Claim Missing Document
Check
Articles

TUTORIAL PRA-KELAS: SEBUAH STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA PERKULIAHAN FISIKA DASAR Saepuzaman, Duden; Sriyansyah, Syakti Perdana; Karim, Saeful; Sari, Ika Mustika
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 21, No 2 (2016): Jurnal Pengajaran MIPA - Oktober 2016
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v21i2.825

Abstract

The Pre-Class Tutorial have been implemented to improve conceptual understanding of basic physics concepts among the pre-service physics teacher at one of Education College in Bandung City. This study was motivated by the previous research findings that students encounter the conceptual difficulties and the lack of understanding in introductory physics course. Based on these findings, we developed pre-class tutorial that facilitate students either to construct their own concepts o rto apply the concepts. The descriptive method was used to 260 third-years students of Physics Education Department. The increasing of conceptual understanding was identified from the average score of students’ achievement on the exam test. The findings showed that the use of pre-class tutorial effectively improve students’ conceptual understanding.
REKONSTRUKSI RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI ANALISIS KESULITAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS Juliani, Rini; Utari, Setiya; Saepuzaman, Duden
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol 1, No 1 (2017): First edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Literasi sains (LS) merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan serta mengaplikasikan sains agar mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan sains secara efektif dan bertanggung jawab. Individu yang berliterasi sains akan mampu belajar untuk memecahkan permasalahannya dan beradaptasi dalam masyarakat yang terus berkembang. Sehingga, LS dipandang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Namun, diduga adanya indikasi proses pembelajaran sains belum secara optimal memfasilitasi pelatihanya LS siswa, sebagai contoh instruksi paktikum yang digunakan masih besifat verifikasi sehingga tidak memfasilitasi kemampuan mengembanagkan pertanyaan penyelidikan dan merencanakan penyelidikan. Dengan metode suvey menggunakan 143 sampel di salah satu SMP N kabupaten Bandung bertujuan untuk mendapatkan gambaan rekonstruksi pembelajaan sains yang melatihkan LS bedasakan profil kesulitan LS siswa.Hasil penelitian menunjukkan profil LS yang dipandang rendah pada domain pengetahuan prosedural  43,12%dan pengetahuan epistemik 47,44%, sedangkan pada  domain kompetensi mengevaluasi dan merancang penelitian ilmiah 42,31%, serta kompetensi menginterpretasikan data dan bukti ilmiah 56,76%. Berdasakan analisis profil dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, maka rekonstruksi RPP menekankan pada proses observasi untuk menghasilkan pertanyaan penyelidikan, merencanakan penyelidikan (mengenal variabel, membuat predikasi dan meencanakan pediksi), mendapatkan data sebagai bahan pengetahuan epistemik untuk  menganalisis dan membuat kesimpulan, serta memberikan saran berdasarkan hasil evaluasi penyelidikan ilmiah.
REKONSTRUKSI RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI ANALISIS KESULITAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS Juliani, Rini; Utari, Setiya; Saepuzaman, Duden
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol 1, No 1 (2017): First edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v1n1.p%p

Abstract

Literasi sains (LS) merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan serta mengaplikasikan sains agar mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan sains secara efektif dan bertanggung jawab. Individu yang berliterasi sains akan mampu belajar untuk memecahkan permasalahannya dan beradaptasi dalam masyarakat yang terus berkembang. Sehingga, LS dipandang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Namun, diduga adanya indikasi proses pembelajaran sains belum secara optimal memfasilitasi pelatihanya LS siswa, sebagai contoh instruksi paktikum yang digunakan masih besifat verifikasi sehingga tidak memfasilitasi kemampuan mengembanagkan pertanyaan penyelidikan dan merencanakan penyelidikan. Dengan metode suvey menggunakan 143 sampel di salah satu SMP N kabupaten Bandung bertujuan untuk mendapatkan gambaan rekonstruksi pembelajaan sains yang melatihkan LS bedasakan profil kesulitan LS siswa.Hasil penelitian menunjukkan profil LS yang dipandang rendah pada domain pengetahuan prosedural  43,12%dan pengetahuan epistemik 47,44%, sedangkan pada  domain kompetensi mengevaluasi dan merancang penelitian ilmiah 42,31%, serta kompetensi menginterpretasikan data dan bukti ilmiah 56,76%. Berdasakan analisis profil dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, maka rekonstruksi RPP menekankan pada proses observasi untuk menghasilkan pertanyaan penyelidikan, merencanakan penyelidikan (mengenal variabel, membuat predikasi dan meencanakan pediksi), mendapatkan data sebagai bahan pengetahuan epistemik untuk  menganalisis dan membuat kesimpulan, serta memberikan saran berdasarkan hasil evaluasi penyelidikan ilmiah.
Diagnosis Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Memahami Konsep Momentum Saeful Karim; Duden Saepuzaman; S. P. Sriyansyah
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 1 No 1 (2015): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 1 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.434 KB) | DOI: 10.21009/1.01112

