cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 220 Documents
SITUASI OTORITATIF ARSITEK (Bagian Pertama dari Essay : Arsitektur Futurovernakularis - Suatu Konsekuensi Probabilistik Degradasi Otoritas Arsitek) Rogi, Octavianus Hendrik Alexander
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTulisan ini merupakan penggalan pertama dari essay penulis yang berjudul “Arsitektur Futurovernakularis – Sebuah Konsekuensi Probabilistik Degradasi Otoritas Arsitek”. Pemikiran utama dalam essay ini adalah tentang probabilitas tergerusnya otoritas profesional arsitek seiring waktu yang ditandai dengan kehadiran karya arsitektur yang dilabel penulis dengan istilah futurovernakularis. Sebutan ini berasosiasi dengan karya arsitektural masa nanti (futuro) yang tercirikan sebagai karya yang hadir tanpa campur tangan arsitek profesional (vernakularis), sebagaimana salah satu premis dasar definisi politetis arsitektur vernakular. Dalam essay yang lengkap, argumentasi hipotesis di atas dielaborasi melalui sejumlah pendekatan. Dalam tulisan ini secara khusus akan dipaparkan argumentasi yang dielaborasi berdasarkan pendekatan melalui pemahaman terhadap ragam otoritas peran arsitek serta fakta kembang susutnya seiring waktu. Secara garis besar akan dikemukakan pemahaman umum tentang situasi otoritatif arsitek yang sifatnya delegatif dalam konteks koneksitas antara arsitek dengan pihak klien. Dikemukakan pula tentang tendensi degradasi peran arsitek sejak masa lalu hingga saat ini serta posibilitasnya di masa depan.Melalui pemaparan dalam tulisan ini untuk sementara dapat disimpulkan bahwa tendensi degradasi peran dan otoritas arsitek dalam aktivitas rancang bangun merupakan suatu hal yang realistis. Argumentasi utama yang mengemuka adalah fakta bahwa otoritas arsitek secara mendasar merupakan otoritas yang delegatif sifatnya dalam konteks simbiosis arsitek-klien. Argumentasi ini juga diperkuat dengan indikasi posibilitas perkembangan kapasitas dan perilaku klien yang merupakan sumber otoritas delegatif sang arsitek. Seiring berkembangnya kapasitas kalangan klien terkait aspek rancang bangun, maka perilakunya akan semakin terdorong untuk menafikan eksistensi kalangan arsitek. Argumentasi ini perlu dikembangkan lagi dengan melihat faktor pendorong yang lain bagi perubahan kapasitas dan perilaku kalangan klien ini. Dukungan terhadap argumentasi ini akan dielaborasi pada dua tulisan lain yang berbeda, yang masing-masing akan mengungkap tentang deduksi dukungan teori proses desain tentang potensi degradasi otoritas arsitek serta dampak aplikasi teknologi komputer dalam kegiatan rancang bangun yang berpotensi “menggantikan” posisi arsitek dalam simbiosis klasik arsitek-klien.Kata kunci : otoritas arsitek, arsitektur futurovernakularis, simbiosis arsitek-klien
PENYULUHAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI CLUSTER A DI DESA TOUURE 1 KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA PROPINSI SULUT Riogilang, Hendra
MEDIA MATRASAIN Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka pengembangan panas bumi di Cluster A untuk PLTP Unit 8 sebesar 40 MW di kecamatan Tompaso kabupaten Minahasa memberikan efek psikologis berupa kekhawatiran dimana akan terjadi ekspansi penggunaan lahan untuk konstruksi infrastruktur dan instalasi pemipaan serta kekhawatiran menghilangnya air permukaan yang berasal dari mata air alamiah yang digunakan masyarakat Touure 1 untuk bertani Holtikultura. Holtikultura adalah sumber pendapatan utama bagi masyarakat Touure 1. Melalui kegiatan Pengabdian Unsrat Program Kemitraan Masyarakat dilakukan kajian berupa identifikasi sumber air, identifikasi dampak kegiatan proyek pengembangan panas bumi unit 8 40MW, serta penjelasan mengenai ruang lingkup pekerjaan pengembangan panas bumi di Cluster A. Melalui seminar dijelaskan mengenai keberadaan keberlangsungan mata air alami terhadap keseluruhan proses kegiatan pengembangan panas bumi unit 8, serta solusi berupa konservasi area imbuh untuk mata air alami dan area imbuh untuk recharge reservoir panas bumi. Dijelaskan pula mengenai minimalisasi penggunaan lahan untuk proyek pengembangan unit 8 dan alternative pengganti lahan untuk dapat bertani holtikultura bukan hanya sekedar dihargai dengan ganti rugi uang agar mata pencaharian/pendapatan masyarakat dapat terus berkelangsungan.
