Claim Missing Document
Check
Articles

Gerak Fire Dance Dalam Karya Fotografi Ekspresi Angga Aditya, I Kadek; Raharjo, Anis; Candra Yana, Ida Bagus
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 22 No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.986 KB)

Abstract

Gerak fire dance dalam karya fotografi ekspresi, gerak yang dimaksud dalam judul karya ini merupakan salah satu alasan utama penciptaan karya fotografi ini, gerak api yang fleksibel bisa dikreasikan menjadi sebuah pola-pola cahaya berupa garis ataupun membentuk dimensi berbeda pada objek penari api (fire dancer). Pemilihan komponen api juga didasari karena api bersifat alami yang akan memberikan pencahayaan pada gestur penari api. Penari api memiliki gerakan dinamis yang menyimbolkan sebuah keindahan, sedangkan api disimbolkan sebagai hal yang berbahaya dan bersifat panas, maka diciptakan karya fotografi ekspresi ini sebagai suatu hal yang indah tetapi terdapat unsur yang berbahaya dan juga memiliki kerumitan didalamnya. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya fotografi ekspresi ini adalah metode ekplorasi, eksperimen dan visualisasi. Eksplorasi yaitu metode untuk menemukan ide dalam menciptakan pola-pola unik gerak fire dance dengan memperkaya referensi dari berbagai sumber seperti majalah, media elektronik seperti televisi dan internet. Tahap selanjutnya menggunakan metode eksperimen yaitu eksperimen dalam penggunaan alat-alat penunjang dalam penciptaan karya foto ini, menggunakan triger secara manual atau tidak dipasang pada kamera, hal ini bertujuan untuk dapat memicu nyala flash sesuai dengan kehendak pencipta, baik nyalanya diawal, ditengah, maupun diakhir pengambilan gambar. Metode yang selanjutnya yaitu visualisasi, metode visualisasi merupakan proses pengubahan dari konsep menjadi gambaran dalam bentuk nyata disajikan dalam bentuk karya seni. Teknik-teknik fotografi ekspresi yang lebih banyak gunakan yaitu teknik slow speed seperti bulb, strobo, dan multiple eksposure. Sebelum menerapkan teknik tersebut pencipta harus memahami dan mempelajari lebih dalam tentang teknik tersebut. penerapan teknik yang tepat tentu akan menghasilkan sebuah karya fotografi yang menarik. Teknik komposisi seperti rule of third, sudut pengambilan atau angle, warna, garis, bentuk, dan juga foto editing adalah unsur-unsur yang penting dalam penciptaaan karya gerak fire dance dalam karya fotografi ekspresi.The motion of fire dance in the expression photography work, the motion referred to in the title of this work is one of the main reasons for the creation of this photography work, flexible motion can be created into a pattern of light in the form of lines or forming different dimensions on the object of fire dancer. The selection of fire components is also based on fire because it is natural that will provide lighting on the gestures of fire dancers. Fire dancers have a dynamic movement that symbolizes a beauty, while fire is symbolized as a dangerous thing and hot, then created this photographic expression as a beautiful thing but there are elements that are dangerous and has a complexity in it. The method used in the creation of this expression photographic work is the exploration method, experimentation and visualization. Exploration is a method for finding ideas in creating unique patterns of fire dance motion by enriching references from various sources such as magazines, electronic media such as television and internet. The next stage is using the experimental method of experimenting in the use of supporting tools in the creation of this photo work, using the trigger manually or not installed on the camera, it aims to be able to trigger flash flashing in accordance with the will of the creator, either at the beginning, shooting. The next method is visualization, visualization method is a process of converting from concept to picture in real form presented in the form of artwork. The techniques of expression photography that mostly used are slow speed techniques such as bulb, strobe, and multiple exposure. Before applying the techniques, the creator should understand and learn more about the technique. The application of appropriate techniques will certainly produce an interesting photography work. Compositional techniques such as rule of third, angle of taking or angle, color, line, shape, and also photo editing are important elements in the creation of fire dance motion in expression photography works. 
PENGARUH MOTIVASI KERJA GURU DAN TINGKAT PENERIMAAN PEMBELAJARAN DARING TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS KERJA GURU MELALUI TINGKAT KEGEMBIRAAN KERJA PADA SMP NEGERI DAN SWASTA DI SIDOARJO Anisa Arum Raharjo
Agora Vol 9, No 1 (2021): Agora, Jurnal Mahasiswa Manajemen Bisnis
Publisher : Agora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja guru dan tingkat penerimaan pembelajaran daring terhadap tingkat kreativitas kerja guru melalui tingkat kegembiraan kerja pada SMP Negeri dan Swasta di Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling, dan teknik analisis data adalah Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian ini yaitu motivasi kerja guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kegembiraan kerja dan tingkat kreativitas kerja guru, tingkat penerimaan pembelajaran daring berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kegembiraan kerja dan tingkat kreativitas kerja guru, serta tingkat kegembiraan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kreativitas kerja guru. Bahkan tingkat kegembiraan kerja dapat menjadi variabel penghubung atas pengaruh motivasi kerja guru dan tingkat penerimaan pembelajaran daring terhadap tingkat kreativitas kerja guru pada SMP Negeri dan Swasta di Sidoarjo.
Desain Ilustrasi Foto Pada Baju Kaos Dengan Media Fotografi Digital Pendukung Pariwisata Budaya Di Pura Tanah Lot Dan Taman Ayun I Made Saryana; Anis Raharjo; Amoga Lelo Octaviano
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 33 No 1 (2018): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v33i1.313

