Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2019 - 2024
2.642
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Perfecting a Video Game with Game Metrics Jurnal Mahasiswa TEUB Jurnal EECCIS Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science
Sari, Sapriesty Nainy
Brawijaya University
Computer Science & IT Education Engineering

Published : 40 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

 1   2   3   4 
Perencanaan Jaringan LTE Area Kota Malang Pada Frekuensi 700 MHz Berdasarkan Coverage And Capacity Menggunakan Software Atoll Radio Planning Wicaksono, Rio; Pramono, Sholeh Hadi; Sari, Sapriesty Nainy
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 8 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LTE merupakan teknologi berbasis Internet Protocol (IP) dengan peningkatan kecepatan dan efisiensi spektrum dibanding teknologi sebelumnya. Frekuensi 700MHz merupakan frekuensi yang paling ideal untuk LTE di Indonesia atas dasar cakupan yang luas, ketersediaan bandwidth yang lebar, serta propagation loss yang lebih kecil dibandingkan dengan frekuensi lain yang telah beroperasi di Indonesia. Namun, frekuensi 700 MHz diperkirakan baru siap digunakan pada tahun 2020. Penentuan jumlah site yang akan digunakan mengacu pada perhitungan coverage dan capacity dimensioning. Kemudian lokasi dipilih berdasarkan lokasi site existing di Kota Malang dan dengan meminimalisir blank spot area. Perencanaan ini menggunakan software Atoll Radio Planning dengan model propagasi Okumura-Hatta. Perhitungan dimensioning menunjukkan bahwa jumlah eNodeB yang dibutuhkan dalam perencanaan sebanyak 25 site eNodeB, dimana 7 site diantaranya merupakan site rekomendasi dan 18 site menggunakan existing sites di Kota Malang. Hasil simulasi menunjukkan perencanaan ini memiliki nilai best signal level -62,15 dBm dengan signal level yang dikategorikan baik, yaitu >-90 dBm mampu mencakup daerah seluas 106,09 . Nilai RSRP rata-rata yang diperoleh -95,04 dBm. Nilai throughput rata-rata yang diperoleh sebesar 68.135 Kbps, dengan nilai throughput terbaik (> 40 Mbps) mencakup area seluas 98,2 . Kata Kunci: LTE, Atoll, RSRP, throughput
PERANCANGAN SISTEM JARINGAN RADIO OVER FIBER (RoF) DENGAN TEKNIK MODULASI EKSTERNAL MENGGUNAKAN VARIASI LINE CODING Ashiddiqy, Ramadhona; Pramono, Sholeh Hadi; Sari, Sapriesty Nainy
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 5 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep dasar dari sebuah sistem radio over fiber (RoF) didefinisikan sebagai transmisi serat optik dari base station ke base transceiver service lalu dari BTS memancarkan gelombang radio frekuensi ke penerima. Sistem jaringan ini sangat diperlukan pada era milenial saat ini karena kebutuhan bandwidth yang cukup besar untuk akses data, suara, maupun video (triple play). Penelitian skripsi ini bersifat simulasi yaitu perancangan sistem jaringan radio over fiber (RoF) dengan teknik modulasi eksternal menggunakan variasi line coding. Pada penelitian ini bit rate diatur 5 Gbps dengan daya 1 mW dan 1,5 mW serta jarak yang divariasikan mulai dari 60 km, 70 km, 80 km, 90 km, dan 100 km dengan memakai line coding NRZ dan RZ. Hasil analisis sistem RoF yang dapat diaplikasikan untuk BER terbaik adalah 1,47 x 10-10 ketika daya 1 mW pada bit rate 5 Gbps dengan jarak 80 km memakai line coding NRZ dengan nilai Qfactor 6,3 dan power link budget 16 dBm. Untuk BER terbaik ketika daya 1,5 mW adalah 6,68 x 10-11 pada bit rate 5 Gbps dengan jarak 80 km memakai line coding NRZ dengan nilai Q-factor 6,4 dan power link budget 16 dBm. Kata Kunci ─ Radio over Fiber (RoF), power link budget, Q-factor, BER.The basic concept of a radio over fiber system (RoF) is defined as the optical fiber transmission from the base station to the base transceiver service and from the BTS emits radio frequency waves to the receiver. This network system is very necessary in the millenial era at this time because of the bandwidth needs large enough to access data, voice, and video (triple play). This thesis research is simulation that is design of radio over fiber network system (RoF) with external modulation technique using variation of line coding. In this research the 60 km, 70 km, 80 km, 90 km, and 100 km by using  NRZ and RZ line coding. The analysis result for RoF system that can be applied at 5 Gbps bit rate is at 80 km distance with power 1 mW using NRZ line coding and BER value is 1,47 x 10-10, value of Q-factor 6,3 and value of power link Budget 16 dBm. And at power 1,5 mW obtained at a distance of 80 km using NRZ line coding and BER value of 6,68 x 10-11, the value of Q-factor 6,4 and the value of power link budget is 16 dBm. Index Terms ─ Radio over Fiber (RoF), power link budget, Q-factor, BER. bit rate is set at 5 Gbps with powet 10 mW and 18 mW and transmission range from
