Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH MANAJEMEN BANDWIDTH TERHADAP PARAMETER INTERFERENSI PADA JARINGAN WLAN STANDARD 802.11n Nugraha, Bagus Ardiaz; Kusmaryanto, Sigit; Mustofa, Ali
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Internet merupakan salah satu layanan komunikasi yang sedang berkembang dan dinikmati oleh segala kalangan. Pengaksesan  internet dapat menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) yaitu jaringan yang menggunakan kabel dan juga melalui jaringan nirkabel yang biasa disebut jaringan WLAN (Wireless Local Area Network). Pada gedung C Teknik Elektro Universitas Brawijaya terdapat 5 buah access point untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Dari 5 buah access point ini pengguna dapat memilih untuk tersambung pada access point yang diinginkan. Namun terdapat kasus pada konektifitasnya,yaitu pengguna dapat terhubung ke acces point namun tidak dapat untuk mengakses internet.Sering terjadi putus – sambung koneksi pada access point. Dari seringnya terjadinya gangguan diatas menunjukkan tingkat QoS (Quality of Service) yang rendah. Diduga penyebab sementara dari semua gangguan yang timbul seperti sering putus-sambung koneksi dan tidak dapat untuk mengakses internet adalah karena interferensi pada access point. Untuk dapat mengetahui lebih pasti,peneliti menggunakan aplikasi NetSpot yang mana aplikasi ini berfungsi untuk memindai access point aktif yang ingin diteliti di wilayah yang akan di uji mengenai kendala-kendala konektifitas access point yang sering terjadi pada gedung C Teknik Elektro Universitas Brawijaya. SIR dan Manajemen Kanal dari wireless access point 802.11n pada gedung C Teknik Elektro untuk dapat mengevaluasi penyebab terjadinya masalah konektifitas pada access point. Kata Kunci: Internet, LAN, WLAN, Access Point, Konektifitas, QoS, NetSpot, SIR, Wireless.   ABSTRACT Internet is one of the communication services that is developing and enjoyed by all walks of life. Accessing the internet can use LAN (Local Area Network) networks, namely networks that use cables and also through wireless networks, commonly called WLAN (Wireless Local Area Network) networks. In building C of Electrical Engineering Universitas Brawijaya there are 5 access points to support lecture activities. From these 5 access points, users can choose to connect to the desired access point. But there are cases of connectivity, that is, users can connect to access points but cannot access the internet. Often it breaks - connect the connection to the access point. From the frequent occurrence of the above disturbances, the level of QoS (Quality of Service) is low. It is suspected that the temporary cause of all disturbances that arise such as frequent disconnection and unable to access the internet is due to interference with the access point. To be able to know more precisely, researchers used the NetSpot application where this application serves to scan the active access points that you want to examine in the area that we are testing regarding the constraints of access point connectivity that often occur in building C of Electrical Engineering Universitas Brawijaya. SIR and Channel Management from the 802.11n wireless access point in building C Electrical Engineering to be able to evaluate the causes of connectivity problems in the access point. Keywords: Internet, LAN, WLAN, Access Point, Konektifitas, QoS, NetSpot, SIR, Wireless.
