Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

KOMPOSISI MIKROPLASTIK PADA ORGAN SARDINELLA LEMURU YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN SENDANGBIRU, MALANG Yona, Defri; Harlyan, Ledhyane Ika; Fuad, M.Arif Zainul; Prananto, Yuniar Ponco; Ningrum, Diana; Evitantri, Mangesti Reza
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 3 (2021): JFMR VOL 5 NO.3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.20

Abstract

Mikroplastik sebagai hasil degradasi sampah plastik besar telah mencemari lingkungan perairan. Mikroplastik di perairan ini berpotensi untuk terakumulasi dalam tubuh organisme termasuk ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan mikroplastik pada insang, saluran pencernaan dan daging ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang didaratkan di Pelabuhan Sendangbiru, Malang. Pengumpulan sampel ikan dilakukan pada Bulan Maret 2020 dengan membeli  10 ekor ikan hasil tangkapan nelayan dengan kisaran ukuran 11−15 cm. Analisis laboratorium dilakukan mulai dari mengukur panjang (cm) dan berat (g) ikan, melakukan pembedahan masing- masing organ, destruksi bahan organik dan identifikasi mikroplastik menggunakan mikroskop. Destruksi bahan organik dilakukan dengan merendam sampel organ yang sebelumnya telah ditimbang berat basahnya menggunakan larutan H2O2 30 % dan Fe(II) 0.05 M. Sampel diinkubasi selama 24 jam hingga sampel beserta bahan organik hancur. Tiga jenis mikroplastik ditemukan di seluruh sampel organ ikan dengan dominansi jenis fiber (54 %), diikuti oleh fragmen (43 %) dan film (3 %). Keberadaan mikroplastik pada ikan dapat dikaitkan dengan keberadaan mikroplastik di perairan. Komposisi jenis mikroplastik  berbeda  untuk  setiap  organ.  Fragmen  ditemukan  paling  banyak  pada insang, sedangkan pada saluran pencernaan dan daging didominasi oleh jenis fiber. Film ditemukan dengan jumlah yang paling sedikit pada ketiga organ. Keberadaan mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan berkaitan dengan interaksi langsung ikan dengan lingkungan melalui pernapasan dan proses makan, sedangkan mikroplastik pada daging karena adanya proses translokasi atau perpindahan antar organ
HEALTH RISK ASSESSMENTS OF HEAVY METALS OF PERNA VIRIDIS FROM BANYUURIP WATERS IN UJUNG PANGKAH, GRESIK Muhammad Fathur Rayyan; Defri Yona; Syarifah Hikmah Julinda Sari
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 2 (2019): JFMR VOL 3 NO 2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.02.2

Abstract

Banyuurip is one of villages in Ujung Pangkah District, Gresik with high aquaculture activities of Perna viridis. Green mussels are highly produced in that area, however Banyuurip waters also has potential risk of heavy metals pollution. Therefore, this research was conducted to understand the concentrations of Fe and Zn in the sediments and in the Green Mussels. The heavy metals concentration will be used to analyze Bio Concentration Factor (BCF) and Human Health Risk Assessments (HHRA). A total about 45 P. viridis populations were collected from 3 sites in Banyuurip waters. In order to obtain a representative sample at each site, 15 populations of Green Mussels with similar shell lengths and bottom sediment were collected. Mussel’s tissue and bottom sediment were analyzed using AAS (AAnalyst700) to determine the concentrations of Fe and Zn. The concentrations of Fe were found almost similar with the concentrations of Zn in P. viridis within the range of Fe = 3.10 – 5.25 mg.kg-1 and Zn = 3.91 - 4.67 mg.kg-1. BCF (o-s) of Fe in P. viridis is lower than the BCF (o-s) of Zn, because the concentrations of Fe in the mussels were less than the concentrations in the sediments. According to the Target Hazard Quotients (THQ) values (THQ < 1), both heavy metals are not likely causing negative health effects for human during lifetime. However, Estimated Daily Intakes (EDI) values are above Provisional Tolerable Daily Intakes (PTDI) standard means it can cause negative effects due to daily consumption (EDI > PTDI).
KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA PERAIRAN DI BANYUURIP, GRESIK, JAWA TIMUR Wulan Cahya Ayuingtyas; Defri Yona; Syarifah Hikmah Julinda; Feni Iranawati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 3, No 1 (2019): JFMR VOL 3 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.5

