Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

KAJIAN PERBANDINGAN PERTUMBUHAN IKAN BARONANG (SIGANUS CANALICULATUS) DALAM KERAMBA JARING DASAR PADA KONDISI PADANG LAMUN YANG BERBEDA DI PULAU LANTANG PEO KABUPATEN TAKALAR Muh Aryan . R Suci; Andi Tamsil; Harlina Harlina
JURNAL AKUAKULTUR, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP, ILMU KELAUTAN Vol 3 No 2 (2020): JOINT-FISH - Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap, Ilmu K
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/joint-fish.v3i2.77

Abstract

Muh. Aryan R Suci. Growth of Baronang Fish (Siganus canaliculatus) in Basic Net Cages in Different Seagrass Conditions on Lantang Peo Island, Takalar Regency. Lantang Peo Island which is one of the islands which is covered by several types of seagrass. Data collection was carried out from September to October 2016 at the Lantang Peo estuary. The first treatment is observation of density, cover and identification of seagrass. The second treatment is measuring water quality and the last one is measuring the weight and length of the baronang fish. Observation of seagrass species obtained Enhalus accoroides and Thalassia hempichii species. The total density of seagrass at Station I was 47 (teg / m2) 10.03% cover of seagrass, 70 (teg / m2) density of seagrass at Station II was 17.12% and the total density of seagrass at Station III was 90 (teg / m2) 18.13%. Observation of the absolute growth of baronang fish weight at station I of 1 gr. At station II the absolute weight growth of fish is 3 gr and at station III the absolute weight growth of fish is 5 gr. Observations of the absolute length increase of fish at Station I were 1 cm, the absolute length increase of fish at Station II was 2 cm and the absolute length increase of fish at Station III was 3 cm. This difference occurs due to the different density structure of the seagrass at each station.
Reproductive biology of sailfin molly, Poecilia latipinna (Lesueur, 1821) in tambak Bosowa Kabupaten Maros Andi Tamsil; Hasnidar Hasnidar
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.503

Abstract

Sailfin molly, Poecilia latipinna is one of the alien ornamental fishes in Indonesia. This fish has been found in the aquaculture area in Maros Regency, south Sulawesi as a pest. The research aimed to identify species and observe aspects of reproductive biology of sailfin molly. The study was conducted in the Bosowa Isuma aquaculture area, in Maros Regency from November 2017 to April 2018. Fish was captured using a gillnet. The catches were separated for fish identifying and reproductive biology purposes. For the observation of reproductive biology, the samples were separated by sex according to external morphology. Measurement of total length and weight using calliper (mm) and analytical scales (g), respectively. The gonads preserved in the 4% formalin solution, used for determination of gonad developmental stages and fecundity. Identification results showed that the molly fish found in the ponds was Poecilia latipinna (Lesueur 1821). The length distribution of male and female fish was 26-76 and 31-66 mm with a mean of 51 and 46 mm, respectively. Overall, sex ratio and mature gonads between male and female fish were 1: 2 and 1:10; the growth patterns of male and female were negative allometrics and isometric, respectively. This fish is spawn throughout the year with the peak of spawning in January. The number of larvae to be born (larval fecundity) ranges from 12-111 individuals with an average of ± 32 larva/female. Abstrak Ikan molly, Poecilia latipinna adalah salah satu ikan hias asing di Indonesia. Ikan ini telah ditemukan masuk di areal pertambakan di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan sebagai hama. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi spesies dan mengamati aspek biologi reproduksinya. Penelitian berlangsung dari November 2017-April 2018 di areal pertambakan Bosowa Isuma Kabupaten Maros. Pengambilan sampel menggunakan jaring insang. Sampel dipisahkan untuk tujuan identifikasi dan pengamatan biologi reproduksinya. Untuk pengamatan biologi reproduksi sampel dipi-sahkan berdasarkan jenis kelamin dengan mengamati morfologi tubuh. Pengukuran panjang total menggunakan mis-tar geser dan penimbangan bobot dengan timbangan analitik. Gonad diawetkan dalam larutan formalin 4% digunakan untuk penentuan tingkat kematangan gonad dan fekunditas. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ikan molly yang ditemukan adalah jenis Poecilia latipinna (Lesueur 1821). Sebaran ukuran panjang ikan jantan dan betina adalah 26-76 dan 31-66 mm dengan rataan 51 dan 46 mm. Nisbah kelamin secara keseluruhan dan yang matang gonad (TKG IV) antara ikan jantan dan betina adalah 1 : 2 dan 1 : 10; pola pertumbuhan jantan dan betina adalah allometrik negatif dan isometrik; memijah sepanjang tahun dengan puncak pemijahan pada bulan Januari. Jumlah larva yang akan dila-hirkan (larval fecundity) berkisar 12-111 ekor dengan rata-rata ± 32 ekor larva/induk.
Reproductive biology climbing perch Anabas testudineus (Bloch 1792) at Danau Tempe Kabupaten Wajo South Sulawesi Hasnidar Hasnidar; Andi Tamsil; Hasrun Hasrun; Andi Muhammad Akram
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 22 No 1 (2022): February 2022
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v22i1.567

