Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pemberdayaan Keluarga Melalui Pemberian Pendidikan Kesehatan Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa Sulistiowati, Ni Made Dian; Prapti, Ni Ketut Guru; Sawitri, Ni Komang Ari; Utami, Putu Ayu Sani; Astuti, Ika Widi; Saputra, Kadek
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 3, No 2 (2015): November 2015
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.516 KB)

Abstract

Kesehatan jiwa bisa dikatakan sebagai suatu kondisi sehat baik emosional, psikologis, dan juga social yang ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yang memuaskan antara individu dengan individu lainnya, memiliki koping yang efektif, konsep diri positif dan emosi yang stabil. Kurangnya pemahaman keluarga tentang bagaimana cara merawat akan menjadi salah satu masalah nantinya dalam memberikan support kepada pasien saat berada dirumah. Kesembuhan pasien salah satunya adalah dari support keluarga dimana dengan adanya pemahaman keluarga bahwa orang dengan gangguan jiwa dapat hidup dengan baik asalkan pasien dapat mengontrol perilaku dan emosinya dengan baik maka pasien dapat menjalani hidup dengan baik dan produktif ketika di masyarakat. Pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dirumah dengan menjelaskan kepada masing-masing keluarga tentang bagaimana cara merawat pasien dirumah serta mengidentifikasi kesulitan keluarga dalam melakukan perawatan pasien dirumah dapat memberikan pengetahuan sehingga kemampuan keluarga dalam merawat menjadi baik. Hasil yang didapatkan kemampuan keluarga mengalami peningkatan sebesar 10.01 pada kognitif dan 8.12 pada psikomotor keluarga setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang bagaimana cara merawat keluarga dengan gangguan jiwa dirumah. Diharapkan kegiatan pendidikan kesehatan ini dapat memberikan motivasi dan pengetahuan sehingga keluarga dapat membantu menjaga kondisi pasien dan mensupport pasien agar dapat menggunakan sumber daya dilingkungan sekitar tempat tinggalnya agar tetap stabil dan tidak terjadi kekambuhan.
Pengalaman Berwisata Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Utami, Putu Ayu Sani
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 5, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.655 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v5i3.268

Abstract

Masa lansia rentan dengan kehidupan yang monoton yang disebabkan karena perubahan akibat penuaan, pensiun, menurunnya intensitas sosialisasi. Masa tua menyebabkan lansia memiliki banyak waktu luang dan seringkali tidak ada kegiatan berarti yang dapat dilakukan sehingga menimbulkan kepenatan pada lansia berdampak terhadap menurunkan kualitas hidup. Berwisata dapat menjadi solusi untuk menghilangkan kejenuhan karena memberikan efek relaksasi. Tujuan literature ini adalah mengetahui hubungan antara pengalaman berwisata terhadap kualitas hidup lansia secara keseluruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic review. Pencarian literature (2010-2017) pada database artikel ilmiah yaitu Pubmed dan Google schoolar. Data dianalisis dengan kriteria yaitu terdapat nama penulis, tahun, kegiatan yang dilakukan dalam waktu luang, sampel adalah lansia yang pensiun, kualitas hidup yang dipengaruhi, perilaku berwisata. Selain itu pencarian juga dilakukan melalui daftar rujukan yang ada dalam literatur. Berwisata merupakan salah satu cara untuk menghilangkan stress dan memberikan relaksasi pada lansia. Hasil analisis menunjukkan berwisata dapat meningkatkan kualitas hidup lansia yang dilihat dari aspek kesehatan fisik, kesehatan mental, kemampuan sosialisasi, dan penurunan stress. Perjalanan wisata yang dicari lansia adalah aman, kenyamanan akomodasi, dan keindahan alam.selain itu lansia wanita lebih sering berwisata dibanding pria. Berwisata memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia.
Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kebersihan Gigi dan Mulut pada Lansia Pili, Yuvensius; Utami, Putu Ayu Sani; Yanti, Ni Luh Putu Eva
Jurnal Ners Widya Husada Vol 5, No 3 (2018): NOVEMBER
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.83 KB) | DOI: 10.33666/jners.v5i3.338