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN NEXT-GENERATION PASSIVE OPTICAL NETWORK 2 (NG-PON2) MENGGUNAKAN TEKNIK DIRECT MODULATION Amelia, Novi Sebtian; Pramono, Sholeh Hadi; Sari, Sapriesty Nainy
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 5 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Next Generation Passive Optical Network 2 atau NG-PON2 adalah teknologi terbaru yang dikenalkan oleh IEEE dan ITU-T yang menyediakan bandwidth sampai 40 Gbps dengan skema Wavelength Division Multiplexing (WDM) pada saat downstream dan skema Time Division Multiplexing (TDM) pada saat upstream. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap performansi sistem dari modulator internal yaitu directly modulated laser dengan bit rate 40 Gbps downstream & 10 Gbps upstream dengan variasi format modulasi NRZ (Non Return to Zero) dan RZ (Return to Zero) terharap variasi jarak transmisi dari 10 km sampai dengan 40 km . Analisis performansi modulator optik berupa nilai BER, Q-Factor, SNR, dan LPB dengan dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak Optisystem 7.0. Hasil simulasi performansi sistem NG-PON2 didapatkan hasil  terbaik pada sistem NG-PON2 arah upstream dan downstream yaitu format line coding NRZ pada parameter kualitas yaitu LPB dan SNR, sedangkan parameter BER dan Q-factor format line coding yang terbaik yaitu RZ. Jarak transmisi maksimum  pada arah downstream dapat dikatakan memenuhi standar sampai jarak 25 km menggunakan line coding NRZ dan RZ karena masih diatas standar yang ditetapkan ITU yaitu BER minimum 10 -9 dan nilai Q-factor diatas 6. Pada arah upstream dengan line coding RZ jarak transmisi maksmimum sistem mampu mentransmisikan data sampai dengan jarak 30 km. Sedangkan dengan menggunakan line coding NRZ sistem kurang layak untuk diimplementasikan karena nilai BER dan Q-factor terbaik rata-rata pada semua panjang gelombang adalah 10-8 dan 5,94163 dibawah standar yang ditetapkan ITU. Kata Kunci: NG-PON2, BER, Q-Factor, SNR,LPB.   ABSTRACT Next Generation Passive Optical Network 2 or NG-PON2 is the latest technology introduced by IEEE and ITU-T that provides bandwidth up to 40 Gbps under the Wavelength Division Multiplexing (WDM) scheme at the time of downstream and Time Division Multiplexing (TDM) schemes at upstream. In this study an analysis of system performance from internal modulator is directly modulated laser with 40 Gbps downstream & 10 Gbps upstream and variation of NRZ (Non Return to Zero) modulation and  RZ (Return to Zero) modulation format in transmission distance variations from 10km to 40 km . Analysis of optical modulator performance consists of BER, Q-factor, SNR and LPB. Based on the quality of the LPB and SNR parameters, the best performance simulation results on NG-PON2 systems with upstream and downstream directions are NRZ. at the same time, the best simulation results with the BER parameter and Q-factor line coding format are RZ. The maximum data transmission distance, in the downstream direction, can reach up to 25 kilometers using NRZ and RZ line coding. The transmission distance has fulfilled ITU standards where ITU standards are the minimum BER value is around 10-9and the Q-factor value above 6 in the upstream direction with RZ line coding, the maximum data transmission distance can reach 30 kilometers. While the NRZ line coding system is not feasible to implement because the BER and Q-factor values on all wavelenghts are 10-8 and 5,94163  below the ITU standard. Keywords : NG-PON2, BER, Q-Factor, SNR, LPB
Optical sensor based on dye-sensitized solar cell with tobacco chlorophyll Eka Maulana; Rahmadwati Rahmadwati; Sapriesty Nainy Sari; Akhmad Sabarudin
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 17, No 4: August 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v17i4.12613

Abstract

