Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML)

RELATIONSHIP BETWEEN D-DIMER LEVEL AND CLINICAL SEVERITY OF SEPSIS Yessy Puspitasari; Aryati Aryati; Arifoel Hajat; Bambang Pujo Semedi
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1196

Abstract

D-dimer merupakan tolok ukur laboratorium yang menunjukkan derajat keparahan pada sepsis. Selama tahapan sepsis terjadiaktivasi prokoagulan yang tidak diimbangi aktivitas antikoagulan (depresi protein C dan meningkatnya pelepasan Plasminogen activatorinhibitor) sehingga dapat meningkatkan hasilan fibrin polimer. Fibrin polimer yang telah mengalami cross-linked akan difibrinolisis olehplasmin membentuk formasi D-dimer. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan D-dimer dengan derajat keparahan klinis darisepsis. Metode penelitian bersifat potong lintang observasional. Sampel darah sitrat dari 52 pasien sepsis yang dirawat di IRD, ICU, ROI,Ruang penyakit dalam RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, dikumpulkan selama Februari 2016–Juni 2016. Kadar D-dimer diukur denganmetode ELFA (Enzyme Linked Fluorescent Assay). Proses dan tafsiran data menggunakan analisis deskriptif, One sample Kolmogorovsmirnovdan uji Pearson digunakan untuk menganalisis kenasaban. Didapatkan rerata kadar D-dimer 3879,46±2800,29 ng/mL.D-dimer pada non-survivors sepsis menurut skor APACHE II dan SOFA lebih tinggi daripada survivors sepsis. Terdapat kenasabanpositif yang bermakna antara kadar D-dimer dengan skor APACHE II dan skor SOFA r=0,513 dan r=0,580 (p=0,01). Berdasarkantelitian ini dapat disimpulkan D-dimer memiliki kenasaban dengan derajat keparahan klinis dari sepsis, semakin tinggi nilai D-dimermenunjukkan keparahan sepsis.
COMPARISON RESULTS OF ANALYTICAL PROFILE INDEX AND DISC DIFFUSION ANTIMICROBIAL SUSCEPTIBILITY TEST TO TECHNICAL DEDICATED REASONABLE 300B METHOD IG Eka Sugiartha; Bambang Pujo Semedi; Puspa Wardhani; IGAA Putri Sri Rejeki
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i2.1134

Abstract

Angka kematian infeksi aliran darah cukup tinggi, berkisar 20–50%. Patogen penyebab dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kulturdarah yang dilanjutkan dengan uji kepekaan antibiotika. Metode pemeriksaan dapat dilakukan secara manual atau automatis baiksemiautomatis ataupun automatis penuh. Metode manual relatif tidak memerlukan biaya yang besar dibandingkan metode automatisasi.Penelitian ini merupakan analisis observasional dengan desain potong lintang. Metode identifikasi manual memakai metode API danuji kepekaan antibiotika metode difusi cakram antibiotika Kirby Bauer. Kedua metode ini dibandingkan dengan metode semiautomatisTDR-300B. Metode automatis penuh VITEK 2 digunakan sebagai metode rujukan untuk menilai kinerja metode konvensional dansemiautomatis. Bakteri penyebab infeksi aliran darah didominasi Gram negatif kebanyakan Eschericia coli dan Klebsiella pneumonia.Ketepatan metode identifikasi API terhadap VITEK 2 sebesar 87,87%, ketepatan identifikasi metode TDR-300B terhadap metode VITEK2 adalah 90,9%. Hasil ketepatan uji kepekaan antibiotika metode konvensional difusi cakram antibiotika Kirby Bauer terhadap metodeVITEK 2 adalah 84,64%. Ketepatan uji kepekaan antibiotika metode TDR-300B terhadap metode VITEK 2 sebesar 82,5%. Ketepatanmetode API terhadap metode TDR-300B sebesar 84,84%. Ketepatan uji kepekaan antibiotika metode konvensional terhadap metodeTDR-300B sebesar 78,21%. Hasil metode identifikasi dan uji kepekaan antibiotika konvensional tidak berbeda bermakna secara statistikdengan metode semiautomatis TDR-300B. Metode identifikasi dan uji kepekaan antibiotika konvensional masih dapat dipercaya terutamauntuk daerah dengan keterbatasan biaya atau pemeriksaan masih sedikit.
Co-Authors Abdul Khairul Rizki Purba Agus Subagjo Agustina Salinding Ahmad Lukman Hakim Airi Mutiar Alivery Raihanada Armando Andre Ferdinand Karema Ardiansyah Arie Utariani Arie Utariani Arifoel Hajat Aryati Aryati Avidar, Yoppie Prim Bambang Herwanto Bambang Purwanto Bambang Purwanto betty Agustina Tambunan, betty Agustina Budiono Budiono Christrijogo Soemartono Waloejo Cornellius Hendra Purnama Aria Sumantrie Eddy Rahardjo Eddy Rahardjo Edwar, Pesta Parulian Maurid Elizeus Hanindito Faizatuz Azzahrah Syamsudi Fajar Perdhana Fajra Arif Hatman Habibah Teniya Ariq Fauziyah Hamzah Hamzah Hanif Hanif Hardiono Hardiono Harida Zahraini Herdiani Sulistyo Putri IG Eka Sugiartha IGAA Putri Sri Rejeki Imam Susilo Inna Maya Sufiyah Khildan Miftahul Firdaus Kuntaman Kuntaman Lila Tri Harjana Lucky Andriyanto Marsha Zahrani Marsheila Harvy Mustikaningtyas Maulydia, Maulydia Mirza Koeshardiandi Muh Kemal Putra Nanang Nurofik Ninik Asmaningsih Soemyarso Nugroho Setia Budi Nurofik, Nanang Philia Setiawan Prananda Surya Airlangga Prihatma Kriswidyatomo Pudji Lestari Purwo Sri Rejeki Puspa Wardhani Puspa Wardhani Puspitasari, Yessy Putu Laksmi Febriyani Rahmat Sayyid Zharfan Rama Azalix Rianda Rehatta, Nancy Margarita Rezki Muhammad Hidayatullah Robby Dwestu Nugroho Samuel Hananiel Rory Sandi Ardiya Rasitullah SATRIYAS ILYAS Soni Sunarso Sulistiawan Sulistiawan, Soni Sunarso Sundari Indah Wiyasihati Teguh Sylvaranto Tri Wahyu Martanto Utariani, Arie Verio Damar Erlantara Putra Vincent Geraldus Enoch Lusida Wahyu Krishna Adjie Arsana Wahyu Mananda Widodo Widodo Yopie Wiguna Zulfikar Loka Wicaksana