoring, yang diuraikan melalui analisis SWOT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui strategi dan kelayakan penataan lokasi pasar tradisional higienis Kota Ternate. Keywords: Pasar Tradisional Higienis, Kota Ternate, SWOT
TINGKAT KERENTANAN TERHADAP BAHAYA BANJIR DI KELURAHAN RANOTANA Abast, Dwiardy Evander Huren Untulangi; Moniaga, Ingerid L; Gosal, Pierre H
SPASIAL Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan salah satu kota di Indonesia yang sering mengalami bencana banjir, seperti banjir bandang yang terjadi pada tanggal 15 Januari 2014. Banjir bandang yang terjadi di Sembilan kecamatan dari 11 kecamatan Kota Manado pada tahun 2014, telah menyebabkan  kerusakan baik fisik bangunan maupun lingkungan alam. Banjir setinggi 4 sampai 5 meter telah menyebabkan berbagai kerusakan aset publik, swasta, dan masyarakat terendam air sehingga tidak bisa berfungsi bahkan sebagian hilang dibawa hanyut banjir. Wilayah kelurahan Ranotana yang mengalami bencana banjir sebagian besar yaitu kawasan pemukiman yang bermuara kearah sungai Sario. Hal ini terjadi karena area sempadan sungai berupa ruang terbuka kurang terencana dan tertata dengan baik. Penelitian ini dilakukan  di lokasi kelurahan Ranotana dengan judul Tingkat Kerentanan Banjir di Kelurahan Ranotana. Kelurahan Ranotana dipilih sebagai studi kasus  untuk kajian ini dengan pertimbangan permasalahan banjir yang terjadi pada tahun 2014 telah mengakibatkan kerugiaan material dan fisik yang cukup tinggi di lokasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem informasi geografis (SIG) dengan metode tumpang susun (overlay) terhadap parameter-parameter banjir diantaranya, penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan kontur. Waktu penelitian dilakukan selama 4 bulan yakni pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Februari  2016. Jenis data dan sumber yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan berupa foto kondisi eksisting pada lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian, jurnal, peta yang meliputi peta adminisrasi, kelerengan, topografi, dan penggunaan lahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah perangkat keras (hardware) terdiri dari PC Komputer dan Printer. Perangkat lunak (software) terdiri dari ArcGIS 10, Microsoft Word, dan Kamera Digital.   Kata kunci : kerentanan banjir,  sistem informasi geografis.
PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TERHADAP POTENSI BAHAYA LONGSOR DENGAN PENDEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KOLONODALE KABUPATEN MOROWALI UTARA Mala, Bayu Kristanto Setiawan; Moniaga, Ingerid L; Karongkong, Hendriek H
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan wilayah perkotaan Kolonodale sebagai ibukota Kabupaten Morowali Utara, telah menyebabkan perubahan tutupan lahan dari lahan tidak terbangun (lahan hijau) menjadi lahan terbangun. Perubahan tersebut terjadi akibat pertumbuhan penduduk dan pembangunan infrastruktur wilayah. Pembangunan di Kabupaten Morowali Utara belum terarah pada perencanaan ruang yang berkelanjutan sehingga pembangunan cenderung mengarah pada tata ruang yang dapat menyebabkan munculnya potensi bahaya longsor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perubahan tutupan lahan dan menentukan tingkat kerawanan longsor di kawasan perkotaan Kolonodale. Perencanaan tata ruang terhadap bahaya longsor dikaji dalam analisis keruangan (spasial). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan superimpose (overlay).  Data-data fisik dasar yang berkaitan dengan perubahan tutupan lahan merupakan data series tahun 2006, 2011, 2016 yang dioverlay untuk mengetahui perubahan tutupan lahan di kawasan perkotaan Kolonodale. Parameter bencana longsor yang dianalisis yakni  kelerengan, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan. Hasil analisis, diketahui bahwa kawasan perkotaan Kolonodale mengalami perubahan tutupan lahan dalam kurun waktu 10 tahun seluas 75,81 Ha atau 4,71%. Dengan menggunakan metode overlay berdasarkan empat parameter bencana longsor (kelerengan, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan) maka diperoleh tiga klasifikasi tingkat kerawanan longsor yakni tingkat kerawanan rendah, tingkat kerawanan sedang, tingkat kerawanan tinggi. Kerawanan longsor  terbesar yakni klasifikasi tingkat kerawanan sedang seluas 1.424.16 Ha atau 88,46 % dari luas total wilayah perkotaan Kolonodale. Kata Kunci : Tutupan Lahan, Longsor, Sistem Informasi Geografis