ARSITEKTUR TROPIS LEMBAB Rondonuwu, Violetta V.; Gosal, Pierre Holy
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSebagian besar kota di Indonesia dirancang tanpa memperhatikan beberapa aspek seperti suhu udara dan kelembaban relatif. Akibatnya manusia yang tinggal dalam bangunan tersebut merasa tidak nyaman untuk melakukan aktivitas kesehariannya. Tulisan ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai aspek yakni iklim, lingkungan, dan perancang, yang berkaitan dengan perancangan yang terjadi di Indonesia. Beberapa strategi pemecahan problematik dari aspek tersebut akan dikemukakan dalam penulisan ini.Kata kunci : iklim, kota, lingkungan, perancang.
KONSEP ILUSI ANAMORFOSIS DALAM ARSITEKTUR Laming, Magdalena; Rogi, Octavianus H. A.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring perkembang dan kemajuan teknologi yang ada suatu karya seni yang sesungguhnya mulai tergantikan dengan setiap fasilitas teknologi yang memberikan berbagai hal yang mudah dan instan dalam  menciptakan suatu karya yang menarik, di Indonesia sendiri karena perkembangan zaman yang demikian ketergantugan akan teknologi makin tinggi akibatnya kreatifitas mulai memiliki batasan-batasan karena tidak dapat berdiri sendiiri oleh karena ini juga rasa penghargaan akan suatu karya yang di lakukan dengan ketrampilan yang telaten kurang terpakai atau bahkan kurang dihargai. Oleh sebab itu tema arsitektur zaman renaissance Italia yang bergaya kontemporer lewat pembahasan  dari ?Ilusi Anamorfosis dalam Arsitektur? dipilih sebagai suatu tema yang memberikan edukasi bagi masyarakat luas untuk melihat dan menghargai lebih dalam suatu karya yang memiliki unsur seni yang dapat diterapkan dalam arsitektur dan memberikan motifasi bagi generasi selanjutnya dalam berkarya.Pada tulisan ini, dimuat informasi mengenai kajian teoritik yaitu pengkajian tema ilusi anamorfosis dalam arsitektur dan studi preseden dari penerapan atau aplikasi tema pada objek-objek arsitektural kemudian dilanjutkan dengan strategi implementasi tema degan membandingan antara teori dan studi preseden. hal-hal apa saja yang berkaitan dengan arsitektural untuk mencari tahu  implementsi tema pada objek arsitektur.Ilusi anamorfosis lebih cocok diterapkan pada bangunan komersial karena keunikan yang menjual dan menjadi daya tarik, tenik ini juga lazim di gunakan pada interior bangunan, gubahan masa, ruang luar dan selubung / fasade bangunan. Implementasi ilusi tersebut umumnya diimplementasikan pada elemen arsitektural yang dapat dilihat secara langsung, karena tema Ilusi anamorfosis dalam Arsitektur mengandalkan teknik visualisasi untuk dapat dinikmati / dirasakan. Lewat anamorfosis ini arsitektur dan seni menjadi suatu kesatuan yang menghasilkan karya yang tidak umum dijumpai dan menjadi hal yang dapat membangkitkan semangat atau motifasi bagi para seniman maupun masyarakat dalam berkarya baik di dunia seni maupun dalam arsitektural. Kata Kunci :  Ilusi, Anamorfosis, Arsitektur
IMPLEMENTASI ALIRAN SENI EKSPRESIONISME DALAM KARYA ARSITEKTUR Sakul, Monica D.; Erdiono, Deddy
