Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Upaya Peningkatan Pengetahuan Deteksi Dini dan Penanganan Premenstrual Syndrom pada Remaja Putri di SMA 1 Dawan Klungkung Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja; Ni Putu Sri Haryati; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Wayan Erviana Puspita Dewi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 6 (2023): Volume 6 No 6 Juni 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i6.9908

Abstract

ABSTRAK Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti. PMS yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya: penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran.  Kegiatan ini adalah untuk meningkatkannya pengetahuan remaja putri di SMA 1 Dawan Klungkung mengenai Premenstrual Syndrome. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan pemberian pre test pada remaja, pemberian penyuluhan kemudian diakhiri dengan diskusi dan pemberian post test. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terdapat peningkatan pengetahuan remaja putri mengenai deteksi dini dan upaya penanganan PMS, dari 105 remaja putri terdapat 87,5% remaja yang memiliki pengetahuan baik dan 12,5% remaja yang memiliki pengetahuan kurang setelah diberikan penyuluhan. Terjadi peningkatan pengetahuan remaja putri mengenai deteksi dini dan upaya penanganan PMS, setelah dilakukan pengabmas ini diharapkan remaja putri mampu memantau gejala PMS dan melakukan penanganan yang tepat serta mengetahui kapan harus melakukan pemeriksaan ke Tenaga Kesehatan. Kata Kunci: Pengetahuan, Premenstrual Syndrome  ABSTRACT  Premenstrual syndrome (PMS) is a physical and mental, PMS usually appear from one week to a few days before menstruation begins, and disappear after menstruation begins, although sometimes it felt until menstruation stops. PMS can decreassing productivity and daily activities in adolescents. PMS symptoms in adolescents can affect their performance at school. PMS events affect activities at school, for example: decreased concentration in learning, disruption of communication with friends it is also possible that there is a decrease in learning productivity and increase absenteeism. This activity is to increase the knowledge about Premenstrual Syndrome for young women at Senior High School 1 Dawan Klungkung. Community service is carried out by giving pre-tests to adolescents, giving counseling, discussions and giving post-tests.The results of this community service activity that knowledge of young women and early detection aboaut PMS was increasing, from 105 young women there were 87.5% of young women who had good knowledge and 12.5% of young women who had less knowledge after being given counseling.There has been an increase in the knowledge of young women regarding early detection and handlingof PMS. After this community service, it is hoped that young women will be able to monitor PMS symptoms and carry out appropriate treatment and know when to check to the health workers. Keywords: Knowledge, Premenstrual syndrome
Hubungan Informasi Kesehatan dan Dukungan Suami dengan Motivasi Skrining Prakonsepsi pada Wanita Usia Subur Ni Wayan Erviana Puspita Dewi; Ni Kadek Neza Dwiyanti; Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja; Komang Ayu Purnama Dewi; Ni Made Nurtini
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 7 (2023): Volume 5 Nomor 7 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i7.9151