Abstract

Mikroplastik merupakan bagian terkecil dari plastik yang berukuran 0,3 mm – >5 mm. Mikroplastik yang masuk ke lingkungan akan terakumulasi di perairan dan tidak mudah dihilangkan karena sifatnya yang persisten. Banyaknya kelimpahan mikroplastik sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan sumber pencemarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan jenis mikroplastik pada perairan di Banyuurip. Pengambilan sampel perairan dilakukan pada 5 lokasi yang memiliki aktivitas berbeda, yaitu tempat pelelangan ikan (TPI), mangrove, tambak, muara sungai, dan laut lepas. Pengambilan sampel perairan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan mengguakan plakton net dengan volume air tersaring sebanyak 15 L pada setiap stasiun. Idetifikasi mikroplastik menggunakan metode NOAA yang dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu penyaringan sampel, pengeringan sampel, pemisahan zat organik dan identifikasi mikroplastik. Perbedaan kelimpahan jenis mikroplastik pada setiap lokasi dianalisis dengan mengukan ANOVA one way. Hasil kelimpahan total yang ditemukan sebesar 57,11 x 10² partikel/m³. Jenis mikroplastik yang ditemukan adalah fragment, fiber, dan film. Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada perairan Banyuurip adalah jenis fragment. Hal ini dikarenakan sumber pencemaran mikroplastik jenis fragment lebih besar, yaitu berasal dari limbah rumah tangga dan kegiatan antropogenik. Kelimpahan jenis mikroplastik paling tinggi ditemukan pada mangrove sebesas 22,89 x 10² partikel/m³. Sementara itu, kelimpahan jenis mikroplastik pada lokasi tambak, muara sungai dan laut terbuka memiliki rentang nilai yang tidak jauh berbeda, yaitu 7,11– 8,89 x 10² partikel/m³. Hal ini diduga karena sampah lebih mudah terperangkap di akar-akar mangrove dan terakumulasi lebih banyak.
VARIASI KOMUNITAS PLANKTON DAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN MALANG SELATAN, JAWA TIMUR Aida Sartimbul; Defri Yona; Ardelia Annisa Larasati; Syarifah Julinda Saria; Erfan Rohadi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 1, No 2 (2017): JFMR VOL 1 NO 2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.399 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.02.2

