Tri Budi Prayogo, Tri Budi
Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENILAIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DAERAH ONCORAN SDTA 608 KECAMATAN BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR NEPRIYANA, Elfita; Prayogo, Tri Budi; Siswoyo, Hari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SDTA 608 terletak di Desa Kesambi, sumur ini mengalami penurunan debit air seiring dengan perkembangan waktu, kondisi perubahan alam sekitar, dan kondisi sosial ekonomi petani maka sesuai dengan amanat Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015 bahwa penilaian kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem jaringan irigasi, agar kebutuhan air tanaman dapat tercapai dengan optimal. Penilaian kinerja dilakukan terhadap 6 parameter yaitu; prasarana fisik, produktivitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air. Penilaian kinerja jaringan irigasi air tanah dari aspek teknis dilakukan dengan observasi lapangan dan pengukuran efisiensi saluran irigasi untuk menilai kinerja prasarana fisik dan sarana penunjang, untuk aspek ekonomi dilakukan perhitungan produktivitas tanaman berupa perhitungan faktor K, realisasi luas tanam, pemenuhan kebutuhan air, produktivitas padi dan palawija dan nilai panen. Selanjutnya untuk aspek sosial dilakukan wawancara kepada 24 responden petani mengenai P3A. Hasil penilaian kinerja dari segi teknis mendapatkan nilai sebesar 72,5 % termasuk pada kategori rusak ringan dan dibutuhkan pemeliharaan berkala bersifat perawatan, kemudian dari segi ekonomi diperoleh nilai 74,6 % termasuk pada kategori baik dengan upaya peningkatan sistem gilir yang tepat agar tidak terjadi kekurangan air. Dari segi sosial mendapat nilai akhir sebesar 73 % termasuk pada kategori baik namun dibutuhkan strategi peningkatan peran P3A dalam pengelolaan jaringan utama yang didukung dengan pelatihan teknis  dan pengembangan sumber daya manusia. SDTA 608 area located in Kesambi Village, this well pumps has decreased in its water discharge due to the time development, along in conditions of surrounding natural changes, and farmers' socioeconomic conditions, according to the mandate of the Minister of Public Works and Public Housing No. 12 / PRT / M / 2015 that assessment of irrigation system performance were intended to determine the condition of irrigation system performance, so that crop water needs can be achieved optimally. Performance assessment was conducted on 6 parameters, i.e; Physical Infrastructure, Plant Productivity, Supporting Facilities, Personnel Organization, Documentation, and Water User Farmer Association. The performance assessment of the groundwater irrigation system in SDTA 608 area based on technical aspect was conducted directly by field observation methods and measurement of the efficiency of irrigation channels to be able to assess the performance of physical infrastructure and supporting facilities, based on economic aspect, the calculation of crop productivity including; K factors, a realization of planting area, a fulfillment of water needs, productivity of paddy and secondary crops and harvest value. Moreover, based on social aspect interviews were conducted with 24 farmer respondents regarding the Water Users Farmers' Association. The results of the assessment performance on technical aspects gave a value of 72.5% has been classified as minor damage condition and required periodic maintenance, based on economic aspects gave a value of 74.6% was categorized in good condition, and required improvement of the rotation system to prevent water shortages. From the social aspects, a final score of 73% was included in the good category but a strategy is needed to increase the role of Water User Farmer Association in managing the main network supported by technical training and human resources development.
KAJIAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP LIMPASAN PERMUKAAN DI DAS NOELBAKI Ahab, Semuel J. Ch.; Limantara, Lily Montarcih; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.374 KB)