Modified optical sensor based on dye-sensittized solar cell has been successfully fabricated to measure the number of light energy. The electric parameters as the sensor output were achieved from the light illuminance as the sensor input. The measured parameter from optical sensor according to the voltage and current output have been characterized to obtain the sensor performance. In this research, the modified sensor is customized from dye-sensitized solar cell with extracted tobacco chlorophyll dye as the photo-catalysator, photo-electrode of titanium dioxide and Iodine solution for redox reaction. The thick layer deposition with selected material is conducted using spin coating method of 1000 rpm. Based on the absorbance measurement, it shows that tobacco dye has the characteristics of visible light absorption in the wavelength of visible light spectra. The analytical result shows that the sensor has the wide linear characteristic in certain light illuminance and the increasing light intensity produces higher electrical parameter output both current and voltage. This sensor has potential prospect to be used as a light sensor and to be competitive fabrication cost.
Voltage Regulation of Boost Converter using Observer based Sliding Mode Controller Ramadhani Kurniawan Subroto; Sapriesty Nainy Sari; Zainul Abidin; Kuo Lung Lian
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control) Vol 16, No 6: December 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/telkomnika.v16i6.11558

Abstract

This study dealt with output voltage regulation of boost converter using observer based sliding mode controller comprises of adaptive PI sliding surface. Observer was designed to estimate the inductor current value, such that no sensor was required as a feedback. Adaptive PI sliding surface was constructed from the difference between estimated inductor current and its reference value. The stability of proposed method was ensured by using Lyapunov direct method. To test the system performance, numerical simulation was conducted. The result indicated that the integral absolute error value of proposed method was 0.19, which was 7 times less than sliding mode with PI sliding surface. Consequently, the proposed method was able to estimate accurately the inductor value, track the reference voltage perfectly, and show its robustness against parameter variations.
ANALISIS PERFORMANSI SISTEM KOMUNIKASI FREE SPACE OPTIC (FSO) DENGAN VARIASI BEBERAPA PARAMETER INTERNAL DAN JARAK PROPAGASI Adabina Husna Yuriz Fridasavema; Sholeh Hadi Pramono; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 5 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Komunikasi Free Space Optic merupakan komunikasi optik yang mudah instalasinya dan memiliki banyak keuntungan diantaranya adalah kecepatan transmisi yang tinggi. Disamping itu, salah satu permasalahan utama yang sering muncul pada penggunaan FSO di daerah tropis seperti Indonesia adalah intensitas curah hujan yang tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya hamburan. Dalam paper ini, performansi kinerja FSO akan diuji pada kondisi hujan lebat melalui variasi beberapa parameter internal antara lain bit rate, diameter penerima, dan beam divergence serta parameter eksternal yaitu jarak propagasi. Kinerja tersebut akan dianalisis berdasarkan nilai bit error rate (BER), Q-factor dan bentuk eye diagram. Kata Kunci – FSO, beam divergence, diameter penerima, BER, Q-factor ABSTRACT Free Space Optic Communication System is an easy to install optical communication and has many advantages such as high transmission speed. In addition, one of the main problems that often arise in the use of FSO in tropical regions such as Indonesia is the high intensity of rainfall that can cause scattering. In this paper, FSO performance performance will be tested in heavy rain conditions through variation of some internal parameters such as bit rate, receiver diameter, and beam divergence and external parameter that is propagation distance. The performance will be analyzed based on bit error rate (BER), Q-factor and eye diagram. Keywords - FSO, beam divergence, receiver diameter, BER, Q-factor
