cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora
ISSN : 24604208     EISSN : 25497685     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 138 Documents
PENGARUH DIKLAT DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KOMPETENSI DAN IMPLIKASINYA KEPADA KINERJA PEGAWA BIRO KESEKRETARIATAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 Aberar Guridno; Lijan Poltak Sinambela
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.272 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i1.589

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diklat dan komitmen organisasi terhadap kompetensi dan implikasinya kepada kinerja pegawai Biro Kesekretariatan Pimpinan Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel diklat berpengaruh positif dan nyata terhadap kompetensi dengan nilai C.R sebesar 5,830 > 1,96 dan nilai probabilitas < 0,05, variabel komitmen organisasi tidak berpengaruh positif dan nyata terhadap kompetensi dengan nilai C.R sebesar -1,314 < 1,96 dan nilai probabilitas 0,189 > 0,05, variabel kompetensi tidak berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja pegawai dengan nilai C.R sebesar -5,449 < 1,96 dan nilai probabilitas 0,001 < 0,05, variabel diklat berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja pegawai dengan nilai C.R sebesar 5,927 > 1,96 dan nilai probabilitas  < 0,05, variabel komitmen organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja pegawai dengan nilai C.R sebesar 6,053 > 1,96 dan nilai probabilitas < 0,05, variabel diklat melalui kompetensi tidak berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja pegawai dengan nilai C.R > 1,96 nilai probabilitas < 0,05 namun nilai koefisien regresi pengaruh tidak langsung sebesar -1.166 dan variabel komitmen organisasi melalui kompetensi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja pegawai dengan nilai C.R > 1,96 dan nilai probabilitas < 0,05 serta nilai koefisien regresi pengaruh tidak langsung positif sebesar 0,218.
KEDUDUKAN HUTAN ADAT DI ATAS TANAH ULAYAT DALAM PEMANFAATAN HUTAN Albert Tanjung
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.623 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i1.590

Abstract

Hutan adalah salah satu bagian penting bagi kehidupan makhluk hidup, di dalamnya terdapat tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada 3 (tiga) status hutan, hutan adat adalah salah satunya. Hutan adat menjadi objek penelitian. Fokus pada kedudukan hutan adat di atas tanah uayat dalam pemanfaatan hutan. Menggunakan metode penelitian normatif, bersifat deskriptif dan dianalisis secara kualitatif. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa hutan adat lahir secara alami di tengah-tengah masyarakat hukum  adat, penetapan hanya memperkuat bukti. Adanya pengakuan pemerintah atas hak ulayat memberikan kejelasan tentang kedudukan hutan adat yang berada di atas tanah ulayat. Pengakuan ini membuat pemanfaatan hutan adat oleh masyarakat adat lokal tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan.
AN ANNOTATED TRANSLATION OF A NOVEL ENTITLED THE GREAT PATRIOTIC WAR OF THE SOVIET UNION I Nyoman Adnyana
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.166 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i1.599

Abstract

AbstractThis research is about annotated translation with the object a novel entitled The Great Patriotic War of the Soviet Union written by Joseph Stalin. The problems of this research are: (1) What are the difficulties encountered by the researcher in translating the source text? and (2) How are those difficulties solved in the translation? The aims of this research are: (1) To identify the difficulties encountered by the translator in translating the source text; and (2) How the difficulties are solved which include strategies in translating the source text.  In conducting this annotated translation, the researcher employed introspective and retrospective methods. The researcher analyzed 25 annotations of problems out of 100 items of data related to lexicon, grammatical structure, communication situation, and cultural context, and revealed that there were 17 lexicons, 7 grammatical structures, 1 communication situation. Those difficulties which, at the same time, had become problems were analysed to attain solutions in accordance with the relevant translation strategies and translation theories, namely: descriptive translation, naturalization, paraphrasing, addition, deletion, cultural equivalent. The finding of this research can be concluded that translation theories are still needed or even they are very important in the process of translation to produce a good translation. Appropriate translation theories, methods, and procedures can overcome translation problems. 
INDONESIAN'S WOMEN MOVEMENT IN SUPPORTING INDONESIAN GOVERMENT POLICY (GOVERMENT REGULATION NO. 2 - 2017) Nieke Monika Kulsum
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.38 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i1.595