Abstract

ABSTRACT MMR and IMR are one of the main indicators of public health status. Reproductive health is the starting point for the development of maternal and child health which can be prepared earlier before woman becomes a mother. Preconception health is part of general health for woman and man. Preconception screening is done for woman of childbearing age or couple who are planning for pregnancy. Health information and husband support is one of internal factors which influences woman of childbearing age in doing preconception screening. The purpose of this study was To determine the correlation between health information and husband support toward preconception screening motivation on Woman of Childbearing age in the working area of Public Health Center Banjarangkan I. This study employed correlational analytic design with cross sectional approach. There were 105 respondents recruited as the samples. They were women of childbearing age which has fulfilled inclusive criteria. The data were collected by questionnaire related to health information and husband support and preconception screening motivation on woman of childbearing age. The results were analysed by using Chi-Square test. Based on Chi-Square test showed there was significant correlation between health information and preconception screening motivation on woman of childbearing age p-value 0.018 (p value<0.05). There was significant correlation between husband support and preconception screening motivation on woman of childbearing age p-value <0.001 (p value < 0,05). The more often information is gained and the higher husband support, the stronger preconception screening motivation on woman of childbearing age. Keywords : Health information , Husband's support, Preconception Screening,                  Woman of Childbearing Age  ABSTRAK AKI dan AKB merupakan salah satu indicator utama derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, dimana sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki. Skrining prakonsespsi dapat terlaksana oleh wanita usia subur atau pasangan suami istri dapat dipengaruhi oleh adanya motivasi individu maupun pasangan untuk melakukan pemeriksaan dengan tepat sebelum merencanaknan kehamilan. Informasi Kesehatan dan dukungan suami atau pasangan merupakan salah satu factor internal yang dapat mempengaruhi WUS dalam melakukan skrining prakonsepsi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara informasi kesehatan dan dukungan suami dengan motivasi skrining prakonsepsi pada WUS  di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Banjarangkan I. Metode Penelitian ini menggunakan design analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah Wanita Usia Subur yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 105 responden. Alat pengumpulan data adalah kuesioner terkait informasi kesehatan dan dukungan suami dengan motivasi skrining prakonsepsi pada WUS. Analisis bivariat dengan uji korelasi Chi-Squere. Berdasarkan hasil uji analisis statistic dengan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara informasi kesehatan dengan motivasi skrining prakonsespsi pada WUS dengan p-value 0.018 (p value<0.05). Hal yang serupa juga dengan dukungan suami yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan motivasi skrining prakonsespsi pada WUS p-value <0.001 (p value < 0,05). Semakin sering informasi yang didapatkan dan semakin tinggi dukungan suami atau pendamping terkait skrining prakonsepsi maka semakin kuat motivasi WUS  melakukan skrining prakonsepsi Kata Kunci: Informasi Kesehatan, Dukungan Suami, Skrining Prakonsespi, Wanita Usia Subur (WUS)
Skrining Kanker Serviks pada Wanita Perimenopause: Studi Deskriptif Tentang Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Motivasi Ni Putu Sri Haryati; Ni Wayan Manik Parwati; Idah Ayu Wulandari; Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja; I Nyoman Arya Maha Putra
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker serviks diperkirakan menjadi yang keempat paling umum penyebab insiden dan kematian kanker di antara wanita secara global pada tahun 2018. Program skrining kanker serviks yang dilakukan secara konsisten telah dikaitkan dengan penurunan kejadian dan kematian yang diakibatkan kanker serviks. Berbagai upaya promotif dan preventif dilakukan untuk menurunkan insidensi kanker serviks, salah satunya dengan memberikan edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan dan motivasi wanita perimenopause untuk melakukan skrining kanker serviks serta dukungan keluarga yang merupakan faktor penting yang kemungkinan dapat mempengaruhi kesediaan wanita perimenopause untuk melakukan skrining kanker serviks. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan sampel penelitian yaitu wanita perimenopause yang melakukan kunjungan ke praktik mandiri bidan di wilayah Kota Denpasar. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan accidental sampling. Penelitian dilakukan selama Bulan Juli-Agustus 2022 dengan menggunakan kuesioner. Hasil studi menunjukkan tingginya motivasi untuk melakukan skrining kanker serviks, namun perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan disertai dengan dukungan keluarga untuk mengoptimalkan terlaksananya skrining kanker serviks.
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun Ni Putu Riza Kurnia Indriana; Ni Wayan Sri Rahayuni; I Gede Edy Sagitha; Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja
Bali Medika Jurnal Vol 10 No 1 (2023): Bali Medika Jurnal Vol 10 No 1 Juli 2023
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v10i1.326

Abstract

Faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak penting diketahui untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status perkembangan balita usia 1-3 tahun. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Posyandu lingkungan Kelurahan Panjer, pada bulan Agustus sampai Oktober 2022. Sampel penelitian ini adalah semua orang tua yang memiliki balita usia 1-3 tahun yang datang ke posyandu di Kelurahan Panjer dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasilnya, Tidak terdapat hubungan signifikan antara berat badan lahir dan jumlah saudara dengan status perkembangan usia 1-3 tahun dengan nilai p-value > 0,05. Terdapat hubungan signifikan antara status gizi, penghasilan orang tua dan pendidikan orang tua dengan status perkembangan balita usia 1-3 tahun dengan p-value < 0,05. Status gizi merupakan faktor yang paling signifikan terhadap status perkembangan balita usia 1-3 tahun dengan nilai p-value 0,001. Terdapat hubungan signifikan antara status gizi, penghasilan orang tua dan pendidikan orang tua terhadap status perkembangan balita usia 1-3 tahun. Faktor status gizi adalah yang paling signifikan.   Factors that can affect children's growth and development are important to know to achieve optimal growth and development. This study aims to determine the factors associated with the developmental status of toddlers aged 1-3 years. The study used a cross sectional design. The research was conducted at the Posyandu in the Panjer Village neighborhood, from August to October 2022. The sample of this study were all parents who had toddlers aged 1-3 years who came to the posyandu in Panjer Village by meeting the inclusion and exclusion criteria. As results, there is no significant relationship between birth weight and the number of siblings with the developmental status of 1-3 years old with a p-value> 0.05. There is a significant relationship between nutritional status, parental income and parental education with the developmental status of toddlers aged 1-3 years with a p-value <0.05. Nutritional status is the most significant factor in the developmental status of toddlers aged 1-3 years with a p-value of 0.001.In Conclusion, there is a significant relationship between nutritional status, parental income and parental education on the developmental status of toddlers aged 1-3 years. The nutritional status factor is the most significant.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Premenstrual Syndrom pada Siswi Sekolah Menengah Atas Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Wayan Erviana Puspita Dewi; Ni Made Nurtini; Komang Ayu Purnama Dewi; Ni Putu Riza Kurnia Indriana
Bali Medika Jurnal Vol 10 No 1 (2023): Bali Medika Jurnal Vol 10 No 1 Juli 2023
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v10i1.327