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan industri kreatif dengan menerapkan fotografi digital melalui pengembangan produk instan dengan desain ilustrasi foto pada baju kaos. Pemilihan Obyek wisata Pura Tanah Lot Tabanan dan Pura Taman Ayun Badung Bali, dijadikan obyek penelitian karena obyek wisata tersebut selalu ramai dikunjungi wisatawan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi pustaka. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dianalisis dengan menggunakan metode penciptaan seni, sehingga hasil análisis dapat dijadikan pedoman atau konsep dasar dalam pengembangan produk sovenir baju kaos. Penelitian ini dilakukan dengan (1) Mengidentifikasi berbagai jenis sovenir baju kaos yang dijual pada kawasan obyek wisata Tanah Lot Tabanan dan Pura Taman Ayun Badung Bali, baik dari bahan, desain ilustrasinya serta teknik pembuatannya. (2) Menganalisis harga, tingkat penjualan, serta bahan, desain ilustrasinya dan teknik pembuatannya.  (3). Melakukan eksperimen desain ilustrasi foto dengan fotografi digital dan pengolahan melalui komputer. (4) Pembuatan ilustrasi foto dan menerapkannya dengan fotografi dan sablon digital pada baju kaos.This research started with observation of several tourism destinations  in Bali such as Tanah Lot in Tabanan and Taman Ayun Badung. The observation is that by taking pictures of tourists and then selling it on photo printed  paper, profit margins are minimized. Furthermore, selling t-shirts as souvenirs on which the design is lacking in representation of the location show restricted and minimized monetization capabilities. Based on these observations, the researcher intends to conduct research while creating an innovative product which is capable of representing the aforementioned locations. Through implementation of digital photography and patternization modalities, designed photos can instantaneously be printed on the t-shirt, and automatically it may be worn by tourists. This technique can prove to have drastic impact upon the profit margins of vendors in comparison to conventional modalities. The aim of the research is to develop creative industry by applying digital photography through the development of instant product through creative design on t-shirts. The option to choose Tanah Lot and Taman Ayun temples because these toruism objects are of the most favorite tourism destinations steadily receive visitation from many tourists from all around the world. This research focuses on (1) The identification of T-shirts as souvenirs sold in Tanah Lot temple in Tabanan and Taman Ayun temple in Badung, based on  fabric, lllustration design and the production techniques. (2) Price analysis, seeling rank, fabric, illustration design and production techniques; (3) To conduct experimental photography llustration design through digital photography and computer-driven image processing; (4) The production of photo llustration and digital patterns on t-shirts. Data collection is taken based on observation, interviews and library research. The data is analyzed using art creation method therefore it can be used as guidance or a basic concept in developing t-shirts as souvenirs
Gong dalam Budaya Masyarakat di Indonesia Wahyu Sri Wiyati; Saptono Saptono; Anis Raharjo
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose: This paper aims to briefly discuss the existence of the gong as a traditional musical instrument which has taken root in the lives of most people in Indonesia, which began with the development of bronze culture. The vast power of the Majapahit kingdom and inter-island trade, known as the silk route trade, greatly influenced the spread of Gong in the archipelago. Research Method: This phenomenon is discussed through the perspective of art studies as a form of traditional society's need for gong which is considered to have regius value as a means of ceremonies and goods for traditional needs so that gong spreads very quickly to remote areas of the interior. It is very possible that Gong is traded by bartering or exchanging forest and mining products such as: spices, agarwood, rattan, bird's nests, gold, diamonds and so on. Results and discussion: The existence of three types of gong forms in the archipelago, both those with high sides, low sides and non-pencu gongs, as well as forms of large and small ensembles show a very important identity for each community or ethnic group. Melodic gongs arranged horizontally show differences from gongs arranged in a semicircle such as those in Burma, Vietnam, Cambodia and Thailand. The different forms of gongs and ensembles will of course color the diversity of forms of Indonesian culture, especially in the field of traditional music. Implication: This article is an initial investigation of the existence of gongs in the archipelago with the hope that they can become material for appreciation and education for the younger generation in Indonesia. The gap between traditional culture, especially the Gong music ensemble, which was once a part of people's lives in the past, seems to urgently need attention, both by the government, art colleges, artists, cultural observers and the younger generation of music owners.
