Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search
Journal : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Winda Marienda; Moch. Zainuddin; Eva Nuriyah Hidayat
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.952 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v2i2.13271

Abstract

Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya masyarakat yang semakin cepat, maka tuntutan profesionalisme di dalam pelaksanaan tugas juga semakin menjadi tuntutan. Bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), profesionalisme utamanya dapat diukur dari sejauhmana kemampuan mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan. Empat kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru PAUD bermuara pada pengaktualisasian profesionalisme. Dalam ruang lingkup tugasnya, guru dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakannya. Bila disimpulkan dari pendapat Wragg (1994), maka terdapat beberapa faktor yang menyebabkan semakin tingginya tuntutan terhadap keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki oleh guru. Faktor pertama adalah karena cepatnya perkembangan dan perubahan yang terjadi saat ini terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi. Implikasi bagi guru adalah di mana guru harus memiliki keterampilan-keterampilan yang cukup untuk mampu memilih topik, aktivitas dan cara kerja dari berbagai kemungkinan yang ada. Guru-guru juga harus mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menyampaikan informasi, melainkan juga mendorong para siswa untuk belajar secara bebas dalam batas-batas yang ditentukan sebagai anggota kelompok. Mereka juga harus menemukan keseimbangan yang tepat antara tradisi dan modernitas, dan antara berbagai gagasan dan sikap yang dibawa oleh anak ke sekolah dan isi kurikulum. Jadi dengan berkurangnya kekakuan pemisahan ruang kelas dengan dunia luar, maka para guru juga perlu berusaha membawa proses belajar ke luar ruang kelas.
PEMANFAATAN LEMBAGA LOKAL UNTUK PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA GENTENG Nunung Nurwati; Hetty Krisnani; Agus Wahyudi Riana; Eva Nuriyah Hidayat; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.185 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i1.16038

Abstract

Kegiatan PKM  dengan judul ”Pemanfaatan Lembaga Lokal Untuk Pelaksanaan Tertib Administrasi Kependudukan Di Desa Genteng“, bertujuan untuk memanfaatkan keberadaan lembaga lokal yang ada untuk pelaksanaan pelaksanaan pendataan kependudukan sehingga dapat menciptakan tertib administrasi kependudukan. Untuk mencapai maksud tersebut, Tim PKM telah melaksanakan kegiatan berupa pelatihan dengan materi-materi mencakup peraturan dan teknis registrasi penduduk. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Genteng, dihadiri oleh 45 peserta, terdiri dari ketua RW, Ketua RT, kader posyandu, dan PKK. Pelatihan difokuskan pada materi Registrasi penduduk sebagai berikut: 1) Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; dan 2) Teknis Pengisian Data Kependudukan. Untuk menilai tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan digunakan alat bantu berupa Pre-Test dan Post-Test. Hasil dari kegiatan pelatihan pemanfaatan lembaga lokal dalam pelaksanaan registrasi penduduk ini baru mencapai pada aspek kognitif dan afeksi, hal ini dapat terlihat dari kemampuan peserta dalam memahami materi yang disampaikan oleh pemateri. Selain itu, tingkat partisipasi peserta dalam kegiatan diskusi pemecahan masalah cukup baik, hal ini dapat terlihat saat kegiatan tersebut dilaksanakan.Kata kunci: Lembaga lokal, Pelatihan administrasi kependudukan 
PENGEMBANGAN KAPASITAS USAHA MIKRO DESA TANJUNGSARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG Eva Nuriyah Hidayat
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i2.29055

