cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 14, No 1 (2015)" : 10 Documents clear
Pertumbuhan, hasil dan kualitas tomat cv. Marta-9 pada berbagai sistem budidaya dalam rumah plastik di dataran medium Jatinangor Onggo, Tino Mutiarawati; Sumadi, Sumadi; Fauziah, R.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.591 KB)

Abstract

Penanaman tomat dalam rumah plastik dengan sistem budidaya hidroponik, meng-0hasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas baik serta dapat dilakukan secara kontinu, namun kekurangan sistem tersebut adalah bahan kimia yang digunakan untuk hara tanaman mahal, sehingga perlu dicarikan sistem budidaya alter-natif yang dapat mengimbangi hasil dan kualitas hasil sistem hidroponik. Tujuan dilaku-kannya penelitian ini adalah untuk mempelajari berbagai sistem budidaya tanaman tomat dalam rumah plastik yang dapat diaplikasikan di dataran medium dengan biaya yang lebih murah serta menguji jumlah batang produksi yang dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman serta kualitas tomat yang baik. Penelitian dilakukan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2013 di rumah plastik Laboratorium Kultur Terkendali Fakultas Pertanian Universitas Padja-djaran, dengan ketinggian tempat  730 m di atas permukaan laut.Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama adalah sistem budidaya yang terdiri dari tiga taraf (hidroponik, semi hidroponik dan non hidroponik) dan faktor kedua adalah jumlah batang produksi yang terdiri dari dua taraf (batang tunggal dan batang ganda). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh interaksi antara sistem budidaya dan jumlah batang produksi terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas hasil tomat cv. Marta-9. Sistem budidaya semi hidroponik dan non hidroponik menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih rendah dicirikan dengan tinggi tanaman, diameter batang,serta ukuran daun yang lebih rendah dibanding sistem budidaya hidroponik. Tingginya jumlah buah yang terkena blossom end rot pada sistem budidaya semi dan non hidroponik berimbas pada jumlah buah dan bobot buah per tanaman yang lebih rendah serta persentase bobot buah kualitas A yang lebih rendah dibandingkan sistem budidaya hidroponik. Perlakuan batang tunggal menghasilkan tanaman dengan tinggi tanaman serta ukuran daun yang lebih besar dibanding penggunaan batang produksi ganda, namun baik perlakuan batang tunggal atau ganda menghasilkan persentase jumlah dan bobot buah layak pasar serta persentase bobot dan jumlah buah kualitas A yang sama. Kata kunci : Hidroponik ∙ Non hidroponik ∙ Semi hidroponik ∙ Jumlah batang produksi ∙ Tomat kultivar Marta-9
Pengaruh jarak tanam berbeda pada berbagai dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida P-12 di Jatinangor Wahyudin, Agus; Ruminta, Ruminta; Bachtiar, D. C.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.155 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jarak tanam dan dosis pupuk organik kandang domba yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung Hibrida P-12. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dengan ketinggian tempat ±750 meter di atas permukaan laut, dari bulan Maret sampai Juli 2013. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang tiga kali. Perlakuannya adalah sebagai berikut : Jarak tanam 75 x 25 cm + 2t/ha pupuk kandang, jarak tanam 75 x 25 cm + 1t/ha pupuk kandang, jarak tanam 75 x 25 cm + 3t/ha pupuk kandang, jarak tanam 75 x 40 cm + 2 t/ha pupuk kandang, jarak tanam 75 x 40 cm + 1t/ha pupuk kandang, jarak tanam 75 x 40 cm + 3t/ha pupuk kandang, jarak tanam 80 x 20 cm + 2 t/ha pupuk kandang, jarak tanam 80 x 20 cm + 1t/ha pupuk kandang, dan jarak tanam 80 x 20 cm + 3t/ha pupuk kandang. Hasil percobaan menunjukkan terdapat penga-ruh terhadap Indeks Luas Daun, Jumlah Baris Biji per tongkol, Bobot biji pipilan kering per petak, bobot biji pipilan kering per hektar, dan Indeks Panen. Perlakuan jarak tanam 75 x 25 cm + 1t/ha pupuk kandang memberikan hasil lebih baik dari perlakuan jarak tanam 75 x 25 cm + 3t/ha, yaitu 7,66 t/ha, tetapi tidak berbeda dengan perlakuan lainnya. Kata kunci : Jagung ∙ Jarak tanam ∙ Pupuk kandang domba 
