Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The Correlation Between Demographic Characteristics With Wash Practices In Stunting Locus Salsabila Nabilla Puspa Ilham; Laili Rahayuwati; Witdiawati Witdiawati; Iqbal Pramukti; Gusgus Ghraha Ramdhanie
Journal of Nursing Care Vol 6, No 1 (2023): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v6i1.44393

Abstract

Human factors are very complex in the spread of disease. Stunting is caused by chronic malnutrition and infections in toddlers. Lack of access to clean water, hygiene, and sanitation contributes to stunting. Demographic factors can affect a person’s motivation to maintain hygiene. This study aims to be determined the correlation between demographic characteristics and water, sanitation, and hygiene (WASH) practices at the stunting locus. The method in this study used a correlational quantitative method with a cross-sectional design to be measured demographic characteristic and WASH practices variables. The study population consisted of Sukamulya village residents, and 463 Sukamulya village residents were sampled using total sampling. SPSS Version 26 for Windows was used for univariate and bivariate Chi-Square analysis. The results showed that 228 (49.2%) out of 463 of respondents had poor WASH practices. The results of the correlation test showed that there was a correlation between level of education and WASH practices with a score of Chi-Square 17,564 (p-value = 0,002). There is a correlation between education level and WASH practices at the stunting locus. Education affects a person’s perspective and decision-making, including environmental hygiene and health. Thus, the government and policymakers should hold WASH programs to educate the public about keeping the stunting locus clean.
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orangtua dengan Praktik Pemberian Makan pada Balita dalam Upaya Pencegahan Stunting Nuraulia Aghnia Armansyah; Laili Rahayuwati; Witdiawati Witdiawati
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 5 (2023): Volume 5 Nomor 5 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i5.8541

Abstract

ABSTRACT Stunting is a chronic malnutrition problem that occurs because of inadequate intake of micro and/or macro nutrients due to inappropriate child feeding practices. Inappropriate child feeding practice can be influenced by individual and household level factors including parent’s education and parental income. This study aims to determine the relationship between the parent’s education level and parental income with the practice of feeding toddler to prevent stunting. This research is a correlative descriptive study with a cross-sectional approach. The population in this study are families with toddlers who live in Sukamulya Village, Bandung Regency. The sample of the study was 76 people chosen by total sampling. The results showed that most of the respondents (81.6%) had secondary education and had low income (56.6%), but the level of child feeding practices was in the poor category (56.6%). It can be concluded that there is no correlation between education level and parental income with child feeding practices (p>0.05). However, the implementation of appropriate child feeding practices should be improved and applied through health education and empowering community groups to prevent stunting.  Keywords: Child Feeding Practices, Stunting Prevention, Education Level, Parental Income  ABSTRAK Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang salah satunya disebabkan karena rendahnya pemenuhan zat gizi mikro dan/atau makro akibat praktik pemberian makan anak yang tidak tepat. Ketidakoptimalan praktik pemberian makan anak dapat dipengaruhi oleh faktor kepentingan tingkat individu dan rumah tangga meliputi pendidikan dan pendapatan orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan orangtua dengan praktik pemberian makan pada balita dalam upaya pencegahan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dengan balita yang tinggal di Desa Sukamulya, Kabupaten Bandung. Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling sebanyak 76 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden (81,6%) berpendidikan menengah dan berpendapatan rendah (56,6%), namun tingkat praktik pemberian makan anak berada pada kategori kurang baik (56,6%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan orangtua terhadap praktik pemberian makan anak (p>0,05). Meskipun begitu, pelaksanaan praktik pemberian makan anak yang tepat harus tetap ditingkatkan baik melalui pendidikan kesehatan maupun pemberdayaan kelompok masyarakat sebagai upaya dalam mencegah kejadian stunting. Kata Kunci: Praktik Pemberian Makan Anak, Pencegahan Stunting, Tingkat Pendapatan, Tingkat Pendidikan.
PENERAPAN LATIHAN PEREGANGAN OTOT TERHADAP PENCEGAHAN NYERI PUNGGUNG PADA PEKERJA HOME INDSUSTRI SEPATU PERDINO LIGHTER RW 11 SUKAREGANG KAB. GARUT Akmal Sybromillsy; Dadang Purnama; Adelse Prima Mulya; Witdiawati Witdiawati
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 8 (2023): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Agustus 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v2i8.1330