Abstract

AbstractPerairan Malang Selatan merupakan daerah yang potensial sebagai daerah penangkapan ikan. Keberadaan berbagai jenis ikan pelagis kecil terutama ikan planktivor secara langsung dipengaruhi oleh pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton mempunyai peran penting sebagai dasar rantai makanan dalam ekosistem perairan, sedangkan zooplankton merupakan herbivor pemangsanya. Pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton dipengaruhi oleh faktor oseanografinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi komunitas plankton dan hubungannya dengan parameter oseanografinya, serta distribusi spasial plankton di daerah penangkapan ikan di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur. Metode purposive sampling dengan teknik zigzag pada 10 titik sampling digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini. Sedwicgk rafter counting cell digunakan dalam metode penghitungan plankton. Sampel plankton diambil secara horizontal dan vertikal pada kedalaman 1 dan 15 m dengan jaring plankton bermata jaring 20 µm, sedangkan parameter oseanografi secara in situ diukur menggunakan aqua quality sensor tipe AAQ 1183 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton sebesar 49.764 sel/m3, didominasi oleh genus Chaetoceros. (Bacillariophyceae), dan kelimpahan zooplankton sebesar 894 ind/m3, didominasi oleh genus Nauplius. (Copepoda). Indeks keanekaragaman dan keseragaman fitoplankton dan zooplankton dapat dikategorikan sedang, berturut-turut sebesar 1,77–1,85 dan 1,70–1,77; 0,58–0,59 dan 0,77–0,79, sedangkan indeks dominansinya masuk dalam kategori rendah yaitu berturut-turut 0,27–0,28 dan 0,24–0,27. Analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa parameter oseanografi utama yang paling berpengaruh pada variasi komunitas plankton adalah turbiditas, klorofil-a, oksigen terlarut dan fosfat. Hasil uji T menunjukkan bahwa distribusi spasial kelimpahan fitoplankton dan zooplankton pada kedalaman 1 m dan 15 m berbeda nyata. Studi ini memberikan informasi penting tentang kelimpahan plankton dan faktor oseanografi yang berpengaruh di daerah penangkapan di Perairan Malang Selatan. Kata Kunci: komunitas plankton, parameter oseanografi, fishing ground, Perairan Malang Selatan AbstractThe South Malang water is a potential area as a fishing ground. The existence of various species of small pelagic fishes such as planktivores fishes are directly influenced by the growth of phytoplankton and zooplankton. Phytoplankton has an important role as the basis of the food chain in aquatic ecosystems, whereas zooplankton is its predator. The growth of phytoplankton and zooplankton is influenced by oceanography factors. This study aims to determine the variation of the plankton community and its relationship with oceanographic parameters, as well as the spatial distribution of plankton in the fishing ground at South Malang water. The purposive sampling method with zigzag technique at 10 sampling sites was used in data collection in this research. Sedwicgk rafter counting cells were used in plankton counting methods. The plankton samples were taken horizontally and vertically at depths of 1 and 15 m with a 20 μm planktonnet, while in situ oceanographic parameters were measured using aqua quality sensor AAQ type 1183 C. The results showed that phytoplankton abundance was 49.764 cells / m3, dominated by the genus Chaetoceros (Bacillariophyceae), and zooplankton abundance of 894 ind / m3, dominated by the genus Nauplius (Copepoda). The diversity index and uniformity index of phytoplankton and zooplankton could be categorized as the middle as 1.77-1.85 and 1.70-1.77; 0.58-0.59 and 0.77-0.79, respectively, while the dominance index was included in the low category that was 0.27-0.28 and 0.24-0,27, respectively. Principal Component Analysis (PCA) analysis showed that the most important major oceanographic parameters for plankton community variation were turbidity, chlorophyll-a, dissolved oxygen and phosphate. T test results show that the spatial distribution of phytoplankton abundance and zooplankton at depth of 1 m and 15 m are significantly different. This study provides important information on the plankton abundance and oceanography factors affected at fishing ground of South Malang water. Keywords: Plankton community, oceanography parameters, fishing ground, South Malang Water
Analisis Mikroplastik Pada Kerang Kijing (Pilsbryoconcha exilis) Di Sungai Perancak, Jembrana, Bali Agung Yunanto; Dara Sarasita; Defri Yona
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 2 (2021): JFMR VOL 5 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.32

Abstract

Sampah plastik merupakan sumber sekunder dari mikroplastik. Ukuran mikroplastik yang sangat kecil dapat menyerupai plankton dan mikroorganisme lainnya, sehingga berpotensi termakan oleh biota laut yang bersifat pasif seperti kerang. Mikroplastik yang terkandung dalam biota akan terakumulasi dan menyebabkan berbagai macam dampak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan mengidentifikasi mikroplastik pada kerang Kijing (Pilsbryoconcha exilis) di Sungai Perancak, Bali. Analisa dan identifikasi dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu preparasi sampel, perlakuan hidrogen peroksida, pemisahan massa jenis dan identifikasi mikroplastik secara visual. Hasil dari penelitian ini, ditemukan mikroplastik jenis fiber dan film pada sampel kerang. Mikroplastik jenis fiber paling banyak ditemukan pada sampel dibandingkan mikroplastik jenis film.Plastik waste is a secondary source of microplastics. The very small size of microplastics can resemble plankton and other microorganisms, so that they have the potential to be eaten by passive marine biota such as shellfish. Microplastics contained in biota will accumulate and cause various kinds of impacts. This research was conducted to analyze and identify microplastics in shellfish (Pilsbryoconcha exilis) in the Perancak River, Bali. Analysis and identification were carried out in 4 stages, namely sample preparation, hydrogen peroxide treatment, density separation and visual identification of microplastics. The results of this study, found microplastic types of fiber and film in the shell samples. Fiber type microplastics are mostly found in samples compared to film type microplastics.
VARIASI KOMUNITAS PLANKTON DAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN MALANG SELATAN, JAWA TIMUR Aida Sartimbul; Defri Yona; Ardelia Annisa Larasati; Syarifah Julinda Saria; Erfan Rohadi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 1 No. 2 (2017): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.02.2