Abstract

Kebersihan gigi dan mulut yang kurang dapat menimbulkan masalah bagi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan gigi dan mulut pada lansia terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, pengetahuan, motivasi, ketergantungan fisik, budaya, kecemasan, ekonomi lansia dan keluarga. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatancross sectional. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas I Penebel. Teknik pengambilan sampel  purposive sampling dengan jumlah sampel 80 responden. Hasil penelitian secara signifikan menunjukkan ada hubungan antara kebersihan gigi dan mulut dengan pengetahuan (p value 0,013, r = 0,277), motivasi (p value 0,005, r = 0,311), ketergantungan fisik (p value 0,011, r = 0,285), ekonomi lansia dan keluarga (p value 0,000, r = 0,400), kecemasan (p value 0,0185, r = -0,265). Tidak terdapat hubungan antara budaya dengan kebesihan gigi dan mulut (p value 0,187, r = -0,149). Pemberian informasi kesehatan gigi dan mulut pada lansia pada saat kegiatan posyandu lansia dan melakukan pemerikasaan kebersihan gigi dan mulut yang diintegrasikan dalam kegiatan puskesmas keliling dapat dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut pada lansia. Kata kunci: kebersihan gigi dan mulut, lansiaFACTORS RELATED TO ORAL HYGIENE  IN ELDERLYABSTRACTThe lack of oral hygiene become a problem for elderly. The main aims of this research is to analyze the related factors due to oral hygiene consists of age, sex, education degree, occupation, marital status, knowledge, motivation, physical dependence, culture, anxiety, economic of family and elderly. The design of this research were descriptive analytic and cross sectional. UPTD Puskesmas I Penebel was the location where this research was conducted. Purposes sampling technique was used with the total samples where 80 respondents. The results showed the significant correlation between oral hygiene and knowledge (p value 0,013, r = 0,277), motivation (p value 0,005, r = 0,311), physical dependence (p value 0,011, r = 0,285), economic of family and elderly (p value 0,0000, r = 0,400), anxiety (p value 0,0185, r = -0,265). There was no correlation between culture and oral hygiene (p value 0,187, r = -0,149). Based on this research, it is recomended that oral hygiene supposed to be clearly informed to elderly by elderly posyandu (integrated treatment) activities, and regularly oral hygiene checkup which is integrated in puskesmas (civic health Centre).Keywords: oral hygiene, elderly
Pengaruh Brain Gym Kolaborasi Gamelan Bali terhadap Stres pada Lansia Gunawati, Ni Putu Juliadewi Eka; Utami, Putu Ayu Sani; Yanti, Ni Luh Putu Eva
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 3 (2017): NOVEMBER
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.907 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i3.319

Abstract

Stres merupakan masalah psikologi yang sering dialami lansia. Stres berhubungan dengan perubahan dalam aktivitas sehari-hari, status sosial ekonomi rendah, isolasi sosial, serta penurunan kondisi mental. Penanganan non farmakologi yang bisa diberikan untuk manajemen stres pada lansia adalah brain gym. Brain gym merupakan senam yang menggerakan ekstremitas atas kanan dan kiri serta melibatkan kemampuan berpikir dan mengingat. Kolaborasi brain gym dengan gamelan Bali akan mengarahkan fokus dan konsentrasi lansia ke arah emosi yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh brain gym kolaborasi gamelan Bali terhadap stres pada lansia. Rancangan yang digunakan one group pre-test and post-test design terhadap 30 sampel lansia yang dipilih menggunakan teknik sampel jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan penilaian terhadap stres sampel menggunakan kuesioner DASS 21. Pengukuran skor stres sebelum dan setelah intervensi menunjukan adanya penurunan stres dengan rata-rata sebesar dua. Hasil uji statistik Wilcoxon Rank Test didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh signifikan brain gym kolaborasi gamelan Bali terhadap stres lansia di Banjar Pucak Sari Denpasar Utara.Kata kunci: brain gym, gamelan bali, lansia, stresTHE INFLUENCE OF BALI GAMELAN COLLABORATION GYM BRAIN ON STRESS IN ELDERLYABSTRACTStress is a psychological problem which mostly experienced by the elderly. Stress is associated with changes in activities of daily life, low socioeconomic status, social isolation, and decrease in mental condition. Non-pharmacological treatment which can be given to manage stress in the elderly is the brain gym. Brain gym is an exercise program with movement the upper extremity of right and left and involving the capability to think and remembering. Brain gym collaboration with Balinese traditional music will lead the focus and concentration of elderly toward pleasing emotion. The purpose of research to determine the effect of brain gym collaboration with Balinese traditional music toward stress among the elderly. The design uses one group pre-test and post-test design performed by 30 samples chosen by saturated sample. Data were collected by evaluating of stress using DASS 21 questionnaires. The measurement of stress scores before and after the intervention shows a decrease in stress by an average of two. Wilcoxon rank test results obtained p value=0,000 (p<0,05) which means there is the influence of brain gym collaboration with Balinese traditional music on stress among the elderly in Banjar Pucak Sari North Denpasar.Keywords: balinese traditional music, brain gym, elderly, stress
Faktor Lingkungan dan Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Siswa SD di Wilayah Pertanian (Penelitian di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes) Utami, Rudi Pangarsaning; Suhartono, Suhartono; Nurjazuli, Nurjazuli; Kartini, Apoina; Rasipin, Rasipin
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 12, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.12.2.127 - 131