PERENCANAAN KOMPONEN “WATER SENSITIVE URBAN DESIGN” KAWASAN RAWAN BANJIR DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Asrar, Ramadhani -; Warouw, Fela -; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Singkil merupakan salah satu Kecamatan di Kota Manado yang sebagian wilayahnya merupakan daerah yang termasuk dalam kategori rawan terhadap bencana banjir (RTRW Kota Manado).Water Sensitive Urban Design (WSUD) adalah konsep perencanaan lahan dan rekayasa pendekatan keteknikan yang mengintegrasikan siklus air perkotaan,  air hujan, air tanah, pengelolaan air limbah dan air bersih, ke dalam desain perkotaan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan dan meningkatkan daya tarik estetika dan rekreasi.WSUD dianggap dapat meminimalisir dampak dari bencana banjir yang terjadi pada Kecamatan Singkildengan memanfaatkan langkah yang tepat dalam desain dan operasi pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi,mengevaluasi, dan menganalisis kondisi dan ketersediaan komponen WSUD yang terdapat di Kecamatan Singkil serta untuk merencanakan komponen WSUD yang tepat pada kawasan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif terhadap komponen WSUD eksisting pada Kecamatan Singkil. Tahapan pada penelitian yaitu identifikasi elemen WSUD pada kondisi eksisting, evaluasi berupa potensi dan masalah pada sampel, dilanjutkan dengan analisis sampel yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan bagi tahapan perencanaan nantinya. Berdasarkan hasil studi, dapat ditarik 2 kesimpulan  yaitu elemen eksisting dari 5 komponen WSUD. Pada hasil evaluasi dan analisis didapati berbagai kondisi beragam dari elemen tersebut mulai dari kondisi, luasan, karakteristik, potensi, masalah, dan ketersediaan yang beragam dari setiap sampel tersebut dan menjadi pengantar bagi analisis berdasarkan karakteristik elemen tersebut serta kebijakan dan guidelines WSUD yang digunakan peneliti. Perencanaan menghasilkan peta rencanan zonasi dari ke 5 komponen tersebut serta Peta Grand Design untuk menunjukan integrasi antar kelima komponen tersebut.   Kata Kunci : Perencanaan, Komponen, Rawan Banjir, Water Sensitive Urban Design
ANALISIS PERUNTUKAN LAHAN PERMUKIMAN BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN AIRMADIDI Tumanken, Fidel Ricky; Papia, Franklin J.C.; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Airmadidi merupakan wilayah yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman yang aman dari bahaya bencana alam. Dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Minahasa Utara  tahun 2013-2033 lahan untuk perkembangan kawasan permukiman berskala besar di Kecamatan Airmadidi  belum di tetapkan peruntukannya berdasarkan kesesuaian lahan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi kesesuaian lahan permukiman di Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. 2. Menganalisis peruntukan lahan permukiman baru di Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif dengan bantuan alat analisis GIS (Geography Information System) dengan menggunakan data variable yaitu data kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, penggunaan lahan, rawan longsor, dan rawan banjir yang kemudian dilakukan analisis lewat softwere GIS dengan analisis spasial/keruangan dan penilaian berdasarkan skoring. Hasil penelitian peruntukan lahan di Kecamatan Airmadidi diperole 3 klasifikasi  yaitu klasifikasi sesuai untuk permukiman,  klasifikasi sesuai bersyarat untuk permukiman, dan klasifikasi tidak sesuai untuk permukiman. Hasil analisis peruntukan lahan permukiman baru memiliki luas 1213.85 Ha atau 14,13% dari luas keseluruhan Kecamatan Airmadidi. Dari hasil analisis juga diperole peruntukan lahan untuk permukiman baru terbesar berada di desa Tanggari dengan luas 106.94 Ha. Kata Kunci : Peruntukan Lahan , Permukiman , Kesesuaian Lahan.
PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN BERDASARKAN FUNGSI KAWASAN Misa, Dirk P. P; Moniaga, Ingerid L; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan penggunaan lahan di kecamatan airmadidi terus mengalami peningkatan khususnya di kawasan perkotaan. Hal ini terlihat dari perubahan penggunaan  lahan yang signifikan. Penggunaan lahan di kawasan perkotaan tersebut, cenderung mengalami perubahan fungsi kawasan dari ruang hijau pada kawasan hutan lindung dan resapan air, menjadi kawasan terbangun. Dampak yang terjadi akibat ketidaksesuaian penggunaan lahan berdasarkan fungsi kawasan, mengakibatkan daya dukung lahan dan kelestarian lingkungan hidup di masa yang akan datang mengalami gangguan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan fungsi kawasan, di kawasan perkotaan kecamatan Airmadidi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis spasial/keruangan. Data yang diperoleh diolah menggunakan bantuan perangkat lunak/software Arcmap 10.3. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan, penggunaan lahan di kawasan perkotaan kecamatan Airmadidi, terbagi atas sembilan jenis penggunaan lahan yaitu permukiman, pemerintahan, pariwisata, perindustrian, hutan, semak/belukar, pertanian campur semak, pertanian lahan kering, dan sawah. Hasil kesesuaian penggunaan lahan eksisting terhadap  fungsi kawasan berdasarkan rencana pola ruang kecamatan airmadidi yaitu, sebesar 3775.98 Ha atau 96.80% dari total luas wilayah, dan penggunaan lahan yang tidak sesuai adalah sebesar 124.77 Ha atau 3.20% dari total luas wilayah. Kata Kunci : Penggunaan Lahan, Kawasan Perkotaan, Fungsi Kawasan
