Claim Missing Document
Check
Articles

Identifikasi Sebaran Daerah Rawan Bahaya Kekeringan Meteorologi di Kabupaten Lamongan Fery Irfan Nurrahman; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.577 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i2.4350

Abstract

Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang termasuk kedalam kategori daerah yang rawan bahaya kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah mencatat bahwa telah terjadi kerusahakan lahan, gagal panen, dan kekurangan air akibat dari kekeringan di Kabupaten Lamongan. Manajemen resiko suatu bencana merupakan salah satu upaya pendekatan yang bersifat non struktural yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi dampak bencana. Setidaknya terdapat dua komponen utama didalam melakukan penilaian terhadap resiko bencana, yaitu melakukan penilaian bahaya dan melakukan penilaian terhadap kerentanan. Didalam tahap awal perlu dilakukan pembatasan daerah terdampak bahaya kekeringan. Oleh karenanya diperlukan penelitian yang berusaha untuk memberikan informasi awal mengenai sebaran daerah yang teridentifikasi memiliki bahaya kekeringan. Terdapat tiga tahapan analisa pada penelitian ini. Pertama mengidentifikasi pos curah hujan pada wilayah studi. Kedua dilakukan analisa curah hujan untuk mendapatkan indeks kekeringan meteorologi dari masing-masing pos curah hujan dengan alat ukur Standardize Precipitation Index(SPI). Ketiga dilakukan analisa interpolasi nilai indeks kekeringan dari masing-masing pos hujan untuk mendapatkan sebaran  kekeringan. Tingkat kerawanan kekeringan meteorologi pada Kabupaten Lamongan tersebar dari tingkat kekeringan ringan sampai dengan tingkat kekeringan ekstrim. Sebaran  kekeringanmeteorologi mencakup lima belas kecamatan yang tersebar di wilayah tengah, selatan dan timur dari Kabupaten Lamongan. Kecamatan tersebut antara lain kecamatan Lamongan, Deket, karangbinangun, Turi, Sukodadi, Kembangbahu, Glagah, Sukorame, Ngimbang, Blubuk, Modo, Kedungpring, babat, Sekaran , dan Laren
Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru) Mohammad Muhaimin; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.719 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7213

Abstract

Nilai pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Waru merupakan yang terbesar dibandingkan dengan seluruh kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Namun, persentase kenaikan pajak bumi dan bangunan di Kecamatan Waru dari tahun 2009 sampai tahun 2012 sebesar 7%, jauh lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan luasan lahan industri sebesar 27%, luasan lahan permukiman sebesar 23%, dan luasan lahan perdagangan dan jasa sebesar 27,8%. Selain itu, pembangunan yang ada belum memperhatikan aspek keseimbangan lingkungan yang diindikasikan oleh luasan ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 3,3%. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memaksimalkan pendapatan melalui pengaturan penggunaan lahan dengan tetap mengalokasikan RTH minimal 20%. Untuk optimalisasi penggunaan lahan tersebut, 2 tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut; pertama menentukan faktor pengaruh perubahan penggunaan lahan industri, permukiman, dan perdagangan dan jasa dengan analisis Guttman; kedua merumuskan model optimalisasi penggunaan lahan dengan menggunakan Linear Programming dengan batasan utama luasan RTH minimal 20% dari luas wilayah. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh lima alternatif pengaturan penggunaan lahan dengan alternatif pertama adalah alternatif terbaik sesuai dengan tujuan penelitian. Alternatif ini mengalokasikan luasan lahan industri sebesar 954,83 Ha, permukiman sebesar 1145,92 Ha, perdagangan jasa sebesar 69,66 Ha, dan RTH sebesar 606,4 Ha.
Penentuan Zona Kerentanan Bencana Gempa Bumi Tektonik di Kabupaten Malang Wilayah Selatan Niko Irjaya Desmonda; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.287 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7232