Abstract

AbstractThis descriptive study was motivated by the achievement of students' understanding of the concept of momentum that was still not as expected. The purpose of this study was to determine students’ conceptual understanding and reveal students’ learning difficulties on the concept of momentum in order to plan appropriate learning program. The research subject was 41 students who attend introductory physics course at LPTK in West Java. Data collection tool in the form of multiple-choice diagnostic tests, Momentum Conceptual Survey. Based on the results of diagnostic tests, students had difficulties as follows. First, students found it difficult to apply the concept of momentum in various physics context, especially new physics context that stated qualitatively. Second, students considered the concept of momentum is equal to the concept of energy, namely as a scalar quantity. Third, they found it difficult to apply conservation law of linear momentum in new physics context. Students were too focused on the velocity in solving momentum problems. Fourth, there was fallacy related to the applicability of the conservation law of momentum for objects, not only for the system. Fifth, students were unable to describe momentum, and impulse that expressed in vector representation.Keywords: diagnosis of learning difficulties, the concept of momentumAbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh pencapaian penguasaan konsep momentum mahasiswa yang masih belum sesuai harapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman konsep mahasiswa dan mengungkap kesulitan yang dialami mahasiswa pada konsep momentum dalam rangka merencanakan program pembelajaran yang tepat. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan sampel sebanyak 41 mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Fisika Dasar pada salah satu LPTK di Jawa Barat. Alat pengumpul data berupa tes diagnostik Momentum Conceptual Survey yang berbentuk pillihan ganda. Berdasarkan hasil tes diagnostik, diketahui bahwa mahasiswa mengalami kesulitan sebagai berikut. Pertama, mahasiswa kesulitan dalam menerapkan konsep momentum dalam berbagai situasi fisika, terutama situasi fisika baru atau yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif. Mahasiswa masih sering menyelesaikan persoalan momentum yang dinyatakan secara deskriptif, tidak dalam bentuk angka, tanpa menggunakan prinsip Fisika yang telah dipelajari. Kedua, mahasiswa memandang konsep momentum sama dengan konsep energi, yaitu sebagai besaran skalar. Ketiga, mahasiswa kesulitan menerapkan hukum kekealan momentum dalam situasi fisika baru, terutama dalam konteks soal yang memiliki massayang berubah. Mahasiswa terlalu fokus pada aspek kecepatan dalam penyelesaian persoalan momentum. Keempat, adanya kekeliruan berpikir terkait keberlakuan hukum kekekalan momentum untuk benda, bukan hanya untuk sistem. Kelima, mahasiswa kesulitan dalam mendeskripsikan momentum, perubahan momentum, dan impuls yang dinyatakan dalam representasi vektor.Kata-kata kunci: diagnosis kesulitan, konsep momentum
Desain Pembelajaran Student's Conceptual Construction Guider Berdasarkan Kesulitan Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Konsep Gerak Parabola Duden Saepuzaman; Saeful Karim
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 2 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 2, Des
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.427 KB) | DOI: 10.21009/1.02211