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada awal abad ke 20, muncul bentuk-bentuk seni rupa baru dan konsep-konsep seni rupa yang menentang nilai-nilai tradisi masa lampau. Salah satu aliran seni yang muncul adalah Ekspresionisme. Ekspresionisme juga didefinisikkan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya dihubungkan dengan kekerasan atau tragedy.  Eskpresionisme dibagi pada 2 masa. Ekspresionisme I merupakan suatu gerakan yang melekat pada cita rasa cita rasa irasional dalam diri manusia. Gerakan ini dipengaruhi oleh arsitek-arsitek modern Avant Garde yang menerapkan aliran futurisme dan memiliki keterkaitan dengan aliran Suprematisme dan Konstruktivisme Rusia dimana kedua aliran ini sama-sama membahas tentang ruang irasional serta material yang digunakan dalam bangunan mempunyai kemiripan. Selanjutnya muncul aliran Ekspresionisme II yang menjadi cikal bakal dari arsitektur modern baru. Aliran ini muncul karena terjadi konflik dalam Ekspresionisme. Dalam ekspresionisme II ini, bangunan-bangunannya sudah mulai menerapkan menggunakan material-material pabrikan serta mulai menerapkan paham-paham arsitektur modern yakni Form Follow Function, Less is More, Ornament is a Cryme dan lain sebagainya. Setelah arsitektur modern, kemudian muncul juga aliran Post Modern yakni dekonstruksi yang juga memiliki hubungan dengan ekspresionisme. Kata kunci : Arsitektur, Ekspresionisme
GAYA & KARAKTER VISUAL ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA DI KAWASAN BENTENG ORANJE TERNATE Purnomo, Hery; Waani, Judy O.; Wuisang, Cynthia E.V.
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur kolonial Belanda merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya Barat dan Timur. Arsitektur kolonial Belanda hadir melalui karya arsitek Belanda dan diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal di Indonesia, pada masa sebelum kemerdekaan. Benteng Oranje merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda yang ada di Ternate. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam tentang gaya dan karakteristik visual bangunan yang ada di kawasan Benteng Oranje. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif-rasionalistik dengan metode deskriptif, yaitu mendeskripsikan objek/ bangunan pada kawasan Benteng Oranje dan menganalisa gaya dan karakter visual bangunan. Hasil penelitian diperoleh gaya bangunan kolonial di kawasan benteng Oranje dominan dipengaruhi oleh gaya arsitektur peralihan (1890-1915).
OPTIMALISASI ENVIRONMENT GAME PADA ARSITEKTUR DAN RUANG LUAR Tacoh, Estephanie Christy; Moniaga, Ingerid L.
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini di Indonesia mengalami perkembangan seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali lingkungan tempat manusia berada. Terbatasnya lahan untuk pembangunan diperkotaan membuat arsitek harus memiliki strategi penataan lingkungan (Environment Game) yang tepat. Dengan adanya penataan pada lingkungan dapat membuat lingkungan memiliki kualitas yang baik. Optimalisasi Environment Game Pada Arsitektur Dan Ruang Luar dapat menghadirkan suatu lingkungan yang berkualitas melalui proses dan strategi yang sederhana dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma yang tidak hanya indah secara arsitektural tapi juga mampu memicu reaksi emosional seseorang.
