This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik Sipil
Gusti Zulkifli Mulki
Unknown Affiliation

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN PRASARANA PERMUKIMAN DI JAGOI BABANG SEBAGAI PENUNJANG KAWASAN PERBATASAN DI KABUPATEN BENGKAYANG Gabriel Roy Kurniadi; Gusti Zulkifli Mulki; Eka Priadi
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.579 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i2.23879

Abstract

Secara geografis dan kemudahan akses jangkauan bahwa letak Kabupaten Bengkayang (Jagoi Babang) menjadi sentral di wilayah Utara Kalimantan Barat yang juga dihubungkan dengan perlintasan antar Kabupaten (Aruk/Kabupaten Sambas, Entikong/Kabupaten Sanggau, Bengkayang sebagai Ibukota Kabupaten Bengkayang ) serta  akses ke Perbatasan Malaysia Timur  (Serikin) dengan Ibukota Kuching. Potensi sumber daya alam di kawasan perbatasan Kalimantan Barat cukup besar dan memiliki nilai ekonomi yang baik, akan tetapi masih belum memadainya fasilitas infrastruktur yang mendukung konsentrasi pengembangan kawasan perbatasan tersebut khususnya infrastruktur pengembangan kawasan permukiman. Hal ini dikaji agar kawasan perbatasan di Jagoi Babang khususnya akan menjadi kawasan penunjang di perbatasan yakni sebagai pusat aktifitas lokal dan regional yakni di Take. Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan penelitian deskrifptif yang relevan dengan strategi pengembangan prasarana permukiman di Jagoi Babang sebagai penunjang kawasan perbatasan, dimana proses pengkajiannya diperlukan pemaparan secara deskriptif dan terperinci terhadap obyek penelitian yang diamati. Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan diantarannya dilakukan dengan wawancara, angket dan observasi. Metode analisis yang digunakan adalah Location Quotion (LQ) yang mengkaji sub-sektor yang paling potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan di Kecamatan Jagoi Babang, khuusnya di kawasan perbatasan yaitu tanaman pangan (padi dan kacang kedelai) dan komoditi perkebunan (lada dan kelapa sawit). Demikian pula penggunaan metode analisis SWOT yang berada di kuadran II memiliki kekuatan internal yang cukup baik, namun namun daya tarik bidang kegiatan lemah serta peluang relatif kecil, strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang diantaranya: (a) Merevitalisasi kawasan permukiman padat di pusat perdagangan kota; (b) Mengatur perkembangan permukiman yang tidak terkendali; (c) Menyediakan sarana dan prasarana dasar pendukung pengembangan kawasan; (d) Mengendalikan pengembangan kawasan permukiman dengan pembatasan kepadatan dan luasan; (e) Mengembangkan kawasan permukiman baru dengan konsep hunian berimbang; (f) Penyediaan infrastruktur baru.Upaya pengambangan perdagangan di kawasan perbatasan Jagoi- Serikin dengan tujuan untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat lokal khususnya masyarakat di Jagoi Babang. Selanjutnya mendorong upaya Kawasan Take menjadi Kota yang mandiri  dan berkelanjutan yakni kawasan tersebut menjadi kota mandiri yang mampu memenuhi dan suplai dengan keberadaan produksi yang menjadi daya tarik kawasan sekitar Take tersebut dan meminimalkan ketergantungan dengan pasar Serikin ( Malaysia Timur). Kata kunci : Permukiman, Kota Mandiri, Berkelanjutan
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SUTERA KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA Mayarianty Mayarianty; Gusti Zulkifli Mulki; Marsudi Marsudi
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 2 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2018
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v18i2.53743

Abstract

Timbulan sampah padat tidak dapat dihentikan, akan tetapi harus dikelola, dikurangi atau diminimalisasi secara baik. Pengelolaan sampah harus secara efektif dikelola oleh Pemerintah Daerah karena pada umumnya, pengelolaan sampah memerlukan anggaran/biaya yang besar, terutama untuk biaya teknik operasional baik dari pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sementara (TPS) maupun pembuangan akhir (TPA). Pengelolaan persampahan yang optimal dapat dilihat melalui kecenderungan pengelolaan sistem teknik operasional persampahan yang tepat berdasarkan aspek teknik yang dimulai dari pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan dan pembuangan dilihat dari kerekteristik jenis sampah itu sendiri dan aspek peran serta masyarakat. Pengelolaan sampah juga diawali dengan usaha perubahan persepsi dan perilaku masyarakat untuk mengolah sampah secara produktif. Salah satu program penanganan masalah sampah adalah melalui program 3R, dimana prorgam ini merupakan program dengan menjalankan 3R yaitu reduce atau mengurangi jumlah sampah, recycle atau mendaur ulang sampah, dan reuse atau memanfaatkan kembali sampah. Ketiga hal dalam konsep 3R sebenarnya merupakan tiga serangkaian hal yang saling terkait satu sama lain dalam setiap penerapannya. Seperti contohnya kegiatan penggunaan ulang (reuse) yang sangat erat terkait untuk kemudian melakukan kegiatan pendaur ulangan (recycling) yang juga berakibat mengurangi (reduce) volume sampah. Namun, jika dibandingkan dengan kegiatan mendaur ulang, mempergunakan barang bekas tampaknya menjadi hal yang lebih mudah dilakukan, khususnya secara individual. Di samping itu, penggunaan ulang barang bekas juga secara tidak langsung merupakan usaha mengurangi sampah. Kata kunci: TPS, TPA, pengelolaan sampah, peran serta masyarakat, 3R
KAJIAN HIDROLIS PENAMPANG SUNGAI DALAM PENETAPAN SEMPADAN SUNGAI MEMPAWAH DI KOTA MEMPAWAH Diah Astiningsih; Gusti Zulkifli Mulki; Umar A Gani
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.236 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i1.23867

