Meity Marviana Laut
Bagian Anatomi, Fisiologi, Farmakologi Dan Biokimia, Fakultas Kedokteran Dan Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Kupang

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK SAPI POTONG DI DESA PENFUI TIMUR, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG Meity Marviana Laut
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.226 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v3i1.229

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat kelompok ternak sapi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota mitra kelompok ternak di desa Penfui Timur tentang pemanfaatan teknologi peternakan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi dan menciptakan kemandirian ekonomi mitra. Kekurangan pakan berkualitas pada musim kemarau, terbatasnya lahan penggembalaan, tingkat kesakitan dan kematian ternak pada musim hujan yang cukup tinggi, terbatasnya akses layanan kesehatan ternak dan kurangnya pengetahuan peternak dalam pengolahan pakan dan limbah peternakan, merupakan masalah yang dihadapi mitra. Limbah peternakan berupa kotoran ternak hanya dibiarkan teronggok diluar kandang tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan teknologi pengolahan jerami dengan amoniasi dan fermentasi serta pembuatan bokashi dengan memanfaatkan limbah peternakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi serta pendampingan pada kelompok mitra. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra mampu dan terampil membuat pakan jerami secara amoniasi dan fermentasi serta memproduksi bokashi. Amoniasi dan fermentasi jerami yang dihasilkan berkualitas baik yang ditunjukkan dengan warna coklat, tekstur lebih lunak disertai aroma seperti tape. Olahan jerami ini memiliki palatabilitas yang baik ditunjukkan dengan cepatnya respon ternak untuk konsumsi pada saat diberikan oleh peternak. Pupuk bokashi yang dihasilkan dari tahap pelatihan laris terjual sehingga mitra memproduksi lagi setiap minggu. Beberapa anggota kelompok mitra langsung mengaplikasikan pupuk bokashi pada tanaman dan kebun sayur mereka. Kesimpulan: teknologi pengolahan jerami dan pembuatan pupuk bokashi telah diterima dengan baik oleh mitra dan diterapkan sebagai solusi keterbatasan hijauan pada musim kemarau serta meningkatkan ekonomi peternak.     Kata kunci: bokashi, silase, amoniasi jerami, kemandirian ekonomi
TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK BABI DI KELURAHAN SIKUMANA TERHADAP ASF DAN PENGOLAHAN DAGING SECARA HIGIENIS Meity Marviana Laut; Larry Richard Wellem Toha; Julianty Almet; Dewi Djungu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.844 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v7i1.729

Abstract

Penyakit ASF masih menjadi ancaman bagi usaha peternakan babi di provinsi NTT khususnya wilayah Kota Kupang. Angka kematian akibat ASF yang tinggi menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi sektor usaha peternakan babi dan pengelolaan produk asal babi. UMKM DeBali yang bergerak dibidang usaha pemeliharaan babi dan produksi dendeng babi merupakan salah satu usaha yang terdampak ASF dan pandemi Covid-19. Tingkat pengetahuan yang rendah terhadap penyakit ASF dan cara pengelolaan daging yang higienis menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap penularan penyakit ASF. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat disekitar UMKM DeBali maka perlu dilakukan penyuluhan tentang penyakit ASF dan cara pengelolaan daging yang higienis. Metode penyuluhan dilakukan secara langsung (face to face communication) dengan peserta berjumlah 10 orang. Kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan juga disiapkan. Tim pengabdian juga memberikan bantuan alat pengolahan dendeng babi bagi UMKM DeBali.  Hasil dari penyuluhan yang dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan dari peserta tentang penyakit ASF dan cara pengolahan daging yang higienis. Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan juga sangat antusias dalam bertanya dan berdiskusi tentang menajemen pemeliharaan babi yang baik dan cara pengolahan daging yang higienis. UMKM DeBali juga sangat antusias menerima batuan teknologi pengolahan dendeng yang higienis.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN ANTING – ANTING (Acalypha indica Linn.) TERHADAP KESEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT (Mus musculus) Meity Marviana Laut; Nemay Ndaong; Tri Utami; Maria Junersi; Yovita Bria Seran
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v7i1.377