DIALEKTIKA TEORI RUANG BASUDARA DENGAN LOGIKA RUANG SOSIAL Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 3 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori ruang basudara adalah teori yang dibangun dari unit informasi, tema-tema dan konsepkonsep. Teori substansi ini, dibangun dari pandangan paradigma dan metode penelitian fenomenologi. Secara ontologi mengacu pada realitas ganda, secara epistemologi mengacu pada subjek objek bersatu dan secara aksiologi menganut keterikatan nilai dan konteks. Berbeda dengan Logika Ruang Sosial yang mengacu pada paradigma rasionalistik yang mengakui realitaskritis, subjek dan objek terpisah serta bebas nilai. Perbedaan ini patut dicermati dengan melakukan dialog teoritik. Secara keilmuan kedua teori ini berada pada rumpun sosial tapi lebih tempat untuk teori ruang Basudara berada pada teori dalam arsitektur dari rumpun sociobehavior spatial.Kata Kunci : Ruang Basudara, Fenomenologi, Socio-behavior Spatial
MENINGKATKAN KAPABILITAS MASYARAKAT MELALUI PROSES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAMPUNG KOTA DI YOGYAKARTA Bawole, Paulus
MEDIA MATRASAIN Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan daerah kumuh di dunia masih menjadi masalah yang dihadapi oleh banyak negara. Selain itu perkampungan kumuh juga menjadi sasaran Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG 2030. Di dalam kawasan kumuh tidak hanya ada penduduk miskin yang termasuk golongan menengah ke bawah, tetapi kualitas lingkungan sekitarnya juga buruk. Seringkali masyarakat luar berpendapat bahwa orang miskin tidak dapat melakukan pembangunan, karena mereka tidak memiliki informasi yang cukup, orang miskin dan tingkat pendidikan mereka rendah. Banyak program pemerintah berusaha mengentaskan kemiskinan dan melaksanakan program pengembangan kampung perkotaan untuk menghilangkan permukiman kumuh. Melalui programprogram ini, diharapkan akan ada peningkatan kemampuan masyarakat terpinggirkan yang tinggal di kampungkampung perkotaan. Artikel ini membahas bagaimana kemampuan kaum miskin dalam hal pembangunan permukiman dapat ditingkatkan melalui proses pengembangan infrastruktur infrastruktur partisipatif secara partisipatif yang diprakarsai oleh pemerintah melalui program pembangunan berkelanjutannya.
ARSITEKTUR TAHAN GEMPA Maengga, Purwanto; Van Rate, Johanes
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKGempa merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi kapan datang dan bagaimana akibat yang ditimbulkan serta seberapa besar kerusakan yang mungkin terjadi. Dari segi geografis, Indonesia sangat berpotensi terjadinya gempa yang berkelanjutan, baik dari skala besar maupun kecil. Konstruksi bangunan yang tidak cukup kuat untuk menghadapi kekuatan gempa merupakan salah satu penyebab banyaknya korban yang berjatuhan.Ruang lingkup analisis bangunan tahan gempa meliputi analisis respon struktur baik dinamik maupun statik ekuivalen akibat percepatan gempa bumi yang ditransfer kepada bangunan melalui pondasi ke struktur bangunan atas. Keruntuhan tanah akibat patahan, longsoran, atau liquifaksi untuk tanah pasir yang menye-babkan keruntuhan struktur bangunan, tidak termasuk dalam ruang lingkup struktur bangunan tahan gempa.Selain memilih bahan bangunan yang berkualitas, dalam perencanaan haruslah memperhatikan prinsip-prinsip perencanaan tahan gempa yaitu : Daktilitas, konfigurasi bangunan, diafragma dan ikatan lantai, hubungan dinding antar lantai dan atap, hubungan antar pondasi, bobot yang ringan, kekuatan yang relatif di segala arah, serta ketahanan terhadap kebakaran.Kata Kunci : Gempa, Respon, Bangunan

Page 1 of 22 | Total Record : 220