Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Kebutuhan Masyarakat Sekolah Tentang Media Edukasi Dalam Meningkatkan Personal Hygiene Pada Anak Di SD Sukagalih Putra, Deni Maisa; Juniarti, Neti; Sari, Sheizi Prista
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.608 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kebutuhan masyarakat sekolah tentang media edukasi kesehatan  dalam meningkatkan personal hygiene anak masih belum banyak dikembangkan. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media edukasi dapat meningkatkan kemampuan kritis anak. Personal hygiene atau kebersihan diri perorangan perlu diaplikasikan pada diri pribadi serta keluarga agar terhindar dari penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali ide-ide atau persepsi masyarakat sekolah tentang kebutuhan untuk meningkatkan Personal hygiene pada anak di SD Sukagalih. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kualitatif eksploratif untuk menggali ide-ide secara mendalam dari partisipan. Pemilihan partisipan menggunakan teknik purposive sample, berdasarkan kriteria inklusi. Sebanyak sembilan belas orang partisipan yang bersedia terlibat dalam penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam pada orangtua, guru, masyarakat, dan tenaga kesehatan, sedangkan pada anak-anak dilakukan focus group discussion (FGD). Waktu penelitian pada bulan September sampai dengan bulan November 2017, analisis data menggunakan teori Braun and Clarke (2006). Hasil: Penelitian didapatkan empat tema yaitu; kebutuhan akan media, kriteria media yang baik, jenis media yang dibutuhkan, dan penyitaan waktu dalam kebiasaan bermain. Diskusi: Bahwa masyarakat sekolah membutuhkan media dan metode untuk meningkatkan personal hygiene pada anak. Diperlunya kerjasama masyarakat sekolah untuk meningkatkan personal hygiene anak dan akan kebutuhan media edukasi yang dapat membantu pengetahuan, motivasi anak, dan  mendidik anak kearah yang lebih baik dalam kesehatan personal hygiene. ABSTRACTIntroduction: The needs of the school community about health education media in improving child hygiene are still not widely developed. Health education by using educational media can improve children's critical ability. Personal hygiene or personal hygiene needs to be applied to personal and family to avoid disease. The purpose of this study was to explore the ideas or perceptions of the school community about the need to improve personal hygiene in children in SD Sukagalih. Method: This study was conducted using a qualitative explorative design to explore the ideas in depth from the participants. The selection of participants was used purposive sample technique, based on the inclusion criteria. Nineteen participants were agreed to join in the study. Data collection used in-depth interview techniques for parents, teachers, communities, and health workers, while in children focus group discussions (FGDs) were conducted. During the study period from September to November 2017, data analysis used Braun and Clarke's theory (2006). Result: The research found four themes; the need for media, good media criteria, the type of media required, and the seizure of time in play habits. Discussion: That the school community needs media and methods to improve personal hygiene in children. There is a need for school community co-operation to improve the child's personal hygiene and the need for educational media that can help knowledge, motivate children, and educate children towards better health of personal hygiene. 
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN TB PARU PADA REMAJA: KAJIAN LITERATUR SISTEMATIS Setiawan, Guling; Juniarti, Neti; Yani, Desy Indra
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.756 KB)

Abstract

Pendahuluan; TB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman tuberculosis (Mycobacterium tuberculosa) (Alsagaff, 2006). Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB Paru, yang mana sebagian besar penderita TB Paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Penyakit TB paru dapat menyebar ke organ tubuh yang lain seperti lapisan otak, ginjal, tulang, serta nodus limfe (Crofton, 2005). Penyakit TB paru masih merupakan masalah kesehatan di dunia terutama pada negara-negara berkembang. Oleh karena itu kajian literatur diperlukan untuk menggali gaya hidup remaja dengan kejadian TB paru. Tujuan penulisan ini untuk mengidentifikasi hubungan gaya hidup remaja dengan kejadian TB paru. Metode Penelitian ini digunakan dalam membuat artikel ini adalah cirtical review. Proquest (tahun 2005-2016) dan Google Scoolar (tahun 2005-2016) merupakan database yang digunakan dalam review ini. Key word yang digunakan adalah gaya hidup, kejadian TB paru, dan remaja. Didapatkan 5 artikel penelitian yang sesuai dengan tujuan dan kriteria review. Dari 5 artikel ini, didapatkan hasil mengenai gaya hidup dengan kejadian TB paru pada remaja yang meliputi pengetahuan, pendidikan kesehatan, merokok, minuman keras (alkohol), dan keluar dimalam hari. Semua jurnal ini terbukti menunjukkan kearah gaya hidup yang mengakibatkan kejadian TB paru pada remaja. Review ini menyimpulkan bahwa gaya hidup dapat mempengaruhi kejadian TB paru pada ramaja. Merokok dan keluar dimalam hari merupakan factor yang dominan yang mengakibatkan kejadian TB paru pada ramaja
Gambaran Intensi Minum Obat Pencegah Filariasis Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya Yuliani, Elvin; Juniarti, Neti; Yamin, Ahmad
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.136 KB)