Abstract

Posisi bekerja yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi tubuh akan menimbulkan penyakit akibat kerja yaitu keluhan nyeri punggung. Faktor risiko yang dapat memicu timbulnya rasa tidak nyaman pada daerah punggung mencakup usia, indeks massa tubuh, lama bekerja, jenis kursi kerja, posisi duduk, dan aktivitas fisik yang dilakukan. Peregangan otot dapat meningkatkan peredaran darah otot menyebabkan spasme dan iskemi berkurang sehingga metabolisme bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh menjadi tersebar dengan baik serta memproses pengeluaran sisa-sisa bahan yang tidak diperlukan oleh tubuh menjadi lebih efisien Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai cara mengatasi terjadinya nyeri punggung pada pekerja. Jenis penelitian ini menggunakan motode studi kualitatif dengan jumlah sampel sebanyak 8 oang pekerja berjenis kelamin laki-laki, dari seluruh pekerja belum mengetahui mengenai posisi ergonomis dan terdapat 6 pekerja yang mengalami keluhan nyeri punggung. Tindakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan menurunkan tingkat nyeri pada pekerja dengan memberikan pendidikan kesehatan posisi ergonomis dan peregangan otot. Berdasarkan tindakan tersebut, sudah mengetahui dan memahami mengenai posisi ergonomis yang dapat diterapkan di tempat kerja dan setelah melakukan peregangan otot 12 gerakan para pekerja menyatakan bahwa menjadi lebih rileks dan nyaman disela-sela bekerja, nyeri punggung yang dirasakan juga berkurang, menjadi skala 2.
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja: Self-Efficacy, Perceived Benefits dan Behavioral Intentions Witdiawati Witdiawati; Nisa Humaerotul Jannah; Umar Sumarna; Dadang Purnama
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 9 (2023): Volume 5 Nomor 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i9.11132

Abstract

ABSTRACT HIV/AIDS cases in Indonesia continue to increase every year. Adolescent groups have a high risk of spreading and transmitting HIV/AIDS. The purpose of this study was to identify the behavioral features of adolescents in the prevention of HIV/AIDS. This research used quantitative descriptive method with cross sectional approach on 94 respondents of adolescents in Pangandaran Village. The behavioral instrument for HIV/AIDS prevention uses the Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). The average age of respondents was 16.37 (SD=0.77). The highest response was women (62.8%). Most respondents already have positive behavior in HIV/AIDS prevention (76.6%), based on self-efficacy sub-variables mostly positive behavior (97.9%), perceived benefit mostly positive (97.9%) and behavior intention mostly positive (93.6%). HIV/AIDS prevention behavior is mostly good. But there are still some adolescent  who behave negatively. It is important to integrate and socialize HIV/AIDS prevention in adolescent activity programs. Further research on factors influencing adolescent behavior in HIV/AIDS prevention is needed with a larger sample size.  Keywords : Adolescent, Self Efficacy, Behavior, HIV/AIDS  ABSTRAK Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menerus meningkat pada setiap tahunnya. Kelompok remaja memiliki resiko yang cukup tinggi dalam penyebaran serta penularannya HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Penelitan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 94 responden remaja di Desa Pangandaran. Instrumen perilaku pencegahan HIV/AIDS mengunakan Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). Rata-rata usia responden adalah 16.37 (SD=0,77). Respon terbanyak adalah perempuan (62.8%). Sebagian besar responden sudah memilki perilaku positif dalam pencegahan HIV/AIDS sebesar (76.6%), berdasarkan sub variabel self efficacy sebagian besar berperilaku positif (97.9%), perceived benefit sebagian besar positif (97.9%) dan behavior intention sebagian besar positif (93.6%). Perilaku pencegahan HIV/AIDS sebagian besar sudah baik. Namun masih ada beberapa remaja yang berperilaku negatif. Penting adanya integrasi dan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS pada program kegiatan remaja. Penelitian lanjutan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS diperlukan dengan jumlah sampel yang lebih besar.  Kata Kunci : Remaja, Self Efficacy, Perilaku, HIV/AIDS
PkM Sosialisasi Aksi Bergizi Sebagai Upaya Pencegahan Anemia pada Siswa di SMPN 3 Garut Witdiawati Witdiawati; Dadang Purnama; Rohmalia M Noor
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 4, No 2 (2023): Pendampingan Peningkatan Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v4i2.6545