Abstract

ABSTRAKPengembangan Kapasitas Usaha Mikro Desa Tanjungsari merupakan upaya untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan kemampuan pelaku usaha mikro yang ada di Desa Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Termasuk juga membuka akses pemasaraan melalui pemanfaatan kemajuan teknologi informasi. Program pengabdian pada masyarakat ini merupakan bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Padjadjaran kepada masyarakat sekitar yang diharapkan memberi kontribusi pada pengembangan perspektif kesejahteraan sosial dalam pengembangan ekonomi lokal. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan melibatkan 12 pelaku usaha mikro yang menjadi kelompok sasaran pengembangan. Berdasarkan hasil wawancara dan data sekunder yang dikumpulkan dilakukan  pelatihan pembukuan sederhana dan packaging serta pengenalan awal pemasaran melalui berbagai media disambut antusias pelaku usaha dalam rangka meningkiatkan usaha mereka. Pengembangan kapasitas usaha mikro perlu tersu ditingkatkan dan dipertahankan kesinambungannya usaha yang ada di Desa Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Kemajuan dan kesinambungan banyak usaha mikro diharapkan dapat menjadi sumber lapangan pekerjaan dan penghidupan sehingga meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat setempat dan sekitarnyaKata kunci: pengembangan kapasitas, usaha mikro, pelatihan labelling, pelatihan packaging ABSTRACTTanjungsari Village Micro Business Capacity Development is an effort to provide understanding and increase the capacity of micro business actors in Tanjungsari Village, Tanjungsari District, Sumedang Regency. This includes opening access to marketing through the use of advances in information technology. This community service program is part of the university's responsibility, in this case Padjadjaran University, to the surrounding community which is expected to contribute to the development of a social welfare perspective in local economic development. The method used is descriptive analysis by involving 12 micro-entrepreneurs who are the target groups for development. Based on the results of interviews and secondary data collected, simple bookkeeping and packaging training were carried out and the initial introduction of marketing through various media was greeted enthusiastically by business actors in order to increase their business. The development of the capacity of micro enterprises needs to be improved and maintained for the sustainability of existing businesses in Tanjungsari Village, Tanjungsari District, Sumedang Regency. It is hoped that the progress and sustainability of many micro businesses can become a source of employment and livelihoods so as to improve the social welfare of the local community and its surroundingsKeywords: capacity development, microbusiness, labeling training, packaging trainingKey words: capacity building, micro business, labeling training, packaging training
EFEKTIVITAS PROGRAM KEMITRAAN PT. KAI DAOP 2 BANDUNG DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH Syammas Perdana; Eva Nuriyah Hidayat; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v3i2.13692

Abstract

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.Pemberdayaan sebagai strategi pengentasan kemiskinan harus menjadi proses multidimensi dan multisegi yang memobilisasi sumberdaya dan kapasitas masyasrakat. Dalam hal ini, pemberdayaan tidak lagi menjadi sesuatu yang teoritis melainkan menjadi alat untuk memutar-balikkan proses pemiskinan. Kelompok masyarakat miskin amat rentan karena mereka tidak memiliki sistem penyangga kehidupan yang memadai. Pemberdayaan ini dapat dijadikan sebagai media dalam menyuarakan kepentingan, prioritas dan alternatif terhadap solusi yang berkaitan dengan masalah., sehingga dalam prosesnya terdapat partisipasi oleh warganya.
PEMASARAN SECARA ONLINE BAGI PELAKU USAHA KECIL DAN MENENGAH (UMKM) RW 05 DESA CINUNUK Eva Nuriyah Hidayat; Soni Akhmad Nulhaqim; Muhammad Fedryansyah
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i2.29051

Abstract

ABSTRAKDalam masa pandemi covid 19 yang dihadapi saat ini, usaha mikro dihadapkan pada tantangan agar dapat bertahan keberadaannya dan dapat menyesuaikan dengan tuntutan dari konsumen. Sistem jual beli yang dilakukan mengalami perubahan yang asalnya secara kontak langsung menjadi sistem online. Di RW 5 Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ini mempunyai potensi berbagai usaha diantaranya kuliner dan berbagai produk kerajinan masyarakat. Tujuan KKN Integratif Virtual ini adalah memberikan pemahaman, bimbingan dan penyuluhan serta pendampingan kepada masyarakat agar dapat mengembangkan usahanya secara online. Kegiatan yang diselenggarakan meliputi pendampingan melakui grup whatsapps dengan masyarakat dan pelatihan secara virtual kepada warga masyarakat yang mempunyai usaha mikro agar dapat mengembangkan usahanya serta langsung bisa menerapkan pemasaran online ini dalam berbagai jenis usaha mikro serta pembuatan flyer untuk membantu masyarakat memasarkan produknya secara online.Kata kunci: Pemasaran online, pendampingan, pelatihan. ABSTRACTIn the current Covid 19 pandemic, micro businesses are faced with challenges in order to survive and be able to adapt to the demands of consumers. The buying and selling system has undergone a change from direct contact to an online system. In RW 5, Cinunuk Village, Cileunyi District, Bandung Regency, it has the potential for various businesses including culinary and various community handicraft products. The purpose of this Virtual Integrative KKN is to provide understanding, guidance and counseling as well as assistance to the community so that they can develop their business online. The activities carried out include mentoring through whatsapps groups with the community and virtual training for community members who have micro businesses so that they can develop their business and can directly implement this online marketing in various types of micro businesses as well as making flyers to help people market their products online. Keywords: online marketing, mentoring, training.
PENGASUHAN (GOOD PARENTING) BAGI ANAK DENGAN DISABILITAS Gabriela Chrisnita Vani; Santoso Tri Raharjo; Eva Nuriyah Hidayat
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v2i1.13263