Respon kualitas dan ketahanan simpan cabai merah (Capsicum annuum L.) dengan penggunaan jenis bahan pengemas dan tingkat kematangan buah Rochayat, Yayat; Munika, V. R.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.433 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi jenis bahan pengemas dan tingkat kematangan buah terhadap respon kualitas simpan cabai merah (Capsicum annuum L). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Cikole Lembang, dilanjut dengan pengamatan di Laboratorium Hortikul-tura, Fakultas Pertanian, Universitas Padja-djaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola tunggal yang terdiri sepuluh kombinasi dan diulang tiga kali untuk setiap perlakuan. Tingkat kematangan buah yang digunakan yaitu kematangan 50–60% (K₁) dan kematangan 60–70 % (K₂). Jenis bahan pengemas yang digunakan adalah wadah Styrofoam tanpa tutup (P₁), wadah styrofoam di kemas dengan clear polyethylene (P₂), kotak duskarton (P₃), kotak Styrofoam berlubang5 pada bagian atas (P₄), kotak keranjang bambu (P₅). Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi kombinasi terbaik penggunaan jenis bahan pengemas dan tingkat kematangan buah terhadap kualitas simpan cabai merah. Perlakuan jenis bahan pengemas wadah Styrofoam dikemas dengan clear poly-ethylene (P₂) dan tingkat kematangan 50–60 % (K₁) memberikan hasil terbaik. Dapat memper-tahankan cabai layak pasar hingga 9 hari setelah penyimpanan, susut bobot pada hari ke-15 hanya 15,55 %, perubahan warna sempurna 100% merah, tanpa kerusakan mekanis dan biologis. Kata kunci : Bahan pengemas ∙ Cabai merah ∙ Pasca panen ∙ Penyimpanan buah ∙ Tingkatkematangan 
Produktivitas tanaman dan kehilangan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) kultivar Ciherang pada kombinasi jarak tanam dengan frekuensi penyiangan berbeda Widayat, Dedi; Purba, C. O.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.499 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-tahui pengaruh kombinasi jarak tanam dan frekuensi penyiangan gulma yang berbeda terhadap produktivitas dan kehilangan hasil padi sawah kultivar Ciherang. Percobaan ini dilak-sanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran unit Ciparay dari bulan November 2010 sampai Februari 2011. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari dua belas perlakuan, dengan tiga kali ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : A (jarak tanam 25 x 25 cm dengan tanpa penyiangan), B (jarak tanam 25 x 25 cm dengan disiang satu kali), C (jarak tanam 25 x 25 cm dengan, disiang dua kali), D (jarak tanam 25 x 25 cm dengan disiang tiga kali), E (jarak tanam 28 x 28 cm dengan tanpa penyiangan), F (jarak tanam 28 x 28 cm dengan disiang satu kali), G (jarak tanam 28 x 28 cm dengan disiang dua kali), H (jarak tanam 28 x 28 cm dengan disiang tiga kali), I (jarak tanam 30 x 30 cm dengan tanpa penyiangan), J (jarak tanam 30 x 30 cm dengan disiang satu kali), K (jarak tanam 30 x 30 cm  dengan disiang dua kali), L (jarak tanam 30 x 30 cm dengan disiang tiga kali). Hasil per-cobaan menunjukkan bahwa dengan jarak tanam 30 x 30 cm, disiang tiga kali akan memberikan hasil yang paling baik terhadap hasil panen padi kultivar Ciherang dan akan meningkatkan hasil panen dibanding dengan jarak tanam standar, yaitu 25 cm x 25 cm, disiang tiga kali. Kehilangan hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan jarak tanam 30 x 30 cm dengan tanpa penyiangan.Kata kunci : Produktivitas padi ∙ Kehilangan hasil ∙ Kultivar Ciherang ∙ Jarak tanam ∙ Prekuensi penyiangan
Pemanfaatan urin kelinci dan urin sapi sebagai alternatif pupuk organik cairpada pembibitan kakao (Theobroma cacao L.) Rosniawaty, Santi; Sudirja, Rija; Afrianto, H.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.598 KB)