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN MACH-ZEHNDER MODULATOR DENGAN VARIASI FORMAT MODULASI DAN BIT RATE Hanun Dzikra Arienda; Sholeh Hadi Pramono; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Next Generation Passive Optical Network 2 atau NG-PON2 adalah teknologi terbaru yang dikenalkan oleh IEEE dan ITU-T yang menyediakan bandwidth sampai 40 Gbps dengan skema Wavelength Division Multiplexing (WDM) pada saat downstream dan skema Time Division Multiplexing (TDM) pada saat upstream. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap performa sistem dari eksternal modulator Mach-Zehnder dengan variasi bit rate 40 Gbps downstream & upstream, 10 Gbps downstream & upstream, dan 40 Gbps downstream & 10 Gbps upstream dan variasi format modulasi NRZ (Non Return to Zero), RZ (Return to Zero) dan Manchester . Analisis performa modulator optik berupa nilai BER, Q-Factor, SNR, dan LPB dengan dilakukan simulasi menggunakan perangkat lunak Optisystem 7.0. Hasil simulasi performansi sistem NG-PON2 terbaik yaitu menggunakan format modulasi NRZ pada arah downstream sedangkan pada arah upstream didapatkan hasil simulasi terbaik pada format modulasi RZ dan Manchester. Sedangkan bit rate terbaik pada sistem NG-PON2 yaitu 10 Gbps downstram dan upstream. Kata Kunci: NG-PON2, BER, Q-Factor, SNR, LPB   ABSTRACT Next Generation Passive Optical Network 2 or NG-PON2 is the latest technology introduced by IEEE and ITU-T that provides bandwidth up to 40 Gbps under the Wavelength Division Multiplexing (WDM) scheme at the time of downstream and Time Division Multiplexing (TDM) schemes at upstream. In this study an analysis of system performance from external Mach-Zehnder modulator with 40 Gbps downstream & upstream, 10 Gbps downstream & upstream, and 40 Gbps downstream & 10 Gbps upstream bit rate variation and variation of NRZ (Non Return to Zero) modulation. RZ (Return to Zero) and Manchester modulation format. The best performance simulation results of the NG-PON2 system are using the NRZ modulation format in the downstream direction while in the upstream direction the best simulation results are obtained in the RZ and Manchester modulation formats.And the best bit rates on NG-PON2 systems are 10 Gbps downstram and upstream. Kata Kunci : NG-PON2, BER, Q-Factor, SNR, LPB
PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI KOTA CIREBON Muhammad Yodi Satria; Sigit Kusmaryanto; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Standar 3GPP menyatakan bahwa LTE bisa diterapkan pada frekuensi 700 MHz, 800 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz, dan 2600 MHz. Kota Cirebon sebagai salah satu dari pusat dan gerbang jalur darat perdagangan di Jawa Barat saat ini sudah terlayani dengan jaringan LTE. Namun, seiring dengan bertambahnya penduduk dan pengguna LTE di Kota Cirebon, trafik data tentu akan meningkat, sehingga membutuhkan bandwidth yang lebih lebar. Dari permasalahan tersebut dibutuhkan frekuensi tambahan untuk pengadaan jaringan LTE agar pengguna LTE dapat terlayani dengan optimal. Frekuensi 2600 MHz sangat berpeluang dikarenakan adanya IPTV yang memungkinkan berkurangnya pelanggan Indovision di Indonesia. Pada penelitian ini akan menggunakan perencanaan jaringan LTE pada frekuensi 2600 MHz dikarenakan kurang lebih pada tahun 2020 umur satelit Indostar II akan habis . Sehingga pada tahun 2020 frekuensi 2600 MHz bisa digunakan untuk referensi frekuensi jaringan LTE. Perencanaan ini dilakukan dengan software Radio Planning Atoll. Kata Kunci- LTE, Atoll, Coverage Dimensioning, Capacity Dimensioning, Throughput. Abstract Abstract - The 3GPP standard states that LTE can be applied to 700 MHz, 800 MHz, 1800 MHz, 2100 MHz and 2600 MHz frequencies. Cirebon City as one of the centers and gates of trade land routes in West Java is currently being served with LTE networks. However, along with the increase in population and users of LTE in the city of Cirebon, data traffic will certainly increase, thus requiring wider bandwidth. From these problems additional frequency is needed to procure LTE networks so that LTE users can be served optimally. The frequency of 2600 MHz is very likely due to the existence of IPTV which enables the reduction of Indovision customers in Indonesia. In this study will use the LTE network planning at a frequency of 2600 MHz because more or less in 2020 the age of the Indostar II satellite will run out. So that in 2020 the frequency of 2600 MHz can be used to reference the frequency of the LTE network. This planning is done with the Radio Planning Atoll software. Index Terms-- LTE, Atoll, Coverage Dimensioning, Capacity Dimensioning, Throughput.