QUALITY OF SERVICE (QOS) APLIKASI LIVE STREAMING PADA JARINGAN BERBASIS MIKROTIK SEBAGAI REPEATER DENGAN VARIASI JARAK DAN BACKGROUND TRAFFIC Kianoka, Gammal Erlangga; Kusmaryanto, Sigit; Kuswiradyo, Primatar
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas Quality of Service (QoS) pada jaringan berbasis Mikrotik untuk layanan aplikasi live streaming dengan variasi jarak dan background traffic. Mikrotik merupakan system operasi dan perangkat lunak yang dapat menjadikan komputer menjadi router network dengan berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless sehingga cocok digunakan oleh ISP dan hotspot provider. Jenis Mikrotik yang digunakan adalah 3 buah Mikrotik tipe rb951ui-2hnd dan 2 buah Mikrotik tipe rb941ui-2hnd (hAP-Lite). Kelima Mikrotik tersebut akan di-setting menjadi sebuah jaringan repeater, dengan satu Mikrotik rb951-ui2hnd sebagai router master dan masing-masing dua buah Mikrotik rb-951ui-2hnd dan rb941ui-2hnd (hAP-Lite) sebagai router slave.  Aplikasi live streaming yang digunakan pada penelitian ini adalah VLC media player. Background traffic berupa paket UDP yang berdasarkan pada pola transmisi yaitu burst and periodic, burst and random, continuous and constant dan continuous and random. Berdasarkan rekomendasi standar ITU-T G.1010 dan G.114[4], kinerja layanan live streaming pada jaringan ini telah memenuhi standar. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa pada pembebanan trafik sebesar 0 Kbps, memiliki packet loss, delay dan throughput sebesar 14.7%, 15 ms dan 80.6 KBps. Sedangkan pada pembebanan trafik 7 Kbps, memiliki packet loss, delay dan throughput sebesar 34.5%, 19 ms dan 50.8 KBps. Dan pada pembebanan trafik 14 Kbps, memiliki packet loss, delay dan throughput sebesar 62%, 29.8 ms dan 36.3 KBps. Untuk nilai delay dan packet loss, resolusi 480 memiliki nilai yang paling rendah.Kata Kunci: Live Streaming, Video Streaming, QoS, Mikrotik. ABSTRACT This study discusses Quality of Service (QoS) on Mikrotik network for live streaming application services with a variety of range and background traffic. Mikrotik is an operating system and a software who can make a computer become a router network with various feature which made for IP network and wirless network so that can fit to used by ISP and hotspot provider. Kind of Mikrotik which used in this journal is three Mikrotik rb951ui-2hnd and two Mikrotik rb941ui-2hnd (hAP-Lite). These five Mikrotik will set to be a repeater network with one Mikrotik rb951ui-2hnd as a router master and the other two Mikrotik rb951ui-2hnd and two Mikrotik rb941ui-2hnd (hAP-Lite) as router slave.  The live streaming application used in this study is VLC media player. Background traffic is a UDP package based on transmission patterns, namely burst and periodic, burst and random, continuous and constant and continuous and random. Based on the ITU-T standard recommendations G.1010 and G.114, the performance of live streaming services on this network has met the standards. From the results of the study, it shows that the traffic load of 0 Kbps has packet loss, delay and throughput of 14.7%, 15 ms and 80.6 KBps. While for 7 Kbps traffic loading, it has packet loss, delay and throughput of 34.5%, 19 ms and 50.8 KBps. And for 14 Kbps traffic loading, it has packet loss, delay and throughput of 62%, 29.8 ms and 36.3 KBps. For the value of delay and packet loss, the 480 resolution method has the lowest value. Keywords: Live Streaming, Streaming Video, QoS, Mikrotik.
ANALISIS PENGARUH SUDUT PENERIMAAN SINYAL OPTIK TERHADAP PERFORMANSI SISTEM VISIBLE LIGHT COMMUNICATION (VLC) Kurnia A., Firmansyah; Pramono, Sholeh Hadi; Kusmaryanto, Sigit
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Visible Light Communication (VLC) merupakan sebuah komunikasi wireless yang menggunakan cahaya tampak sebagai sinyal carrier untuk mentransmisikan informasi. Light Emitting Diode (LED) yang sering digunakan dalam teknologi VLC memiliki pola radiasi terarah (directional) sehingga intensitas cahaya yang dipancarkan LED akan semakin turun apabila menjauhi sumbu axis (0º) LED. Penelitian ini dilakukan dengan mengubah sudut penerimaan sinyal optik pada viewing angle LED. Hasil penelitian menunjukan untuk nilai Optical Power Loss terkecil pada sudut 0º dengan nilai -5,82 dB dan akan semakin besar pada sudut -40º dengan nilai -17,17 dB dan -17,47 dB pada sudut 40º. Nilai SNR terbesar berada pada sudut 0º dengan nilai 4,09 dB dan nilai terkecil pada sudut -40º dan 40º dengan nilai 0,49 dB dan 0,69 dB. Nilai delay terkecil 0,2 μs pada sudut 0º dan delay terbesar 0,8 μs pada sudut 40º dan pada sudut -40º.Kata Kunci – Komunikasi Wireless, Visible Light Communication, Transmisi Audio.