Abstract

Currently, the prevalence of anemia in adolescents is still high. Anemia in adolescents is one of them caused by insufficient nutritional intake. Socialization is needed to increase adolescent knowledge and understanding of the importance of nutrition to prevent anemia. #AksiBergizi is one of the government's efforts in realizing healthy and anemia-free adolescents. Socialization activities for nutritious actions were carried out at SMPN 3 Garut with a health education method approach through a series of morning exercise activities together, breakfast together, giving material and giving blood-added tablets for female students. The activity was attended by 147 students. Of the total 41 students who were checked for HB, 21 students (51.2%) had low HB. Blood tablets were given to 88 female students.  Socialization of nutritious action is effective in increasing the understanding and knowledge of SMPN 3 Garut students in the prevention of anemia. There needs to be synergy between educational institutions and local health service institutions for the sustainability of school health programs.
Tingkat Hardiness pada Mahasiswa dalam Menghadapi Pembelajaran Online Masa Pandemi Cah Soniman Nitema Gea; Iyus Yosep; Udin Rosidin; Indra Maulana; Witdiawati Witdiawati
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/jks.v7i1.4342

Abstract

This study aims to determine the hardiness of 2018 Unpad Faculty of Nursing final-year students dealing with online learning during a pandemic. The research method used in this research is a quantitative descriptive method. The results showed that 108 students (70.6%) of FKep Unpad A'2018 had moderate hardiness. In conclusion, the resilience and hardiness of FKep Unpad A'2018 students are in the medium category. Keywords: Hardiness, Student, COVID-19 Pandemic, Online Learning
Pemberdayaan Keluarga dalam Meningkatkan Adversity dan Spiritual Quotient Keluarga Pada Saat Pandemi di Rumah Citra Windani Mambang Sari; Neti Juniarti; Desy Indra Yani; witdiawati witdiawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i3.13044

Abstract

ABSTRAK  Tahun 2021 merupakan tahun ke 2 berlangsungnya pandemic covid-19 yang  menyebabkan semua orang menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah demi memutus mata rantai Covid19. Selain pembatasan aktivitas, adversity dan spiritual merupakan suatu hal yang penting pada saat pandemi sebagai ketahanan pada keluarga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan keluarga dalam mengidentifikasi Adversity dan Spiritual Quotient anggota keluarganya serta mengembangkan strategi koping keluarga yang baik selama masa pandemi. Pengabdian ini merupakan rangkaian work-life balance yang dilaksanakan secara online dengan zoom meeting. Kegiatan ini dihadiri 208 orang yang terdiri dari peserta umum yang merupakan pekerja atau mahasiswa. Dari kuesioner wellnes yang disebarkan ke peserta hampir setengahnya dari peserta kurang merasa ceria, kurang merasa tenang dan santai, kurang merasa aktif, tidak bangun dengan perasaan segar dan istirahat, kehidupan sehari-hari tidak dipenuhi dengan hal-hal yang menarik dalam waktu dua minggu terakhir. Berdasarkan hal tersebut, keluarga dapat memahami dan mempraktekan secara langsung bagaimana menyiapkan mental keluarga terutama di masa pandemi. Hal ini juga dapat menjadi rekomendasi untuk perawat komunitas dalam merencanakan intervensi untuk keperawatan keluarga. Kata Kunci: Spiritual, Adversity, Keluarga, Pandemi, Wellnes, Worklife-Balance  ABSTRACT Year of 2021 is the 2nd year of the covid-19 pandemic which causes everyone to spend most of their time at home to break the Covid19 chain. In addition to activity restrictions, adversity and spirituality are important during a pandemic as resilience in families. This activity aims to increase family empowerment in identifying Adversity and Spiritual Quotient of their family members and developing good family coping strategies during the pandemic. This service is a series of work-life balance which is carried out online with zoom meetings. This activity was attended by 208 people consisting of general participants who are workers or students. From the wellness questionnaire distributed to participants, almost half of the participants did not feel cheerful, did not feel calm and relaxed, did not feel active, did not wake up feeling refreshed and rested, and their daily lives were not filled with interesting things in the last two weeks. Based on this, families can understand and practice directly how to mentally prepare families, especially during a pandemic. This can also be a recommendation for community nurses in planning interventions for family nursing. Keywords: Spirituality, Adversity, Family, Pandemic, Wellness, Work-Life Balance
Gambaran Profil Demografi Penderita Hipertensi di Wilayah Kelurahan Ciwalen Garut Kota: Case Report Rifki Febriansyah; Witdiawati Witdiawati; Setiawan Setiawan
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 2 (2024): Volume 4 Nomor 2 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i2.13549

