Muhammad Fedryansyah, Muhammad
Unknown Affiliation

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PEMAHAMAN MASYARAKAT MENGENAI GANGGUAN JIWA DAN KETERBELAKANGAN MENTAL Lubis, Nadira; Krisnani, Hetty; Fedryansyah, Muhammad
Share : Social Work Journal Vol 4, No 2 (2014): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.659 KB) | DOI: 10.24198/share.v4i2.13073

Abstract

Pemahaman masyarakat mengenai gangguan jiwa dan keterbelakangan mental sangat minim. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai gangguan jiwa dan keterbelakangan mental menyebabkan penderita kerap kali mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari masyarakat bahkan dari keluarga penderita sendiri. Salah satunya di negara Indonesia, perlakuan yang di dapatkan oleh penderita gangguan jiwa dan keterbelakangan seperti diskriminasi, mereka terisolasi, dikucilkan bahkan hingga dipasung, padahal penderita gangguan jiwa dan cacat mental adalah warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga negara Indonesia dan sebagai seorang manusia yang dapat mengembangkan diri dan mengasah potensi-potensi yang dimilikinya. Penyakit gangguan jiwa dan keterbelakangan mental memiliki pemahaman yang berbeda akan tetapi penderita sering kali mendapatkan perlakuan yang serupa dari masyarakat maupun keluarga penderita. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang seseorang kapan saja dan dimana saja dan penyakit ini dapat disembuhkan dengan mendapatkan penanganan yang tepat, sedangkan cacat mental bukanlah suatu penyakit akan tetapi cacat mental merupakan suatu keadaan yang telah dialami seseorang dari semenjak dikandungan, akan tetapi bukan berarti mereka tidak dapat mengembangkan diri sebagai manusia, penanganan sejak dini dan dengan tepat juga diperlukan oleh penderita cacat mental. Maka dari itu, peran dari masyarakat sangat dibutuhkan guna untuk membantu penderita dalam bekreasi hingga dapat mengembangkan potensi- potensi yang dimilikinya dengan cara mengetahui bagaimana harus bersikap kepada mereka dengan tidak memandang penderita sebelah mata. Peran dari seorang pekerja sosial dalam hal ini dapat membantu masyarakat dan keluarga penderita gangguan jiwa atau cacat mental sebagai educator, motivator dan sebagai konselor.
PENGANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN ASET KOMUNITAS Fedryansyah, Muhammad; Resnawaty, Risna
Share : Social Work Journal Vol 7, No 1 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.184 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i1.13828

Abstract

Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu tujuan utama dalam pembangunan yang dilakukan di daerah. Terkait dengan hal tersebut, orientasi pembangunan yang bergeser dari top down menjadi bottom up juga menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam merancang berbagai program pembangunan. Begitupula yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sumedang, yang berupaya untuk menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. Dalam penelitian ini, akan difokuskan pada penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan asset komunitas dengan mengambil kasus di wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Pengembangan asset komunitas merupakan salah satu kajian dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial, terutama dalam kajian pengembangan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis berdasarkan interpretasi dari data primer maupun sekunder. Proposisi dari penelitian ini adalah penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui pengembangan asset komunitas yang ada di masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari dari lima tipe asset komunitas (fisik, sumberdaya manusia, sosial, lingkungan, dan finansial) yang ada di Kecamatan Jatinangor, asset yang dapat dikembangkan adalah asset fisik, asset sumber daya manusia, dan asset sosial. Dengan demikian, pemerintah daerah Kabupaten Sumedang dapat merancang program pembangunan dengan memanfaatkan asset yang sudah ada tersebut (fisik, sumber daya manusia, dan sosial).
KEBIJAKAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN Fedryansyah, Muhammad
Share : Social Work Journal Vol 6, No 1 (2016): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.236 KB) | DOI: 10.24198/share.v6i1.13159

Abstract

Kebijakan sosial dan program pelayanan telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Meskipun suatu kebijakan sosial telah dirancang dengan baik, tidak berarti pelaksanaannya akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Keberhasilan suatu kebijakan dilihat dari bagaimana kebijakan tersebut dapat diwujudkan menjadi pedoman yang lebih aplikatif untuk menjadi panduan dalam implementasi kebijakan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang interpretasi kebijakan Peraturan Bupati Sumedang No. 12/2013 oleh aparat pemerintah daerah terkait.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman aparat pemerintah mengenai kebijakan dilihat dari pemahaman mengenai masalah sosial yang menjadi sasaran dari kebijakan, tujuan dari kebijakan, serta regulasi lain yang terkait dengan kebijakan. Selain itu, pada aspek pilihan implementasi terdapat nilai-nilai dan kriteria yang muncul dari aspek-aspek pilihan. Adapun nilai-nilai yang muncul adalah equality dan equity, sedangkan kriteria yang muncul adalah effectiveness dan efficiency. Ketika menginterpretasikan kebijakan tersebut, aparat pemerintah juga memahami kendala dalam implementasi kebijakan. Adapun kendala dalam implementasi antara lain kondisi sosial budaya masyarakat, kebijakan pendukung, serta ketersediaan fasilitas pendukung.Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal antara lain pelibatan dinas teknis lain dalam implementasi kebijakan, penyusunan peraturan pendukung, serta memaksimalkan pelibatan masyarakat dan pihak swasta dalam implementasi kebijakan.
JARINGAN SOSIAL MASYARAKAT DI RING 1 TERMINAL BBM PERTAMINA PADALARANG FEDRYANSYAH, MUHAMMAD
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.485 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14348