Abstract

Abstrak : Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah Indonesia bagian timur yang mengalami kenaikan curah hujan (RAN Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Pengujian statistik dengan uji t terhadap data hujan dapat disimpulkan terjadinya perubahan hujan pada periode tahun 1998 s/d 2014 dimana  nilai t tabel < dari t hitung.  Hasil pemodelan AVSWAT 2000 diperoleh rata-rata perubahan tata guna lahan untuk setiap jenis tanah dari tahun 1993 sampai tahun 2012 pada DAS Noelbaki sebesar 42,71 %. Perubahan tata guna lahan mengakibatkan terjadinya peningkatan debit puncak 5,12 % sebesar 0,02 m3/dt, sisanya 94,88 % sebesar 0,29 m3/dt diakibatkan adanya perubahan pola hujan pada DAS Noelbaki. Debit puncak limpasan pada Bendungan Tilong  berdasarkan hasil kajian diperoleh Skenario perubahan pola hujan > Skenario perubahan tata guna lahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan pola hujan pada DAS Noelbaki mengakibatkan terjadinya peningkatan debit puncak limpasan pada Bendungan Tilong saat musim penghujan.Kata kunci: Pola Hujan, Tata Guna Lahan, Limpasan, Debit, AVSWAT 2000 Abstract : East Nusa Tenggara Province is one of the eastern Indonesia region that experienced an increase in rainfall (RAN Adaptation to Climate Change of the Ministry of National Development Planning / National Development Planning Agency). Statistical testing by t test against rain data can be summed rainfall changes in the period of 1998 until 2014 where the value of t tables < t count. AVSWAT modeling results obtained in 2000 the average change in land use for each type of land from 1993 until 2012 at the Noelbaki watershed amounted to 42,71%. Changes in land use resulted 5,12% increase in peak discharge of 0,02 m3/s, the remaining 94,88% of 0,29 m3/s due to changes in rainfall patterns in the Noelbaki watershed. Peak discharge runoff at Tilong Dam based on the results of the study obtained Scenario changing rainfall patterns > Scenarios of land use change. It can be concluded that changes in rainfall patterns in the Noelbaki watershed lead to an increase in peak runoff discharge at the dam Tilong during the rainy season.Keywords :  Rain patterns, Land Use, runoff, discharge
ANALISA PENGARUH PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN TERHADAP DEBIT SUNGAI SUB DAS METRO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ARCSWAT Harifa, Ayisya Cindy; Sholichin, Moh.; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.349 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.01

Abstract

ABSTRAK: DAS memiliki karakteristik yang spesifik sebagai daerah hidrologi, berkaitan dengan unsur utamanya seperti jenis tanah, tata guna lahan, topografi, kemiringan dan panjang lereng. Analisa karakteristik tersebut dilakukan dengan menggunakan pemodelan Soil Water Assesment Tool (SWAT). Tujuan penelitian ini adalah, mengidentifikasi kondisi eksisting tahun 2014, mengetahui pola perubahan lahan tahun 2002, 2006, 2009, dan 2014, mengetahui dampak perubahan terhadap Curve Number, limpasan permukaan dan sedimen, menilai kondisi DAS. Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan penutupan lahan menyebabkan nilai CN, limpasan dan debit sungai semakin besar. Nilai CN berada di kisaran 11 – 96, debit rata-rata tahunan berkisar antara 1.923 – 3.591 m3/dt, dan besarnya limpasan yang terjadi sebesar 3.03 – 1914.28 mm. Berdasarkan hasil kalibrasi, hasil menunjukkan p-factor sebesar 0.85, dan p-factor hasil validasi sebesar 0.83, sehingga simulasi dianggap valid. Penilaian kinerja DAS menunjukkan bahwa di wilayah studi dalam kategori kinerja yang buruk. Keyword: Penutupan Lahan, Limpasan, SWAT ABSTRACT: Watershed as hydrologic area, characterized by specific element such as soil, land cover, topographic, land slope and length of slope. Soil Water Assessment Test (SWAT) is a suitable hydrologic modeling system to analyze many character in watershed. The aim of this study are to identified land cover in 2014, to determine the pattern of land cover changes in 2002, 2006, 2009 and 2014, determine the impact of land cover changes related to curve number, surface runoff, and sedimentation, assess the watershed condition. Simulation result showed that land cover changes have resulted in corresponding increase in curve number, surface runoff, and stream flow. Curve number was about 11 – 96, yearly discharge was about 1.923 – 3.591 m3/s, and surface runoff was about 3.03 – 1914.28 mm. Calibration result showed that p-factor value is 0.85, and validation result showed that p-factor value of 0.83, it means that simulation was valid. Base on watershed assessment, concordance of land cover and surface runoff in the bad category. Keyword: Land Cover, Surface Runoff, SWAT
PENANGANAN KEBUTUHAN AIR DAN KERACUNAN PIRIT DI DAERAH IRIGASI RAWA KECAMATAN JEJANGKIT KABUPATEN BARITO KUALA DENGAN MEMPERGUNAKAN MODEL DUFLOW Yudianto, Engelbertus Fajar; Andawayanti, Ussy; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.98 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.09

