Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANALISIS KLASTER DURIAN (Durio zibethinus Murr.) UNGGUL LOKAL DI KABUPATEN JEMBER DAN BANYUWANGI Vega Kartika Sari; Eva Rosdiana; Sepdian Luri Asmono
Jurnal Agroteknologi Vol 11, No 2 (2021): Februari 2021
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/ja.v11i2.9056

Abstract

Indonesia is one of the centers of durian diversity in the world and one of the regions that makes durian a superior local fruit crop is Jember and Banyuwangi. Clustering is useful to facilitate the search for certain features of the type of durian. This study aims to determine the durian grouping in two districts namely Jember and Banyuwangi. The materials used were local superior durian fruit and characterization questionnaire. Research using descriptive methods. Characterization data will be analyzed using NTSYS software.The results showed that local superior durian fruit were grouped into 2 groups based on morphological characters. Cluster 1 consists of 4 durians namely Klemben, Hijau, Bajul, and Lambau. Cluster 2 only consists of durian Musang King. Based on the chemical content of durian fruit, durian Lambau from Jember has the highest water content of 75.52%, Musang King from Banyuwangi has a fat content (2.29%), Bajul from Jember has the highest fiber content (11.89%), and Hijau from Banyuwangi has the highest protein (3.14%) and sugar (26.08%) content. Based on PCA showed that Musang King and Hijau have similirity on some morphological characters and chemical fruit contents. The results of correlation analysis of morphological characters and chemical content of durian fruit showed that leaf length was positively correlated with leaf width and protein content. Leaf width is positively correlated with sugar content. Fruit weight is positively correlated with water content.
Multiplikasi Tunas Tanaman Kapas (Gossypium spp.) Varietas Kanesia 15 Menggunakan Kombinasi BAP dan NAA secara In Vitro Lilik Mastuti; Rosita Permata Sari; Sepdian Luri Asmono
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 2 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v2i2.118

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengenai multiplikasi tunas tanaman kapas (gossypium spp.) varietas Kanesia 15 menggunakan kombinasi BAP dan NAA secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 Sampai Dengan Januari 2018 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah BAP (B) yaitu B1= 0,00 ppm, B2= 1,50 ppm, B3= 3,00 ppm, dan B4= 4,50 ppm. Faktor kedua adalah zat pengatur tumbuh NAA (N) yaitu N1= 0,00 ppm, N2= 0,10 ppm, dan N3= 0,50 ppm. Data pengamatan yang diperoleh, diuji menggunakan Analysis of Varians (ANOVA), jika berpengaruh nyata  dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP pada media memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kedinian tunas, jumlah tunas, dan diameter eksplan, namun memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi eksplan, jumlah ruas, jumlah akar, dan panjang akar.
Inisiasi Akar Secara In Vitro pada Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) dengan Modifikasi Media Murashige and Skoog (MS) dan Beberapa Tipe Auksin Rahmawati Rahmawati; Sepdian Luri Asmono; Nurul Sjamsijah
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 20 No 3 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v20i3.2400

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inisiasi akar stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) pada beberapa tipe auksin: IAA (Indole Acetic Acid), NAA (Napthalene Acetic Acid) dan IBA (Indole-3-Butyric Acid) dengan konsentrasi media Murashige and Skoog (MS): Full MS, 1/2 MS dan 1/4 MS secara in vitro. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai November 2020 di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Produksi Pertanian Politeknik Negeri Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah 3 kepekatan media MS : ¼ MS; ½ MS; dan MS Full. Faktor kedua adalah tipe auksin: Tanpa Auksin, IAA, NAA dan IBA. Ketiga auksin tersebut menggunakan konsentrasi 0,2 ppm. Sehingga total ada 12 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Sehingga didapatkan 60 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi MS memberi pengaruh nyata terhadap kemunculan akar sedangkan pada beberapa tipe auksin tidak terlihat perbedaan yang nyata terhadap kemunculan akar. Data hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi Media MS dan hormon auksin tidak berbeda nyata dalam memacu kemunculan akar. Pada ahir pengamatan (30 HST) jumlah akar tertinggi dengan rata - rata 4,23 terdapat pada perlakuan NAA dengan modifikasi media 1/2 MS.
Penambahan Bubuk Daun Stevia Pada Minuman Kopi Arabika Terhadap Tingkat Kesukaan Konsumen Sepdian Luri Asmono; Alkuin Bangkit Kristiawan; Hatmiyarni Tri Handayani; Rizky Nirmala Kusumaningtyas
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 21 No 1 (2021): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v21i1.2631