Abstract

The high exploitation pressure and decreasing environmental conditions of Lake Tempe due to pollution, sedimentation, growth of aquatic weeds, and the presence of invasive alien fish, namely suckermouth catfish, are thought to have harmed one of the native fish, namely climbing perch (Anabas testudineus). The research aims to analyze the reproductive biology of climbing perch. Fish were caught using gill nets from January to April 2021. The total length of the fish was measured using a caliper (cm), and the weight (g) was measured using an analytical balance. Fish gonads were preserved in a 4% formalin solution. Fish fecundity was calculated based on the gravimetric method. The length distribution of male and female fish was 7.5 - 15.5 and 7.5 - 17.5 cm, respectively. The maximum climbing perch caught was 17.5 cm smaller than the maximum length ever caught, which was 35.0 cm, and the average size was 9.56 cm smaller than the average length of climbing perch, which was 12.5 cm. The ratio of male and female fish as a whole was 1.1: 0.9 or 53%: 47%, while the sex ratio of males and females in spawning was 38%: 62%. Climbing perch is polygamous, i.e., male fish have several partners in one spawning season. The spawning season lasted throughout the research period, with the spawning season's peak in February with a total spawner pattern. Fecundity ranged from 253-10,237 eggs with an average value of 2,571 eggs, and the relationship between length and weight with fecundity was very strong. The growth pattern of male and female fish was negative allometric. Abstrak Tekanan eksploitasi yang tinggi dan kondisi lingkungan Danau Tempe yang semakin menurun akibat pencemaran, sedimentasi, pertumbuhan gulma air, dan hadirnya ikan asing invasif, yaitu ikan sapu-sapu, diduga telah memberikan pengaruh buruk terhadap salah satu ikan asli yaitu ikan betok (Anabas testudineus). Penelitian bertujuan untuk menganalisis kondisi biologi reproduksi ikan betok. Ikan sampel ditangkap menggunakan jaring insang dari Januari-April 2021. Panjang total ikan diukur dengan jangka sorong (cm) dan bobot ditimbang (g) dengan timbangan analitik. Gonad ikan diawetkan dalam larutan formalin 4%. Fekunditas ikan dihitung berdasarkan metode gravimetrik. Sebaran ukuran panjang ikan jantan dan betina masing-masing 7,5 - 15,5 dan 7,5 - 17,5 cm. Panjang maksimum ikan betok yang tertangkap yaitu 17,5 cm lebih kecil dari panjang maksimum yang pernah tertangkap yaitu 35,0 cm, dan panjang rata-rata yaitu 9,56 cm lebih kecil dari panjang rata-rata ikan betok yaitu 12,5 cm. Nisbah ikan jantan dan betina secara keseluruhan sebesar 1,1 : 0,9 atau 53% : 47%; sedangkan nisbah kelamin jantan dan betina dalam pemijahan yaitu 38% : 62%. Ikan betok bersifat poligami yakni ikan jantan memiliki beberapa pasangan dalam satu musim pemijahan. Musim pemijahan berlangsung sepanjang bulan penelitian dengan puncak musim pemijahan pada Februari dengan pola pemijah serentak. Fekunditas berkisar antara 253- 10.237 telur dengan nilai rata-rata 2.571 telur. Hubungan panjang dan bobot dengan fekunditas sangat kuat.Pola pertumbuhan ikan jantan dan betina adalah allometrik negatif.
PENGGUNAAN TEPUNG IKAN SAPU-SAPU (Pterygoplichthys pardalis) SEBAGAI SUMBER PROTEIN PAKAN PADA PENTOKOLAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Hasnidar Hasnidar; Andi Tamsil; Muhammad Saenong; Andi Muhammad Akram; Muh . Ardiansyah
JURNAL AKUAKULTUR, TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP, ILMU KELAUTAN Vol 5 No 2 (2022): JOINT-FISH - Jurnal Akuakultur, Teknologi Dan Manajemen Perikanan Tangkap, Ilmu K
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar, Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/joint-fish.v5i2.144