Abstract

ABSTRAK, Semakin  meningkatnya kebutuhan akan pangan, maka diperlukan rekomendasi dalam meningkatkan  produksi pangan khususnya padi. Salah satunya dengan melakukan perluasan areal pertanaian ke lahan sub optimal (lahan pasang surut). Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lahan rawa pasang surut Kecamatan Jejangkit dengan menggunakan program Duflow. Hasil simulasi program menunjukkan tata air yang ada tidak mampu mensuplai air pada lahan dan  resiko terjadinyaoksidasi  pirit pada lahan juga dapat terjadi.  sehingga direkomendasikan menggunakan pompa yang di letakkan pada muara primer dan muara tersier, dengan debit 1 m3/detik pada muara primer  dan  0,1 m3/detik di muara tersier. Dengan  pompa maka kebutuhan air untuk penanaman  padi akan tercukupi dan dapat mencegah terjadinya oksidasi pirit.           Kata kunci : rawa, pasang surut, pompa, genangan, pirit  ABSTRACT, The increasing requirements for food, its make the recommendations to improve food production its necessary needed, especially rice. One of  them is to expansion in sub-optimal land (tidal land). This study aims to provide recommendations to resolve  problems that occurred in the District of jejangkit tidal land using Duflow program.  Simulation results show  the water management  not capable to supplying water to the farm land and the risk for pyrite to oxidation on land can also occur. so it is recommended to use a pump that is  placed at the mouth of the primary and tertiary estuary, with  1 m3/ sec discharge at the mouth of the primary and 0.1          m3 / sec discharge at the mouth of the tertiary. By using a pump the water requirements for rice cultivation will be fulfilled and can prevent the oxidation of pyrite           Keywords: swamp, tidal, pumps, puddle, pyrite
KAJIAN ALIRAN PADA INLET SUDETAN SUNGAI CILIWUNG KE KANAL BANJIR TIMUR UNTUK PENGENDALIAN BANJIR JAKARTA Yunita, Rica; Sholichin, Mohammad; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.009 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.2

Abstract

ABSTRAK: Sudetan Sungai Ciiwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) merupakan salah satu cara untuk mengurangi banjir pada Sungai Ciliwung. Bangunan ini diharapkan mampu mengalihkan debit banjir sungai Sungai Ciliwung ke KBT sebesar 60 m3/detik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil model fisik dengan melakukan perbandingan aliran pada model fisik terhadap perhitungan secara teoritis dan analisa satu dimensi menggunakan HEC-RAS. Perhitungan teoritis dilakukan dengan metode De Marchi, side weir, percabangan anak sungai dan aliran melalui pulau. Perhitungan melalui 4 metode dan hasil simulasi HEC-RAS didapatkan beberapa perbedaan terhadap debit, kecepatan dan tinggi muka air pada inlet floodway (sudetan) Sungai Ciliwung ke KBT namun tidak terlalu signifikan. Baik hasil uji model fisik maupun perhitungan teoritis dan simulasi HEC-RAS debit 60 m3/detik dapat terjadi apabila elevasi muka air di Sungai Ciliwung diatas +12,342 m. Kata kunci: kapasitas debit, inlet sudetan, banjir, HEC-RAS ABSTRACT: Ciliwung-East Flood Canal Shortcut is an effort to reduce the flood risk and impact to the Ciliwung River. This project is expected would be able to divert flood discharge from the Ciliwung River to the East Flood Canal by 60 m3/sec. This Research has a purpose of evaluating the result of a physical model by doing some flow comparison to the calculation theoretically and one dimension analysis. The theoretical calculation was done by using De Marchi method, side weir, river confluence and flow through an island while the one dimension analysis using HEC-RAS. Calculation by four method and HEC-RAS simulation obtained some differences to discharge, flow rate and water level at the floodway inlet but not too significant. Based on the result of physical model test nor theoretical calculation and HEC-RAS simulation the 60 m3/sec discharge is able to reach within the condition of the Ciliwung River water level above +12,342 m. Keywords : discharge capacity, inlet floodway, flood, HEC-RAS
KAJIAN SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI METODE KONVENSIONAL DAN METODE SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) PADA DAERAH IRIGASI PAKIS KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MALANG Puteriana, Shintya Agustien; Harisuseno, Donny; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.092 KB)