Abstract

Kabupaten Malang, khususnya Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading ditetapkan sebagai wilayah rawan terhadap bencana gempa bumi tektonik. Kejadian gempa bumi tektonik yang pernah terjadi di wilayah penelitian banyak menimbulkan kerusakan fisik dan timbulnya korban jiwa. Oleh karenanya, penentuan zona kerentanan bencana gempa bumi tektonik di wilayah penelitian perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak bencana tersebut. Dalam menentukan zona risiko bencana tersebut di wilayah penelitian, dilakukan dua tahapan, yaitu menentukan bobot prioritas variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kerentananya menggunakan alat analisa deskriptif dan analisa AHP. Selanjutnya, menentukan zona kerentananya menggunakan analisa overlay, menggunakan metode Overlay Weighted Sum pada aplikasi GIS. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa wilayah seluas 1236.8 Ha (1.3%) diklasifikasikan sebagai zona Sangat Berisiko, meliputi Desa/Kelurahan Argotirto, Druju, Kedungbanteng, Klepu, Ringinkembar, Ringisari, Sekarbanyu, Sukodono, Sumberagung, Sumbermanjing, Tambaksari, Sumbersuko, dan Srimulyo. Adapun variabel-variabel yang sangat berpengaruh terhadap penentuan zona kerentanan bencana gempa bumi tektonik di wilayah penelitian, yaitu variabel jenis konstruksi bangunan permanen, jumlah penduduk cacat, jumlah penduduk tua, jumlah penduduk balita, dan panjang jaringan jalan.
Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.516 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7248

Abstract

Pulau Poteran memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakatnya, yaitu pada sektor perikanan. Namun masih terdapat beberapa kendala dalam pengembangannya tersebut, yaitu dari sarana prasarana perikanan yang kurang memadai, keterbatasan pemahaman sumber daya manusia, modal, serta kelembagaan. Oleh karena itu perlu untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh dalam pengembangan sektor perikanan pada masing-masing wilayahnya, sehingga selanjutnya akan diketahui bagaimana pengembangan ekonomi lokal di wilayah penelitian sesuai dengan faktor-faktor tersebut. Berdasarkan hasil analisis korelasi didapatkan variabel yang memiliki hubungan dengan variabel dependen meliputi: self esteem, jumlah nelayan, hasil produksi, biaya operasional, aksesibilitas, keterkaitan antar sektor, tingkat pendidikan, biaya tetap, pendapatan masyarakat, peran pemerintah, ketersediaan unit pemasaran, basic needs, keterjangkauan harga, full employment, self esteem, biaya operasional, dan ketersediaan unit pengolahan. Selanjutnya dari hasil analisis regresi didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan sektor perikanan antara lain: pendapatan masyarakat, basic needs, self esteem, keterkaitan antar sektor, jumlah nelayan, hasil produksi, tingkat pendidikan, biaya operasional, aksesibilitas, ketersediaan unit pengolahan, dan ketersediaan unit pemasaran.
Mitigasi Kawasan Rawan Banjir Rob di Kawasan Pantai Utara Surabaya Medhiansyah Putra Prawira; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.681 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7252