Pengaruh Temperatur Terhadap Kinerja Plastic Optical Fiber Jenis Step Index Multimode Pada Sistem Komunikasi Serat Optik Nilfa Hartanti Kunlavia; Sholeh Hadi Pramono; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.046 KB)

Abstract

Perubahan temperatur terhadap Plastic Optical Fiber (POF) akan mempengaruhi kinerja sistem jaringan transmisi serat optik. Perubahan kinerja terjadi karena adanya perubahan indeks bias, Numerical Aperture (NA), sudut datang dan sudut bias. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis besarnya pengaruh perubahan temperatur terhadap kinerja POF. Penelitian dimulai dengan melakukan pengukuran kinerja, dengan menggunakan perangkat sumber optik yaitu LED tipe SFH756V dengan panjang gelombang 660 nm, media transmisi POF jenis step index multimode, dan detektor optik yaitu photodiode tipe SFH 250V. Perubahan temperatur yang dikaji yaitu antara 20oC sampai 65oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perubahan secara eksponensial kesalahan bit data yang dikirim terhadap perubahan temperatur. Kesalahan ini ditunjukkan pada temperatur 30oC hingga 65oC dengan nilai BER secara berturut-turut adalah 9,375 x 10-6 dan 2,5 x 10-5. Besar noise ditunjukkan konstan pada suhu 40oC sampai 65oC dengan nilai SNR sekitar 8,1dB dan noise margin sekitar 68,5%. Timing jitter naik secara linier pada temperatur 20oC hingga 65oC secara berturut-turut sebesar 6,15% dan 7,88%. Bit rate menunjukkan perubahan yang kecil antara temperatur 20oC sampai 65oC yaitu sebesar 31,969Kbps sampai dengan 31,776Kbps.Kata Kunci— Noise, Kinerja, POF, Temperatur
ANALISIS DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) ON-GRID MENGGUNAKAN SOFTWARE PVSYST 6.7.0 PADA PERKEBUNAN IFRESH HYDROFARM Muhammad Fauzan Fadli Nafrizal; Adharul Muttaqin; Sapriesty Nainy Sari
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 4 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKIfresh Hydrofarm merupakan perkebunan hidroponik yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur, dengan potensi energisurya sebesar 4,77 kWh/m2 /hari yang didapat dari software Meteonorm 7.1. Perkebunan Ifresh Hydrofarm memilikikebutuhan listrik harian sebesar 21 kWh/hari. Adanya penelitian tentang perancangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)yang tersambung dengan jaringan PLN (on-grid) diharapkan biaya listrik perkebunan dapat dihemat sekaligus sebagaisumber daya listrik alternatif. Penelitian ini bertujuan menghasilkan analisis desain pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)dalam aspek teknik dan ekonomi menggunakan simulasi software PVsyst dan perhitungan teori secara manual. Perancangansistem PLTS memiliki kapasitas terpasang sebesar 5,28 kWp yang terdiri dari 16 panel surya jenis monocrystalline dan jugainverter dengan daya nominal sebesar 5 kW. Simulasi software PVsyst menghasilkan energi listrik sebesar 5,879 MWh/tahunatau memenuhi 76,60% dari total kebutuhan listrik yang direncanakan akan dilayani oleh PLTS sebesar 7,674 MWh/tahunatau mampu memenuhi 34,48% dari total kebutuhan listrik perkebunan Ifresh Hydrofarm sebesar 17,049 MWh/tahun. SistemPLTS on-grid ini juga menginjeksi daya ke PLN sebesar 1,787 MWh/tahun. Performance ratio (PR) dalam satu tahunsebesar 81,8% dari software PVsyst dan 85% dari