Abstract

ABSTRACT Hypertension or high blood pressure is called the silent killer because its symptoms are often without complaints and is the single main contributor to frequent diseases such as heart disease, stroke and kidney disease in Indonesia. Research to provide an overview of the characteristics of hypertension in residents in the Ciwalen Village area of Garut City. Used in this research is a survey method. Data collected using instruments was then analyzed using a frequency distribution based on the grouping of hypertension status along with risk factors that cause hypertension. Shows that hypertension can be influenced by demographic profile and lifestyle factors that are usually carried out by the community as evidenced by the lifestyle of people who adopt a lifestyle of smoking, lack of fruit and vegetables, lack of physical activity and obesity at risk of having hypertension with a hypotension category of 23 people (0.6 %), normal as many as 2679 people (67.1%), pre-hypertension as many as 725 people (15.5%), hypertension level 1 as many as 413 people (10.3%), hypertension level 2 as many as 208 people (5.2% ) and isolated systolic hypertension in 51 people (1.3%). The description of the demographic profile of hypertension can follow up on the efforts that have been given previously to be carried out independently by the community, especially hypertension sufferers, as a preventive and promotive effort to improve the health status of residents in the Ciwalen Village area, Garut City. Keywords: Hypertension, Demographic Profile, Community Nursing  ABSTRAK Hipertensi atau tekanan darah tinggi disebut sebagai the silent killer karena gejalanya yang sering tanpa keluhan dan menjadi kontributor tunggal utama untuk penyakit yang sering terjadi seperti penyakit jantung, stroke maupun ginjal di Indonesia. Penelitian untuk memberikan gambaran karakteristik hipertensi warga di wilayah Kelurahan Ciwalen Garut Kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen kemudian dianalisis menggunakan distribusi frekuensi berdasarkan pengelompokan status hipertensi disertai faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi. Hasil menunjukkan kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh profil demografi dan faktor-faktor pola hidup yang biasa dilakukan oleh masyarakat dibuktikan dengan pola hidup masyarakat yang menerapkan perilaku merokok, kurang buah dan sayur, kurang aktivitas fisik dan obesitas berisiko memiliki hipertensi dengan kategori hipotensi sebanyak 23 orang (0,6%), normal sebanyak 2679 orang (67,1%), pra hipertensi sebanyak 725 orang (15,5%), hipertensi tingkat 1 sebanyak 413 orang (10,3%), hipertensi tingkat 2 sebanyak 208 orang (5,2%) dan hipertensi sistolik terisolasi sebanyak 51 orang (1,3%). Adanya gambaran profil demografi penderita hipertensi dapat menindaklanjuti upaya yang telah diberikan sebelumnya untuk dilakukan kepada masyarakat secara mandiri khususnya penderita hipertensi sebagai upaya preventif dan promotif untuk meningkatkan derajat kesehatan warga di wilayah Kelurahan Ciwalen Garut Kota. Kata Kunci: Hipertensi, Profil Demografi, Keperawatan Komunitas