Abstract

Abstract This research is motivated finding of the student difficulties in projectile motion. In general, the difficulties students in understanding the concept of projectile motion as follows. First, draw the vector component’s in the direction x (horizontal) and y (vertical). Second, distinguish the velocity vector’s , the vector component of velocity, the velocity vector component in the x and y directions. Third, too focus on formula’s for half a projectile trajectory, maximum height, maximum distance. Fourth, always assumed final velocity moving object projectile when it hits the ground is always zero. Fifth, the velocity to zero at the top (only the speed in the vertical direction is zero). Sixth, the acceleration is owned by the object in the x and y directions. Seventh, found some students use the law of sines cosines rule’s on the determination of the distance /height (although the determination of the distance / high based on the speed information). In Prediction, the process of learning that takes less facilitate the development of thinking ability of students to build its own concept (constructivism). This research aims to create a lesson plan called Student's Conceptual Construction Guider. The method used is descriptive analysis method. Conceptual understanding of students are evaluated through tests shaped conceptual description. The results showed that the learning Student's Conceptual Construction Guider can facilitate the development of thinking ability of students to build its own concept in understanding the concept of a projectile motion Keywords: Student's Conceptual Construction Guides, student difficulties, Projectile Motion Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi karena ditemukannya kesulitan-kesulitan mahsiswa dalam mempelajari konsep gerak parabola. Secara umum, kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep gerak parabola sebagai berikut. Pertama, menggambarkan vektor komponen dalam arah x (horizontal) dan y (vertikal). Kedua, membedakan vektor kecepatan, vektor komponen kecepatan, komponen vektor kecepatan dalam arah x dan y. Ketiga, terfokus pada hapalan rumus waktu yang ditempuh peluru untuk lintasan setengah parabola, tinggi maksimum,jarak terjauh maksimum. Keempat, selalu beranggapan kecepatan akhir benda yang bergerak parabola ketika menyentuh tanah selalu nol. Kelima, kecepatan benda nol di puncak (padahal hanya kecepatan dalam arah vertikal yang nol). Keenam, percepatan dimiliki oleh benda dalam arah x maupun y. Ketujuh, ditemukan beberapa mahasiswa menggunakan aturan sinus cosinus segitiga pada penentuan jarak/ ketinggian dan sebaliknya (padahal penentuan jarak/ketinggian berdasarkan informasi kecepatan). Diduga kuat, proses pembelajaran yang terjadi kurang memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa untuk membangun konsepnya sendiri (konstruktivisme). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah rancangan pembelajaran yang disebut Student’s Conceptual Construction Guider. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriftif. Pemahaman konseptual mahasiswa dievaluasi melalui tes konseptual yang berbentuk uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Student’s Conceptual Construction Guider dapat memfasilitasi memfasilitasi pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa untuk membangun konsepnya sendiri dalam memahami konsep gerak parabola. Kata-kata kunci: Student’s Conceptual Construction Guider , kesulitan mahasiswa , Gerak Parabola
Penerapan Scientific Approach untuk Meningkatkan Literasi Saintifik dalam Domain Kompetensi Siswa SMP pada Topik Kalor Widi Ilhami Novili; Setiya Utari; Duden Saepuzaman
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 2 No 1 (2016): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 2 Nomor 1, Jun
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.993 KB) | DOI: 10.21009/1.02108

Abstract

AbstractScientific Literacy (SL) is a person's ability to use knowledge and scientific process to understand scientific phenomena in solving a problem or making a decision. However it is known that the SL of Indonesian students are in low grade. There is an indication that the SL is less facilitated in science learning. Capabilities that it is seen difficult associated with evaluating and designing scientific investigations, as well as making the questions for investigation. Quasy-experimental research with one group pretest and posttest design applied in one of the schools in Bandung city through purposive sampling, which consist of 32 students which aim to get the result of the SL after being applied scientific approach to the topic of heat. The instrument uses 20 essays with a reliability of 0.83. N-gain analysis showed an increase in the domain of competence, that is a competence in explaining scientific phenomena, competence in evaluating and designing of scientific research, as well as the competence to interpret the data and scientific evidence.. Learning with applying scientific approach has been able to increase the competency in the medium category.Keywords: scientific approach, scientific literacy, heat AbstrakLiterasi Saintifik (LS) merupakan suatu kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dan proses sains untuk memahami fenomena ilmiah dalam memecahkan suatu masalah atau mengambil keputusan. Namun diketahui bahwa LS siswa Indonesia masih rendah. Terdapat indikasi bahwa LS ini kurang terfasilitasi di dalam pembelajaran sains. Kemampuan yang dipandang sulit terkait dengan mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, serta membuat pertanyaan penyelidikan. Penelitian quasy-eksperimen dengan desain one group pretest and posttest diterapkan di salah satu sekolah di kota Bandung melalui purposive sampling dengan jumlah sampel 32 siswa yang bertujuan untuk mendapatkan hasil LS setelah diterapkan scientific approach pada topik kalor. Instrumen menggunakan 20 soal essay dengan reliabilitas 0,83. Analisis N-gain menunjukkan peningkatan pada domain kompetensi yaitu kompetensi menjelaskan fenomena ilmiah, kompetensi mengevaluasi dan merancang penelitian ilmiah, serta kompetensi menginterpretasikan data dan bukti ilmiah. Pembelajaran dengan scientific approach telah dapat meningkatkan domain kompetensi dalam kategori sedang.Kata-kata kunci: scientific approach, literasi saintifik, kalor
Pengembangan Alat Peraga dan Lembar Kerja Percobaan Penentuan Koefisien Restitusi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Bereksperimen Duden Saepuzaman; Yustiandi Yustiandi
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 3 No 2 (2017): JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Volume 3 Nomor 2, Des
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.887 KB) | DOI: 10.21009/1.03204