Analisis Pengaruh Rain Fading Terhadap Kualitas Layanan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) Pada Penggunaan Video Conference Astriana, Ayu Ananda; Priyono, Wahyu Adi; Kusmaryanto, Sigit
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.707 KB)

Abstract

Video conference adalah layanan untuk mempertemukan dua pihak atau lebih menggunakan internet broadband. Kecepatan minimal untuk mengakses video conference adalah 100 kbps. Kebutuhan akan kecepatan akses ini telah diwujudkan dengan menerapkan teknologi jaringan HSDPA (High speed downlink packet access). Selama penjalarannya, sinyal HSDPA akan mengalami fading. Rain fading merupakan penyerapan yang terjadi pada  sinyal radio frekuensi yang disebabkan oleh interferensi elektromagnetik. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan mengenai pengaruh rain fading terhadap kualitas layanan HSDPA pada penggunaan video conference, berdasarkan parameter trafik yang meliputi delay, packet loss dan throughput mengacu pada standar ITU-T P.800 untuk video conference. Data hasil perhitungan akan dibandingkan dengan data pengukuran dari pihak operator. Hasil penelitian menunjukkan packet loss saat hujan lebat mengalami peningkatan sebesar 2,807 x 10-3 dibandingkan saat cerah. Nilai throughput pada saat cerah mengalami penurunan sebesar 20,743 kbps dibanding saat hujan lebat. Menurut standar MOS ITU-T P 800, nilai yang didapatkan termasuk kategori D, yaitu concerning dimana kualitas video conference pengguna akan mengalami gangguan, namun tetap berfungsi dalam beberapa kapasitas. Kata Kunci—Video conference, Rain fading, HSDPA, MOS.
ANALISIS DAN OPTIMASI WLAN DENGAN PENDEKATAN PPDIOO Muhammad Khuzain; Sigit Kusmaryanto; Fakhriy Hario Partiansyah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

High implementation of WLAN technology and poor development planning create many problem in reality. Weak signal strength and interference from neighbor AP can decrease wireless communication performance. In the channel assignment point of view, interference consist of Co-Channel Interference (ACI) and Adjacent Channel Interference (ACI). Optimization is the key to minimize the impact from these problems. In this paper, the author perform WLAN coverage area enhancement using simulated access point (AP). Quality signal like level signal before and after optimization is compared to ensure good performance result. In other side, focus experiment is minimizing impact ACI in fixWLAN network from interference of mWLAN. Due to high mobility and personal use, mWLAN can become great interference sources for fixWLAN. Interference impact reduction performed with physical distance (D) and channel distance (N) controlling. Observation parameter used in this experiment is throughput and packet loss. In conclusion, quality statistic improvement for signal level above -45 dBm in building 1 (1st floor) is 36,8%, in building 1 (2nd floor) is 64,1 %, in building 2 is 23,7 %, in building 3 is 58,1 %, and in building 4 is 86,6 %. In the other side, impact of Adjacent Channel Interference can be reduced by addition physical separation and using high channel separation. The highest performance obtained by experiment is using 5 channel separation and 5 m physical separation with average throughput is 55,2 Mbps and average packet loss is 0,061 %. Index Terms—Adjacent Channel Interference (ACI),  Optimization Coverage Area, Packet Loss, Throughput, WLAN
RANCANG BANGUN PEMANCAR (TRANSMITTER) RADIO FM BERBASIS SDR MENGGUNAKAN USRP (UNIVERSAL SOFTWARE RADIO PERIPHERAL) N210 Yusuf Abdillah Aziz; Sigit Kusmaryanto; Wahyu Adi Priyono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 4 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Software define radio (SDR) adalah Teknologi yang telah lama berkembang sejak pertengahan 1990-an, teknologi ini menggunakan pemrosesan perangkat lunak dalam pengoperasian radio yang berlangsung pada field programmable gate array (FPGA), digital signal processor (DSP), general purpose processor (GPP), programmable system on chip (SoC), dan juga komponen pemroses yang dapat diprogram lainnya. Kelebihan yang ditawarkan oleh SDR adalah modularitas dan fleksibilitas yang dimodelkan dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat  radio merupakan perangkat audio yang berfungsi sebagai komunikasi yang dapat digunakan dalam banyak standar seperti Bluetooth, 3G/4G, GPS, WiFi, siaran radio AM/FM, serta radar. Perangkat radio sendiri dibagi menjadi 2 fungsi utama sebagai pengirim informasi (transmitter) dan penerima informasi (receiver). Perangkat siaran sendiri  adalah  alat/perangkat  radio  yang berfungsi sebagai  pemancar  (transmitter)  yang  dipergunakan  untuk  dan bekerja pada pita frekuensi MF, HF, VHF dan UHF. Penelitian ini menguji bahwa perangkat SDR dapat digunakan sebagai pengganti perangkat radio konvensional berupa transmitter yang kita kenal saat ini,sehingga potensi dari perangkat SDR dapat terlihat. Kata Kunci: SDR,USRP N210,GNU Radio,Transmitter,Radio.   ABSTRACT Software Define Radio (SDR) is a technology that has long been developing since the mid-1990s, this technology uses software processing in radio operations that take place in the field programmable gate array (FPGA), digital signal processor (DSP), general purpose processor (GPP) ), programmable system on chip (SoC), and also other programmable processing components. The advantages offered by SDR are modularity and flexibility which are modeled in the form of hardware and software. Radio device is an audio device that functions as a communication that can be used in many standards such as Bluetooth, 3G / 4G, GPS, WiFi, AM / FM radio broadcasts, and radar. The radio device itself is divided into 2 main functions as the sender of information (transmitter) and receiver of information (receiver). The broadcast device itself is a radio device / device that functions as a transmitter used for and works on the frequency band MF, HF, VHF and UHF. This study examines that SDR devices can be used as a substitute for conventional radio devices in the form of transmitters that we know today, so that the potential of SDR devices can be seen. Keywords: SDR,USRP N210,GNU Radio,Transmitter,Radio.