Abstract

ABSTRAK Daerah Irigasi (D.I) Pakis memiliki luas area baku sawah sebesar 721 Ha. Pola tanam pada Daerah Irigasi (D.I) Pakis membutuhkan pelayanan pembagian air irigasi yang tepat baik dalam segi waktu maupun jumlah untuk menghasilkan produksi tanam yang optimal. Intensitas tanam pada pola tanam eksisting adalah sebesar 279,31 % dengan sistem pembagian air irigasi metode konvensional. Rencana tata tanam dilakukan peningkatan intensitas tanam sebesar 300 % dengan sistem pemberian air irigasi metode SRI (System of Rice Intensification). Metode ini memiliki tingkat penghematan sebesar 88,65 % jika dibandingkan dengan metode konvensional. Faktor penghambat dalam penerapan budidaya SRI (System of Rice Intensification) pada lokasi terbagi menjadi 3 (tiga) faktor yaitu faktor teknis, faktor sosial dan faktor ekonomi. Kata Kunci: Intensitas Tanam, Metode Konvensional, Metode SRI (System of Rice Intensification), Faktor Penghambat ABSTRACT The total area of Pakis Irrigation is about 721 Ha. The cropping in Pakis Irrigation Area needs appropriate system to supply of irrigation water both in terms of time and quantity. This system implied to improve optimal production. Cropping intensity of existing condition using conventional method is 279,31 %. The cropping plan that using SRI (System of Rice Intensification) method increases cropping intensity into 300%. This method has the percentage of saving water irrigation about 88.65% if it is compared to the conventional method. Inhibiting factor in the application of  SRI (System of Rice Intensification) methods is divided into three (3) factors: technical factor, social factor and economic factor. Keywords:  Cropping intensity, Konventional Method, SRI (System of Rice Intensification) Method, Inhibiting factor
Studi Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Menggunakan Software Epanet 2.0 Maulidya, Lia Nur Izza; Prayogo, Tri Budi; Bisri, Mohammad
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.097 KB)

Abstract

ABSTRAK: Kecamatan Tumpang mempunyai 6 desa yang sudah terlayani oleh PDAM yaitu desa Tumpang, Malangsuko, Jeru, Pulungdowo, Gunungsari, dan Tajinan dan akan dilakukan pengembangan dan penambahan layanan di 2 desa yaitu desa Kidal dan Kambingan.  Sumber yang digunakan dalam studi ini adalah Sumber Pitu dengan debit pelayanan sebesar 50 lt/detik. Hasil simulasi menggunakan program Epanet 2.0 pada kondisi existing terdapat hasil tekanan, kecepatan dan headloss gradient yang tidak sesuai kriteria yang telah ditentukan.  Sehingga pada tahap perencanaan pengembangan ada beberapa perbaikan dan tambahan komponen, diantaranya penggantian diameter pipa, penambahan jaringan pipa baru di daerah pengembangan, penambahan tandon, dan penambahan Press Reduce Valve (PRV).  Pada tahap pengembangan akan dilakukan dengan tiga alternatif, Alternatif I menggunakan 1 buah tandon dan 1 buah PRV, alternatif II menggunakan 1 buah tandon dan 5 buah PRV, altenatif III menggunakan 2 buah tandon dan 1 buah PRV.  Alternatif II merupakan alternatif yang mempunyai dimensi tandon paling efektif dan alternatif yang paling ekonomis.  Sehingga anggaran biaya yang akan dikeluarkan pada tahap perencanaan pengembangan adalah sebesar Rp.9.329.682.700,- . Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, Epanet, pengembangan ABSTRACT: Tumpang sub-district has 6 villages that have been served  by PDAM to fullfilling the necessity of clean water ; those are Tumpang, Malangsiko, Jeru, Pulungdowo, Gunungsari and Tajinan villages and will be development and adding services  in 2 villages; those are Kidal and Kambingan Villages.  The water source used in this studi is Sumber Pitu which has a service discharge of 50 lt/sec. The result of simulation using Epanet 2.0 software in the existing condition, there are value of pressure, velocity and headloss gradient did not meet the stated criteria.  Therefore, at the development stage will be made some improvements and additional components, such as replacement of pipe diameter, adding a new pipe network, adding a water tank and adding Press Reduce Valve (PRV). The development planning was conducted  with three alternatives, alternatives I uses 1 pieces of water  tank and 1 pieces of PRV, alternatives II uses 1 pieces of  water tank and  5 pieces of  PRV and alternatives III uses 2 pieces of water tank and 1 pieces of PRV.  Alternatif II is an alternative that has the most effective dimension of water tank and the most economical alternative.  So, the budget that would be spent on this development planning was as much as Rp.9.329.682.700,- . Keywords: clean water, pipe network, Epanet, development.
STUDI KELAYAKAN EKONOMI SISTEM JARINGAN AIR BERSIH HIPAM KELURAHAN DADAPREJO KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU Sutikno, Sutikno; Rispiningtati, Rispiningtati; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.329 KB)

