Claim Missing Document
Check
Articles

Identifikasi Variabel Berpengaruh Terhadap Jalur Evakuasi Bencana Banjir di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban Ahmad Ikhfan Efendi; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.901 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18309

Abstract

Kecamatan Widang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Tuban yang paling rawan terhadap bencana banjir. Pada tahum 2008 dan 2009, hampir satu kecamatan Kecamatan Widang terdampak bencana banjir akibat dari luapan sungai Bengawan Solo. Namun sampai saat ini penyediaan jalur evakuasi masih belum optimal. Maka dari itu diperlukan jalur evakuasi yang memiliki waktu evakuasi paling optimal. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh dengan menggunakan content analysis. Selanjutnya, jalur evakuasi ditentukan berdasarkan variabel berpengaruh. 4 tahapan penentuan jalur evakuasi adalah menentukan kawasan terdampak banjir, menentukan lokasi evakuasi, menentukan rute evakuasi dengan menggunakan network analysis, dan menentukan jalur evakuasi.
Karakteristik Lingkungan Fisik yang Mempengaruhi Pengelolaan Air berdasarkan Water Sensitive Urban Design di Kelurahan Tambak Sarioso I Made Sukma Pradipta; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.115 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22179

Abstract

Kelurahan Tambak Sarioso sebagai salah satu wilayah yang terletak di Kawasan Startegis Ekonomi Teluk Lamong belum terlayani kebutuhan air secara merata. Selain kurangnya ketersediaan air, terdapat persoalan air terkait genangan/banjir rob. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi persoalan air tersebut namun belum optimal. Konsep Water Sensitive Urban Design merupakan pendekatan rancang kota yang dapat mengurangi persoalan ketersediaan dan banjir. Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik lingkungan fisik yang mempengaruhi pengelolaan air berdasarkan Water Sensitive Urban Design (WSUD) di Kelurahan Tambak Sarioso sebagai bahan dalam perumusan Prinsip Water Sensitive Urban Design yang berpeluang diterapkan di wilayah penelitian. Artikel ini merupakan bagian dari penelitian mengenai Prinsip Water Sensitive Urban Design Kawasan Pesisir di Kelurahan Tambak Sarioso. Tahapan peneletian ini menggunakan walkthrough analysis. Hasil penelitian meunujukkan bahwa karakteristik lingkungan fisik yang mempengaruhi pengelolaan air berdasarkan Water Sensitive Urban Design di Kelurahan Tambak Sarioso terdapat persoalan air seperti genangan/banjir akibat rob dan hujan dan kurangnya pelayanan air.
Analisis Kondisi Hidrologi Daerah Aliran Sungai Kedurus untuk Mengurangi Banjir Menggunakan Model Hidrologi SWAT Santika Purwitaningsih; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.861 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24809

Abstract

Fenomena urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar mengakibatkan peningkatan kebutuhan ruang kota, sehingga menyebabkan keterbatasan sumber daya lahan yang berakibat pada alih fungsi lahan dari yang tak terbangun menjadi terbangun. Hal ini berdampakan pada peningkatan alrian permukaan sehingga dapat menyebabkan banjir. Untuk mendapatkan langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi banjir di perkotaan, perlu adanya identifikasi sifat-sifat DAS di perkotaan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hidrologi DAS Kedurus. Metode analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah analisis hidrologi menggunakan model SWAT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Kedurus yang terbagi menjadi 27 sub-DAS, mengalami banjir pada 12 Sub-DAS. Debit simulasi tertinggi terjadi pada 15 Maret 2016 yaitu sebesar 15,59 m3/s. Volume luapan yang terjadi di DAS Kedurus adalah sebesar 546.797,53 m3.
Identifikasi Potensi dan Permasalahan Daya Dukung Lingkungan berdasarkan Aspek Daya Dukung Fisik, Daya Dukung Ekologis, dan Daya Dukung Sosial pada Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta Anisa Hapsari Kusumastuti; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.246 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.25011