KAJIAN DENSITAS DAN POLA PERGERAKAN DI KECAMATAN AIRMADIDI Katuuk, Rionald Jourdan; Tilaar, Sonny; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Minahasa Utara memiliki posisi Geostrategi yang cukup baik, karena terletak di antara Kota Manado dan Kota Bitung sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan wilayah Kabupaten Minahasa Utara, Airmadidi mengalami perkembangan yang relatif cepat bila dibandingkan dengan daerah - daerah di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi densitas kepadatan dan pola pergerakan di Kecamatan Airmadidi dan menganalisis densitas kepadatan dan pergerakan harian masyarakat di Kecamatan Airmadidi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, kelurahan dengan densitas kepadatan tinggi yaitu Kelurahan Tanggari (120 Jiwa/ha) dan Kelurahan Sampiri (114 Jiwa/ha). Kelurahan dengan kepadatan sedang yaitu Kelurahan Sawangan (75 Jiwa/Ha), Kelurahan Airmadidi Atas (51 Jiwa/Ha), Kelurahan Rap – Rap (54 Jiwa/Ha), Kelurahan Sarongsong Satu (65 Jiwa/Ha) dan Kelurahan Sarongsong Dua (74 Jiwa/Ha). Sedangkan Kelurahan dengan kepadatan rendah Kelurahan Airmadidi Bawah (49 Jiwa/Ha) dan Kelurahan Sukur (25 Jiwa/Ha) sedangkan Pola pergerakan harian masyarakat Kecamatan Airmadidi rata - rata yaitu melakukan perjalanan ke tempat kerja. Lokasi tempat kerja rata – rata radius berada pada Kecamatan Airmadidi namun ada juga yang bekerja di Kota Manado dan Kota Bitung. Tidak hanya bekerja namun masyarakat juga ada yang pergi berbelanja. Lokasi tempat berbelanja yaitu di Pasar yang berlokasi di Kelurahan Sarongsong I. Namun ada 1 desa yang memilih berbelanja di Pasar Tondano dikarenakan lokasi desa yang berjarak ± 12 kilometer dari Pasar Sarongsong I yaitu Desa Tanggari. Akses Desa Tanggari ke tempat perbelajan di Pasar Tondano dapat ditempuh dengan kendaraan ± 15 menit.  Kata Kunci : Densitas, Pola Pergerakan Harian, Kecamatan Airmadidi
EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTAMOBAGU TAHUN 2014 - 2034 Mokodongan, Rohaya Putri; Rondonuwu, Dwight M; Moniaga, Ingerid L
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kotamobagu memiliki rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang telah disahkan dalam Peraturan daerah tentang Rencana tata ruang wilayah Kotamobagu tahun 2014 – 2034. Rencana tata ruang wilayah Kotamobagu sampai pada tahun 2019 telah masuk tahun ke 5 setelah rtrw disahkan, sehingga perlu dilakukan evaluasi 5 tahun pertama. Ketidaksesuaian rencana tata ruang wilayah terhadap kondisi aktual yang terjadi di lapangan seringkali terjadi. Ketidaksesuaian pada RTRW Kotamobagu terjadi pada rencana struktur ruang dan pola ruang, dari hasil survey yang dilakukan pada rencana pola ruang kawasan sektor informal untuk pedagang kaki lima yang direncanakan diarahkan lokasinya di 3 Kelurahan / Desa yaitu Kelurahan Molinow, Kelurahan Genggulang dan Desa Poyowa Kecil. Dilihat dari kondisi aktual yang terjadi, realisasi di 3 Kelurahan / Desa dalam rencana tidak ada, lokasi pedagang kaki lima di Kotamobagu dilihat dari kondisi aktual yang ada lokasinya berbeda dengan yang direncanakan dimana lokasinya yaitu di Jln. Kartini Kelurahan Gogagoman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi kesesuaian rencana tata ruang wilayah kotamobagu terhadap kondisi aktual dan implementasinya. Penelitian menggunakan metode kualitatif kuantitatif untuk menjelaskan kondisi sebenarnya antara rencana tata ruang wilayah kotamobagu terhadap kondisi aktual dilapangan, kemudian dihitung dengan menggunakan persentase (%) untuk mengetahui tingkat kesesuaian rencana tata ruang wilayah kotamobagu terhadap kondisi aktual. Evaluasi rencana tata ruang wilayah kotamobagu menggunakan pedoman dari Peraturan Menteri Agraria & Tata Ruang No. 9 tahun 2017 tentang pedoman pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, tingkat kesesuaian rencana tata ruang wilayah kotamobagu masuk dalam kategori kesesuaian kurang berkualitas dengan hasil yang didapatkan adalah  74,18 % sehingga rekomendasi yang diberikan berdasarkan pedoman adalah perlu dilakukan revisi sebagian Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamobagu. Kata Kunci: Evaluasi, Kesesuaian RTRW Kotamobagu