DESAIN DAN QUALITY OF SERVICE (QoS) LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VoIP) PADA SISTEM OPERASI ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS (HSDPA) Yanuar Linggar P. U.; Wahyu Adi Priyono; Sigit Kusmaryanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.164 KB)

Abstract

Layanan Voice over Internet Protocol(VoIP) adalah komunikasi data audio dua arah yangmelewati jaringan internet [1]. Layanan VoIP dapatdi gunakan pada perangkat mobile dengan sistemoperasi Android melalui layanan data. High SpeedDownlink Packet Access (HSDPA) adalah jaringangenerasi 3,5G dengan bandwidth 5 MHz dan datarate mencapai 13,6 Mbps [2]. HSDPA secara teoretismampu memenuhi kebutuhan untuk layanan VoIP.Pada penelitian dilakukan desain konfigurasilayanan mobile VoIP pada jaringan HSDPA dankajian penerapannya. Parameter yang akan diukuradalah QoS dan MOS, untuk Quality of Service(QoS) pada layanan Mobile VoIP pada HSDPAadalah delay end to end, packet loss dan Jitter yangdihitung dengan pendekatan teoretis danpengamatan langsung menggunakan perangkatanalisis jaringan (Wireshark) dengan referensistandar ITU-T G.1010 dan untuk Mean OpinionScore menggunakan pendekatan Spectogram denganstandar ITU-T P.501.Kata Kunci— Mobile VoIP, HSDPA, Android, QoS,MOS.
PENGARUH FADING LINTASAN JAMAK TERHADAP PERFORMANSI HIGH SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS (HSDPA) Aindyta Ayu Pradani; Sholeh Hadi Pramono; Sigit Kusmaryanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 5 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.491 KB)

Abstract

HSDPA adalah sebuah teknologi komunikasi bergerak yang berteknologi 3,5G (third and half generation) yang termasuk dalam keluarga teknologi High-Speed Packet Acces (HSPA) yang mampu meningkatkan kecepatan transfer data mencapai 14,4 Mbps untuk download data dan 2 Mbps untuk upload data. Fasilitas teknologi 3,5G tidak jauh berbeda dengan content 3G yang sudah ditawarkan oleh beberapa operator selular di Indonesia yaitu video call, mobile video, mobile TV. Frekuensi yang dipakai oleh teknologi ini sudah dapat dimaksimalisasikan secaraefisien dengan pemakaian bandwith (lebar pita) yang tepat.HSDPA merupakan sistem komunikasi nirkabel, yaitu menggunakan media udara untuk pentransmisian sinyal. Pada kenyataannya antara pemancar (Node-B) dan pengguna (UE) seringkali terjadi kondisi NLOS (Non Line of Sight), yaitu kondisi dimana terdapat penghalang sinyal seperti pohon, rumah dan gedung yang mengakibatkan sinyal mengalami pemantulan. Adanya objek yang menyebabkan pantulan dan hamburan mengakibatkan sinyal yang sampai di penerima tidak hanya melewati satu jalur (multipath). Sinyal-sinyal multipath tersebut akan mengalami pergeseran fasa dan delay yang akan selalu berubah. Pengaruh dari perbedaan panjang lintasan sinyal akan mengakibatkan pergeseran relatif fasa antara komponen fasa utama yang bersuperposisi dengan komponen fasa lintasan lain. Fading yang terjadi akibat adanya propagasi gelombang multipath dinamakan multipath fading atau fading lintasan jamak. Oleh karena itu, keberadaan