Abstract

Predikat Pantai Baron sebagai destinasi wisata bahari pada peringkat pertama dengan jumlah kunjungan wisata terbesar di Kabupaten Gunungkidul ternyata menimbulkan beberapa dampak buruk pada kualitas lingkungan di Pantai Baron yang jika dibiarkan akan memberikan dampak merugikan bagi obyek wisata itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan daya dukung lingkungan berdasarkan aspek fisik, ekologis, dan sosial pada Pantai Baron yang ditempuh dengan teknik participatory mapping terhadap stakeholder yang berkaitan. Hasil eksplorasi potensi dan masalah pada aspek daya dukung fisik, ketersediaan infrastruktur yang sangat lengkap ternyata masih kurang dapat menampung kebutuhan wisatawan akan infrastruktur, terlebih pada hari libur. Persebaran infrastruktur wisata di Pantai Baron yang tidak terklaster menyebabkan kondisi ODTW terlihat semakin tidak teratur. Pada aspek daya dukung ekologis, penurunan kualitas lingkungan yang tercermin dari adanya pencemaran dari sampah-sampah wisatawan dan kegiatan TPI serta terjadinya abrasi di areal spantai yang membuat kapasitas tampung pengunjung menjadi berkurang. Sedangkan pada aspek daya dukung sosial, keramaian pada masing-masing spot atraksi wisata Pantai Baron ternyata menimbulkan kesan ketidakpuasan dari masing-masing narasumber karena tidak sesuai dengan jarak/radius ideal yang diinginkan.
Penilaian Resiliensi Dimensi Sosial Berdasarkan Konsep Climate and Disaster Resilience Initiative (CDRI) Mega Utami Ciptaningrum; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.56 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25028

Abstract

Banjir akibat meluapnya Kali Lamong selalu berdampak terhadap 2 wilayah perkotaan di Kabupaten Gresik, yaitu wilayah perkotaan Desa Cerme Kidul dan Desa Bulurejo.  Banjir tahun 2014 hingga 2015, telah merendam sebanyak 30 rumah, 110 ha sawah dan 105 ha tambak di Desa Cerme Kidul. Sedangkan di Desa Bulurejo, banjir telah merendam 300 rumah dan 41 ha sawah, serta merendam pasar Benjeng dan beberapa fasilitas umum. Tren dalam menghadapi bencana saat ini lebih ditekankan pada upaya peningkatan resiliensi bencana karena lebih menghemat biaya. Untuk merumuskan arahan adaptasi peningkatan resiliensi sosial yang sesuai perlu dilakukannya penilaian terhadap level resiliensi eksisting terlebih dahulu. Konsep Climate and Disaster Resilience Initiative (CDRI) dipilih untuk menilai resiliensi dalam penelitian ini karena kesesuaiannya dengan kondisi wilayah penelitian. Dimensi sosial menjadi fokus utama dalam penelitian ini karena merupakan kunci utama peningkatan resiliensi masyarakat dalam menghadapi bencana. Artikel ini merupakan bagian dari penelitian mengenai penentuan arahan adaptasi peningkatan resiliensi dimensi sosial di wilayah perkotaan desa Bulurejo dan Desa Cerme Kidul terhadap banjir luapan Kali Lamong. Melalui analisis terhadap kuesioner menggunakan skala likert dan deskriptive kualitatif diperoleh nilai resiliensi kedua wilayah perkotaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat resiliensi kedua desa tersebut termasuk dalam level tinggi. Namun Desa Cerme Kidul lebih resilien jika dibandingkan dengan Desa Bulurejo.
Penilaian Integrasi Manajemen Risiko Bencana ke dalam Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Surabaya Naomi Zakina; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1760.05 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.33656

Abstract

UU 26/2007 menyebutkan bahwa rencana tata ruang di Indonesia terdiri dari dua rencana utama yaitu rencana umum dan rencana rinci tata ruang. Rencana tata ruang wilayah memuat akan strategi pengembangan Kota sedangkan rencana detail tata ruang menjadi referensi dalam aturan pengembangan kawasan lokal. Akibatnya, kegiatan pembangunan seperti pendirian bangunan, infrastruktur, dan fasilitas publik harus mengikuti aturan dari kedua rencana tersebut. Dalam konteks manajemen risiko bencana, pertumbuhan pembangunan mempengaruhi kerentanan dan kapasitas kota. Pembangunan yang tidak diimbangi dengan dengan upaya pengurangan risiko akan meningkatkan potensi kerentanan dan menurunkan kapasitas kota terhadap bencana. Dengan kata lain, hal ini mampu menurunkan ketahan kota dan meningkatkan risiko bencana. Selain itu, integrasi manajemen risiko bencana ke dalam rencana tata ruang bertujuan untuk menghindari risiko sekaligus memperkecil angka risiko tersebut. Penelitian ini akan menilai tentang integrasi manajemen risiko bencana ke dalam proses penyusunan rencana tata ruang Kota Surabaya. Pendekatan kualitatif menggunakan metode analisis konten dan skala likert dilakukan untuk menilai integrasi manajemen risiko bencana ke dalam proses penyusunan rencana tata ruang Kota Surabaya. Hasilnya, seluruh tahapan proses penyusunan rencana tata ruang -mulai dari perumusan masalah hingga monitoring dan evaluasi- belum mencerminkan upaya pengurangan risiko bencana secara rinci. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dan informasi mengenai karakteristik bencana Kota Surabaya, perbedaan persepsi stakeholder dalam memandang aspek kebencanaan dalam proses pembangunan, pedoman penyusunan rencana tata ruang yang dianut belum terintegrasi dengan kajian manajemen risiko, dan belum ada mekanisme monitoring dan evaluasi yang sesuai terkait upaya pengurangan risiko bencana dalam rencana tata ruang.
Arahan Adaptasi Bahaya Kekeringan di Kabupaten Mojokerto Wahyu Widya Kusuma; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.462 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34776