Abstract

Regenerasi dan pemulihan jaringan luka merupakan proses fisiologi normal tubuh dalam merespon perlukaan untuk mengembalikan integritas dan fungsi normal kulit. Kesembuhan luka dapat dipercepat dengan pemberian obat kimia maupun obat alami. Salep betadine 10% adalah obat kimia yang sering digunakan dalam perawatan luka untuk menstimulasi penyembuhan luka. Sedangkan, tanaman anting – anting (Acalypha indica) diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi, antibakteri, antioksidan, dan antiulser. Daun anting – anting telah lama digunakan oleh masyarakat lokal di NTT untuk mengobati luka dan gangguan kulit lainnya pada ternak peliharaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran makroskopik dan jumlah fibroblas pada kesembuhan luka insisi pada mencit yang diberi terapi salep ekstrak etanol daun anting – anting (EEDAA), sekaligus sebagai bukti empiris fitofarmaka ini bagi masyarakat lokal di NTT. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, menggunakan 30 ekor mencit jantan sehat, berumur 3-4 bulan dengan berat badan berkisar 30-40g. Mencit dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (KN) dan positif (KP) yang masing – masing diaplikasikan basis salep vaselin album dan salep betadine 10%; serta tiga kelompok perlakuan yang masing – masing diberikan salep EEDAA konsentrasi 5%, 10% dan 20%. Setiap kelompok dibuat luka sayat pada area dorsum, dengan ukuran panjang 1.5 cm dengan kedalaman 2 mm. Bahan topikal diberikan sebanyak 2 kali/hari. Pengampilan sampel jaringan luka dilakukan pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian salep EEDAA konsentrasi 10% menunjukkan kesembuhan luka yang lebih cepat dan optimal dibandingkan dengan salep betadine 10%, salep EEDAA 5% dan 20%.
PREVALENSI DAN DERAJAT INFEKSI NEMATODOSIS PADA KAMBING KACANG DI KOTA KUPANG Meity Marviana Laut; Dede Rival Novian; Aji Winarso
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga tingkat prevalensi dan derajat infeksi nematoda gastrointestinal pada kambing kacang di Kota Kupang selama musim kemarau. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 di peternakan kambing tradisional di Kota Kupang. Sebanyak 30 ekor kambing dari delapan peternakan diambil sampel fecesnya. Pengamatan parasit di dalam feses dilakukan melalui metode kuantitatif McMaster dengan larutan pengapung gula jenuh. Analisis data dilakukan menggunakan statsitik deskriptif. Kambing kacang di Kota Kupang terinfeksi nematoda kelompok strongil, genus Strongyloides, dan genus Trichuris. Prevalensi infeksi strongil 33.33% dengan derajat infeksi ringan hingga sedang, prevalensi strongyloidosis sebesar 63.33% dengan derajat infeksi ringan hingga berat, dan prevalensi trichurosis sebesar 30.00%.dengan derajat infeksi ringan hingga sedang. Faktor musim berpengaruh pada tingkat prevalensi dan derajat infeksi masing-masing kelompok cacing.
PROFIL FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN ANTING – ANTING (ACALYPHA INDICA LINN) DI KOTA KUPANG, NTT Meity Marviana Laut; Nemay Ndaong; Filphin Amalo; Larry Toha; Herlina Umbu Deta
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v8i2.3075

Abstract

Acalypha indica Linn is a tropical weed, grows annually in East Nusa Tenggara. The weed is member of Euphorbiaceae family, a largest plant family known as medicinal plant. The weed leaves were used by local people in NTT to treat wounds, diseases or myasis on their livestock. This study aim to investigate the secondary metabolites in A. indica L leaves as a scientific proven for its local use. The extract preparation comprises of several steps, i.e collection of fresh leaves, dry and wet sortation. The clean leaves were air dried in a room temperature for about 2 weeks before grounded into powder and subjected to extraction. The extraction method was maceration with ethanol 96% as solvent. The dense extract was evaporated using rotary evaporator and subjected to phytochemical screening. The result shows that ethanol extract of A.indica leaves were tested positive for flavonoid and tannin. Alkaloid, saponins, triterpenes and steroid were tested negative on the extract.
MEDIAN LETHAL CONCENTRATION (LC50) EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA Culex sp DI KOTA KUPANG Maria Magdalena Kewa; Julianty Almet; Meity Marviana Laut
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v8i2.3078

Abstract

The Culex mosquito is a species that can creates health problems for humans and animals. The handling efforts of the vector is very important to reduce the impact caused by this vector. One of the plants that has the potential as a larvicide is soursop leaves (Annona muricata L.). This study aims to determine the effect of soursop leaves (Annona muricata L.) extract on the mortality of Culex sp larvae and LC50 value to killing 50% Culex sp larva. The study was conducted from March to June 2020. This study used 7 treatment groups which 5 groups tested the effectiveness of soursop leaves extract and 2 control groups. The research data was analyzed using the Probit test to determine the LC50. The results showed that soursop leaves extract (Annona muricata L.) was effective in killing Culex sp larvae with LC50 value is 0.736%.
AKTIVITAS LARVA Culex sp TERHADAP EKSTRAK SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) DI KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG Agatha Sada Ua; Julianty Almet; Meity Marviana Laut
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v9i1.3957