Abstract

ABSTRAK  Dengan adanya program pemerintah kota Batu pada tahun 2014 dianggarkan pipanisasi dari sumber ke Tandon, berikut tandon penampungan sementara yang ada di jalan Dr. Sutomo yang berkapasitas 72 meter kubik, studi ini dilakukan  dengan metode survey untuk mencari data primer yang diperlukan dan dilanjutkan pengolahan data. Bertujuan agar semua masyarakat di Kelurahan Dadaprejo terlayani oleh sumber air yang ada.  Studi Kelayakan ekonomi dengan bunga bank 9 % dan  dipilih jaringan dengan material pipa galvanis, perbandingan biaya dan pendapatan (B/C) = 1,01  pendapatan sebesar  Rp.2.756.400.00,dengan pembiayaan senialai Rp. 2.720.445.130 maka didapatkan  keuntungan  9,5% pertahun dan kembali modal 5,99 tahun. Kata Kunci : kelayakan, ekonomi, material pipa ABSTRACT  With the goverment of the Batu city in 2014,  budgeted used source to tandon, the following tandon temporary shelter who are in the way of Dr. Sutomo with a capacity of 72 meters cubic, the study was conducted with the methods survey to find primary data needed and continued data processing. Aims to get all community at the Dadaprejo Distrik served by the water. A feasibility study economy  with, bank interest 9 % by network with a pipa galvanized material, benefit cost ratio (B/C = 1,01) net present value (NPV)  IDR 2.756.400.000 and present value IDR 2.720.445.130 the internal rate of return (IRR) = 9.5 %, the break even point  (pay back period)  5.99 years Keyword:  feasibility , economic , pipe material
Studi Optimasi Distribusi Air Irigasi pada Daerah Irigasi Tengoro Kabupaten Banyuwangi dengan Program Dinamik Stokastik nalurita, sari; Limantara, Lily Montarcih; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.194 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.07

Abstract

ABSTRAK: Daerah irigasi Tengoro merupakan salah satu lokasi yang mengalami kendala dalam distribusi air irigasinya sehingga dilakukan upaya optimasi untuk mengkaji ulang agar tidak terjadi kekurangan air yaitu dengan menggunakan program dinamik stokastik. Sebelum optimasi, luas lahan yang dapat ditanami belum maksimal, dengan adanya optimasi maka luas lahan yang terairi meningkat untuk MH sebesar 20,84% dan untuk MK 1 meningkat 0,85%. Hal ini berdampak pula pada perolehan keuntungan dari hasil produksi dengan persentase peningkatan yang sama yaitu pada MH sebesar Rp 9.329.487.956,68 dan pada MK 1 sebesar Rp 8.143.711.211,34. Dari segi distribusi airnya, terjadi peningkatan efisiensi secara keseluruhan dari sebelum optimasi sebesar 86,52% menjadi sebesar 97,27%. Kata kunci: optimasi, irigasi, DI. Tengoro, program dinamik, stokastik ABSTRACT: Tengoro irrigation area is one of the locations that have problems in the distribution of irrigation water due to  the optimization efforts are to avoid water shortage by using stochastic dynamic program. Before optimization, extensive arable land is not maximized, with the optimization of the irrigated land area increased by 20,84% on  rainy season and during the first dry season increased to 0,85%. This impacted on profitability of production by the same percentage increase that is at raiby season Rp 9.329.487.956,68 and at first dry season Rp 8.143.711.211,34. In terms of the distribution of water, an increase overall efficiency before optimization is 86,52% into 97,27%. Keywords: optimization, irrigation, Tengoro, dynamic program, stochastic
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN IRIGASI RAWA PASANG SURUT TERHADAP POLA OPERASI PINTU AIR D.I.R PEMATANG LIMAU KABUPATEN SERUYAN noor, hairin; Suhardjono, Suhardjono; Prayogo, Tri Budi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.425 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.2