Abstract

AbstractIndonesia has become independent country since 1945, however this country still facing many internal conflicts. The power of Soeharto (the second Indonesian President) regime that lasted for 32 years, spread fears to many people which make them silenced. After the reformation in 1998 that led to the collapsed of that regime, Indonesia experienced a period of “freedom from fear”. Since then there are many new mass organizations emerged in Indonesia. Some of these mass organizations are arrogance and causes fear to Indonesian people. Therefore, in the current era of president Jokowi leadership, the government acts firmly on those mass organizations by issuing Government Regulation No.2 which was signed on July 10, 2017. Moreover, this new regulation has raised pros and contras in society. One group of people who care about this is the Women Indonesian Care Group which consists of women from various segments on a racial, religious, educational, work and age basis. The researcher is interested to raise this matter as a research because it is a new thing in Indonesia where group consisting mostly of mothers perform an action in the form of a demonstration conducted in front of Parliament Building/House of Representative on Friday, July 27, 2017. It turns out that those mothers who have been upset and disturbed by the actions done by certain mass organizations. Thus they feel the need to do the demonstration. The method of this research is qualitative, researchers will conduct interviews with the perpetrators of demos, documentation studies and literature studies. Research is still underway until now. 
KONFLIK POLITIK ANTARA GUBERNUR DAN DPRD DKI JAKARTA DALAM PROSES PENETAPAN APBD 2015 Zainul Jumadin; Yusuf Wibisono
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.734 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i2.698

Abstract

Dalam penyelenggaraan sistem otonomi daerah dan desentralisasi, diskursus tentang pola relasi kekuasaan antara Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menjadi kajian menarik. Hal ini mengingat dalam prakteknya, pasang surut hubungan Kepala Daerah dan DPRD dipengaruhi oleh dinamika politik yang berkembang di daerah, seperti halnya yang terjadi dalam konflik Gubernur dan DPRD DKI Jakarta Penetapan APBD Tahun 2015. Konflik antara Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama dan DPRD menarik untuk diteliti tidak hanya banyak menyita perhatian publik, namun yang lebih penting kasus ini merupakan preseden buruk bagi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Beranjak dari hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya konflik antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta Dalam Penetapan APBD Tahun 2015, serta untuk memahami pola yang digunakan dalam penyelesaian konflik politik antara Gubernur DPRD DKI Jakarta Dalam Penetapan APBD Tahun 2015. Dalam rangka menjawab permasalahan penelitian, teori yang digunakan menggunakan teori yang dikemukakan Paul M. Collier yang menyebutkan bahwa secara garis besar konflik politik disebabkan oleh dua hal, yakni karena perbedaan kepentingan, dan perebutan sumber daya (resources) yang langka atau sangat terbatas. Sedangkan teori penyelesaian konflik politik yang digunakan teori yang dikemukakan Simon Fisher, yang menyebutkan pola penyelesaian konflik terbagi menjadi tiga cara, yakni negosiasi, mediasi, dan arbitrase. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini didesain dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi kasus (case study). Dari hasil temuan penelitian menyebutkan bahwa faktor utama penyebab konflik antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta dalam penetapan APBD tahun 2015 adalah faktor pemerintahan daerah yang terbelah (divided local government), dan faktor perbedaan kepentingan politik antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta. Konflik antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta akhirnya menemukan titik temu setelah melalui proses panjang dalam upaya penyelesaiannya. Pola penyelesaian konflik yang digunakan adalah pendekatan mediasi, dengan mengikutsertakan Kementeriaan Dalam Negeri RI dalam penyelesaian konflik tersebut, untuk menemukan titik temu yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
MAKNA PENTING KEBERADAAN KOMUNITAS POLITIK KEAMANAN ASEAN DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK KAWASAN Hendra Saragih; Yanyan M Yani
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.973 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i2.694