Abstract

Abstract This research is motivated because it found students' difficulties when experimenting to determine the magnitude of restitution coefficient. First, the determination of the initial height, the height of the second reflection and so on is not appropriate because it must observe something in a very short time. Second, the initial high determination is too high. Third, the object is oversize. Allegedly, existing worksheets do not facilitate students to experiment properly. This study aims to improve the experimental worksheet and redesign the experimental tool, so students will more easily understand how to experiment properly. This research is a classroom action research. Students' experimental abilities were obtained by comparing the answers of student worksheets before reconstruction and student answers after reconstruction. The results show that reconstructed worksheets can improve students' ability to experiment. Keywords: Redesigning the appartures, Worksheets, Restitution Coefficients, Experimenting Skills. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi karena ditemukan kesulitan siswa ketika melakukan percobaan untuk menentukan nilai koefisien restitusi. Pertama, penentuan tinggi awal, tinggi pantulan ke dua dan seterusnya tidak tepat karena harus mengamati sesuatu dalam waktu yang sangat singkat. Kedua, Penentuan tinggi awal yang terlalu tinggi. Ketiga, ukuran benda yang terlalu besar. Diduga kuat, lembar kerja yang ada kurang memfasilitasi siswa untuk melakukan percobaan dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki lembar kerja percobaan dan mendesain ulang alat percobaan, sehingga siswa akan lebih mudah memahami cara melakukan percobaan dengan benar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Kemampuan siswa bereksperimen diperoleh dengan cara membandingkan jawaban lembar kerja siswa sebelum direkonstruksi dan jawaban siswa setelah direkonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembar kerja yang telah direkonstruksi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bereksperimen. Kata-kata Kunci: Pengembangan Alat Peraga dan Lembar Kerja Percobaan, Koefisien Restitusi, kemampuan bereksperimen.
Analisis Karakteristik Butir Soal Fisika Dengan Pendekatan IRT Penskoran Dikotomus dan Politomus Duden Saepuzaman; Edi Istiyono; Haryanto Haryanto; Heri Retnawati; Yustiandi Yustiandi
Radiasi : Jurnal Berkala Pendidikan Fisika Vol. 14 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/radiasi.v14i2.1200

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan parameter butir soal Fisika materi Usaha dan Energi menggunakan pendekatan item response theory (IRT) penskoran dikotomus dan politomus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian sebanyak 1175 siswa SMA kelas XI yang tersebar di provinsi Jawa Barat dan Banten yang terdiri 450 siswa laki-laki dan 725 siswa perempuan. Data respon dengan penskoran dikotomus dianalisis menggunakan pendekatan teori respon butir dengan program BILOG-MG sedangkan untuk penskoran politomus dianalisis dengan pendekatan GPCM menggunakan program R guna mendapatkan informasi tentang tingkat kesukaran, daya beda, kecocokan butir, estimasi kemampuan peserta didik. Hasil uji kecocokan model menunjukkan bahwa butir soal paling banyak fit dengan model 2PL. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter butir soal Fisika materi Usaha dan Energi dengan penskoran dikotomus menunjukkan keseluruhan butir memiliki kriteria butir baik dan dengan penskoran politomus menunjukkan hampir seluruh butir kategori baik
ANALISIS DISRIMINAN DAN KLASIFIKASI KETEPATAN MASA STUDI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Duden Saepuzaman; Heri Retnawati
JPF (Jurnal Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Vol 9 No 2 (2021): September 2021
Publisher : Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpf.v9i2.20576