ELABORASI DAMPAK NEGATIF SAMPAH ANORGANIK KARYA CIPTA FOTOGRAFI EKSPRESI Anis Raharjo; I Made Bayu Pramana; I Made Saryana
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 2 (2022): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari sampah salah satunya sampah anorganik. Bahan anorganik sebagai produk industri semakin mendominasi kehidupan manusia. Disadari atau tidak masyarakat telah masuk kekondisi ketergantungan terhadap bahan bahan anorganik yang sangat parah. Penggunaan sampah anorganik dapat merugikan lingkungan, apalagi digunakan secara berlebihan, karena dapat mencemari air, tanah, udara dan unsur lingkungan lainnya. Sampah anorganik memiliki keragaman jenis seperti plastik, kaca, keramik, kain dan logam. Sampah anorganik berdampak negatif pada realitas lingkungan sehingga dapat membahayakan kelangsungan makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan. Berdasarkan hal tersebut pencipta tertarik untuk mengangkat tema ”Elaborasi Dampak Negatif Sampah Anorganik Karya Cipta Fotografi Ekspresi”. Dalam mewujudkan ide pada karya seni fotografi ekspresi tersebut melalui proses observasi, eksperimen, persiapan, pembentukan dan penyelesaian akhir. Dengan demikian melalui lima karya yang digarap, dapat merepresentasikan elaborasi dampak negatif sampah anorganik yang diungkap secara estetik dan metaforik. Hal tersebut dapat tercipta makna yang komunikatif dan mampu memberikan suguhan visual kebaharuan dengan tujuan berkontribusi pada penyadaran pelestarian lingkungan sehingga terwujud hubungan manusia yang harmoni dengan alam semesta.
PELATIHAN FOTOGRAFI DAN CETAK FOTO MEDIA ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN DI PANTI ASUHAN HINDU SUNYA GIRI Ida Bagus Candrayana; Anis Raharjo; Ni Putu Tisna Andayani
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 2 (2022): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Denpasar memiliki 17 panti asuhan yang tersebar di berbagai Kecamatan di Kota Denpasar salah satunya panti asuhan "Sunya Giri". Panti Asuhan Hindu Sunya Giri terletak di Padang Sambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Provinsi Bali. Panti Asuhan Sunya Giri fokus bergerak di bidang pendidikan dengan menyekolahkan anak- anak yang kurang mampu. Setelah melalui pengamatan dan survei serta wawancara singkat, kami mendapat informasi bahwa, anak-anak di panti asuhan belum pernah memperoleh edukasi tentang ilmu-ilmu fotografi secara maksimal baik dari teknik fotografi maupun edukasi untuk mencetak foto. Kami kemudian berupaya menyusun suatu program kerjasama dan mengadakan kegiatan pelatihan fotografi yang didukung oleh beberapa anggota dengan keahlian berbeda sehingga terdapat lintas bidang ilmu yang dikuasai tersebut guna meraih tujuan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Perkembangan fotografi digital yang begitu pesat diikuti munculnya ide-ide kreatif fotografer menggunakan media alternatif selain kertas foto sebagai media, diantaranya media batu dan daun. Hal ini dikenal dengan istilah 'media alternatif' dan bahkan berusaha mencetak foto pada media tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sehingga berkesinambungan untuk ikut melestarikan lingkungan alam di sekitar kita. Para instuktur pelatihan ini juga memberikan pelatihan untuk menghasilkan foto-foto yang lebih menarik sebagai media promosi, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk-produk olahan lokal produksi Panti Asuhan Sunya Giri. Kegiatan pelatihan dibagi menjadi tiga aspek yaitu: (1)Aspek keterampilan fotografi; (2)Aspek pengetahuan proses dan cetak foto ramah lingkungan pada media alternatif; (3)serta aspek pengemasan foto hasil cetakan sebagai media promosi. Hasil pelatihan yang sudah berjalan menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian Program Kemitraan Masyarakat yang dilakukan ISI Denpasar bekerjasama dengan Mitra dalam hal ini Panti Asuhan Sunya Giri mampu menambah pengetahuan anak-anak melalui pelatihan fotografi yang telah dilaksanakan. Para pelatih berharap agar pelatihan ini dapat membantu serta memberi bekal ilmu pengetahuan kepada anak-anak didik di panti asuhan Sunya Giri.
AKTIVITAS NELAYAN DESA PERANCAK DI KABUPATEN JEMBRANA DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER Ngurah Made Kevin Aria Perdana; Anis Raharjo; Putu Agus Bratayadnya
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i1.325