Abstract

Kenaikan permukaan air laut berdampak pada munculnya bencana banjir rob di Kawasan Pantai Utara Surabaya. Banjir rob ini menyebabkan terendamnya permukiman, pertambakan dan pergudangan. Ketinggian banjir rob yang meningkat setiap tahun berdampak pada peningkatan luasan genangan yang ditimbulkan dan peningkatan kerugian ekonomi masyarakat yang bekerja di sektor rentan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya mitigasi yang efektif berdasarkan faktor kerentanan banjir rob di Kawasan Pantai Utara Surabaya. Adapun faktor kerentanan yang ditinjau yaitu kerentanan fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Dalam menganalisa relevansi dan aplikasi mitigasi banjir rob berdasarkan faktor kerentanan digunakan metode content analysis. Berdasarkan hasil analisa terdapat 11 faktor kerentanan yaitu kepadatan bangunan yang tinggi, kondisi jaringan jalan yang tergenang banjir rob, kurang optimalnya kondisi saluran drainase, permukiman penduduk berada di dataran rendah, fasilitas umum yang tergenang banjir rob, kepadatan penduduk yang tinggi, menurunnya pendapatan masyarakat pada sektor rentan, berkurangnya kawasan resapan air, berkurangnya kawasan hutan mangrove, permukiman penduduk berada di dataran rendah dan kawasan terbangun dibangun di lahan bekas rawa. Berdasarkan faktor kerentanan tersebut didapatkan upaya mitigasi banjir rob yaitu pembangunan tanggul, pintu air dan rumah pompa, penyediaan konsep rumah panggung, pengembangan kawasan hutan bakau, penataan bangunan di sekitar pantai, pembentukan organisasi pemerintah dan non pemerintah terkait bencana, penyediaan peta bahaya dan risiko serta penyediaan konsep penataan ruang yang akrab bencana.
Faktor-Faktor Kerentanan yang Berpengaruh terhadap Bencana Banjir di Kecamatan Manggala Kota Makassar Ade Reza Rachmat; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.917 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7263

Abstract

Banjir yang terjadi di Kecamatan Manggala berdampak negatif kepada masyarakat baik berupa kerugian material, evakuasi warga maupun terhentinya aktivitas sosial ekonomi. Kondisi tersebut diakibatkan oleh kondisi geografis yang rentan, curah hujan tinggi, dan laju pembangunan yang tinggi yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air. Namun, upaya adaptasi yang dilakukan belum efektif untuk mengurangi kerentanan wilayah, dikarenakan adaptasi yang dilakukan masih bersifat reaktif. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian dalam mengidentifikasi faktor-faktor kerentanan wilayah yang berpengaruh terhadap banjir di Kecamatan Manggala, sebagai bahan dalam perumusan adaptasi yang lebih efektif kedepannya. Artikel ini merupakan bagian dari penelitian mengenai penentuan arahan adaptasi kawasan rawan bencana banjir di Kecamatan Manggala Kota Makassar. Melalui teknik content analysis dapat diketahui faktor-faktor kerentanan yang berpengaruh terhadap bencana banjir di Kecamatan Manggala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kerentanan yang berpengaruh terhadap Banjir di Kecamatan Manggala adalah faktor kondisi drainase yang tidak memadai, dekatnya jarak bangunan dengan sungai, lokasi permukiman di daerah akumulasi genangan, penurunan daya infiltrasi tanah, konstruksi jalan yang rentan kerusakan akibat genangan, dan tingginya potensi penduduk terdampak.
Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Lhok Geulumpang, Aceh Jaya Rizki Satryanto; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.565 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8962

Abstract

Kawasan wisata bahari Lhok Geulumpang memiliki potensi besar untuk dikembangka, Akan tetapi potensi tersebut masih belum terintegrasi sehingga belum terwujudnya linkage antar obyek daya tarik wisata yang satu dengan lainnya. Penelitian ini terbagi ke dalam 2 tahapan analisa yakni mengidentifikasi obyek daya tarik wisata bahari Lhok Geulumpang yang berpotensi untuk dikembangkan dengan analisa Expert Judgement melalui skala Likert dan menganalisis faktor yang memperngaruhi pengembangan kawasan wisata bahari Lhok Geulumpang dengan menggunakan analisis Delphi. Hasil analisa menunjukkan terdapat 5 obyek daya tarik wisata bahari yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di kawasan wisata bahari Lhok Geulumpang yang menghasilkan 7 faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan wisata bahari Lhok Geulumpangyan
Model Kerjasama Perencanaan Ruang dalam Menangani Akar Masalah Pedagang Kaki Lima di Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya Kesumaning Dyah Larasati; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.69 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i2.11023