Abstract

Kopi merupakan salah satu bahan minuman yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pecinta kopi memiliki cita rasa yang beragam, ada yang menyukai rasa kopi murni tanpa tambahan apapun, namun ada juga yang memilih untuk menambahkan gula sebagai pemanis pada kopinya. Stevia adalah alternatif pemanis alami. Namun di Indonesia, tanaman stevia belum menunjukkan peran yang signifikan sebagai sumber komoditas pemanis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk daun stevia pada minuman kopi arabika terhadap preferensi konsumen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 5% BNJ Advanced Test yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu K1 (0 gr), K2 (0,5 gr), K3 (1 gr), K4 (1,5 gr) dan K5 (2 gr). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K1 (0 gr) paling disukai untuk parameter aroma dan aftertaste, perlakuan K3 (1 gr) paling disukai untuk rasa dan perlakuan K2 (0,5 gr) paling disukai untuk parameter viskositas.
Pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik Cair Pada Kelompok Tani Teladan Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur Sepdian Luri Asmono; Irma Harlianingtyas; Dhanang Eka Putra
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v5i2.1673

Abstract

Beberapa bahan organik diketahui mengandung unsur hara dan zat pengatur tumbuh alami (ZPT), seperti air kelapa, jagung muda, taoge, bonggol pisang, rebung. Bahan-bahan ini juga menjadi substrat untuk perbanyakan mikroorganisme lokal yang baik untuk tanah. Oleh karena itu, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat di Kelompok Tani Teladan Sumberjambe Jember adalah untuk mengenalkan, meningkatkan keterampilan dan menerapkan teknologi fermentasi mikroorganisme lokal (bioaktivator) dengan menggunakan bahan organik yang mengandung zat pengatur tumbuh alami. Kegiatan ini menggunakan metode dan praktek langsung pembuatan ZPT alami. Hasil yang dicapai berdasarkan indikator pelaksanaan diklat ini diantaranya adalah respon kehadiran peserta diklat yang diikuti oleh 30 orang atau 100% diundang untuk mengikuti acara diklat. Selain itu, selama kegiatan ekstraksi dan fermentasi bahan organik terlihat peserta mengetahui urutan tata cara pembuatan ZPT Alam dari hasil diskusi dan tanya jawab. Selain itu, penilaian kuantitatif keberhasilan kegiatan pembekalan dilakukan melalui pre-test dan post-test. Hasil yang diperoleh pada tes awal rata-rata pemahaman tentang ZPT alam adalah 25, sedangkan nilai rata-rata post test setelah pelaksanaan adalah 75. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, terdapat peningkatan yang signifikan pada pengetahuan peserta tentang pengatur tumbuh organik. Hasil tersebut juga dapat menunjukkan bahwa kegiatan ini mampu menambah pengetahuan peserta. Pada praktiknya sekitar 80% peserta telah mampu mengekstrak dan mencampurkan bahan untuk proses fermentasi. Indikator keberhasilannya terlihat dari bahan ZPT alami yang terfermentasi baik yang bercirikan warna coklat dan bau asam menyerupai tapai.
Induksi Umbi Mikro dan Regenerasi Tunas Langsung Tanaman Kentang Dataran Medium pada Beberapa Jenis Auksin dan Konsentrasi Sukrosa yang Berbeda Sepdian Luri Asmono; Vega Kartika Sari
Agrin Vol 23, No 1 (2019): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.697 KB) | DOI: 10.20884/1.agrin.2019.23.1.466