Abstract

Background : Stunting is identified by comparing measurements of childrent’s heights to the NCHS WHO2005growth reference population : children who fall potential as a result of suboptimal health and/or nutritionalconditions. Stunting prevalence in Indonesia still high level, this indicated health problem because associatedwith increase in morbidity and mortality, low cognitive capability and improper physical function.The purpose inthis study was to determine many environmental factors and behaviour associated with incidence of stunting.Methods : It was an observational research with case-control study design.Subject were divided into two groups: case and control groups in Elementary School student class 4 and 5 with 37 subject in case group and 53 subjectin the control group. Variables examined in this study was a history of exposure to pesticides, history of cigarettesmoke exposure, mosquito smoke exposure history, a history of using plastic as a place to store food is still hot,urinaryexcretioniodine (UEI), levels of urinary thyocyanate, anemia, TSH levels, Cholinesterase levels and BodyMass Index.Data was collected by interviewing, observation and measurement. Data would be analyzed using independent t–test or Mann Withney), bivariate analisys using Chi-Square and multivariate analysis using logistic regression.Result :This study indicated that the incidence of stunting was 37 %; 56,8% of them had history of pesticidesexposure. The results of the bivariate analysis showed that the risk factor of stunting in student is a history ofpesticides exposure with Odds Ratio (OR) 2,625. The result of logistic regression test showed there was asignificant association between the incidence of stunting with a history of pesticide exposure(OR 2,39).Conclusion :The history of pesticides exposure was the risk factor for stunting.Key words : Environmental and behaviour factors, stuting, elementary student, agriculture areas.
KORELASI AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA Purmanti, Ni Luh Made Dwi; Utami, Putu Ayu Sani; Kamayani, Made Oka Ari
IPTEKMA Volume 9, No. 1, Februari 2020
Publisher : Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KORELASI AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun yang akan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Lansia yang tidak mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari cenderung mengekspresikan ketidakpuasan pada kehidupan yang akan berpengaruh pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan kualitas hidup pada lansia. Desain penelitian yang digunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 124 lansia yang dipilih dengan cara Purposive Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner hasil modifikasi yaitu Aktivitas Sehari-hari Dasar dan Instrumental (ASDI) dan kuesioner WHOQOL-OLD. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki aktivitas sehari-hari mandiri (58,9%) dan memiliki kualitas hidup baik (53,2%). Uji statistik Spearman Rank (CI 95%, ? = 0,05), didapatkan hasil nilai p Value 0,000 dan nilai koefisien korelasi (r=+0,851), yang artinya terdapat hubungan positif kuat aktivitas sehari-hari dengan kualitas hidup pada lansia. Lansia diharapkan tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, BAB & BAK, berpindah, mobilisasi, berbelanja secara teratur untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
Performa Posyandu Lansia di Kota Denpasar Putu Ayu Sani Utami; Tuty Kuswardhani; I Made Ady Wirawan; Dyah Pradnyaparamita Duarsa
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 11 No 1 (2020): Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35966/ilkes.v11i1.163