Abstract

AbstractPerairan Malang Selatan merupakan daerah yang potensial sebagai daerah penangkapan ikan. Keberadaan berbagai jenis ikan pelagis kecil terutama ikan planktivor secara langsung dipengaruhi oleh pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton mempunyai peran penting sebagai dasar rantai makanan dalam ekosistem perairan, sedangkan zooplankton merupakan herbivor pemangsanya. Pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton dipengaruhi oleh faktor oseanografinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi komunitas plankton dan hubungannya dengan parameter oseanografinya, serta distribusi spasial plankton di daerah penangkapan ikan di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur. Metode purposive sampling dengan teknik zigzag pada 10 titik sampling digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini. Sedwicgk rafter counting cell digunakan dalam metode penghitungan plankton. Sampel plankton diambil secara horizontal dan vertikal pada kedalaman 1 dan 15 m dengan jaring plankton bermata jaring 20 µm, sedangkan parameter oseanografi secara in situ diukur menggunakan aqua quality sensor tipe AAQ 1183 C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton sebesar 49.764 sel/m3, didominasi oleh genus Chaetoceros. (Bacillariophyceae), dan kelimpahan zooplankton sebesar 894 ind/m3, didominasi oleh genus Nauplius. (Copepoda). Indeks keanekaragaman dan keseragaman fitoplankton dan zooplankton dapat dikategorikan sedang, berturut-turut sebesar 1,77–1,85 dan 1,70–1,77; 0,58–0,59 dan 0,77–0,79, sedangkan indeks dominansinya masuk dalam kategori rendah yaitu berturut-turut 0,27–0,28 dan 0,24–0,27. Analisis Principal Component Analysis (PCA) menunjukkan bahwa parameter oseanografi utama yang paling berpengaruh pada variasi komunitas plankton adalah turbiditas, klorofil-a, oksigen terlarut dan fosfat. Hasil uji T menunjukkan bahwa distribusi spasial kelimpahan fitoplankton dan zooplankton pada kedalaman 1 m dan 15 m berbeda nyata. Studi ini memberikan informasi penting tentang kelimpahan plankton dan faktor oseanografi yang berpengaruh di daerah penangkapan di Perairan Malang Selatan. Kata Kunci: komunitas plankton, parameter oseanografi, fishing ground, Perairan Malang Selatan AbstractThe South Malang water is a potential area as a fishing ground. The existence of various species of small pelagic fishes such as planktivores fishes are directly influenced by the growth of phytoplankton and zooplankton. Phytoplankton has an important role as the basis of the food chain in aquatic ecosystems, whereas zooplankton is its predator. The growth of phytoplankton and zooplankton is influenced by oceanography factors. This study aims to determine the variation of the plankton community and its relationship with oceanographic parameters, as well as the spatial distribution of plankton in the fishing ground at South Malang water. The purposive sampling method with zigzag technique at 10 sampling sites was used in data collection in this research. Sedwicgk rafter counting cells were used in plankton counting methods. The plankton samples were taken horizontally and vertically at depths of 1 and 15 m with a 20 μm planktonnet, while in situ oceanographic parameters were measured using aqua quality sensor AAQ type 1183 C. The results showed that phytoplankton abundance was 49.764 cells / m3, dominated by the genus Chaetoceros (Bacillariophyceae), and zooplankton abundance of 894 ind / m3, dominated by the genus Nauplius (Copepoda). The diversity index and uniformity index of phytoplankton and zooplankton could be categorized as the middle as 1.77-1.85 and 1.70-1.77; 0.58-0.59 and 0.77-0.79, respectively, while the dominance index was included in the low category that was 0.27-0.28 and 0.24-0,27, respectively. Principal Component Analysis (PCA) analysis showed that the most important major oceanographic parameters for plankton community variation were turbidity, chlorophyll-a, dissolved oxygen and phosphate. T test results show that the spatial distribution of phytoplankton abundance and zooplankton at depth of 1 m and 15 m are significantly different. This study provides important information on the plankton abundance and oceanography factors affected at fishing ground of South Malang water. Keywords: Plankton community, oceanography parameters, fishing ground, South Malang Water
KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA PERAIRAN DI BANYUURIP, GRESIK, JAWA TIMUR Wulan Cahya Ayuingtyas; Defri Yona; Syarifah Hikmah Julinda; Feni Iranawati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 1 (2019): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.01.5