Abstract

Makalah ini berupaya menegaskan bahwa posisi strategis ASEAN di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah menggunakan kekuatan militer dan bersenjata dalam menyelesaikan konflik baik antar sesama anggota ASEAN ataupun di luar Anggota ASEAN dan ini merupakan prestasi terbesar ASEAN dalam mengatur interaksi damai di dalam kawasan. Pembangunan dan pembentukan postur keamanan ASEAN yang berbentuk Komunitas Politik keamanan tentunya diharapkan akan banyak berperan dalam rangka menjadi garda terdepan ASEAN dalam upaya memperbaiki relasi-relasi yang sudah tercabik akibat konflik yang pernah terjadi dan merajutnya kembali agar lebih damai dan menjadi contoh bagi kawasan lainnya.
AESTHETIC VALUES SUFISM IN FORMING OF THE SOLIDARITY IN URBAN COMMUNITY Ichmi Yuni Arinda Rohmah
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.355 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i2.700

Abstract

Abstract Sufisme have long been rooted in some groups of Indonesian society. One thing that is unique to the Sufi community in metropolitan cities in Indonesia is that its adherents are not only Muslims but also non-Muslims. Research conducted by the researcher intends to examine the existence of Sufism in the urban community environment, the researcher also examines the aesthetic values of Sufism which are the attraction of urban society to follow Sufi teachings, and researchers conduct research on the solidarity of the community formed in urban communities in Indonesia . The location of this research is in the capital city of Indonesia, Jakarta. This study uses a type of phenomenological (qualitative) research method. Extracting field data using interview, observation, and documentation techniques. The results of the study explain that the teachings of Sufism still exist in urban communities that are in the midst of the life of the metropolitan city of Jakarta, Indonesia. The Sufism community that teaches Sufi teachings can be accepted by most urban communities. One of the driving factors that makes urban society to study the teachings of Sufism is the aesthetic value of Sufism, besides that the Sufism teachings are built in creating community solidarity among urban communities who are very heterogeneous in their socio-cultural background. Sufism aesthetic values can be obtained by adherents through various religiosity activities (dhikr, praying, preaching and shalawat) and the arts of Sufism (music, songs, dances, fashion creativity). 
PANCASILA SEBAGAI DARUL AHDI WA SYAHADAH DALAM HIMPITAN AMBIGUITAS POLITIK DAN URGENSI USWAH POLITIK Ian Zulfikar; Ma&#039;mun Murod Al-Barbasy
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47313/pjsh.v4i2.696

Abstract

Perdebatan Pancasila sebagai ideologi negara mengiringi perjalanan panjang bangsa Indonesia. Muhammadiyah menawarkan rumusan baru terkait Pancasila dengan menyebutnya sebagai Darul Ahdi wa Syahadah, yaitu negara konsensus dan negara kesaksian. Penyebutan Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah merupakan penegasan untuk memperkuat posisi Pancasila sebagai ideologi negara. Realitas politik menjadi begitu pragmatis lantaran moralitas politik yang “mendua” (ambigu). Lebih menyedihkan lagi, perilaku politik amoral dan lekat dengan abuse of power justru dilakukan dengan menjadikan Pancasila sebagai kedok atau tameng berlindung. Revolusi mental menghendaki adanya perubahan mendasar yang melibatkan revolusi material, mental kultural, dan political. Dasar dan haluan revolusi mental ini adalah nilai Pancasila, terutama yang terdapat dalam sila pertama, kedua, dan ketiga.Yang paling penting dalam melakukan Revolusi Mental adalah perlunya keteladanan (uswah) politik. Uswah memberikan banyak keteladanan dalam beragama, keteladanan dalam hal integritas moral, yang termasuk di dalamnya adalah keteladanan dalam menjalin relasi dengan kekuasaan.
UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN APLIKASI BALANCE SCORECARD PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAKARTA Rebin Sumardi; Suryono Efendi
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.115 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i2.681