Abstract

Pengambangan tanaman kentang di dataran medium atau rendah sangat diperlukan untuk memperluas areal penanamannya. Oleh sebab itu harus ditunjang dengan metode kultur in vitro untuk memproduksi umbi dan tunas mikro kentang dan secara teknis diperlukan asupan zat pengatur tumbuh dan konsentrasi sukrosa yang cocok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa jenis auksin dan beberapa level sukrosa terhadap pembentukan umbi mikro dan regenerasi tunas kentang DTO-28 dan Desiree, serta mengetahui jenis auksin terbaik dan konsentrasi sukrosa. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 5 ulangan. Faktor perlakuan pertama ialah kultivar kentang (DTO-28 dan Desiree). Faktor kedua ialah auksin (IAA, IBA, NAA) dan faktor ketiga ialah konsentrasi sukrosa yang terdiri atas tiga taraf (90g/l, 120g/l, 150g/l). Parameter yang diamati meliputi persentase pembentukan umbi, waktu inisiasi, jumlah dan diameter umbi mikro, serta jumlah dan panjang tunas. Jenis auksin yang mampu memacu pembentukan umbi mikro lebih baik adalah NAA. Selain itu data menunjukkan bahwa semakin tinggi sukrosa yang diberikan akan berpengaruh pada jumlah umbi yang terbentuk. Perlakuan yang menggunakan 0,25 ppm NAA + 150 g/l sukrosa berpengaruh sangat nyata pada saat inisiasi umbi, yaitu pada 22 HST dan menghasilkan umbi terbanyak yaitu rata-rata 2,4 umbi/planlet. Kultivar yang sangat responsif terhadap media perlakuan adalah DTO-28. Selain itu, hasil analisis manyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi sukrosa semakin menurunkan jumlah dan menghambat pemanjangan tunas. Sukrosa pada konsentrasi 90 g/l memberikan jumlah tunas terbanyak yaitu rata-rata 5,27 tunas dengan panjang rata-rata 4,70 cm.Kata kunci: umbi mikro, sukrosa, auksin, desiree, DTO-28
Pemanfaatan Keong Mas Untuk Pupuk Organik Cair di Kelompok Tani Podo Tentrem Kecamatan Wuluhan Jember Suharjono Suharjono; Sepdian Luri Asmono; Rudi Wardana
Journal of Community Development Vol. 3 No. 3 (2023): April
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/comdev.v3i3.108

Abstract

The golden snail is one of the pests that damage rice plants, this pest has the ability to reproduce quickly, causing the golden snail to become one of the main pests in lowland rice. But the golden snail can be used as a basic material for liquid organic fertilizer (LOF) because it contains protein, Azotobacter, Azospirillum, phosphate solubilizing microbes, Pseudomonas, Staphylococcus, enzymes and the hormone auxin. The effectiveness of the golden snail LOF has been tested on several agricultural crops, one of which is rice. In the Podo Tentrem Farmers Group, these pests are simply thrown away and have not been utilized properly. Whereas the potential of this golden snail can be very high if it is processed into organic fertilizer. Therefore, with this community service activity, it is hoped that it can improve competence, skills and increase the production output of the Podo Tentrem farmer group. This can be measured by the enthusiasm of the participants who were attended by 100% of the invitees, besides that the participants also knew the stages of work and succeeded in making Keong Mas LOF well. In addition, other assessment indicators are using quantitative data on pre-test and post-test scores. Before the counseling was carried out, the pretest value was 50 and after the knowledge training, it increased with an average post-test score of 76. These results can indicate that in theory and practice, on average, participants understand and can make golden snail LOF.
PENGARUH BAP DENGAN CAHAYA LED MERAH-BIRU DAN PUTIH TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS STEVIA (Stevia rebaudiana B.) SECARA IN VITRO Sepdian Luri Asmono; Dela Alfinia Rahma
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.7.2.65-74