Abstract

Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti PMS yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya: penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional.. Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 105 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 7,6% remaja mengalami PMS Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian PMS (p=0,036), perilaku dengan kejadian PMS (p=0,035), usia menarche dengan kejadian PMS (p=0,047), dan tingkat stress dengan kejadian PMS (p=0,001). Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan, perilaku, usia menarche dan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome.   Premenstrual syndrome (PMS) is a collection of symptoms in the form of physical and mental disorders, which usually appear from one week to a few days before menstruation begins, and disappear after menstruation begins, although sometimes it lasts until menstruation stops PMS that occurs in adolescents can reduce productivity in carrying out daily activities. PMS symptoms in adolescents can affect their performance at school. PMS events affect activities at school, for example: decreased concentration in learning, disruption of communication with friends it is also possible that there is a decrease in learning productivity and an increase in absenteeism This research is analytic with cross sectional design. The sampling method is non-probability sampling. The number of research samples is 105 respondents. Data collectionl used a questionnaire The results of this study indicate that as many as 7.6% of adolescents experience PMS. There is a significant relationship between knowledge and the incidence of PMS (p=0.036), behavior and the incidence of premenstrual syndrome (p=0.035), age of menarche and the incidence of PMS (p=0.047) , and stress level with PMS incident (p=0,001) There is a significant relationship between knowledge, behavior, age at menarche and stress level with the incidence of premenstrual syndrome.
Edukasi Pengenalan Menopause Pada Wanita Usia Subur di Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Putu Kamaryati; Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.13228

Abstract

ABSTRAK  Menopause merupakan masa yang penting bagi kehidupan wanita. Seiring memasuki menopause disertai pula dengan kemunculan gejala-gejala menopause atau menopausal symptoms. Masa menopause dan menopausal symptoms yang muncul seringkali menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada wanita usia subur yang belum memahami mengenai menopause. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan penetahuan wanita usia subur di desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi Badung terkait menopause dan menopausal symptoms. Kegiatan diawali dengan memberikan pre-test bagi peserta kemudian edukasi melalui penyuluhan mengenai menopause dan menopausal symptoms dan diakhiri dengan diskusi serta post-test. Hasil dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan pada wanita usia subur mengenai menopause dan menopausal symptoms. Dari 30 peserta sebanyak 26 (86.67%) peserta memiliki pengetahuan yang baik terkait menopause dan menopausal symptoms dan hanya 4 (13.33%) peserta saja yang pengetahuannya masih kurang setelah diberikan edukasi. Semakin baik pemahaman wanitau usia subur mengenai menopause maka akan semakin baik penerimaan mereka terhadap perubahan yang dialami ketika memasuki masa menopause sehingga akan lebih bijak serta siap menghadapi masa menopause. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan yang diperlukan oleh wanita usia subur ketika memasuki masa menopause dan rutin memberikan edukasi terkait menopause sehingga kecemasan dan ketakutan wanita usia subur ketika memasuki masa menopause dapat teratasi. Kata Kunci: Menopause, Gejala-Gejala Menopause, Edukasi, Pengetahuan  ABSTRACT  Menopause is an important time in a woman's life. Women who are menopause it is accompanied by the onset of menopausal symptoms. Menopause and menopausal symptoms that appear often cause fear and anxiety in women who have not yet understood about menopause. The aim of this study was to increase knowledge of women in the Desa Werdi Bhuwana, Mengwi, Badung related menopause and menopausal symptoms. The activity begins with pre-testing the participants, then educating them about menopause and menopausal symptoms and ends with discussions also post-tests. As a result of this study was there has been an increase in knowledge among women about menopause and menopausal symptoms. Of the 30 participants, 26 (86.67%) had good knowledge of menopause and menopausal symptoms, and only 4 (13.33%) had insufficient knowledge after being educated. The better women understand menopause, the better their acceptance of the changes they experience when they enter the menopausal period, the wiser and more prepared they will be to cope with it. Health professional plays an important role in identifying the knowledge needs of women when entering menopause and regularly providing menopausal-related education so that the anxiety and fears of women e as they enter menopauses can be overcome. Keywords: Menopause, Menopausal Symptoms, Education, Knowledge