Abstract

ABSTRAK PENDAHULUAN: Program Pemberian Obat Pencegahan secara Massal (POPM) Filariasis di Indonesia dilaksanakan sebagai salah satu upaya memutuskan rantai penularan Filariasis di daerah endemi. Target cakupan POPM Filariasis ditetapkan sebesar 85%. Pada tahun 2015 cakupan minum obat terendah di wilayah Kabupaten Tasikmalaya berada di Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya dengan persentase minum obat pencegahan sebesar 46,95% dari jumlah sasaran minum obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran intensi minum obat pencegah Filariasis pada ibu rumah tangga di Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya. METODE PENELITIAN: Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 166 orang responden. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang mengukur intensi. Analisis data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. KESIMPULAN: Hasil penelitian menunjukan  intensi minum obat pencegah Filariasis pada ibu rumah tangga di Desa Citalahab Kecamatan Karangjaya masih rendah.  ABSTRACTINTRODUCTION: Mass Drug Administration (MDA) Program of Lymphatic Filariasis   in Indonesia was implemented as an effort to break the chain of transmission of Filariasis in endemic areas. Target coverage of MDA is set at 85%. In 2015, the lowest drug coverage in Tasikmalaya Regency was in Citalahab Village, Karangjaya District with the percentage of MDA coverage (46.95%) from the target.. The purpose of this research was to explore the description of intention to mass drug administration of Lymphatic Filariasis in housewife in Citalahab village, Karangjaya sub-district, Tasikmalaya regency. RESEARCH METHOD: The research method used is cross sectional study. The sampling technique used simple random sampling method with 166 respondents. The research location was done in Citalahab Village, Karangjaya Sub-district, Tasikmalaya Regency. Data collection uses questionnaires that measure intentions. Data analysis was presented in the form of frequency distribution. CONCLUSIONS: The results showed the intention of taking the drug of prevention of filariasis in housewife in Citalahab Village, Karangjaya Sub-district is still low
Pendidikan Kesehatan Tuberkulosis untuk Kader Kesehatan Desy Indra Yani; Neti Juniarti; Mamat Lukman
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.623 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i1.22038

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia. Banyak kasus TB tidak terdiagnosa dan tidak dilaporkan. Penyakit TB juga sering telat terdiagnosa dan diobati walau orang-orang dengan suspek TB teridentifikasi. Oleh karena itu, perlu melibatkan kader kesehatan sebagai bagian dari masyarakat dalam pengendalian TB melalui pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang TB. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengimplementasikan pendidikan kesehatan berbasis masyarakat untuk meningkatan pengetahuan TB sebagai upaya pencegahan dan pengendalian TB di Kabupaten Karawang. Peserta kegiatan ini berjumlah 48 orang. Hasil kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan TB dan pengetahuan penularan TB. Pengetahuan kader kesehatan yang baik diharapkan dapat membantu memberikan edukasi kesehatan masyarakat tentang TB. Pemberdayaan kader kesehatan dalam membantu pengendalian dan pencegahan TB dapat terus dilanjutkan dengan evaluasi berkala. Kata kunci: Kader kesehatan, pendidikan kesehatan, pengetahuan, tuberkulosis.
Upaya Peningkatan Kewaspadaan Universal Bagi Petugas Puskesmas Neti Juniarti; Hartiah Haroen; Raini Diah Susanti
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.212 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17330