Abstract

Pantai Perancak merupakan sebuah pantai yang terletak di sebelah barat Pulau Bali, Pantai Perancak memiliki peran besar dalam kemajuan pariwisata yang ada di Bali, banyak hasil laut dieskpor ke berbagai daerah destinasi wisata yang ada di Bali, Pantai Perancak juga dapat dilihat pada saat berkunjung kesana, yaitu terdapat banyaknya perahu besar yang biasa disebut Perahu Seleret oleh warga yang ada disana yang menjadikan Pantai Perancak memiliki banyak keunikan untuk didokumentasikan kedalam sebuah karya fotografi Dokumenter. Penulis melakukan metode observasi mengenai aktivitas warga Pantai Perancak yang berprofesi sebagai nelayan dengan cara mengamati objek terkait dengan pembuatan fotografi Dokumenter ini. Kemudian dijadikan sebuah karya fotografi Dokumenter dengan memanfaatkan teori estetika dimana setiap karya yang dibuat tetap mengandung unsur keindahan, serta adaanya metode EDFAT yang digunakan pencipta untuk merangkum cerita dengan lengkap sesuai dengan keadaan di Pantai Perancak. Untuk membuat sebuah karya fotografi Dokumenter yang memiliki sebuah visualisasi yang baik serta menarik, penulis memulai dengan penciptaan ide, proses pengerjaan dan diakhiri dengan pameran dan presentasi. Untuk visual dari aktivitas warga Pantai Perancak yang berprofesi sebagai nelayan, banyak tahapan yang dilakukan mulai dari persiapan alat untuk mencari hasil laut, lalu adanya persiapan kapal atau yang biasa disebut warga Pantai Perancak Perahu Seleret, hingga menjual hasil laut yang sudah didapatkan. Segala cerita yang telah dirangkai menjadi beberapa karya foto lalu dibuat sedemikian menarik dengan memanfaatkan proses kamar terang agar dapat diterima pesannya dengan baik oleh masyarakat luas maupun setiap orang yang melihat dan menikmati karya tersebut.
TRADISI MAKEPUNG DI KABUPATEN JEMBRANA DALAM FOTOGRAFI ESSAY I Dewa Putu Ari Kresna Artha Negara; I Made Bayu Pramana; Anis Raharjo
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i1.327