Abstract

Sungai Mempawah merupakan sungai yang melintasi Kota Mempawah yang memiliki fungsi sebagai transportasi air, sumber air PDAM, juga sebagai saluran pembuang limbah rumah tangga dan industri rumah tangga disekitar sungai. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi aspek-aspek hidrologi yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lebar garis sempadan sungai pada wilayah sungai Mempawah Kota Mempawah, mengkaji pemanfaatan lahan di daerah sempadan sungai dan dataran banjir, merumuskan rekomendasi strategi pengelolaan wilayah sempadan sungai berdasarkan kondisi hidrolis dalam rangka mewujudkan kemanfaaatan sungai dan perlindungan untuk kelestarian fungsi sungai.Penelitian ini terdiri dari analisis curah hujan, analisis debit banjir rancangan, analisis kondisi eksisting sungai dan sempadan sungai. Metode yang digunakan adalah metode survei dan analisis data sekunder.Untuk mengetahui pemanfaatan daerah sempadan sungai dilakukan dengan survei sepanjang ± 22 km dan melakukan analisis citra satelit google earth. Penentuan sempadan sungai ini menggunakan gabungan antara teknis hidrolika/bantaran banjir sungai dengan kebijakan pengguna kepentingan terhadap ruang sungai.Hasil simulasi diperoleh kondisi morfologi sungai, peta genangan periode ulang 2,5,10 dan 25 tahun di wilayah Kota Mempawah dan kondisi tata guna lahan sepanjang sempadan sungai menunjukkan banjir tahunan sungai Mempawah akan meluapi sempadan sungai, adanya perubahan morfologi sungai sehingga memerlukan sempadan sungai yang lebih lebar untuk kebutuhan perlindungan terjadinya perubahan alur, adanya erosi dan keruntuhan tebing sungai yang diakibatkan arus maupun beban disekitar tebing. Lebar sempadan sungai antara 15 meter sampai dengan 100 meter yang disesuaikan dengan kondisi morfologi sungai dan pemanfaatan lahan pada daerah sempadan sungai. Diperlukan strategi pengelolaan wilayah sempadan sungai untuk meredusi kerugian akibat banjir.
KAJIAN PENATAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TEPIAN SUNGAI KAPUAS DI KOTA PONTIANAK (Studi Kasus Kelurahan Tambelan Sampit Kota Pontianak) - Helyanto; Gusti Zulkifli Mulki; - Marsudi
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 1 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL VOL 16 NO 1 EDISI JUNI 2016
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.673 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v16i1.24574

Abstract

At the beginning of its growth, Pontianak is a city that lived from Kapuas River. One of area in the city of Pontianak that located on the banks of Kapuas River is Tambelan Sampit with an area of 0.41 km2 and the population of 8,037 people (BPS Pontianak, 2016). This area also has several challenges that must be resolved, namely: Lack of public facilities; High building density, irregularity of position, river behind the housing, unqualified building standards and 60% of housing are on the riverbank (Settlement Official of Pontianak, 2015). According to the General Directorate of Coastal and Small Islands in Coastal Guidance (2006), the Coastal City or waterfront city is an area that bordering water and facing the sea, rivers, lakes and the likes. This research aims to provide the concept of housing arrangement and settlement on riverbanks with using qualitative methods. The study and data that obtained was analyzed by triangulation method which is comparing some theories and similar research both from within and outside the country. The conclusion is that buildings should be directed to the riverbank or use a two-faced concept, only open buildings may be developed, reducing building density, building occupants relocated to rusunawa, and rejuvenating the buildings. Suggestions from this research are the arrangement of housing and settlement must also pay attention to local wisdom, as well as the application of strict rules and actions for those who violated the rules. Keywords : Arrangemen, Housing and Settlement, Riverbanks.
PENATAAN RAMBU-RAMBU PADA ALUR PELAYARAN SUNGAI KAPUAS KECIL M. Anton Gunawan; Gusti Zulkifli Mulki; Johnny Maruli Tua S
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 1 (2021): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtst.v21i1.48775