Abstract

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan sindrom penyakit dengan angka kematian yang cukup tinggi menyebabkan penyakit ini sangat ditakuti oleh masyarakat.Meningkatnya prevalensi HIV/AIDS berarti meningkat pula resiko tenaga kesehatan yang dapat tertular HIV/AIDS, khususnya bila kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh tidak dilaksanakan terhadap semua pasien.Mengingat pentingya pelaksanaan kewaspadaan universal (universal precaution) bagi tenaga kesehatan maka upaya peningkatan kewaspadaan universal bagi tenaga puskesmas menjadi landasan utama dalam Pengabdian Masyarakat ini. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Puskesmas Jatinangor Kecamatan Cikeruh Kabupaten Sumedang. Peserta yang hadir sebanyak 31 orang. Kegiatan ini  bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan tindakan kewaspadaan universal (universal precaution) bagi petugas Puskesmas Jatinangor sebagai upaya mencegah penularan HIV/AIDS pada tenaga kesehatan. Dengan adanya kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi petugas puskesmas maupun bagi masyarakat untuk mencegah penularan HIV/AIDS di wilayah Jatinangor khususnya, dan di Kab. Sumedang pada umumnya. Rancangan kegiatan upaya peningkatan kewaspadaan adalah pemberian edukasi dengan pretest dan posttest disain yang dilakukan pada petugas puskesmas yang berjumlah 31 orang. Hasil kegiatan penyuluhan ini berhasil untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan tentang kewaspadaan universal, hal ini terbukti dari peningkatan hasil pre test tingkat pengetahuan 60% menjadi 100% pada saat post test. Untuk sikap pada saat pre test 6,25% menyatakan sangat setuju dan 18,75% menyatakan setuju bahwa memakai sarung pada saat melakukan tindakan merepotkan. Setelah post test masih ada 8% peserta yang menyatakan bahwa memakai sarung tangan merepotkan. Sebanyak 44% menyatakan tidak setuju dan 56% menyatakan sangat tidak setuju kalau memisahkan sampah medis dan non medis merepotkan. Simpulan kegiatan pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan pengetahuan dan sikap hampir seluruh petugas kesehatan di Puskesmas. Kata kunci:  HIV/AIDS, kewaspadaan universal, pendidikan kesehatan.
Pendidikan Kesehatan tentang Pencegahan Penyakit Kanker dan Menjaga Kualitas Kesehatan Laili Rahayuwati; Iqbal Abdul Rizal; Tuti Pahria; Mamat Lukman; Neti Juniarti
Media Karya Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v3i1.26629

Abstract

Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal yang mana sel tersebut bisa tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lainnya bahkan menyebabkan kematian. Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti perempuan dunia adalah kanker payudara. Kanker Payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya.Penderita kanker payudara dapat lebih cepat mengetahui serangan kanker pada payudara dengan memeriksa sendiri secara teratur setiap bulan yang dikenal dengan praktik SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) sayangnya hanya sedikit yang melakukannya. Keterlambatan tersebut paling banyak disebabkan ketidakmengertian tentang penyakit dan upaya deteksi dini dengan SADARI. Untuk menyikapi masalah tersebut perlu ditingkatkan program edukasi tentang SADARI, yang merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kanker payudara kepada masyarakat melalui pendidikan kesehatan.Tugas ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan perempuan di Desa Jatimukti dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Rancangan yang digunakan adalah perlakuan pada satu kelompok sampel sejumlah 31 orang. Analisis deskriptif komparatif menunjukkan bahwa hasil pengetahuan saat post test lebih baik dibanding pengetahuan saat pretest. Simpulan bahwa adanya peningkatan pengetahuan setelah pendidikan, selanjutnya masyarakat after membutuhkan pendidikan kesehatan yang regular.Kata kunci : Kanker payudara, pengetahuan, SADARI.
UPAYA PENINGKATAN KONDISI LINGKUNGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM Neti Juniarti
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2020): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v3i2.27348