Abstract

Setiap anak tidak terkecuali anak dengan disabilitas mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan pendidikan, dan hak-hak lainnya. Akan tetapi jumlah anak disabilitas di Indonesia yang ternyata tidak sedikit harus diperhatikan bersama terutama oleh lingkungan terdekat atau orangtua. Hal ini dibuktikan dengan adanya jumlah anak penyandang disabilitas yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menurut Pendataan Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Kementerian Sosial (2009) , terdapat 65.727 anak, yang terdiri dari 78.412 anak dengan kedisabilitasan ringan, 74.603 anak dengan kedisabilitasan sedang dan 46.148 anak dengan kedisabilitasan berat. Lalu berdasarkan Susenas Triwulan 1 Maret 2011, jumlah anak Indonesia sebanyak 82.980.000. Dari populasi tersebut, 9.957.600 anak adalah anak berkebutuhan khusus dalam kategori penyandang disabilitas. Anak dengan disabilitas memerlukan penanganan khusus, tetapi tidak semua orangtua yang tulus menerima anak dengan disabilitas dan memberikan kasih sayang secara penuh hal ini dapat terlihat dari penerimaan orangtua yang sedih, malu, dan terkejut. Dengan penerimaan tersebut, akan mengakibatkan orangtua tidak memperdulikan anak dengan disabilitas dan kurangnya perhatian atau kasih sayang orangtua kepada anak dengan disabilitas. Belum banyak orangtua yang menerima anak dengan disabilitas dengan hati yang tulus, yang mengakibatkan kurang terpenuhinya hak dan kebutuhan anak dengan disabilitas. Dalam hal ini, perlu adanya pengasuhan baik dari keluarga terutama kedua orangtua anak. Pengasuhan yang baik akan menghasilkan anak dengan disabilitas dapat memenuhi kebutuhan dan mendapatkan hak mereka sehingga dapat berfungsi secara sosial. Perlunya edukasi akan fungsi keluarga yang memang harus dipenuhi yaitu afeksi, keamanan, identitas,afiliasi, sosialisasi, kontrol harus diberikan orangtua kepada anak penyandang disabilitas. Pelayanan sosial bagi keluarga juga dapat diterapkan diadakan misalnya dengan pelayanan konseling keluarga, family life education (pendidikan kehidupan keluarga), dan parent support group dapat dilakukan oleh pekerja sosial dalam memberdayakan orangtua serta anak dengan disabilitas.
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENANGANAN ANAK JALANAN Fadilah Putri; Soni Akhmad Nulhaqim; Eva Nuriyah Hidayat
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2015): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v2i1.13259

Abstract

Anak jalanan adalah sebuah potret kehidupan yang berasal dari jalanan yang sangat rentan mengalami berbagai masalah yang ada pada masyarakat. Dari berbagai kemungkinan yang dapat menimpa anak jalanan seperti kekerasan, korban eksploitasi, seks bebas dan sebagainya, pemerintah melakukan upaya dalam menanggulangi anak jalanan dengan dibentuknya Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Program ini menjadi prioritasi nasional Kementrian Sosial RI untuk mewujudkan pemenuhsn hsk dasar anak dan perlindungan. Melalui PKSA, diharapkan dapat meminimalisasi menjamurnya anak jalanan. Pelaksanaan Selain bantuan dana, PKSA juga memberikan pendamping yang dilakukan oleh tenaga professional yang disebut Sakti Peksos (Satuan Bakti Pekerja Sosial). Sakti Peksos ditempatkan di Rumah Perlindungan Anak yang menangani permasalahan anak.
PENGUATAN KAPASITAS PENGURUS RW 05 DESA CINUNUK DALAM MEMBANGUN POTENSI KEUNGGULAN WILAYAH RW Muhammad Fedryansyah; Soni Akhmad Nulhaqim; Eva Nuriyah Hidayat
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i2.29047