Abstract

ABSTRAK: Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah secara umum memiliki lahan dan air yang cukup tersedia untuk pertanian, tetapi potensi tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Meningkatnya kebutuhan pangan menuntut pemerintah melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Pematang Limau yang berada di Kabupaten Seruyan dipengaruhi oleh muka air pasang surut yang terjadi pada DAS Seruyan. Pada musim hujan, muka air meningkat akibat air pasang dan curah hujan. Sementara di musim kemarau lahan pertanian menjadi kering. Untuk itu perlu dilakukan pengaturan pola operasi pintu air. Pola operasi pintu air bertujuan untuk mengatur tinggi muka air di saluran. Untuk mengetahui profil perubahannya dilakukan pemodelan. Pemodelan dilakukan pada profil memanjang (long section) di saluran primer dengan bantuan  HEC-RAS 5.0.1  pada kondisi kering. Simulasi dilakukan dalam empat kondisi: (1) simulasi berdasarkan input data debit air pasang tanpa pintu air, (2) simulasi dengan pintu air (existing), (3) simulasi dengan merubah lebar pintu air saluran primer dari 1 m menjadi 1,5 m dan (4) merubah koefisien manning dari 0,027 menjadi 0,018. Dari beberapa simulasi yang dibuat, simulasi kedua menunjukan elevasi muka air tertinggi pada cross section         1-12, namun tidak mampu menggenangi lahan yang berada di cross section 10-12. Langkah penanganan selanjutnya adalah dengan menutup pintu air pada saluran primer ketika puncak debit pasang, serta membuat rekomendasi setiap saluran sekunder dibuat pintu air dan ketika proses pasang berlangsung pintu-pintu tersebut ditutup. Langkah ini dilakukan untuk membuat elevasi muka air menjadi rata-rata. Berdasarkan hasil perhitungan kedalaman genangan pada lahan  sebesar 0,001 m atau 1 mm jika secara bersamaan, sedangkan jika dilakukan secara bergilir 0,015 m atau 1,5 cm. Berdasarkan hasil perhitungan genangan yang terjadi akibat hujan diperoleh 0,061 m atau 6,1 cm, sedangkan hasil perhitungan di saat pasang dan bersamaan terjadinya hujan diperoleh 0,062 m atau 6,2 cm. Alternatif terakhir untuk mengatasi kekeringan di saat musim kemarau adalah dengan sistem pompanisasi. Hasil perhitungan dengan lama operasi pompa 10 jam/hari selama 6 hari, jika kedalaman genangan (y) 5 cm, maka kebutuhan unit pompa sebesar 12 buah. Pengembangan dilakukan dengan membuat pintu air di setiap saluran sekunder sebanyak 19 buah dan memperbaiki pintu air pada saluran primer dan sekunder masing-masing sebanyak 1 buah, agar sistem tata airnya bisa dikendalikan dan diatur, sehingga hasil budidaya pertanian meningkat. Kata kunci:  Elevasi, existing, long section, HEC-RAS, cross section, manning. ABSTRACT. Seruyan Regency of Sentral Kalimantan Province generally has  sufficient  land and water for agriculture, but the potential not used fully optimally. The increasing need  of food demand the government to do intensification and extensification. Pematang Limau Swamp Irrigation Area (S.I.A) located at Seruyan Regency is influenced by tidal water occurred at Seruyan watershed. At the rainy season, the water level increase because of tide and rainfall. While in the dry season the agricultural land  become dry. Because of that it needs operation pattern regulation of the sluice. The operation pattern of sluice aimed at regulate the water level at the channel. To know the change profile done with modeling. The modeling done at the long section at the primary channel with HEC-RAS 5.0.1 at the dry condition. Simulation done in six conditions (1) simulation based on  tidal water discharge input without sluice (2) simulation  with existing sluice (3) simulation by changing the primary sluice gate width  from 1 m become 1.5 m  (4) change the manning coefficient from  0.027 to 0.018. From several simulation  made, the second simulation  showed  the highest water elevation at the cross section 1-12, but unable to inundate land at the cross section of 10-12. The handling step is by closing the sluice at the primary channel during the tidal peak, and make recommendation  each secondary sluice  made as sluice and during the tidal process the gates are closed. The step is done to make water level elevation become average. Based on the calculation results, inundation depth at land of 0.001  m or 1 mm if simultaneously, while if done in rotation  0.015 m or 1.5 cm. Based on the calculation results, the occurred inundation because of rain obtained 0.061 m or 6.1 cm, while calculation results during tide and simultaneously  with the rain obtained 0.062 or 6.2 cm. The final alternative to overcome dryness during dry season with pumping system. The calculation results with pump operation period  of 10 hours/day during 6 days, if the inundation l depth (y) of 5 cm, then the pump unit needed of 12 pumps. The development done by making sluice at each secondary  channels  of 12 gates, improving the sluice at the primary and secondary  channel each 1 gate,  so the hydrology  system can be controlled and regulated, so the agricultural cultivation outcome increase. Keywords: elevation, existing, long section, HEC-RAS, cross section, manning