Abstract

Makepung merupakan salah satu tradisi yang terdapat di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini puncak kegembiraan kaum petani dalam mensyukuri hasil panen raya mereka. Pencipta bertujuan untuk memperkenalkan tradisi makepung ini pada wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jembrana, melalui fotografi essay. Fotografi essay dalam genre foto seri yang disusun dari karya fotografi murni, menjadi foto yang memiliki tulisan yang bertujuan menceritakan tradisi tersebut. Pencipta menerapkan teknik fotografi dengan ide yang dituangkan kedalam karya foto dan dapat menyampaikan pesan melalui karya foto essay tradisi makepung di Kabupaten Jembrana. Metode yang pencipta gunakan ialah metode observasi dan wawancara dan proses penciptaan karya fotografi ini bermula dari perancangan konsep yang didalamnya terdapat ide atau gagasan, tema dan objek yang akan diciptakan yaitu tradisi makepung dalam fotografi essay. Penerapan teori EDFAT yaitu entire, detail, frame, angle, time sebagai landasan teori penciptaan. Berdasarkan hasil penciptaan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru kepada pencipta maupun orang lain dalam upaya membuat karya foto essay atau foto berseri di Kabupaten Jembrana. sehingga mengatahui rangkaian acara tradisi makepung dari awal hingga akhir.
MAKANAN KOREA DALAM KARYA FOOD PHOTOGRAPHY Ayu Putri Karmilasari; Anis Raharjo; Ida Bagus Candrayana
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i1.330

Abstract

Makanan Korea merupakan masakan yang tumbuh dari budaya dan lingkungan Korea, memiliki citra rasa masakan yang tergolong unik mulai dari segi rasa, penataan, dan penyajiannya sehingga menjadi daya tarik setiap orang. Menvisualisasikan ide makanan Korea yang terdiri dari makanan pembuka atau appetizer, makanan tengah atau main course dan makanan penutup atau dessert menggunakan teknik-teknik fotografi. Pengumpulam data dalam penciptaan karya menggunakan metode observasi dan metode eksperimen. Metode observasi digunakan untuk mengamati langsung makanan Korea yang disajikan pada sebuah restoran “Chingu” dan food photography digunakan untuk membuat foto makanan menjadi lebih hidup, serta melakukan wawancara dengan pemilik restoran mengenai makanan Korea. Metode eksperimen dengan melakukan percobaan pada saat tahap pemotretan, mencoba menggunakan cahaya buatan dan bereksperimen dengan angle yang berbeda-beda. Dilanjutkan proses pengeditan yang dilakukan dengan pemilihan foto dan mencoba-coba dengan mengubah gelap terang, croping, penghapusan objek-objek yang mengganggu, hingga menghasilkan keserasian hasil pengeditan dengan konsepnya. Setelah melalui berbagai proses hingga penciptaan terhadap food fotografi, didapatlah kesimpulan yaitu: pencipta dapat memahami makanan Korea dan memperkenalkan kepada masyarakat melalui sebuah karya visual. Penguasaan nilai-nilai estetika juga sangat berperan untuk memberi nilai keindahan dalam sebuah karya fotografi. Visualisasi karya foto ini mengangkat makanan Korea sebagai upaya untuk menyampaikan citra rasa masakan Korea yang menonjolkan unsur rasa, tekstur, warna, bentuk dan selera melalui visualnya
PEMBUATAN GENTENG DI DESA PEJATEN DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTER Ni Putu Lita Nariani; Anis Raharjo; Ida Bagus Candrayana
Retina Jurnal Fotografi Vol 1 No 2 (2021): September 2021
Publisher : Lp2mpp Isi Denpasar - Ps. Fotografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/rjf.v1i2.788

Abstract

The creator was interested in bringing up the theme of Making Tiles in Pejaten Village in Documentary Photography because of the modern roof tiles from outside Bali which could be a threat from the existence of pejaten tiles. Pejaten Village has been famous for its tile making from the past until now. Pejaten tile has a characteristic that is on the tile product there is the name "Pejaten" which is made with a direct printing technique from a tile mold made with a press. The purpose of this creation is to document the making of pejaten roof tiles in documentary photography. In the process of creating this photographic work, the creator uses the method of creation, namely direct observation by visiting the tile craftsmen in Pejaten Village and conducting interviews to find out how the roof tiles are made in Pejaten Village and the creator also observes the condition and situation of the object to be photographed and The creator applies several photography techniques into his photo works such as stop action, framing, point of view and lighting. The result of this creation is documentary photography which contains about the making of roof tiles starting from the selection of materials, mixing materials, printing, drying and finally the existence of making roof tiles in Pejaten Village is very important for the people there because the majority of the people there work as tile craftsmen and earn wages/salaries from selling. rooftile. Through documentary photography, it is hoped that it will be able to document the manufacture of roof tiles in Pejaten Village so that the existence of roof tiles in Pejaten Village is preserved in the form of documentary photography. Keywords: Tile Making, Pejaten Village, Documentary Photography