Abstract

Setiap Perusahaan dalam era globalisasi saat ini, sangat dituntut untuk dapat menunjukan kinerja yang optimal dan unggul agar dapat bersaing di dunia internasional, bukan hanya global. Kinerja Perusahaan dapat berhasil dengan baik manakala didukung dengan sumber daya yang mampu menghasilkan dan mewujudkan visi misi organisasinya. Organisasi yang didukung dengan SDM yang tangguh dan kompeten dan memiliki komitmen yang tinggi pasti dapat menghasilkan kinerja yang optimal. Perguruan Tinggi sebagai organisasi yang bergerak di jasa pendidikan juga dituntut dapat menunjukan kemampuan dalam meleyani konsumen dengan optimal melalui proses yang terencana dan sistematis, sehingga memiliki kinerja yang baik demi melayani jasa pendidikan dengan penyelengaraan tridharma perguruan tinggi yang baik. Kinerja organisasi di Perguruan tinggi dapat diukur melelui pendekatan Balanced Scorcard dari Kaplan, dimana pendekatan pengukuran ini meliputi (1). perspektif keuangan, (2). Perspektif konsumen, (3). Perspektif bisnis internal, (4). dan perspekif pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui pendekatan ini kinerja Organisasi Universitas Nasional dapat diukur dengan temuan bahwa melalui pendekatan secara financial, konsumen, dan bisnis internal dapat menunjukan kinerja baik, namun pengukuran pendekatan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menujukkan kinerja yang kurang baik. Dari hasil pengukuran kinerja Universitas Nasional, secara umum kinerja Organisasi menunjukkan keberhasilan, namun pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu diupayakan dengan berbagai terobosan strategis, agar berhasil dengan baik di kemudian hari
MEMAHAMI KOMPLEKSITAS GROWTH TRIANGLES Yusnarida Eka Nizmi
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.15 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i2.701

Abstract

Tulisan ini menganalisa beberapa konseptual utama dalam lingkup fenomena growth triangle yang dibagi menjadi beberapa pembahasan. Diawali dengan etimologi dari growth triangle dan membahas  apa yang membedakannya dengan bentuk kerjasama ekonomi regional lainnya. Terminologi Growth Triangles  muncul setelah deputi Pedana Menteri Singapura Goh Chok Tong menggunakannya pada Desember 1989 untuk menjabarkan kerjasama ekonomi subregional yang melibatkan Singapura, Selatan Johor dan Pulau Batam di Indonesia. Growth Triangles, mengeksploitasi komplementaritas diantara negara-negara yang berbeda secara geografis untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dalam rangka promosi ekspor. Growth Triangles menampilkan karakteristik-karakteristik mikrolinkages, namun dibedakan oleh komposisi tripartite. Mereka dianggap sebagai “transnational economic” dimana ekonomi-ekonomi yang memiliki perbedaan sumber daya dari ragam faktor produksi, jasa, tenaga kerja, modal, sumber daya alam,  efesiensi-efesiensi yang ada, dan kekuatan-kekuatan masing-masing negara. Dalam teori, lebih besar comaprative advantage yang ada, maka dapat menjamin anggota-anggota yang ada untuk bekerja secara bersama-sama diluar batas-batas negara mereka. Growth Triangle merujuk pada dimensi Comparative tersebut. Area-area ekonomi pinggiran, yang jauh dari pusat-pusat utama, secara khusus diuntungkan. Dalam Growth Triangle juga ditemukan insentif sosial-ekonomi yang meningkat yakni peluang-peluang mendapatkan pendapatan dan pekerjaan.

Page 7 of 14 | Total Record : 138