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DBD) is still a health problem in Kota Kupang.DBD controls have been continuously performed to reduce the population of Culex sp. However, the modern larvicide has caused an environmental problem, toxic to species non-target and found to be resistance. The present study aimed to investigate the larvicidal activity of Cymbopogon citratuson Culex sp. The extract of C. citratus was used for larvicidal activity at concentration of 0%; 0.2%; 0.4%; 0.6%; 0.8% and 1%. The mortality rate was calculated after 2, 4, 12 and 24 hours. The results showed that the mortality of larvae was 5.3% (0%); 45.3% (0.2%); 70.6% 0.4%; 96% (0.6%); 100% (0.8% and 1%). The present investigation suggests the possible use of C. citratus as an ideal ecofriendly, larvicidal agent for the control of Culex sp.
AKTIVITAS BIOINSEKTISIDA EKSTRAK DAUN MAJA (Crencentia cujete Linn.) TERHADAP Rhipicephalus sanguineus DARI ANJING LOKAL Bela Krista Roman; Meity Marviana Laut; Julianty Almet
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 9 No 3 (2021): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v9i3.5677

Abstract

Brown tick, Rhicephalus sanguineus generally known as a very adaptive tick, is widely spread on tropical, subtropical, and temperate regions, and infested dogs living on not only rural but urban areas. Synthetic acaricides are the most widely control measures. However, with the development of tick resistance, plant-derived components are highly investigated. The present study aims to investigate the activity of Crecentia cujete Linn. leaves extract on R. sanguineus. Fifty adult R. sanguineus were collected from local dogs and used in this study. Ticks are divided into the control and treatment groups. Aquadest and deltamethrin were sprayed to ticks in the negative and positive control groups, respectively. The three treatment groups were given maja leaves extract of 2.5%, 5%, and 10%. The tick mortality was observed for 12 hours of exposure to the extracts. All extracts exhibited similar lethal effects on R. sanguineus with total mortality (100%) after 4 hours exposure, compared to the standard therapy. The highest extract concentration (10%) reduces ticks faster compare to other concentrations. Thus, this study suggests that strong acaricidal activity and mortality rate was dose-dependent. This finding needs further scientific investigation to prove.
IN VITRO ANTHELMINTIC ACTIVITY OF Acalypha indica LEAVES EXTRACT AGAINST Haemonchus contortus Meity Marviana Laut; Nemay Anggadewi Ndaong; Yosephina Rengsina Delang
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v10i1.8899

Abstract

Haemonchosis adalah penyakit yang menyerang ruminansia kecil yang disebabkan oleh Haemonchus contortus. Pengendalian Haemonchosis dengan antelmintik sintetik belum berhasil karena berkembangnya resistensi H. contortus. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sifat antelmintik ekstrak tanaman sebagai alternative obat cacing modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antelmintik ekstrak etanol daun A. indica terhadap Haemonchus contortus dibandingkan albendazol 1% sebagai antelmintik standar. Uji motilitas dewasa dilakukan pada 75 cacing H. contortus dewasa pada ekstrak daun A. indica 0,5%, 1%, 2%. Setelah 6 jam paparan ekstrak, konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi (2%) dapat mengurangi cacing dewasa (80%) dibandingkan dengan kontrol negatif dan ekstrak dengan konsentrasi lebih rendah. Dengan demikian, ekstrak etanol tanaman memiliki efek vermisidal yang menjanjikan terhadap H. contortus.
Identifikasi Senyawa Bioaktif Ekstrak Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Meity Marviana Laut; Nemay Anggadewi Ndaong; Filphin Adolfin Amalo; Inggrid Trinidad Maha; Heny Nitbani; Dede Rival Novian
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v10i2.8693

Abstract

Chromolaena odorata, a member of Asteraceae, is a tropical shrub that grows throughout the year and can dominate pastures. The tropical weed is known as a medicinal plant and has the potential as a natural insecticide. For local people in NTT, the crude extract of the leaves is used to treat myasis on the livestock. C. odorata is also used as silage or food alternative for livestock. This study aims to determine the content of bioactive compounds in C. odorata leaves and determine the extract yield value, as scientific validation of local wisdom in NTT. This research began with the collection of fresh C. odorata leaves, extraction by maceration using 70% ethanol as solvent, solvent evaporation, and phytochemical screening. Phytochemical screening showed that the leaf extract of C. odorata from Kupang City contained high amounts of flavonoids, tannins, alkaloids, triterpenes and steroids and were tested negative for saponins. The extract yield value is 6.09%, means that the extract contains bioactive compunds in high concentration. Further research needs to be done to find out in more detail the content of secondary metabolites from C. odorata leaves and its activity in promote wound healing on livestock in NTT.