fading lintasan jamak akan mempengaruhi performansi dari HSDPA.Dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis fading yang terjadi yaitu berupa flat fading. Dengan memvariasikan jarak antara Node-B dan user equipment (UE) dari 100 m – 500 m, diketahui juga bahwa rugi-rugi redaman propagasi (path loss) pada kondisi non-line of sight (NLOS) jauh lebih besar dibandingkan pada kondisi line of sight (LOS), sehingga daya terima pada kondisi NLOS menjadi lebih kecil.Kata kunci: High Speed Downlink Packet Access (HSDPA), fading lintasan jamak, path loss, signal to noise ratio (SNR), energy bit to noise ratio (Eb/No) dan bit error rate (BER), line of sight (LOS), non-line of sight (NLOS)
PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI KOTA CIREBON Muhammad Yodi Satria; Sigit Kusmaryanto; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Standar 3GPP menyatakan bahwa LTE bisa diterapkan pada frekuensi 700 MHz, 800 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz, dan 2600 MHz. Kota Cirebon sebagai salah satu dari pusat dan gerbang jalur darat perdagangan di Jawa Barat saat ini sudah terlayani dengan jaringan LTE. Namun, seiring dengan bertambahnya penduduk dan pengguna LTE di Kota Cirebon, trafik data tentu akan meningkat, sehingga membutuhkan bandwidth yang lebih lebar. Dari permasalahan tersebut dibutuhkan frekuensi tambahan untuk pengadaan jaringan LTE agar pengguna LTE dapat terlayani dengan optimal. Frekuensi 2600 MHz sangat berpeluang dikarenakan adanya IPTV yang memungkinkan berkurangnya pelanggan Indovision di Indonesia. Pada penelitian ini akan menggunakan perencanaan jaringan LTE pada frekuensi 2600 MHz dikarenakan kurang lebih pada tahun 2020 umur satelit Indostar II akan habis . Sehingga pada tahun 2020 frekuensi 2600 MHz bisa digunakan untuk referensi frekuensi jaringan LTE. Perencanaan ini dilakukan dengan software Radio Planning Atoll. Kata Kunci- LTE, Atoll, Coverage Dimensioning, Capacity Dimensioning, Throughput. Abstract Abstract - The 3GPP standard states that LTE can be applied to 700 MHz, 800 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz and 2600 MHz frequencies. Cirebon City as one of the centers and gates of trade land routes in West Java is currently being served with LTE networks. However, along with the increase in population and users of LTE in the city of Cirebon, data traffic will certainly increase, thus requiring wider bandwidth. From these problems additional frequency is needed to procure LTE networks so that LTE users can be served optimally. The frequency of 2600 MHz is very likely due to the existence of IPTV which enables the reduction of Indovision customers in Indonesia. In this study will use the LTE network planning at a frequency of 2600 MHz because more or less in 2020 the age of the Indostar II satellite will run out. So that in 2020 the frequency of 2600 MHz can be used to reference the frequency of the LTE network. This planning is done with the Radio Planning Atoll software. Index Terms-- LTE, Atoll, Coverage Dimensioning, Capacity Dimensioning, Throughput.