Abstract

Tujuan dari kegiatan penelitian ini yaitu untuk mengetahui konsentrasi BAP optimal, pengaruh pencahayaan lampu LED merah-biru dan putih, pengaruh kombinasi konsentrasi BAP dan pencahayaan lampu LED merah-biru dan putih terhadap multiplikasi tunas stevia secara in vitro. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2019 sampai bulan Februari 2020 di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 perlakuan. Perlakuan pertama pemberian BAP yang terdiri dari 3 level (B1 = 2 ppm; B2 = 3 ppm; B3 = 4 ppm). Perlakuan kedua pencahayaan lampu LED (L1= Merah biru; L2 = putih). Analisis data menggunakan Analisis of Varience (ANOVA) dilanjutkan uji DMRT (Ducan Multiple Range Test) dengan taraf 5% apabila terdapat beda nyata antar perlakuan. Hasil dari kegiatan penelitian ini adalah pada parameter saat tumbuh tunas berbeda sangat nyata di faktor tunggal BAP dan faktor tunggal cahaya LED Merah-biru dan putih. Pada parameter jumlah tunas berbeda sangat nyata hanya di faktor tunggal BAP sedangkan pada parameter tinggi tunas berbeda nyata pada faktor tunggal BAP dan kombinasi  BAP dan cahaya LED Merah-biru dan Putih. Pada parameter jumlah daun berbeda sangat nyata pada faktor tunggal cahaya LED merah-biru dan putih dan kombinasi BAP serta cahaya LED.
THE EFFECT OF MUNG BEAN SPROUT EXTRACT AS A NATURAL PLANT GROWTH REGULATOR ON THE GROWTH OF SUGARCANE BUDCHIP (Saccharum officinarum L.) SEEDLINGS Sepdian Luri Asmono; Nur uhammad Haqiqi; Abdurrahman Salim
MEDIAGRO Vol 19, No 1 (2023): MEDIAGRO
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mediagro.v19i1.8250

Abstract

This study aims to determine the effect of several concentrations of mung bean sprouts or bean sprouts extract on the growth of sugarcane bud chip seedlings, as well as to determine the most optimal concentration in stimulating the growth of sugarcane seedlings. Mung bean sprouts are known to contain the endogenous hormone auxin which can stimulate plant growth. This research was conducted using a non-factorial randomized block design. There are 5 concentration levels of bean sprout extract, including T0 (control), T1 (20%), T2 (40%), T3 (60%), T4 (80%). Parameters observed include the number of tillers, stem height, number of leaves, leaf length and root length. The results showed that bean sprout extract significantly affected the growth of seedlings from all parameters. The concentration of 20% bean sprout extract is the optimal concentration because it produces the highest number of tillers with an average of 8.80 tillers, the highest stem with an average of 18.00 cm, the largest stem diameter is 0.91 cm, the highest number of leaves is 8, 20 strands, the longest leaf is 73.3 cm, and the longest root is an average of 26.3 cm.
Pelatihan Pembuatan POC dari Sampah Organik Rumah Tangga di Kelompok PKK RW 27 Tegal Boto Lor Jember Rudi Wardana; Liliek Dwi Soelaksini; Sepdian Luri Asmono; Ilham Muhklisin; Tirto Wahyu Widodo; Ana Uzunul Mauidah; Niko Atha Ramadhan
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.8033

Abstract

The waste problem is a major issue that has not been optimally resolved. RW 27, Tegal Boto Lor Environment, Sumbersari Village, Sumbersari Subdistrict, Jember Regency, also faces the same problem in waste management. The purpose of this activity is to reduce the amount of household organic waste and increase family income by selling Liquid Organic Fertilizer (POC). This community service is conducted by providing training on POC production and business management of the resulting products so that partners can later produce organic fertilizer from organic waste on a commercial scale. The results of this community service include partners gaining an understanding of POC, from its advantages to the processing of organic waste into POC. The survey results show an 80% increase in knowledge among the partners. In the production of POC, one of the materials used is EM-4, which functions as a starter to accelerate the decomposition process. The POC production process takes 1 to 4 weeks, characterized by a white surface and an aroma similar to tape. The next step is the packaging process in 1-liter containers