Abstract

Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS) sisi Surabaya memuat tiga kepentingan pemerintah karena merupakan kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, dan kawasan strategis kota. Permasalahan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut disebabkan karena kurangnya sinergi pembagian peran dan wewenang antar pemerintah, termasuk dalam hal perencanaan ruang sehingga membutuhkan kerjasama antar pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model kerjasama perencanaan ruang dalam menangani masalah PKL di kawasan KKJS sisi Surabaya. Identifikasi akar permasalahan PKL menggunakan Root Cause Analysis (RCA) dan content analysis. Content analysis juga digunakan dalam menganalisis model kerjasama perencanaan ruang untuk menangani akar permasalahan PKL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar permasalahan PKL di KKJS sisi Surabaya adalah kontradiksi regulasi dan kebijakan yang tidak sinkron. Kemudian dapat disusun sebuah model kerjasama yang efektif untuk menangani akar permasalahan tersebut, yaitu model kerjasama perencanaan ruang. Model ini berbentuk perjanjian tertulis (written agreement) dan melibatkan 4 pihak yang bekerjasama yaitu Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, dan Badan Khusus Gerbangkertosusila (BK-GKS).
Penentuan Variabel dalam Optimasi Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember Abdiel Hardwin Dito; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.343 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i2.11027

Abstract

Kecamatan Puger merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jember yang rawan terhadap bencana tsunami. pada tahun 1994 dan 2006, Kecamatan Puger terdampak bencana tsunami yang berasal dari Banyuwangi dan Yogyakarta dengan kerugian material yang cukup parah. Oleh karena itu, Kecamatan Puger perlu melakukan manajemen bencana tsunami dan perlu memiliki sistem jalur dan ruang untuk evakuasi kebencanaan sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana. Namun hingga saat ini, penyediaan jalur evakuasi masih belum optimal sehingga menyusahkan masyarakat pada saat evakuasi. Maka dari itu diperlukan jalur evakuasi sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami di Kecamatan Puger. Sebelum dapat merencanakan jalur evakuasi, maka diperlukan kajian mengenai variabel-variabel yang berpengaruh dalam penentuan jalur evakuasi bencana tsunami di Kecamatan Puger. Artikel ini merupakan bagian dari penelitian mengenai penentuan jalur evakuasi di Kecamatan Puger. Melalui teknik content analysis dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap penentuan jalur evakuasi sehingga dapat digunkan sebagai dasar dalam penentuan jalur evakuasi optimal.
Tingkat Manajemen Risiko Bencana Tsunami Berbasis Masyarakat di RW. 08 Kelurahan Ploso Kabupaten Pacitan Rachman Adhi Nugroho; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.473 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17783

Abstract

Kabupaten Pacitan merupakan wilayah yang berpotensi terdampak bencana tsunami. Adanya kawasan pantai dengan karakteristik bentuk teluk menyebabkan semakin meningkatnya risiko bencana tsunami jika terjadi di lingkungan yang berbatasan langsung dengan pantai tersebut. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, tingkat ketahanan masyarakat pesisir Pacitan masih rendah. Namun, pada akhir tahun 2015 dibentuk kelompok sadar keselamatan pantai di lingkungan RW.08 Kelurahan Ploso Kabupaten Pacitan yang ditujukan agar dapat menanggulangi bencana laut dan menjaga keselamatan pengunjung. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian dalam menganalisa tingkat manajemen risiko bencana tsunami berbasis masyarakat di RW. 08 Kelurahan Ploso Kabupaten Pacitan, sebagai bahan dalam perumusan konsep manajemen risiko bencana tsunami berbasis masyarakat kedepannya. Artikel ini merupakan bagian dari penelitian mengenai konsep manajemen risiko bencana tsunami berbasis masyarakat (studi kasus: RW. 08 Kelurahan Ploso Kabupaten Pacitan). Melalui teknik analisis isi (content analysis) dapat diketahui tindakan-tindakan manajemen risiko bencana tsunami yang telah dilakukan oleh masyarakat di RW. 08 Kelurahan Ploso Kabupaten Pacitan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat manajemen risiko bencana tsunami berbasis masyarakat sudah sangat bagus dengan persentase rata-rata 89,34% tahapan manajemen  sudah pernah dilakukan oleh masyarakat.