ANALISIS HANDOVER JARINGAN LTE MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION 16.3.6 DENGAN METODE DRIVE TEST CLUSTER (Analysis of LTE Network Handover Using TEMS Investigation 16.3.6 with Cluster Drive Test Method) Melody Indah; Endah Budi Purnomowati; Sigit Kusmaryanto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 6 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis handover jaringan LTE dengan melakukan drive test pada rute yang ditentukanpada Kecamatan Klojen Malang menggunakan metode drive test cluster. Metode drive test cluster yang digunakanmerupakan pengukuran kinerja jaringan pada suatu daerah (cluster) tertentu yang terdiri dari beberapa eNodeB aktif.Penelitian ini dilakukan dengan mengukur performansi KPI yang didapatkan melalui pengujian handover pada KecamatanKlojen, Kota Malang yang kemudian akan dibandingkan dari target KPI yang sudah ditetapkan oleh provider Telkomsel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa KPI RSRP sudah memenuhi standar dari Telkomsel yaitu bernilai diatas -80 dBmuntuk lebih dari 50% daerah di Kecamatan Klojen, Kota Malang. Namun, perlu dimaksimalkan lagi agar seluruh daerahmemenuhi kategori excellent. Untuk hasil RSRQ, daerah Kecamatan Klojen, Kota Malang masih tergolong kategorimedium menurut standar KPI yang ditentukan oleh Telkomsel. Sedangkan hasil KPI Intra Frequency Handover SuccessRate dari ketiga skenario pengujian sudah memenuhi standar dari Telkomsel yaitu menunjukkan nilai 100%.Kata Kunci: LTE, Handover, Drive Test, Key Performance Indicator (KPI)ABSTRACTThe writings of this thesis aims to analyze the LTE network handover by conducting a drive test on the route specified inKlojen sub-district, Malang City using the cluster drive test method. The cluster drive test method used is a networkperformance measurement in a particular region (cluster) consisting of several active eNodeBs. This research wasconducted by measuring the performance of KPI obtained through handover testing at Klojen sub-district, Malang Citywhich then will be compared from KPI target which has been determined by Telkomsel. The measurement results showedthat the KPI RSRP has met the standards of Telkomsel that is above -80 dBm for more than 50% of the area in Klojen subdistrict,Malang City. However, it needs to be maximized again so that all regions meet the excellent category. For RSRQresults, Klojen sub-district, Malang City is still categorized as medium according to KPI standard determined byTelkomsel. While the results of KPI Intra Frequency Handover Success Rate from the three tested scenarios have met thestandards of Telkomsel that shows the value of 100%.Keywords: LTE, Handover, Drive Test, Key Performance Indicator (KPI)
Co-Authors Afif M. Nur Fikri Aindyta Ayu Pradani Alfian Indra Prasetya Ali Mustofa Ali Mustofa Ali Mustofa Ali Mustofa Andang Buana Sutarja Anisari Mei Prihatini Ardyanda Putra Dirgantara Asmungi, Gaguk Astriana, Ayu Ananda Aufa Rifky Fernanda Auzan El-Ghiffari Su'ud Bravy Dwika Nanda Bravy Dwika Nanda D. Satria Pravira Danang Ardhy Haryanto Danial Risaf Ashari Dewa Ayu Putu K. Dwi Fadila Kurniawan Ega Odiguna Defri Endah Budi Purnomowati Erfan Achmad Dahlan Eva Faliha Kusumawardhany Fahad Arwani Fajar Ramadhan Farra Khairunnisa Ekaputri Febryanto Marthyn Sutrisno Simanjuntak Feraldi Alif Pratama Ferdian Adhiguna Fredrick Yohanes Gamal Alief Satria Ghifari Amanar Gladys Fivin Mahardika Hanif Ahimsa Hanif Ahimsa Hariz Faqih Hilmi Setyawan Aji Ihsanuriza Haromain Isnan Rifqi Azinuddin Jinantho , Pamungkas H. S. Kevin Anas Wicaksono Kianoka, Gammal Erlangga Kurnia A., Firmansyah Kuswiradyo, Primatar M. Syaogi Robbani May Lia Khoironisa Melody Indah Mufid Arief Abdul Rohman Muhamad Rifaldi Putra Muhamad Zein Ali Idrus Muhammad Antony Oktavianto Muhammad Danny Ramadhan Wibisono Muhammad Iqbal Tawakkal Dewanto Muhammad Khuzain Muhammad Naufal Muhammad Randi Sugiantara Muhammad Rifqi Hafidh Muhammad Rifqy Setyanto Muhammad Satria Haka Putra Muhammad Syauqil Amin Muhammad Wisem Royyan Muhammad Yodi Satria Muhammad Yudha Pratama Mustofa, Ali Najaruddin Muhammad Nanda Permana Dani Nugraha, Bagus Ardiaz Nurina Firdausi Partiansyah, Fakhriy Hario Primatar Kuswiradyo Priyono, Wahyu Adi R. Dwi Ismat Wicaksono Raden Arief Setyawan Rifaldy Yuhendri Roy Dafly Pirnadi Rudy Yuwono Rusli Ambarwati Rusmi Ambarwati Sari, Sapriesty Nainy Satrio Dimas Bagaskara Tequitha Layyinatul Qalbi Vicky Hardianto Wahju Adi Prijono Wahyu Adi Priyono Wakhida Rahmawati William Edwin Sebastian Lomi Yanuar Linggar P. U. Yusuf Abdillah Aziz Zainuri, Akhmad