Abstract

Pembibitan merupakan awal dari pertum-buhan tanaman. Bibit yang baik akan menghasil-kan tanaman yang berproduksi baik pula. Pemupukan merupakan salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik. Peman-faatan urin kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif untuk pembi-bitan kakao. Percobaan telah di laksanakan pada bulan April-Agustus 2013 di Kebun Percobaan Ciparanje fakultas Pertanian Unpad, dengan ordo Inceptisol dan tipe curah hujan menurut klasifikasi Schmidt Ferguson. Perlakuan yang digunakan adalah beberapa konsentrasi urin kelinci, konsentrasi urin sapi dan kombinasi urin dengan pupuk anorganik. Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih dahulu sebelum digunakan. Rancangan percobaan yang diguna-kan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdapat 15 perlakuan yang di ulang 3 kali. Hasil perco-baan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan urin kelinci dan urin sapi yang telah difermentasi terhadap luas daun, volume akar dan bobot kering bibit kakao pada umur 16 mst. Penggunaan urin sapi dengan konsentrasi 25 % dapat menyamai penggunaan pupuk anorganik pada pembibitan kakao. Kata kunci : Urin kelinci ∙ Pembibitan kakao ∙  Urin sapi ∙ Pupuk organik cair 
Pertumbuhan dan hasil kacang hijau kultivar Kenari dan No. 129 dalam tumpangsari bersisipan di antara padi gogo Yuwariah, Yuyun; Ismail, Ade; Hafhittry, I. N.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.771 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat-kan waktu penyisipan dua kultivar kacang hijau dalam tumpangsari bersisipan yang terbaik  di antara padi gogo terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai Juli 2011 di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Univer-sitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Perco-baan ditata dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan yang terdiri atas 10 perlakuan yaitu A25 = kultivar Kenari + Waktu Penyisipan 25 hari sebelum panen padi gogo, A20 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 20 hari sebelum panen padi gogo, A15 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 15 hari sebelum panen padi gogo, A10 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 10 hari sebelum panen gogo, A5 = kultivar Kenari + waktu penyisipan 5 hari sebelum panen gogo, B25 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 25 hari sebelum panen padi gogo, B20 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 20 hari sebelum panen padi gogo, B15 =  kultivar No.129 + waktu penyisipan 15 hari sebelum panen padi gogo, B10 =  kultivar No. 129 + waktu penyisipan 10 hari sebelum panen padi gogo, B5 = kultivar No. 129 + waktu penyisipan 5 hari sebelum panen padi gogo. Hasil penelitian menunjukkan waktu penyisipan kacang hijau di antara padi gogo dengan kisaran 25, 20, dan 15 hari sebelum panen padi gogo, memberikan pertumbuhan dan hasil kedua kultivar Kenari dan No. 129 lebih baik dibandingkan perlakuan 5 dan 10 hari sebelum panen padi gogo, dan menghasilkan nisbah kesetaraan lahan dengan besaran masing-masing kultivar 1,77; 1,53; 1,27 dan 1,77; 1,53; dan 1,63. Kata kunci : kultivar, waktu penyisipan, kacang hijau, relay intercropping, padi gogo. 
Rekayasa ekofisiologis tanaman teh belum menghasilkan klon GMB 7 melalui pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium Suherman, Cucu; Anjarsari, Intan Ratna Dewi; Rosniawaty, Santi
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.706 KB)

Abstract

Teh merupakan komoditas perkebunan penting di Indonesia. Rekayasa ekologis yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh di perkebunan adalah melalui tindakan pemupukan. Sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan kini pihak pekebun pada umumnya menggunakan input yang lebih ramah lingkungan, diantaranya dengan menggunakan asam humat dan pupuk hayati konsorsium. Saat ini asam humat telah dimanfaatkan sebagai pelengkap pupuk yang dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk dan meningkatkan pertum-buhan tanaman. Selain asam humat, salah satu alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman teh belum menghasilkan adalah dengan pemeberian pupuk hayati konsorsium yang terdiri dari bakteri pelarutf posfat, bakteri penambat nitrogen dan bakteri pelarut kalium.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium dapat mengoptimalkan nutrisi tanaman teh belum menghasilkan guna meningkatkan efisiensi pemupukan pada teh di fase TBM. Penelitian ini dimenggunakan ran-cangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan  yakni kontrol, 10 mLasam humat,  20 mL asam humat, 30 mL Asam Humat, 1,0 g PHK/tanaman, 2,0 g PHK/tanaman dan kombinasi keduanya sehingga terdapat sembilan perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh pemberian asam humat dan pupuk hayati konsorsium terhadap pertum-buhan tanaman teh belum menghasilkan klon GMB 7 serta pada kombinasi 1,0  g PHK/ tanaman + 10 mL Asam humat menunjukkan kecen-derungan nilai laju asimilasi bersih, luas daun, nisbah luas daun yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Kata kunci  : Teh ∙ Asam humat ∙ Pupuk hayati konsorsium 
Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.) Rubiyanti, N; Rochayat, Yayat
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.311 KB)