Abstract

Mikroplastik merupakan bagian terkecil dari plastik yang berukuran 0,3 mm – >5 mm. Mikroplastik yang masuk ke lingkungan akan terakumulasi di perairan dan tidak mudah dihilangkan karena sifatnya yang persisten. Banyaknya kelimpahan mikroplastik sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan sumber pencemarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan jenis mikroplastik pada perairan di Banyuurip. Pengambilan sampel perairan dilakukan pada 5 lokasi yang memiliki aktivitas berbeda, yaitu tempat pelelangan ikan (TPI), mangrove, tambak, muara sungai, dan laut lepas. Pengambilan sampel perairan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan mengguakan plakton net dengan volume air tersaring sebanyak 15 L pada setiap stasiun. Idetifikasi mikroplastik menggunakan metode NOAA yang dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu penyaringan sampel, pengeringan sampel, pemisahan zat organik dan identifikasi mikroplastik. Perbedaan kelimpahan jenis mikroplastik pada setiap lokasi dianalisis dengan mengukan ANOVA one way. Hasil kelimpahan total yang ditemukan sebesar 57,11 x 10² partikel/m³. Jenis mikroplastik yang ditemukan adalah fragment, fiber, dan film. Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada perairan Banyuurip adalah jenis fragment. Hal ini dikarenakan sumber pencemaran mikroplastik jenis fragment lebih besar, yaitu berasal dari limbah rumah tangga dan kegiatan antropogenik. Kelimpahan jenis mikroplastik paling tinggi ditemukan pada mangrove sebesas 22,89 x 10² partikel/m³. Sementara itu, kelimpahan jenis mikroplastik pada lokasi tambak, muara sungai dan laut terbuka memiliki rentang nilai yang tidak jauh berbeda, yaitu 7,11– 8,89 x 10² partikel/m³. Hal ini diduga karena sampah lebih mudah terperangkap di akar-akar mangrove dan terakumulasi lebih banyak.
HEALTH RISK ASSESSMENTS OF HEAVY METALS OF PERNA VIRIDIS FROM BANYUURIP WATERS IN UJUNG PANGKAH, GRESIK Muhammad Fathur Rayyan; Defri Yona; Syarifah Hikmah Julinda Sari
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 3 No. 2 (2019): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2019.003.02.2