Abstract

Posyandu lansia merupakan wadah pengelolaan dan pembinaan lansia dalam bidang kesehatan di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa Posyandu lansia yang dilihat dari pelaksanaan dan pemanfaatannya oleh lansia di Kota Denpasar. Desain Penelitian adalah Deskriptif dengan metode survey. Sampel adalah lansia berjumlah 165 orang dengan kriteria inklusi berusia mulai 60 tahun di Banjar yang memiliki program Posyandu Lansia dan tidak mengalami gangguan pendengaran di Kota Denpasar dengan teknik simple random sampling. Hasilnya diketahui Posyandu lansia yang terbentuk di Kota Denpasar sebanyak 70.5% dan 52.96% merupakan Posyandu lansia yang aktif. Rata-rata penyelenggaraan program posyandu lansia di Kota Denpasar telah menerapkan sistem 5 meja, difasilitasi oleh Puskesmas setempat dan kader lansia. Lansia yang rutin mengikuti kegiatan Posyandu setiap bulan sebanyak 30.9%. Bagi lansia yang pernah merasakan layanan Posyandu lansia, 15.2% menyatakan tidak puas dengan pelayanan Posyandu. Meskipun angka ini relatif kecil namun kondisi ini patut diperhatikan untuk meningkatkan minat dan partisipasi lansia mengakses layanan dan memandirikan lansia dalam menjaga kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi lansia berupa memberikan kegiatan yang lebih variatif, memfasilitasi hobi, melatih produktifitas, waktu pelaksanaan yang menyesuaikan dengan waktu luang lansia seperti dilakukan sore hari dan ada kegiatan budaya seperti menari, menabuh dan membuat anyaman upakara sebagai bagian dari kegiatan pemberdayaan. Harapannya Posyandu lansia dapat membina kesehatan secara holistik baik fisik, kognitif, mental, sosial dan spiritual; menyalurkan minat lansia; memacu produktifitas dan meningkatkan rasa kebersamaan diantara lansia.
PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP TINGKAT DEPRESI LANSIA Ni Made Gita Anindita Nirmala Putri; Putu Ayu Sani Utami; A.A Ngurah Taruma Wijaya
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 7 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.604 KB)

Abstract

Masa lansia adalah perkembangan terakhir yang dialami manusia. Kebanyakan gangguan mental yang dialami oleh lansia yang tinggal di Rumah Pensiun Wana Seraya Denpasar adalah depresi. Salah satu terapi yang bisa diberikan adalah terapi mendongeng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bercerita pada tingkat depresi pada lansia di Rumah Pensiun Wana Seraya Denpasar. Penelitian ini menggunakan studi Pra-Eksperimental, dengan desain satu kelompok pretest posttest. Pengambilan sampel menggunakan 23 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Perawatan ini dilakukan sekali sehari dengan durasi 30 menit selama tiga hari. Temuan menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) 0,000, p <0,05 yang berarti ada efek terapi bercerita pada tingkat depresi pada lansia di Rumah Pensiun Wana Seraya Denpasar. Terapi mendongeng dapat diberikan kepada orang tua dengan depresi melalui media buku cerita dengan maksud bahwa terapi mendongeng dapat menumbuhkan kebijaksanaan, sehingga orang tua menjadi individu yang terbuka dan positif. Kata kunci: lansia, terapi mendongeng, tingkat depresi ABSTRACT The period of the elderly is the latest development experienced by humans. Most mental disorders experienced by the elderly who live in the Retirement Home Wana Seraya Denpasar were depression. One of the therapies that can be given is the storytelling therapy. The purpose of this study was to determine the effect of storytelling therapy on the level of depression in the elderly in the Retirement Home Wana Seraya Denpasar. This study uses a Pre-Experimental study, with one group pretest posttest design. The sampling used 23 respondents who were in accordance with inclusion and exclusion criteria. This treatment was conducted once a day with duration of 30 minutes for three days. The findings showed that with a confidence level of 95%, it was obtained the values of significance of (2-tailed) 0.000, p <0.05 which means there was a storytelling therapeutic effect on the level of depression in the elderly at the Retirement Home Wana Seraya Denpasar. Storytelling therapy can be given to the elderly people with depression through the medium of a story book in the intention that storytelling therapy can foster wisdom, so that the elderly become open and positive individuals. Keywords: elderly, storytelling therapy, depression levels
PENGARUH PEMBERDAYAAN KADER DALAM PENERAPAN KARTU PEMANTAUAN MANDIRI (KPM) TERHADAP PENCEGAHAN GANGGUAN PERGERAKAN AKIBAT ASAM URAT PADA LANSIA Putu Ayu Sani Utami; Juniati Sahar; Widyatuti -
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 3 No 3 (2015): JURNAL EDISI SEPTEMBER-DESEMBER 2015
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.687 KB)