Abstract

Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu daerah yang termasuk kedalam kategori rawan bencana kekeringan. Dampak yang ditimbulkan akibat kekeringan adalah masyarakat kekurangan air bersih sebanyak 1.650 jiwa di Kecamatan Ngoro serta penurunan hasil panen di sektor pertanian. Luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan di Kabupaten Mojokerto mencapai 86.365 hektar. Terdapat empat tingkat bahaya kekeringan yang tersebar di Kabupaten Mojokerto, yaitu daerah yang tidak kering (27.686 Ha), kering ringan (20.764,5 Ha), kering sedang (17.303,75 Ha) dan sangat kering  (1.038 Ha). Berdasarkan hasil identifikasi capaian adaptasi eksisting pada daerah kering tertinggi, diketahui bahwa respon terhadap kekeringan berupa pembatasan penggunaan air, suplai air bersih, peningkatan daerah hijau, penyediaan tampungan air permukaan dan penyediaan jaringan irigrasi. Arahan adaptasi di Kabupaten Mojokerto memiliki persamaan antara wilayah utara dan selatan yaitu bersifat proaktif, meliputi pengurangan dampak kekeringan, penyediaan early warning system, pemberian insentif kepada masyarakat dan penyesuaian fungsi guna air. Namun arahan adaptasi di wilayah utara juga bersifat reaktif, hal ini disebabkan karena wilayah utara tidak memiliki jaringan irigrasi dan minimnya daerah tangkapan hujan akibatnya kekeringan di wilayah utara lebih tinggi dibandingkan wilayah selatan sehingga arahan adaptasi di wilayah utara harus lebih ditingkatkan dari segi pengelolaan irigrasi dan peningkatan daerah hijau.
Arahan Teknis Pengendalian Minimarket di Surabaya Timur (Kecamatan Gubeng-Mulyorejo-Sukolilo) Mohammad Riziq Syihab; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.2 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.46233

Abstract

Di Kota Surabaya, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda berhasil memberikan kontribusi sebesar 27,63% dari PDRB Kota Surabaya. Sektor tersebut selain memberikan manfaat juga memunculkan beberapa masalah didalamnya seperti pertumbuhan minimarket yang berpotensi menimbulkan masalah padatnya keberadaan minimarket. Di Kota Surabaya, terdapat 105 minimarket yang beraglomerasi di 3 kecamatan di Surabaya Timur sehingga dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan usaha mikro dan pasar yang ada. Selain itu terdapat pula masalah tidak terstandarisasinya syarat jumlah penduduk minimal terlayani dalam perizinan minimarket. Kemudian jika mengacu RTRW Kota Surabaya, disebutkan bahwa keberadaan minimarket dapat menyebabkan kemacetan, kurangnya lahan parkir dan kebutuhan ruang internal yang kompleks sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah lanjutan lainnya. Dalam mengatasi masalah tersebut, pemerintah Kota Surabaya sudah berupaya melakukan pengendalian dengan berdasarkan Perda No.8 Tahun 2014, namun tidak terlaksana dengan baik dan kurang relevan dengan perkembangan minimarket saat ini. Berdasarkan masalah tersebut, disusun penelitian ini yang bertujuan untuk merumuskan arahan teknis pengendalian minimarket di Surabaya Timur. Dalam menyelesaikan masalah tersebut dilakukan analisa KMO untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di masyarakat. Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat sebagai input informasi. Kemudian dilakukan content analysis untuk menentukan arahan teknis pengendalian minimarket dengan menggunakan in-depth interview kepada stakeholder sebagai input analisis. Penelitian ini menghasilkan 17 variabel yang bermasalah yang diantaranya adalah variabel yang berkaitan dengan kesesuaian terhadap peraturan, lalu lintas, lahan parkir, pengelolaan ruang internal minimarket, penduduk terlayani, aglomerasi serta jam operasional minimarket. Hasil dari penelitian ini adalah arahan keleluasaan disperindag untuk mengarahkan lokasi pembangunan minimarket, pembangunan sistem layanan aduan dari masyarakat, serta alokasi CSR untuk lingkungan sekitar dan perbaikan pasar untuk variabel terkait kesesuaian terhadap peraturan, arahan lokasi minimarket minimal di fungsi jalan lokal dengan lebar jalan minimal 8 meter dengan menyertakan dokumen analisa dampak lalu lintas untuk variabel terkait lalu lintas, arahan penyediaan luas minimal lahan parkir 12x20 meter untuk setiap 100 meter luas lantai penjualan untuk variabel terkait lahan parkir, arahan luas minimal minimarket 100 meter untuk variabel terkait pengelolaan ruang internal, arahan untuk minimal melayani 2000 penduduk atau 500 KK serta mengadakan kerjasama distribusi barang dengan toko sekitarnya untuk variabel terkait kependudukan, arahan pembatasan jam operasional di jam 06.00-10.00 pagi untuk minimarket yang berjarak 500-1000 meter dari pasar untuk variabel terkait aglomerasi, serta pengecualian arahan untuk minimarket yang terintegrasi bangunan
Prinsip Penataan Bangunan Permukiman Kawasan Bencana Banjir Di Desa Centini Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Rizki Nur Thoyibah; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.55775