Abstract

Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) is a fishery product that is able to generate foreign exchange for the country besides tiger prawns. This shrimp has the advantage of being more resistant to environmental conditions and disease. Feed plays an important role in its cultivation because it absorbs the largest cost of 60-70% of the total production cost. At present, there are still many farmers, both traditional and modern, who have not carried out effective feeding because of the high cost of providing feed. Amazon sailfin catfish, Pterygoplichthys pardalis are invasive fish in waters that need to be limited in population development by using them. One form of utilization is to make it a fish meal product and then it becomes a raw material for feed. This study aims to analyze the use of P. pardalis meal as feed for vaname shrimp. The test animals were vaname shrimp with a weight of 3.35±0.5 g; total length 6±0.5 cm, first acclimatized for 5 days. The percentages of using broomstick fish meal were 25%, 30%, 35% as treatment and commercial feed as control feed. The study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. Research for 60 days, the dose of feed given is 5% with a frequency of 5 times a day. The parameters observed were: absolute growth (PM), daily growth (PH), daily growth rate (LPH), feed conversion (KP), feed efficiency (EF) and survival (KH). Data were analyzed for variance (ANOVA). The results showed that the higher the percentage of P. pardalis meal, the better the response of vannamei shrimp to growth parameters, but based on the analysis of variance, it showed that the treatment not significant all the parameters observed.
PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENANAMAN MANGROVE DI KELURAHAN BIRA KECAMATAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR Andi Tamsil; Hasnidar Hasnidar; Andi Muhammad Akram
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 1 No 1 (2022): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bira Village, Tamalanrea District, Makassar City is one of the villages that has extensive mangrove forest potential. The people of the village have a very high dependence on the mangrove ecosystem, but their understanding and concern for the importance of maintaining the mangrove ecosystem is still low, even though in Bira Village there are Community Leaders who have received the Kalpataru Award from the Government of the Republic of Indonesia. This PKM aims to increase partners' understanding of ecological and biological aspects and improve partners' skills in mangrove planting. PKM activities will be held on January 5, 2022 in Bira Village, Tamalanrea District, Makassar City. The implementation methods carried out are 1) Education about aspects of mangrove ecology; 2) Education on aspects of mangrove biology; 3) Mangrove planting training. The implementation of the service activities went smoothly and received very high appreciation by partners (Lantebung Mangrove Observer Group); Partners' skills in choosing and how to plant mangroves are improving. The community really hopes to be given assistance in a sustainable manner, not only for ecological and biological interests but also economic interests.
PKM INOVASI PEMBUATAN KARAMBA JARING DASAR UNTUK BUDIDAYA LOBSTER DI PERAIRAN DESA TAMANGAPA KEC. MA’RANG KABUPATEN PANGKEP Ihsan Ihsan; Andi Tamsil; Muh Saenong
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 1 No 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PKM Inovasi Pembuatan Karamba Jaring Dasar Untuk Budidaya Lobster di Perairan Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep. Setiap hari nelayan menangkap lobster, tetapi terkendala pada ukuran, lebih dominan yang tertangkap pada ukuran kecil sehingga menimbulkan permasalahan mendasar yang dihadapi nelayan adalah: (1). nelayan menangkap lobster berukuran kecil melanggar PermenKP No 12/2020; (2) nelayan tetap menangkap lobster berukuran kecil dan menjualnya secara ilegal, harga yang diterima sangat rendah; (3). nelayan melakukan pembudidayaan tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan budidaya lobster; 4) nelayan tidak memiliki pengetahuan administrasi dan manajemen usaha budidaya lobster yang baik. Sebagai solusi, yang akan dilakukan kepada nelayan adalah 1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam budidaya lobster, 2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam administrasi