Abstract

Banyuurip is one of villages in Ujung Pangkah District, Gresik with high aquaculture activities of Perna viridis. Green mussels are highly produced in that area, however Banyuurip waters also has potential risk of heavy metals pollution. Therefore, this research was conducted to understand the concentrations of Fe and Zn in the sediments and in the Green Mussels. The heavy metals concentration will be used to analyze Bio Concentration Factor (BCF) and Human Health Risk Assessments (HHRA). A total about 45 P. viridis populations were collected from 3 sites in Banyuurip waters. In order to obtain a representative sample at each site, 15 populations of Green Mussels with similar shell lengths and bottom sediment were collected. Mussel’s tissue and bottom sediment were analyzed using AAS (AAnalyst700) to determine the concentrations of Fe and Zn. The concentrations of Fe were found almost similar with the concentrations of Zn in P. viridis within the range of Fe = 3.10 – 5.25 mg.kg-1 and Zn = 3.91 - 4.67 mg.kg-1. BCF (o-s) of Fe in P. viridis is lower than the BCF (o-s) of Zn, because the concentrations of Fe in the mussels were less than the concentrations in the sediments. According to the Target Hazard Quotients (THQ) values (THQ < 1), both heavy metals are not likely causing negative health effects for human during lifetime. However, Estimated Daily Intakes (EDI) values are above Provisional Tolerable Daily Intakes (PTDI) standard means it can cause negative effects due to daily consumption (EDI > PTDI).
Analisis Mikroplastik Pada Kerang Kijing (Pilsbryoconcha exilis) Di Sungai Perancak, Jembrana, Bali Agung Yunanto; Dara Sarasita; Defri Yona
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.32

Abstract

Sampah plastik merupakan sumber sekunder dari mikroplastik. Ukuran mikroplastik yang sangat kecil dapat menyerupai plankton dan mikroorganisme lainnya, sehingga berpotensi termakan oleh biota laut yang bersifat pasif seperti kerang. Mikroplastik yang terkandung dalam biota akan terakumulasi dan menyebabkan berbagai macam dampak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa dan mengidentifikasi mikroplastik pada kerang Kijing (Pilsbryoconcha exilis) di Sungai Perancak, Bali. Analisa dan identifikasi dilakukan dengan 4 tahapan, yaitu preparasi sampel, perlakuan hidrogen peroksida, pemisahan massa jenis dan identifikasi mikroplastik secara visual. Hasil dari penelitian ini, ditemukan mikroplastik jenis fiber dan film pada sampel kerang. Mikroplastik jenis fiber paling banyak ditemukan pada sampel dibandingkan mikroplastik jenis film.Plastik waste is a secondary source of microplastics. The very small size of microplastics can resemble plankton and other microorganisms, so that they have the potential to be eaten by passive marine biota such as shellfish. Microplastics contained in biota will accumulate and cause various kinds of impacts. This research was conducted to analyze and identify microplastics in shellfish (Pilsbryoconcha exilis) in the Perancak River, Bali. Analysis and identification were carried out in 4 stages, namely sample preparation, hydrogen peroxide treatment, density separation and visual identification of microplastics. The results of this study, found microplastic types of fiber and film in the shell samples. Fiber type microplastics are mostly found in samples compared to film type microplastics.
KOMPOSISI MIKROPLASTIK PADA ORGAN SARDINELLA LEMURU YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN SENDANGBIRU, MALANG Defri Yona; Ledhyane Ika Harlyan; M.Arif Zainul Fuad; Yuniar Ponco Prananto; Diana Ningrum; Mangesti Reza Evitantri
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 3 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.20