Abstract

Saat ini DAS Citarum memiliki berbagai permasalahan baik dari hulu hingga hilir. Permasalahan daerah hulu berasal dari hilangnya sumber resapan air karena penggundulan hutan dan alih fungsi hutan lindung menjadi lahan perkebunan seperti kopi. Permasalahan berikutnya adalah limbah ternak yang langsung dibuang ke aliran sungai sehingga menimbulkan polusi yang mengkontaminasi air sungai tersebut. Pemerintah mengeluarkan salah satu solusi yang dikenal dengan program “Citarum Harum”. Program Citarum Harum mempunyai fokus untuk membenahi permasalahan disekitar DAS Citarum yang memberikan dampak negatif kepada masyarakat. Program PPM Tematik Citarum Harum mempunyai tujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di DAS Citarum. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi lingkungan di daerah aliran sungai Citarum, yang terdiri dari 5 fokus utama yaitu pengolahan sampah, konservasi air, mitigasi bencana, sanitasi lingkungan dan keberadaan lahan kritis di Desa Cilengkrang Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Metode kegiatan yang dilakukan berupa edukasi dan pendampingan bagi masyarakat yang dilaksanakan selama 2 minggu terkait pengelolaan sampah, lahan kritis, konservasi air, sanitasi lingkungan dan mitigasi bencana secara cermat. Salah satu kegiatan yaitu dengan membuar Rorak, sebuah parit buntu dengan kedalaman tertentu. Selain rorak, juga telah dilakukan edukasi pada masyarakat terkait pentingnya menjaga kebersihan diri dan pengelolaan kotoran hewan sehingga dapat menjaga sanitasi lingkungan yang baik. Masyarakat juga telah diberikan edukasi tentang risiko bencana longsor yang mungkin terjadi karena kontur desa Cilengkrang yang berada di wilayah pegunungan dan kekeringan yang melanda dan musim hujan yang sudah mulai datang menyebabkan wilayah ini berisiko untuk mengalami longsor. Hasil kegiatan pengabdian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat tentang lahan kritis, konservasi air, pengelolaan sampah, sanitasi lingkungan dan mitigasi bencana. Untuk mempertahankan kondisi ini maka perlu dilakukan kegiatan yang berkesinambungan untuk dapat terus meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk melakukan kelima hal tersebut sehingga tujuan Citraum Harum dapat tercapai.At present the Citarum watershed has various problems both from upstream to downstream. The problems in the upstream area stem from the loss of water catchment sources due to deforestation and the conversion of protected forests to plantation land such as coffee, then, the next problem is livestock waste which is directly discharged into the river flow causing pollution that contaminates the river water. The government issued a solution known as the "Citarum Harum" program. The Citarum Harum program has a focus on fixing issues around the Citarum watershed that have a negative impact on society. The Citarum Harum Thematic PPM Program aims to overcome the problems in the Citarum River Basin. It has 5 main focuses, namely on waste management, water conservation, disaster mitigation, environmental sanitation and the presence of critical land in Cilengkrang Village, Cilengkrang District, Bandung Regency. Methods: during the 2 weeks of activities carried out in the function of handling critical land set an idea that will be applied to solve the problem of waste management, critical land, water conservation, environmental sanitation and disaster mitigation carefully. One of the activities is by making a Rorak, a dead-end moat with a certain depth. In addition to rorak, education has also been carried out on the community regarding the importance of maintaining personal hygiene and animal dung management so as to maintain good environmental sanitation. The community has also been given education about the risk of landslides that may occur due to the contour of the village of Cilengkrang in the mountainous region and the drought that has hit and the rainy season that has begun to come causing this area at risk of experiencing landslides. The results of community service activities carried out indicate an increase in public awareness about critical land, water conservation, waste management, environmental sanitation and disaster mitigation. Continuous activities need to be done to be able to continue to increase motivation and public awareness to do the five things so that the objectives of Citraum Harum can be achieved.
EDUKASI TENTANG CINTA LINGKUNGAN BERSAMA KANG PISMAN DESA CANGKUANG KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG JAWA BARAT Neti Juniarti
Dharmakarya Vol 9, No 4 (2020): Desember, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i4.24929