Abstract

Perguruan tinggi memegang peranan yang penting dalam mencetak sumber daya manuasia yang unggul, kompeten dan berdaya saing tinggi. Salah satu aspek penilaian di perguruan tinggi adalah akreditasi. Kelulusan tepat waktu mahasiswa merupakan bagian dari penilaian akreditasi. Studi ini difokuskan pada analisis diskriminan dan klasifikasi ketepatan masa studi mahasiswa Pendidikan fisika di FPMIPA UPI pada tahun angkatan masuk 2011-2015 atau yang mulai lulus 2015 sampai 2019. Jumlah total responden sebanyak 120 dengan komposisi 64 lulusan tepat waktu dan 56 lulusan tidak tepat waktu. Instrumen yang digunakan berupa kuiosoner yang disebar melalui google form ke alumni. Variabel yang dipandang mempengaruhi ketepatan masa studi meliputi skor Fisika Dasar I, IPK semester II, semester dimana mahasiswa mengontrak skripsi, semester dimana mahasiswa mengontrak PPL,  frekuensi bimbingan dengan pembimbing akademik, dan frekuensi bimbingan dengan pembimbing skripsi. Hasil analisis diskriminan menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan kelulusan tepat waktu/ ketepatan masa studi  meliputi, skor Fisika Dasar 1 ( ), semester saat mahasiswa kontrak skripsi ( ) , frekuensi Bimbingan Akademik per semester ( ) dan lama/waktu penyusunan skripsi ( ) dengan  fungsi diksriminan, . Sedangkan untuk analisis klasifikasi sebagai prediksi menghasilkan nilai kritis di  Hasil lainnya menunjukkan bahwa model /fungsi diskriminan yang dihasilkan memiliki ketepatan yang sangat tinggi yaitu 95,83 %. Hasil ini diharapkan dapat membantu meningkatkan jumlah lulusan tepat waktu dan mengantisipasi persoalan-persoalan  yang berpotensi menghambat penyelesaian studi mahasiswa.
Analysis of Items Parameters on Work and Energy Subtest Using Item Response Theory Duden Saepuzaman; Haryanto Haryanto; Edi Istiyono; Heri Retnawati; Yustiandi Yustiandi
Jurnal Pendidikan MIPA Vol 22, No 1 (2021): Jurnal Pendidikan MIPA
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This study aims to describe the Physics test item parameters in Work and Energy and describe students’ abilities using the item response theory approach (IRT) dichotomous scoring. This research is quantitative descriptive. The research subjects were 1175 high school class XI students in West Java and Banten provinces consisting of 450 male students and 725 female students. The instrument used was Physics of Work and Energy as many as 25 items in multiple choices with dichotomous scoring. Student response data with dichotomous scoring were analyzed using the item response theory approach using the BILOG-MG program. The results showed that most of the items fit the 2PL model. Subsequent analysis of the items’ characteristics indicates that all items have different power and a level of difficulty in the good criteria. Keywords: item parameters, item response theory, physics test. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan parameter butir soal Fisika pada materi Usaha dan Energi dan mendeskripsikan kemampuan peserta didik dengan menggunakan pendekatan teori respon butir (Item Response Theory, IRT) penskoran dikotomus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian sebanyak 1175 siswa SMA kelas XI yang tersebar di provinsi Jawa Barat dan Banten yang terdiri 450 siswa laki-laki dan 725 siswa perempuan. Instrument yang digunakan berupa soal Fisika materi Usaha dan Energi sebanyak 25 butir berbentuk multiple choice dengan penskoran dikotomus. Data respon  siswa dengan penskoran dikotomus dianalisis menggunakan pendekatan teori respon butir menggunakan program BILOG-MG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa butir soal paling banyak fit dengan model 2PL. Analisis berikutnya mengenai karakteristik butir soal menunjukkan bahwa keseluruhan butir memiliki daya beda dan tingkat kesulitan dalam kriteria good. Kata kunci: parameter butir, teori respon butir, tes fisika. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jpmipa/v22i1.pp1-9