Abstract

Independent Monitoring Card (IMC) makes elderly become independent in managing health and controlling risk of gout. The IMC applied integration of functional consequences theory, management theory, community as partners, family centered nursing, Arthtritis Self Management Program and elderly KMS. The results showed that 9 cadres have increased ability to apply IMC in order to prevent interference with the movement as a result of uric acid problems in the elderly on the results of the Wilcoxon test with p value of 0.000 which gives the sense that there is the influence of empowerment cadres in the application card independent monitoring (KPM) on the prevention of movement disorders as a result of acid veins in elderly. Pain scale of the elderly with uric acid problems decreased from 6,02 to 4,50 and uric acid reduction levels in elderly men 1,93 mg/dl while women 2,02 mg/dl. The improved health of the elderly is also indicated by 10 families assisted. Department of Health, health centers, community nurses and community are advised to use IMC as a solution to solve movement disorders due to uric acid among elderly.
Pengaruh keluarga sebagai kelompok pendukung terhadap penurunan kadar gula darah lansia DM tipe 2 Ida Ayu Agung Sukma Sastrika; Putu Ayu Sani Utami; Made Ayu Witriasih
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 6 No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.686 KB)

Abstract

Lansia dengan DM Tipe 2 dapat mengalami perubahan kesehatan, dan fase seperti itu membutuhkan dukungan dari keluarga untuk lebih mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Dukungan yang dibutuhkan dari keluarga dapat difasilitasi dengan membentuk kelompok pendukung mengawasi DM Tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keluarga sebagai kelompok pendukung terhadap penurunan kadar gula darah lansia dengan DM tipe 2. Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental yang menggunakan pretest-posttest dengan kelompok kontrol yang dilakukan pada 20 sampel berbeda yang dipilih dalam pengambilan sampel sistematis dibagi menjadi dua; 10 orang dalam kelompok kontrol dan 10 orang dalam kelompok perlakuan. Analisis data sebelum dan sesudah intervensi menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan keluarga sebagai kelompok pendukung berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah lansia dengan DM tipe 2 yang diperoleh nilai p: 0,005 ? 0,05; dan uji selisih perubahan kadar gula darah menggunakan uji Mann-Whitney yang memberikan nilai p = 0,0245 yang menunjukkan penurunan kadar gula darah lansia dengan DM tipe 2 pada kelompok perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol. Kata kunci: keluarga, kelompok pendukung, kadar gula darah ABSTRACT Elders with DM Type 2 may undergo health changes, and such phases requires support from family as to better control the blood sugar levels and prevent complications. The support required from family can be facilitated by forming support groups supervise the DM Type 2. This research aims to determine the effect of family as support group towards the decreases in blood sugar levels of the elderly with DM type 2. The design of this research is quasy experimental which used pretest-posttest with control group that was done on 20 different sample chosen in systematic sampling divided into two; 10 persons in control group and 10 persons in treatment group. The data analysis for before and after intervention uses Wilcoxon test showed the family as a support group effect on decrease blood sugar levels the elderly with DM type 2 which is obtained p value: 0.005 ? 0.05; and the difference test of blood sugar level changes uses Mann-Whitney test which gives the value of p=0,0245 which indicates the decrease in blood sugar levels elderly with DM type 2 in the treatment group greater than the control group. Keywords: family, support groups, blood sugar levels