Abstract

RW 05 Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung adalah salah satu desa  yang memiliki potensi di bidang kuliner, jasa retail, pertanian, peternakan, perkebunan. RW ini sangat heterogen dari segi mata pencaharian dan gendernya. RW ini terletak di kaki gunung manglayang.  RW ini layak untuk dikembangkan agar bisa menjadi desa unggul. Tujuan dari KKN-PPM Integratif Virtual ini untuk penguatan kapasitas pengurus RW 05 dalam membangun potensi keunggulan wilayah RW. Metode yang kami gunakan yaitu analisis SWOT, dengan cara memberikan pertanyaan mengenai keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman kepada pengurus RW, lalu pembuatan program kerja RW, dan diskusi melalui daring. Menambah pengetahuan dalam mengidentifikasi potensi yang mereka miliki, potensi yang dimiliki RW 05 yaitu banyaknya usaha kecil (kuliner) warga yang berkembang menuju usaha online. Kemudian menambah pengetahuan pengurus untuk memetakan jenis usaha kuliner yang ada di wilayah RW 05. Lalu nantinya warga RW 05 dapat memperkenalkan RW nya sebagai RW Kuliner Rakyat kepada masyarakat luas melalui video profil.Kata Kunci : Penguatan Kapasitas RW 05, Analisis SWOT, dan Potensi. RW 05 Cinunuk Village, Cileunyi District, Bandung Regency, is one of the villages that have potential in the culinary, retail, agriculture, animal husbandry, and plantation sectors. This RW is very heterogeneous in terms of professions and gender. This RW is located at the foot of Manglayang Mount. This RW deserves to be developed so that it can become a superior village. The purpose of the Virtual Integrative KKN-PPM is to strengthen the capacity of RW 05 administrators in building the RW region's potential advantages. The method that we used is SWOT analysis, by giving questions about the strengths, weaknesses, opportunities and threats for RW officer, and then make the RW work programs, and discussing through courage. Adding knowledge in the potential that is owned, the potential of RW 05 is in small businesses (culinary) citizens who are developing towards online businesses. Then add the management's knowledge to map out the types of culinary businesses in the RW 05 area. Then what RW residents want can introduce RW as the Culinary Community RW to the wider community through video profile.Keywords: RW 05 Capacity Strengthening, SWOT Analysis, and Potential.
INTERAKSI DI DALAM KELUARGA DENGAN ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI PANTI SOSIAL MASURDI PUTRA BAMBU APUS JAKARTA Febry Hizba Ahshaina Hizba Ahshaina; Budhi Wibhawa; Eva Nuriyah Hidayat
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2016): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v3i3.13777

Abstract

Keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk pertama kalinya, dan untuk seterusnya anak banyak belajar di dalam kehidupan keluarga. Oleh karena itu peran, sikap dan perilaku orangtua dalam proses pengasuhan anak, sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak. Dengan kehadiran seorang anak dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga menjadi lebih penting dan intensitasnya harus semakin meningkat, artinya dalam keluarga perlu ada komunikasi yang baik dan sesering mungkin antara orang tua dengan anak. Cukup banyak persoalan yang timbul di masyarakat karena atau tidak adanya komunikasi yang baik dalam keluarga. Dalam kenyataannya, proses interaksi anak dengan orangtua tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan dan tidaklah sesederhana yang kita bayangkan dan katakan. Pengasuhan sering dibumbui oleh berbagai hal yang tidak mendukung bagi kemandirian anak, antara lain: sikap dan perilaku orangtua yang tidak dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya, suasana emosi anggota rumah tangga sehari-hari yang tidak kondusif, serta interaksi anggota keluarga lainnya yang tidak baik. Dengan situasi seperti itu, maka tidak semua interaksi keluarga terhadap anak efektif, akibatnya, perilaku dan kemandirian anak, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lingkungan, seperti kemajuan teknologi informasi dan globalisasi yang berkembang pesat dewasa ini sangat mempengaruhi nilai dan norma yang berlaku dalam individu, keluarga, dan masyarakat. Hal ini dapat berakibat terjadinya berbagai permasalahan sosial pada anak diantaranya; penyimpangan perilaku baik pada anak maupun pada orang dewasa, seperti tindak kekerasan, pencurian, pelecehan seksual, tawuran dan lain- lain yang menyebabkan anak berhadapan dengan hukum (ABH).