Abstract

Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang efektif adalah dengan melibatkan masyarakat yang menjadi sasaran program. Pelibatan tersebut dapat dilakukan ketika perusahaan mampu memetakan jaringan sosial yang ada di masyarakat. Jaringan sosial juga disebut sebagai para stakeholders yang berhubungan di masyarakat. Salah satu perusahaan yang menjalankan program CSR adalah Terminal BBM Pertamina Padalarang. Penelitian ini diarahkan untuk menjabarkan tentang pemetaan jaringan sosial masyarakat yang berada di Ring 1 Terminal BBM Pertamina Padalarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis berdasarkan interpretasi dari data primer maupun sekunder. Adapun gambaran mengenai jaringan sosial masyarakat di Ring 1 Terminal BBM Pertamina Padalarang dapat dilihat dari identifikasi stakeholders, dan hubungan antar stakeholders.
KONDISI SOSIAL MASYARAKAT DI SEKITAR PERUSAHAAN DI DESA KERTAJAYA KECAMATAN PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT RESNAWATY, RISNA; FEDRYANSYAH, MUHAMMAD
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.687 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14351

Abstract

Pemahaman mengenai kondisi sosial masyarakat di sekitar perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility. Pemahaman tersebut mencakup gambaran yang komprehensif mengenai masyarakat sehingga dapat menjadi landasan dalam perancangan program. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat yang tinggal di wilayah industri khususnya di Desa Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis berdasarkan interpretasi dari data primer maupun sekunder. Adapun gambaran mengenai kondisi sosial masyarakat dapat dilihat dari kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai lokal meskipun jumlah penduduk pendatang semakin meningkat. Kemudian, kondisi ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pergeseran mata pencaharian dari petani menjadi industri.
FENOMENA “NGELEM” OLEH ANAK JALANAN DI KOTA MAKASSAR ACHMAD, AZHARY ADHYN; MULYANA, NANDANG; FEDRYANSYAH, MUHAMMAD
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.689 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14395

Abstract

Perkembangan suatu wilayah akan selalu diikuti dengan berbagai masalah. Hal ini terjadi karena perkembangan wilayah akan diikuti dengan adanya perubahan social dalam masyarakat. Tidak semua perubahan social yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan. Akibatnya muncul dampak perubahan social yang merupakan masalah social. Masalah social yang paling sering terlihat di kota besaar adalah kehadiran anak jalanan. Kehadiran anak jalanan ini sebagai dampak dari perubahan social yang terjadi.Kehadiran anak jalanan akan diikuti dengan adanya masalah social lainnya yaitu perilaku bebas dari anak jalanan tersebut. Saah satu perilaku bebas tersebut adalah perilaku “ngelem” yang dilakukan oleh anak jalanan. Perilaku “ngelem” ini mempunyai dampak yang tidak baik bagi anak jalanan. Dampaknya tidak hanya bersifat fisik saja tetapi juga bersifat psikologis dan social.Untuk mengatasi permasalahan perilaku “ngelem yang dilakukan oleh anak jalan tidak hanya dilakukan intervensi yang bersifat represif saja. Diperlukan juga intervensi yang bersifat preventif. Selain itu intervensi tidak hanya dilakukan pada masalah yang terjadi saat ini juga dilakukan pada factor penyebab dan ddampak dari masalah tersebut.
PENGANGGULANGAN BENCANA DI MASYARAKAT DESA STUDI DI DESA CIPACING, DESA CILELES, DAN DESA CIKERUH KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG Fedryansyah, Muhammad; Pancasilawan, Ramadhan; Ishartono, Ishartono
Share : Social Work Journal Vol 8, No 1 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.137 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i1.15961

Abstract

Wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi bencana alam di Kabupaten Sumedang. Beberapa tahun terakhir, Kecamatan Jatinangor telah mengalami beragam bencana terutama banjir dan longsor. Penanggulangan terhadap dampak bencana, baik di pencegahan maupun penanganan, telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Selain itu, masyarakat di desa-desa di Jatinangor juga terlibat dalam penanggulangan bencana, terutama di tahapan pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penanggulangan bencana yang dilakukan oleh masyarakat desa di Kecamatan Jatinangor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis berdasarkan interpretasi dari data primer maupun sekunder. Adapun lokasi yang dipilih adalah Desa Cipacing, Desa Cileles, dan Desa Cikeruh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga tahapan penanggulangan bencana, yaitu pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana, dapat diiketahui adanya peran yang dilakukan oleh masyarakat desa. Meskipun demikian, masyarakat masih belum memahami bahwa aktifitas yang mereka lakukan tersebut merupakan bentuk dari penanggulangan bencana. Dengan demikian, pemerintah daerah Kabupaten Sumedang dapat merancang program mengenai penguatan kapasitas masyarakat desa dalam penanggulangan bencana, baik di tahap pra bencana, saat bencana, maupun pasca bencana.
PEKERJAAN SOSIAL DAN PENANGANAN TERORISME Rusyidi, Binahayati; Fedryansyah, Muhammad; Mulyana, Nandang
Sosio Informa Vol 5, No 2 (2019): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v5i2.1765