Abstract

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting dalam menjamin keberlangsungan hidup semua makhluk termasuk manusia. Salah satu sumber air bagi masyarakat di Jawa Barat adalah sungai Citarum. Untuk meningkatkan keberhasilan upaya promosi kesehatan khususnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) maka dapat dilakukan dengan mengintegrasikan konsep setting, ekosistem, air dan kesehatan melalui model promosi kesehatan ekologikal yang berfokus pada system serta perubahan dan perkembangan seluruh organisasi. Pendekatan terintegrasi ini dapat melibatkan berbagai sektor dan organisasi dalam masyarakat dengan menggunakan proses kemitraan antara pihak akademisi, pelayanan kesehatan dan pemerintah daerah serta organisasi kemasyarakatan lainnya. Kegiatan pengabdian bertujuan memberikan edukasi yang diperlukan kepada anak-anak sejak dini desa cangkuang mengenai pentingnya kebersihan dan cinta lingkungan. Kegiatan pertama yaitu dilakukannya pre test menggunakan flashcard berupa gambar perilaku baik dan buruk tentang sampah. Kegiatan kedua yaitu edukasi tentang CILUNG KANGPISMAN (Cintai Lingkungan dengan Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan), pemanfaatan sampah dan perilaku baik dan buruk tentang sampah. Selanjutnya dilakukan kegiatan mewarnai gambar tentang lingkungan yang bersih. Kegiatan ketiga adalah post test dengan menggunakan flashcard berupa gambar perilaku baik dan buruk tentang sampah. Peserta yang mengikuti kegiatan ini yaitu sebanyak 30 anak. Hasil pre test dan post test sebagian besar menjawab benar. Implikasi dari pengabdian adalah dengan adanya edukasi tentang Kang Pisman, anak-anak dapat mengetahui pentingnya kebersihan dan cinta lingkungan sejak dini. Selain itu, anak-anak dapat menyampaikan edukasi yang didapat untuk diberitahukan ke orang tua dan keluarga terdekat.
Defining Service Learning in Nursing Education: An Integrative Review Neti Juniarti; Lana Zannettino; Jeffrey Fuller; Julian Grant
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.52 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i2.243

Abstract

Despite the wide use of service learning, there is lack of a standardised definition and measurable outcomes. Definitions of service learning found in the literature vary from the very broad to the highly specific. The aim of this review was to generate a functional definition of service learning and identify its components to constructively design and evaluate service-learning approaches in nursing education. An integrative review of scholarly literature was conducted to enable a concept analysis. A comprehensive database search using the search terms through a range of electronic databases, including CINAHL, MEDLINE, ERIC, Scopus, and the Web of Science from the earliest retrievable records of each database to June 23, 2015. The search terms used in this review were nursing students, nursing education, nursing school, community health nursing, community mental health nursing, health education, and service learning or community based education. A total of 42 studies were included in the review. A functional definition of service learning is proposed and four components of service learning were identified in this review, namely a structured form of intra-curricular experiential learning, reflection, reciprocity, and setting specific outcomes and benefits for stakeholders. The proposed conceptual model of service learning could contribute to consistent development, implementation, and evaluation of service learning in nursing education. Keywords:Components, definition, nursing education, service learning. Mendefinisikan Metode Belajar Service Learningdalam Pendidikan Keperawatan: Sebuah Kajian IntegratifAbstrakMetode service learning telah banyak digunakan di institusi pendidikan keperawatan di dunia, tetapi tidak ada definisi standar dan hasil yang terukur dari metode ini. Definisi service learning yang ada saat ini sangat bervariasi mulai dari yang sangat umum sampai sangat spesifik. Tinjauan literature ini bertujuan untuk menyusun definisi fungsional dari metode service learning dan mengidentifikasi komponennya sehingga dapat digunakan untuk merancang dan mengevaluasi metode service learning dalam pendidikan keperawatan. Integrative review (tinjauan pustaka terintegrasi) dilakukan untuk melakukan analisis konsep service learning. Pencarian literature secara komprehensif melalui database elektronik yang terdiri dari CINAHL, MEDLINE, ERIC, Scopus, dan the Web of Sciencedari publikasi yang paling awal sampai dengan tanggal 23 Juni 2015. Kata kunci yang digunakan adalah: nursing students, nursing education, nursing school, community health nursing, community mental health nursing, health education, and service learning or community based education.Total 42 artikel penelitian dimasukkan dalam analisis. Definisi fungsional service learning telah disusun dan empat komponen utama service learning telah diidentifikasi yang terdiri dari pengalaman belajar lapangan intra-kurikuler yang terstruktur, refleksi, reciprocity (manfaat timbal balik), dan penentuan hasil dan manfaat yang spesifik untuk semua pihak yang terlibat. Model konseptual yang disusun dapat berkontribusi bagi institusi pendidikan keperawatan untuk mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan service learning. Kata kunci : Definisi, komponen, pendidikan keperawatan, service learning
Pengaruh Edukasi Berbasis Keluarga terhadap Intensi Ibu Hamil untuk Optimalisasi Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Rosani Naim; Neti Juniarti; Ahmad Yamin
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1351.431 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i2.475