Abstract

Peningkatan volume lalu lintas angkutan barang-barang berat dan kondisi morfologi sungai yang menyebabkan beberapa daerah berpotensi kecelakaan serta volume air tidak memadai pada saat musim kering menjadi kendala dalam alur pelayaran di Sungai Kapuas Kecil, sehingga dibutuhkan analisis perencanaan rambu pada alur pelayaran Sungai Kapuas Kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan kondisi alur pelayaran dari Jembatan Kapuas 1 sampai Sukalanting sebagai acuan kebijakan terhadap alur pelayaran sungai Kapuas Kecil, sehingga berfungsi sesuai dengan persyaratan pelayaran. Dari hasil analisis didapat bahwa pada alur pelayaran sungai Kapuas Kecil terdapat penyempitan pada daerah meander sungai yang terjadi akibat morfologi sungai dan juga adanya kapal-kapal yang berlabuh jangkar pada tepian sungai. Apabila dipakai untuk dua alur pelayaran secara aman, alur pelayaran sungai Kapuas Kecil ini hanya bisa dipakai untuk karakteristik kapal dengan kapasitas 940 DWT. Perlunya rambu pelayaran sungai di pasang agar pengguna alur mengetahui daerah alur, kondisi, larangan dan kewajiban bila melewati alur pelayaran sungai Kapuas Kecil ini. Kebutuhan rambu pada sungai Kapuas Kecil sebasar 73 buah dengan perincian rambu wajib sebanyak 24 buah, rambu larangan sebanyak 13 buah, rambu petunjuk sebanyak 26 buah, dan rambu peringatan sebanyak 10 buah. Fungsi rambu untuk mewujudkan lalu lintas angkutan sungai yang aman dan selamat.
STRATEGI PENGEMBANGAN TRANSPORTASI SUNGAI DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN YANG DILALUI JALUR SUNGAI MELAWI Jimmi Okgarianda; Slamet Widodo; Gusti Zulkifli Mulki
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL EDISI JUNI 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.741 KB) | DOI: 10.26418/jtst.v17i1.23876

Abstract

Transportasi sungai merupakan prasarana pengangkutan dan penghubung yang sangat penting, untuk memperlancar kegiatan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Semakin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pembangunan dan peningkatan transportasi air untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalulintas dari satu daerah ke daerah yang lain. Kabupaten Melawi dialiri oleh dua sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Sungai terbesar adalah Sungai Melawi dengan panjang 471 km dan melalui sisi utara wilayah Melawi. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, penulis tertarik melakukan studi dan analisa untuk mengetahui kondisi infrastruktur transportasi sungai di daerah yang dilalui Sungai Melawi; menganalisis potensi SDA yang dapat dikembangkan di daerah yang dilalui Sungai Melawi; dan menemukan strategis pengembangan  jaringan transportasi air untuk menunjang distribusi hasil produksi pada kawasan yang dilalui Sungai Melawi. Kondisi jaringan transportasi air dikawasan yang dilalui jalur Sungai Melawi yang memiliki kawasan potensi SDA sebagai berikut : (a) Kec. Nanga Pinoh,  terdapat Dermaga Nanga Pinoh yang melayani trayek Nanga Pinoh-Nanga Kayan (antar desa dalam 1 kecamatan). Berdasarkan hasil analisis LQ matriks potensi wilayah yang dilalui jalur Sungai Melawi memiliki 6 jenis Sub Sektor potensi kawasan, diantaranya pertanian (jagung, ubi kayu dan ubi jalar), perkebunan (karet); peternakan (babi dan ayam ras), yang mana hasil produksi dapat didistribusikan melalui jalur darat maupun jalur sungai. (b) Kecamatan Ella Hilir, untuk transportasi sungai berupa jalur perlintasan trayek  arah hulu: Nanga Pinoh > Ella Hilir > Menukung. Berdasarkan hasil analisis LQ matriks potensi wilayah diantaranya pertanian (padi, jagung, dan ubi jalar), perkebunan (kelapa), dan peternakan (sapi, babi, ayam buras dan itik) yang mana hasil produksi dapat didistribusikan melalui jalur darat maupun jalur sungai. (c) Kecamatan Menukung, untuk transportasi sungai berupa jalur perlintasan trayek  arah hulu: Nanga Pinoh > Ella Hilir > Menukung. Berdasarkan hasil analisis LQ matriks potensi wilayah Kecamatan Menukung memiliki potensi urutan ke-2 setelah Kecamatan Ella Hilir, potensi pertanian (ubi kayu dan ubi jalar), perkebunan (kelapa), peternakan (sapi, babi, ayam buras dan itik), yang mana hasil produksi dapat didistribusikan melalui jalur darat maupun jalur sungai. Hasil analisis SWOT strategi pengembangan jaringan transportasi sungai dikawasan yang dilalui jalur Sungai Melawi didapatkan strategi kekuatan dan peluang (SO), diantaranya : (1) Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. (2) Tersedianya prasarana dan sarana transportasi air yang mendukung pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan dan peternakan. (3) Optimalisasi pembangunan infrastruktur trasportasi air guna memenuhi kebutuhan trasportasi antar wilayah serta menunjang pengembangan wilayah. (4) Sinkronisasi kebijakan sector trasportasi air , pengembangan wilayah dan pembangunan perekonomian. Kata Kunci: Transportasi Sungai, Sungai Melawi, Potensi Sumber Daya Alam