Abstract

Mikroplastik sebagai hasil degradasi sampah plastik besar telah mencemari lingkungan perairan. Mikroplastik di perairan ini berpotensi untuk terakumulasi dalam tubuh organisme termasuk ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan mikroplastik pada insang, saluran pencernaan dan daging ikan lemuru (Sardinella lemuru) yang didaratkan di Pelabuhan Sendangbiru, Malang. Pengumpulan sampel ikan dilakukan pada Bulan Maret 2020 dengan membeli  10 ekor ikan hasil tangkapan nelayan dengan kisaran ukuran 11−15 cm. Analisis laboratorium dilakukan mulai dari mengukur panjang (cm) dan berat (g) ikan, melakukan pembedahan masing- masing organ, destruksi bahan organik dan identifikasi mikroplastik menggunakan mikroskop. Destruksi bahan organik dilakukan dengan merendam sampel organ yang sebelumnya telah ditimbang berat basahnya menggunakan larutan H2O2 30 % dan Fe(II) 0.05 M. Sampel diinkubasi selama 24 jam hingga sampel beserta bahan organik hancur. Tiga jenis mikroplastik ditemukan di seluruh sampel organ ikan dengan dominansi jenis fiber (54 %), diikuti oleh fragmen (43 %) dan film (3 %). Keberadaan mikroplastik pada ikan dapat dikaitkan dengan keberadaan mikroplastik di perairan. Komposisi jenis mikroplastik  berbeda  untuk  setiap  organ.  Fragmen  ditemukan  paling  banyak  pada insang, sedangkan pada saluran pencernaan dan daging didominasi oleh jenis fiber. Film ditemukan dengan jumlah yang paling sedikit pada ketiga organ. Keberadaan mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan berkaitan dengan interaksi langsung ikan dengan lingkungan melalui pernapasan dan proses makan, sedangkan mikroplastik pada daging karena adanya proses translokasi atau perpindahan antar organ
Co-Authors Abdullah Hamid Adrian Sakti Gangsar Pinilih Agung Yunanto Agung Yunanto Agung Yunanto Agung Yunanto Aida Sartimbul Aliviyanti, Dian Andik Isdianto Andira, Andira Anedathama Kretarta Ardelia Annisa Larasati Atsuhiko Isobe Atsuhiko Isobe Bambang Semedi Bernads Daniel Marolop Siagian Billy Arif Mahendra Carina Daisy Samantha Citra Ravena Putri Effendy Citra Satrya Utama Dewi Danu Setia Wardana Dara Sarasita Dara Sarasita David Vernandes Dewi, Citra Satrya Utama Dhira Kurniawan Diana Ningrum Diana Ningrum, Diana Dwi Candra Pratiwi Dwi Candra Pratiwi Dwi Setijawati Dyah Ajeng Pitaloka Eko Sulkhani Yulianto Emmanuel Manangkalangi Erfan Rohadi Evitantri, Mangesti Reza Fadhilah Aisyah di Prikah Fahreza Okta Setyawan Feni Iranawati Fikri, Maulana Fuad, M.Arif Zainul Hartati Kartikaningsih Hikmah Farda Awaliyah I Wayan Eka Dharmawan Iis Nur Rodliyah, M.Ed Indriani, . Irfan Naufal Amar Junika Chintia Ayu Putri Kharisma Wisnu Sesanty Ledhyane Ika Harlyan Ledhyane Ika Harlyan Luky Sembel M Arif As' Adi M. Reza Cordova M.Arif Zainul Fuad Maghfira Shafazamilla Mauludy Mangesti Reza Evitantri Mangesti Reza Evitantri Maulidiyah, Rizqi Aimmatul Mela Dita Maharani Mela Dita Maharani Misba Nur Aini Mochamad Arif Zainul Fuad Mochamad Arif Zainul Fuas Mohammad Arif Asadi Muh. Arif Rahman Muhammad Arif As’adi Muhammad Ariq Kautsar Muhammad Fathur Rayyan Mulyanto, Febri Dwi Nurin Hidayati Nurin Hidayati Nurin Hidayati Nurin Hidayati Nurin Hidayati Oktiyas Muzaky Lutfi Park, Mi Ok Philipus Musyeri Priyanka Mondal Putri, Yandini Eka R Rachmawati Rachmawati Rachmawati Rafika Devi Agustin Rakhmawan, Hilal Rarasrum Dyah Kasitowati Rarasrum Dyah Kasitowati Risda Ayu Nabila Rudianto Rudianto Safitri Widya Ningtias Samuel, Pratama Diffi Saputra, Dhira Kurniawan Sisylia Eka Narriyah Putri Siti Nur Khabibah Syahrir, Ahdiya Syarifah Hikmah Julinda Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Hikmah Julinda Sari Syarifah Julinda Saria Tsania Humairoh Wahyudi, Aan J. Wulan Cahya Ayuingtyas Yanida Azhari Julianinda Yenny Risjani Yuniar Ponco Prananto Yusril Zaqi Ubaydillah Yusrina Rizqi Amalia Yuyun Elvania Zefanya Nandaningtyas