Abstract

Banjir di Desa Centini akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo terjadi setiap tahun. Kondisi alur Sungai Bengawan Solo yang yang berubah-ubah menyebabkan terendamnya bangunan permukiman di lahan milik warga dan mengakibatkan dampak kerugian bagi masyarakat sehingga diperlukan upaya penyesuaian bangunan permukiman terhadap kondisi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk merumuskan prinsip penataan bangunan dalam meminimalisir dampak banjir terhadap permukiman di Desa Centini, Lamongan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tahapan penelitian diawali dengan mengidentifikasi karakteristik banjir dan penataan bangunan permukiman Desa Centini dengan participatory mapping sehingga menghasilkan karakterisik penyebab tingginya dampak dan input tahap selanjutnya. Tahapan kedua yaitu menganalisis variabel yang berpengaruh dalam meminimalisir dampak banjir dengan menggunakan content analysis terhadap stakeholder terkait sehingga menghasilkan 7 variabel berpengaruh. Pada tahapan akhir dilakukan perumusan prinsip penataan bangunan kawasan bencana banjir di Desa Centini melalui metode triangulasi dan menghasilkan 3 aturan prinsip penataan bangunan permukiman banjir yakni aturan tata bangunan berfokus pada keamanan bangunan dengan elevasi bangunan, aturan prasarana sarana minimum berfokus pada pemenuhan prasarana sarana minimal sesuai kebutuhan permukiman banjir dengan pemenuhan kebutuhan sanitasi dan air bersih, dan aturan ketentuan khusus guna menanggapi kondisi rawan banjir sehingga dapat meminimalisir dampak banjir di permukiman dengan pemilihan material bangunan, penggunaan antru dan perahu kayu.
Konsep Penyediaan Infrastruktur Penampungan Darurat di Wilayah Potensi Terdampak Gempa Fahmi Alam Wildany Irsya; Adjie Pamungkas
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56346

Abstract

Surabaya memiliki potensi gempa bumi dengan kekuatan 6,0-6,9 SR yang dapat disebabkan oleh Sesar Waru dan Sesar Surabaya. Infrastruktur penampungan merupakan tempat pelayanan dan pemenuhan kebutuhan sementara bagi para pengungsi. Tingkat kesiapan infrastruktur penampungan di Kota Surabaya masih rendah yakni 0-34%. Untuk meningkatkan kesiapan tersebut, maka diperlukan konsep penyediaan infrastruktur penampungan darurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik dan induktif serta merupakan penelitian kualitatif dengan teknik analisa Content Analysis dan triangulasi. Pengumpulan data menggunakan studi literatur, peraturan yang berlaku, dan juga wawancara dengan stakeholder terkait yang memahami tentang infrastruktur penampungan darurat gempa. Sasaran 1 menghasilkan kriteria penyediaan dalam penampungan darurat. Sasaran 2 merumuskan konsep yang dapat digunakan sebagai acuan penyediaan penampungan darurat.. Penelitian ini menghasilkan 19 kriteria dari keamanan penampungan darurat, kelayakan penampungan, dan pemulihan sosio psikologi pengungsi. Konsep yang dirumuskan terbagi pada fase mitigasi dan fase tanggap darurat. Pada fase mitigasi berfokus kepada penyelarasan peraturan, pemetaan dan penentuan alternatif lokasi, penyiapan pemenuhan kebutuhan dasar, dan juga sosialisasi kepada masyarakat dalam menghadapi gempa. Sedangkan, pada fase tanggap darurat berisi tentang operasi darurat seperti, perbaikan darurat, pemenuhan kebutuhan, dan penanganan korban dalam penampungan.