perhitungan teori. Hasil analisis menunjukan nilai Net Present Value(NPV) sebesar Rp3.165.053, nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 4,01%, nilai Profitability Index (PI) sebesar 1,0271dan tahun pengembalian setelah tahun ke-16. Berdasarkan hasil analisis dalam aspek teknik dan ekonomi penelitian yangtelah dilakukan, dapat disimpulkan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) on-grid layak untuk dibangun.Kata kunci— Hidroponik, PLTS, PVsyst, On-Grid.ABSTRACTIfresh Hydrofarm is a hydroponic plantation located in Pasuruan, East Java, with a solar energy potential of 4.77kWh/m2/day obtained from the Meteonorm 7.1 software. The Ifresh Hydrofarm plantation has a daily electricity requirementof 21 kWh/day. The existence of research on the design of solar power plants (PLTS) connected to the PLN network (on-grid)is expected to save plantation electricity costs as well as an alternative power source. This study aims to produce a designanalysis of solar power plants (PLTS) in technical and economic aspects using PVsyst software simulation and manualtheoretical calculations. The design of the PLTS system has an installed capacity of 5.28 kWp which consists of 16monocrystalline solar panels and an inverter with a nominal power of 5 kW. The PVsyst software simulation produceselectrical energy of 5.879 MWh/year or fulfills 76.60% of the total electricity demand that is planned to be served by PLTS of7.674 MWh/year or is able to meet 34.48% of the total electricity needs of the Ifresh Hydrofarm plantation of 17.049 MWh/year. This on-grid PLTS system also injects power to PLN of 1,787 MWh/year. Performance ratio (PR) in one year is 81.8%from PVsyst software and 85% from theoretical calculations. The results of the analysis show that the Net Present Value(NPV) is Rp. 3,165,053, the Internal Rate of Return (IRR) is 4.01%, the Profitability Index (PI) is 1.0271 and the year ofreturn after the 16th year. Based on the results of the analysis in the technical and economic aspects of the research that hasbeen carried out, it can be concluded that the on-grid solar power generation system (PLTS) is feasible to build.Keywords— Hydroponics, PLTS, PVsyst, On-Grid.
Co-Authors Adabina Husna Yuriz Fridasavema Adharul Muttaqin Adistya Fajar Qolby Ahmad Saifullah Akhmad Sabarudin Ali Mustofa Amelia, Novi Sebtian Anggun Novita Yessi R. Ashiddiqy, Ramadhona Asri Wulandari Carissa Miranda Eka Maulana Emma Sofianisa Endah Budi Purnomowati Endah Budi Purnomowati Eva Faliha Kusumawardhany Farhan Kurniawan Gamal Alief Satria Glanndy Parwati Putra Hanun Dzikra Arienda Hilmi Setyawan Aji Ihsanuriza Haromain Imam Junaedi Imee Ristika Rahmi Barani Indra Setyawan Ira Ayu Martasari M., Ayu Martasari M. Kuo Lung Lian Kusmaryanto, Sigit Lunde Ardhenta Mahendra Wishnu Buwana Muhammad Arifiansyah Brahma Brata Muhammad Elvir Eriansyah1 Muhammad Farhan Muhammad Fauzan Edy Purnomo Muhammad Fauzan Edy Purnomo Muhammad Fauzan Fadli Nafrizal Muhammad Ikhwan Azhari Muhammad Yodi Satria Muhammad Yudha Pratama Nilfa Hartanti Kunlavia Okky Anggada Basuki Putu Aditya Bayu Trana Suta Rahmadwati, n/a Raka Ekananda Ramadhani Kurniawan Subroto Renie Febriyanti Reny Anggi Karismawati Rusmi Ambarwati Tri Evanti Andriani Wahyu Adi Priyono Wicaksono, Rio Zainul Abidin