Abstract

Penanganan terorisme tidak lagi mutlak menjadi domain penegak hukum namun juga pekerjaan sosial. Artikel ini membahas mengenai peran pekerja sosial dalam penanganan terorisme di berbagai negara dan mengangkat pembelajaran yang dapat diambil oleh Indonesia dalam penanganan terorisme. Kajian didasarkan atas studi literatur atas sumber-sumber yang kredibel dan terbaru dan didukung oleh hasil observasi tim penulis. Pemaparan artikel mencakup pembahasan mengenai dampak multi-dimensi serangan terorisme untuk memberikan kontekstualisasi mengenai relevansi praktik pekerjaan sosial, sejarah dan perkembangan pekerjaan sosial dalam penanganan terorisme, praktik pekerjaan sosial dalam penanganan terorisme di berbagai negara, serta temuan-temuan penting yang dapat dijadikan pembelajaran bagi pengembangan praktik pekerjaan sosial dalam  penanganan terorisme di  Indonesia. Artikel ini menggarisbawahi pentingnya peran pekerja sosial serta tantangan yang perlu dihadapi untuk terwujudnya penanganan terorisme yang komprehensif dan akuntabel. Indonesia perlu belajar dari keberhasilan negara-negara lain dalam mengembangkan dan memperkuat peran pekerjaan sosial dalam pencegahan dan penanganan isu-isu terkait terorisme.Kata kunci: pekerjaan sosial kebencanaan; pekerjaan sosial internasional; pendidikan pekerjaan sosial; terorisme
SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL TERHADAP STRATEGI KOPING PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN FISIK OLEH SUAMI Rusyidi, Binahayati; Fedryansyah, Muhammad; Raharjo, Santoso Tri; Bintari, Antik; Wibowo, Hery
Sosio Konsepsia Vol 8, No 2 (2019): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengases sikap mahasiswa sarjana kesejahteraan sosial terhadap strategi koping istri korban kekerasan fisik dalam rumah tangga yang berulang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel dipilih secara non-random dari mahasiswa program studi kesejahteraan sosial di 3 (tiga) perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di wilayah Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui self administered survey. Penelitian menunjukkan mahasiwa pada umumnya melaporkan dukungan yang tinggi terhadap strategi koping yang melibatkan intervensi pihak luar, khususnya keluarga dan tokoh agama serta strategi personal oleh korban. Sebaliknya, dukungan lebih rendah ditunjukkan untuk strategi koping yang melibatkan pendekatan hukum. Sikap terhadap peran jender berasosiasi dengan dukungan bagi korban untuk menghindari atau memutuskan hubungan dengan korban dan mengakses intervensi layanan formal.  Interaksi dengan perempuan korban kekerasan fisik oleh suami juga berasosiasi positif dengan dukungan untuk meninggalkan pelaku sementara waktu atau secara permanen. Sebaliknya, sikap terhadap peran jender dan interaksi dengan korban berasosiasi dengan penolakan terhadap strategi koping korban yang bersifat internal. Sementara itu tingkat keberagamaan berasosiasi positif dengan dukungan terhadap pelibatan intervensi lembaga informal. Analisa dan rekomendasi penelitian didiskusikan dalam konteks peran lembaga pendidikan pekerjaan sosial dalam mempersiapkan calon pekerja sosial yang memiliki keberpihakan pada perlindungan korban kekerasan.Kata kunci: kekerasan fisik, korban kekerasan dalam rumah tangga, strategi koping AbstractThe research assessed attitudes of social welfare undergraduate students toward coping strategy of victims of repeaded physical violence against wives and its associated factors. Non-random sampling was applied to recruit social welfare students from 3 (three) public and private universities in East Java Province, West Java Province, and Yogyakarta Province. Data were collected through self-administered survey. The study showed that in general the students reported high support toward coping strategy that involved external intervention, especially families and religious leaders as well aspersonal focused coping by victims. In contrast, much lower agreement was reported toward coping strategy that involved legal approach. Attitudes toward gender roles was found to associate with greater support toward avoiding or cutting off relationships with perpetrator and accessing formal intervention. Having known the victim well associated with strategy to leave abusive perpetrator temporarily or permanently. On the contrary, attitudes toward gender roles was found to have positive association with the rejection of victims? internal coping strategy. The level of religiosity had significant association with support for using intervention from informal institutions. Analysis and recommendations were discussed within the context of social work education role to promote sensitivity of students in protecting the victims of domestic violence. Key words: coping strategy, physical violence, victims of domestic violence