dan manajemen usaha budidaya lobster. Hasil tangkapan lobster, berukuran kecil harus dibudidayakan dalam karamba jaring ditenggelamkan sampai mencapai berat ekonomis dijual. Tujuan PKM adalah memberikan inovasi teknologi baru berupa budidaya lobster dalam karamba jaring ditenggelamkan dan peningkatan manajemen dan administrasi usaha kepada kelompok nelayan mitra. Hasil inovasi PKM diharapkan menjaga kelestarian lobster, meningkatkan pendapatan nelayan dan produksi lobster secara berkelanjutan serta membuka peluang kerja baru berupa bisnis jual beli bibit lobster dan sumber pendapatan baru bagi nelayan yakni kegiatan penangkapan bibit lobster. Metode yang digunakan dalam PKM adalah metode penyuluhan yang disertai dengan praktek langsung dengan melibatkan 1 kelompok nelayan mitra. Luaran PKM adalah berupa publikasi ilmiah nasional jurnal/prosiding dan Jurnal Ilmiah Nasional PKM Jurnal ABDIMAS KAUNIAH; publikasi media massa nasional online ‘FAJAR ONLINE, dan video Inovasi Pembuatan Karamba Jaring Dasar untuk budidaya lobster yang terupload di link youtube FPIK. Inovasi pembuatan karamba jaring dasar dapat dikembangkan sebagai salah satu peluang usaha bagi masyarakat untuk dikembangakan sehingga tarap hidup dan kesejahteraannya lebih baik;Produksi lobster kelompok nelayan mitra melalui kegiatan budidaya lobster dalam karamba jaring dasar diharapkan berhasil meningkat produksi lobster disamping hasil penangkapan lobster di laut; Produksi lobster dari hasil tangkapan di laut yang berukuran kecil, yang tidak memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku dari hasil tangkapan kelompok nelayan mitra, langsung dapat dibudidayakan dalam karamba jaring dasar sampai mencapai ukuran dewasa; Intensitas penangkapan lobster dapat dikurangi melalui budidaya dalam Karamba Jaring dasar; Pengetahuan dan keterampilan kelompok nelayan mitra dalam melakukan budidaya lobster semakin mandiri; Pengetahuan dan keterampilan kelompok nelayan mitra dalam melaksanakan kewirausahaan, pembukuan keuangan dan pemasaran seamakin baik.
PEMBINAAN PEMBUDIDAYA IKAN KOI DI KELURAHAN BALANG BARU KOTA MAKASSAR Hasnidar Hasnidar; Andi Tamsil; Andi Muhammad Akram
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 1 No 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ornamental fish farming in Makassar City is growing rapidly, both as a main livelihood and as an alternative. Demand continues to increase and prices are high, causing many people to cultivate freshwater ornamental fish, both as breeders and enlargement activities. One species of ornamental fish that has high economic value is koi fish (Cyprinus carpio). Along with the higher demand and the hope that new varieties will be found, cultivators/breeders are trying to do crosses. However, low lineage records and the use of unselected parents lead to frequent inbreeding. To obtain high-quality fish seeds, good parental quality, skills in reproduction, spawning, hatching, larval rearing and harvesting are needed. The ornamental fish cultivating group in kelurahan Balang Baru, kecamatan Tamalate, Makassar City as partners, was held on November 21, 2021. The aims of the PKM are: 1) Increasing public knowledge and understanding through counseling about the biology and reproduction aspects of koi fish; (2) Training on procedures for selecting broodstock, selecting and preparing broodstock for the process of reproduction, mating, spawning, hatching, rearing larvae, harvesting and packing. The expected outputs from this activity are: cultivators who become partners who understand the reproductive biology aspects of koi fish and are skilled at carrying out brood selection procedures, selecting and preparing broodstock for reproduction, mating, spawning, hatching, and larval rearing processes
PELATIHAN PEMANFAATAN IKAN MOLLY SEBAGAI SUMBER PROTEIN HEWANI UNTUK PAKAN IKAN Andi Tamsil; Hasnidar Hasnidar; Muhammad Saenong; Andi Muhammad Akram; Kamaruddin Kamaruddin