Abstract

Mawar merupakan tanaman hias yang populer dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah mawar batik yang memi-liki motif seperti batik pada mahkotanya. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi paklo-butrazol terhadap pertumbuhan dan pembu-ngaan mawar batik (Rosa hybridaL.). Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Pembi-bitan Mawar, Desa Cihideung, Lembang Jawa Barat yang berada pada ketinggian  tempat 800 meter di atas permukaan laut pada bulan April sampai Juni 2014. Rancangan Percobaan yang diguna-kan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari sepuluh perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari; tanpa pembe-rian paklobutrazol (kontrol); paklobutrazol 250 ppm + 4 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 250 ppm + 6 minggu setelah okulasi; paklo-butrazol 250 ppm + 8 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 500 ppm + 4 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 500 ppm + 6 MSO; paklobutrazol 500 ppm + 8 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 4 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 6 minggu setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 8 minggu setelah okulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsen-trasi dan waktu aplikasi paklobutrazol berpengaruh terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun, diameter batang, jumlah cabang, klorofil daun, waktu muncul primordia bunga, tinggi tunas bunga, diameter bunga, dan jumlah bunga per tanaman. Perlakuan dengan konsentrasi 250 ppm yang diaplikasikan pada 4 minggu setelah okulasi memberikan hasil terbaik pada pertum-buhan dan pembungaan mawar batik. Kata kunci : Mawar batik ∙ Paklobutrazol ∙ Waktu aplikasi 
Heritabilitas, variabilitas dan analisis kekerabatan genetik pada 15 genotip pisang (Musa paradisiaca) varietas ambon asal Jawa Barat berdasarkan karakter morfologi di Jatinangor Ismail, Ade; Wicaksana, Noladhi; Daulati, Z.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.752 KB)

Abstract

Heritabilitas, variabilitas, dan kekerabatan dari suatu populasi sangat penting dalam pera-kitan kultivar unggul pisang. Parameter genetik tersebut merupakan langkah awal dalam suatu kegiatan seleksi pada populasi pisang ambon ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi nilai hertitabilitas, variabilitas, dan hubungan kekerabatan 15 genotip pisang ambon. Adapun metode penelitian yang digunakan merupakan metode eksperimen dengan tata ruang Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan ulangan dua kali. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Unpad Jatinangor, dengan ketinggian 753 m di atas permukaan laut (dpl). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Februari 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas pada semua karakter 15 genotip pisang ambon memiliki nilai yang rendah yang artinya bahwa lingkungan berpengaruh besar terhadap pertum-buhan dan perkembangan tanaman pisang, sedangkan pengaruh genetiknya kecil. Variabilitas genetik yang luas terlihat pada karakter lebar helai daun dan rhizoma (anakan). Sedangkan variabilitas genetik yang sempit terdapat pada karakter panjang petiole. Karakter lebar helai daun dan rhizoma (anakan) dapat mempermudah efektifnya program seleksi. Kemudian pada analisis kekerabatan genetik dari ke-15 genotip pisang ambon asal Jawa Barat, hanya genotip AB13 yang memiliki kekerabatan genetik yang jauh dari genotip lain, berdasarkan jarak koefisien Euclidian dalam karakter kualitatif.Kata kunci: Analisis kekerabatan genetik ∙ Heritabilitas ∙ Jawa Barat ∙ Pisang ambon ∙ variabilitas 
Herbisida campuran Imazapic 262,5 G.L-1 dan Imazapir 87,5 G.L-1 sebagai pengendali gulma umum pada budidaya tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) Umiyati, Uum; Kurniadie, Denny; Pratama, A. F.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.262 KB)

Abstract

Tebu adalah tanaman yang menghasilkan bahan pemanis berupa gula pasir.Hasil gula pasir dapat menurun akibat kompetisi gulma. Pengendalian menggunakan herbisida dapat menekan gulma dan meningkatkan pertum-buhan tanaman tebu. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosis aplikasi herbisida campuran Imazapic 262,5 g.L-1 dan Imazapir 87,5 g.L-1 yang terbaik dalam mengendalikan gulma umum di lahan budidaya tebu. Perco-baan dilakukan di PG. Rajawali, Cirebon, Jawa Barat pada bulan Maret - Mei 2014. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Sederhana yang terdiri dari tujuh perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari A) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,75 l.ha-1, B) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,625 l.ha-1, C) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,5 l.ha-1, D) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,375 l.ha-1, E) herbisida campuran Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,25 l.ha-1, F) penyiangan manual 1x, dan G) kontrol. Hasil percobaan menun-jukkan bahwa aplikasi herbi-sida campuran Imazapic 262,5 g.L-1 dan Imazapir 87,5 g.L-1 dapat mengendalikan gulma Digitaria ciliaris (retz.) koel dari 4 MSA sampai 12 MSA, Digitaria sanguinaslis (L.) Scop dari 8 MSA sampai 12 MSA dan gulma total pada 4 MSA dan 12 MSA dengan dosis 0,5 l.ha-1. Aplikasi herbisida campuran Imazapic dan Imazapir tidak berpe-ngaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan pada tanaman tebu. Campuran herbisida Imazapic dan Imazapir dengan dosis 0,25 l.ha-1 sampai 0,75 l.ha-1 tidak menyebabkan fitotok-sisitas pada tanaman tebu. Kata kunci : Tebu ∙ Herbisida ∙ Imazapic ∙ Imazapir

Page 1 of 1 | Total Record : 10