Abstract

Periode emas tumbuh kembang seorang anak dimulai sejak anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun. Wanita hamil dan anak-anak usia dibawah 5 tahun berada pada risiko tertinggi micronutrient deficiencies (MNDs), masalah pertumbuhan, penurunan intelektual, komplikasi perinatal dan meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu ibu hamil memerlukan program edukasi tentang nutrisi yang tepat untuk kesehatan ibu dan janin. Edukasi berbasis keluarga sesuai program keluarga sehat dapat meningkatkan intensi untuk mengubah perilaku kesehatan. Menurut Theory of Planned Behavior (TPB), bahwa intensi untuk mengubah perilaku dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh edukasi berbasis keluarga terhadap intensi ibu hamil untuk optimalisasi nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan di wilayah kerja Puskesmas Neglasari, Kota Bandung. Desain penelitian menggunakan quasi eksperiment, pre-test and posttest with control group design. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling seluruh ibu hamil yang terdata di Puskesmas sampai bulan November 2016 berjumlah 44 orang yang kemudian dibagi dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kegiatan edukasi dilaksanakan melalui tiga kali pertemuan kunjungan rumah. Analisis data menggunakan Wilcoxon test dan Mann whitney test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara edukasi berbasis keluarga terhadap intensi ibu hamil untuk optimalisasi nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan (p = 0.00). Program edukasi berbasis keluarga adalah efektif meningkatkan intensi ibu hamil. Dengan demikian, disarankan penerapan edukasi berbasis keluarga dalam intervensi keperawatan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya.Kata kunci: Edukasi berbasis keluarga, intensi, ibu hamil, nutrisi, 1000 hari pertama kehidupan. Effect Of Family-Based Education Towards Pregnant Mothers’ Intention to Optimize The Nutrition at 1000 First Day Of LifeAbstractChildren “Golden Period” starts since in the womb until two years after birth. Pregnant mothers and children under five (5) years old are at risk to suffer from micronutrient deficiencies (MNDs), growth problems, intellectual impairment, perinatal complications and increase of morbidity and mortality risks. Therefore pregnant mothers need an education program about proper nutrition for mothers’ and the fetus’ health.Family based education can improve intention to change health behavior. According to Theory of Planned Behavior (TPB, behaviour is influenced by attitudes, subjective norms and perceived behavioral control. Intention in order to change the behavior. The study aimed to identified the effect of family-based education towards pregnant mothers’ intention to optimize the nutrition at 1000 First Day of Life in the working area of Puskesmas Neglasari, BandungResearch design was quasi experiment, pre-test and post-test with control group design. A total of 44 pregnant mothers’ were recruited and divided into intervention and control group. Intervention were conducted three times through home visits. The data were analyzed using Wilcoxon test and Mann Whitney testThe findings showed that there was a significant effect between the family-based education towards pregnant mothers’ intention to optimize the nutrition of 1000 first days of life (p = 0.00). Thus, it is recommended to apply family based education in nursing intervention to improve of mothers and fetus health.Keywords : Family based education, intention, pregnant mothers’, nutrition, 1000 first days of life.