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 2 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan molly termasuk hama di tambak, selain menjadi kompotitor ruang, makanan, oksigen dan bahkan dapat memangsa benih ikan dan udang peliharaan. Ikan ini berukuran kecil, ovovivipar yaitu melahirkan anaknya. Karena ukurannya yang sangat kecil sehingga mudah lolos masuk ke dalam tambak dan berkembangbiak sangat cepat. Petani tambak menangkap dengan memasang jaring di pintu pemasukan air. Hasil tangkapan tersebut biasanya dijadikan sebagai pakan ternak itik dan jika berlebih dibuang begitu saja. Potensi ikan molly yang terbuang ini dapat diolah menjadi lebih bermanfaat yaitu menjadi tepung ikan sebagai sumber protein hewani. Ikan molly memiliki kandungan protein tinggi, asam amino dan lemak esensial yang lengkap. Pengabdian bertujuan untuk mengedukasi dan melakukan pelatihan kepada petani tambak untuk memamfaatkan ikan molly sebagai penyedia sumber protein hewani untuk bahan pakan ikan. Metode pelaksanaan yaitu penyuluhan dan pelatihan. Penyuluhan tentang nilai gizi ikan molly dan peluang pemanfaatannya, materinya disampaikan dalam bentuk ceramah, didukung oleh bahan visualisasi menggunakan LCD. Pelatihan mengolah ikan molly menjadi tepung selanjutnya membuat pakan ikan. Hasil kegiatan ini adalah mitra terampil mengolah ikan molly menjadi tepung ikan dan cara membuat pakan ikan. Sejak kegiatan ini selesai, mitra tidak lagi membuang hasil tangkapannya melainkan dimanfaatkannya sebagai bahan baku pakan buatan.
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN NELAYAN DAN IBU NELAYAN DALAM PERSEMAIAN BIBIT MANGROVE SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT NUSA TENGGARA BARAT Ihsan Ihsan; Andi Tamsil; Alim Setiawan; Alam Zakar
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 2 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekosistem mangrove yang begitu besar, maka diperlukan suatu sistim pengelolaan yang dapat menjaga kelestarian secara ekologis, namun secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dimulai sosialisasi, pelatihan dan dilanjutkan dengan pendampingan membuat persemaian, melakukan persemaian dan penanaman bibit mangrove hasil persemaian di Pulau Namo dan Pulau Kalong. Sosialiasi dan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 17 - 18 Juni 2021. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada Bulan Juli, Agustus, September 2021.Pelaksanaan pelatihan meliputi 1) Pelatihan Peningkatan Mitra; 2) Pelatihan pemilihan bibit mangrove; 3) Penyemaian bibit mangrove; 4) Pelatihan teknik pemeliharaan bibit mangrove yang disemaikan; 5) Pendampingan kepada nelayan dan ibu rumah tangga mitra; dan 6) Monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) peningkatan pengetahuan dan keterampilan nelayan dan ibu nelayan dalam persemaian bibit mangrove sebagai mata pencaharian alternative dapat meningkatkan wawasan dan mengasah kreatitivitas nelayan dan ibu-ibu nelayan di Kecamatan Pototanu Kabupaten Sumbawa Barat. Adanya kegiatan peningkatan kreativitas yang diberikan kepada nelayan dan ibu nelayan dapat meningkatkan wawasannya terkait ekosistem mangrove dan menjadi sumber pendapatan bagi nelayan dan ibu-ibu nelayan sehingga taraf hidup dan kesejahteraannya semakin meningkat.
PKM PELATIHAN BUDIDAYA RAJUNGAN SISTEM KARAMBA JARING DASAR BAGI MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN BAWASALO KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Muhammad Saenong; Ihsan Ihsan; Andi Tamsil; Asbar Asbar; Muhammad Jamal
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH Vol 2 No 1 (2023): JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KAUNIAH
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Pangkep memiliki potensi melimpah, diantaranya rajungan. Sesuai permasalahan teridentifikasi maka PKM ini bertujuan melakukan budidaya rajungan sistem karamba jaring dasar. PKM dilaksanakan 2 tahapan utama, a) melakukan pelatihan kelompok nelayan mitra, dan b) melaksanakan pendampingan kelompok nelayan mitra. Setelah melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), beberapa hal menjadi temuan dalam observasi yakni pengetahuan dan keterampilan masih rendah, pekerjaan didominasi sebagai nelayan penangkapan rajungan dan sangat bergantung pada sumberdaya perikanan dan kelautan, dan tingkat literasi yang rendah. Dengan demikian kami dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia khususnya prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan melaksanakan rangkaian PKM berupa pelatihan budidaya rajungan sistem karamba jaring dasar dan peningkatan kewirausahaan dan keuangan. Diharapkan yang dilakukan, menjadi bagian dari pemecahan masalah ekonomi dan sosialkemasayarakatan di wilayah pesisir. Potensi dari luaran PKM, secara praktis, bertambahnya kelompok masyarakat sebagai pelaku usaha budidaya karamba jaring dasar yang baik dalam meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraan.