cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 30 No 3 (2013)" : 6 Documents clear
KARAKTERISTIK TINGKAT EMISI CO2 PADA BERBAGAI DERAJAT KEJENUHAN LALU LINTAS DI JALAN TOL Hidayat, Edwin; Pamungkas, Bintang; Aditya, Redi; Solihin, Ade; Hanafiah, Disi; Arfah, Yuni; Indriyani, Rosma
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.681 KB)

Abstract

ABSTRAKDerajat kejenuhan lalu-lintas merupakan representasi dari kemampuan suatu ruas jalan dapat mengalirkan liran kendaraan, jika dilihat dari aspek lingkungan aliran kendaraan yang melaju di suatu ruas jalan menghasilkan polusi udara, salah satunya emisi CO2. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui karakteristik tingkat emisi CO2  yang didasarkan dari tingkat derajat kejenuhan lalu-lintas dijalan tol. Metode yang digunakan adalah dengan melakuakan studi kasus di jalan tol Jakarta-Cikampek, dengan pengambilan data selama tujuh kali dua puluh empat jam, lokasi pengambilan data primer berada di KM. 58.200 dengan tipe jalan 6/2D dan KM 14+200 dengan tipe 8/2D dimana lokasi penngamatan mempunyai alinyemen horizontal yang lurus dari alinyemen vertical yang rata bukan tanjakan atau turunan. Pengambilan data primer dengan menggunakan kamera video image processing, kemudian menghitung kapasitas serta volume jalan tol sehingga dihasilkan derajat kejenuhan dengan MKJI(1997). Data kecepatan kendaraan digunakan untuk menghitung kebutuhan BBM, dengan pendekatan persamaan dari LAPI ITB (1996) serta penggunaan faktor emisi dari Permen LH No. 12/2010. Kemudian dianalisis dengan uji statistik. Dari hasil kajian didapatkan karakteristik tingkat emisi CO2 dengan beberapa tingkat derajat kejenuhan lalu lintas jalan tol. Analisa dengan uji statistic menghasilkan pula persamaan-persamaan dengan koefisien determininasi yang cukup signifikan diharapkan persamaan-persamaan hubungan tersebut dapat digunakan untuk inventarisir tingkat emisi CO2  dengan dasar tingkat derajat kejenuhan untuk jalan tol di Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.Kata kunci :  Derajat Kejenuhan, Emisi CO2, Bahan Bakar Minyak (BBM), Jalan tol, Kecepatan
CAMPURAN BERSPAL PANAS LAPIS ULTRA TIPIS UNTUK ALTERNATIF PEMELIHARAAN PREVENTIF PERKERASAN LENTUR Nono, M.Eng.Sc, Ir.
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.492 KB)

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pemeliharaan pada perkerasan sangatlah sangat diperlukan agar umur layanan perkerasan jalan sesuai dengan yang direncanakan. Berdasarkan hal tersebu maka diperlukan upaya untuk mengoptimalkan strategi pemeliharaan jalan, yaitu dengan penyelenggaraan pemeliharaan preventif. Makalah ini membahas teknologi campuran beraspal panas lapis ultra tipis untuk alternatif pemeliharaan preventif perkerasan lentur. Metodologi penelitian dilaksanakan dengan cara melakukan kajian literatur dan selanjutnya melaksanakan pengujian di laboratorium. Hasil penelitian diperoleh bahwa campuran beraspal panas lapis ultra tipis dengan gradasi rapat dengan rongga dalam campuran target sekitar 5% memiliki kualitas cukup baik, yang ditunjukkan dengan nilai stabilitas Marshall > 1000 kg dan nilai pelelehan (flow) berkisar antara 3-4 mm atau memenuhi persyaratan sesuai spesifikasi Michigan. Disamping itu, dengan memiliki stabilitas Marshall > 1000 kg maka memenuhi spesifikasi campuran lapis permukaan Laston modifikasi. Khusus untuk campuran beraspal panas lapis ultra tipis dengan gradasi bawah diperlukan perbaikan nilai sisa, yaitu dengan menggunakan bahan tambah anti pelupas atau penggunaan bahan pengisi seperti kapur. Berhubung dalam perencanaan campuran serta aplikasi teknologi ini relatif sama dengan aplikasi Laston yang selama ini digunakan maka dapat dipertimbangkan sebagai alternatif teknologi campuran beraspal panas untuk pemeliharaan preventif. Namun demikian untuk mengetahui kinerja teknologi ini terhadap pengaruh beban kendaraan serta lingkungan maka sebaiknya dilakukan uji coba skala lapangan.Kata kunci :  Campuran beraspal panas, lapisan ultra tipis, gradasi rapat, pemeliharaan preventif, perkerasan lentur.
ANALISIS UJI BEBAN KENDARAAN TERHADAP JEMBATAN INTEGRAL PENUH Setiati, N. Retno; Surviyanto, Anton
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1445.105 KB)

Abstract

ABSTRAK Jembatan integral penuh Sinapeul dibuat untuk menggantikan jembatan lama yang sudah tidak berfungsi. Penggunaan sistem integral pada jembatan ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pemeliharaan dan perawatan jembatan, karena tanpa menggunakan sistem peletakan dan sinar muai. Makalah ini membahas tentang analisis dan hasil evaluasi struktur jembatan sederhana gelagar beton bertulang akibat pembebanan kendaraan berat (truk) pada jembatan Sinapeul. Pengukuran reganggan dan lendutan untuk berbagi lokasi dalam satu bentang akibat kingfigurasi beban truk dianalisis untuk mengevaluasi perilaku distribusi beban kendaraan yang melewati jembatan tersebut. Pembebanan statis dilakukan dengan menempatkan beberapa kendaraan truk yang terukur dimensi dan beban dari setiap rodanya untuk melihat besarnya momen lapangan yang terjadi pada tengah bentang dan momen pada ujung jembatan. Lendutan dinamis diperoleh dengan melakukan bacaan lendutan akibat beban yang bergerak. Beban bergerak yang dimaksud adalah beban truk yang bergerak maupun beban lalu-lintas bebas. Berdasarkan hasil uji beban statis dan dinamis pada struktur jembatan Sinapeul, akibat pembebanan konfugirasi simetris, tegangan maksimum yang terjadi pada baja tulangan sebesar 33,8 MPa dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris, teganggan maksimum yang terjadi pada tulangan sebesar 28 MPa dengan beban 3 truk, maka dapat disimpulkan teganggan terjadi masih kecil dari tegangan leleh baja tulangan 267 MPa. Tegangan maksimum yang terjadi dipermukaan beton serat bawah untuk kombinasi simetris sebesar 1,22 MPa dan untuk kombinasi asimetris sebesar 1,84 MPa, tegangan tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan tegangan izin tari beton sebesar 4 Mpa. Akibat pembebanaan konfigurasi simetris, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang sebesar 1,31 mm dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang sebesar 0,66 mm dengan beban 3 truk, nilai tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan nilai persyaratan lendutan izin (L/800) sebesar 25 mm. dari hasil pengukuran regangan dinamis pada baja tulangan, memiliki faktor beban dinamis (Dynamic Load Allowance-DLA) sebgesar 1,25 nilai tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan faktor beban dinamis pembebanan jembatab sebesar 1,4. Pergerakan horizontal maksimum jembatan sebesar 2,5 mm dan selisih perbandingan antara perpindahan antara abutment 1 arah Sumedang dengan timbunan ringan dan abutment 2 arah Subang dengan timbunan tanah biasa rotasi maksimum sebesar 0,000483 rad (0,028 derajat). Dapat disimpulkan bahwa beberapa lokasi pengamatan menunjukan perilaku distribusi beban yang sama. Sebagaimana ditentukan dari regangan yang diukur dalam gelagar, distribusi sebenarnya dari beban yang diterapkan dalam setiap lokasi pengamatan secara umum sesaui dengan ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi AAS HTO.Kata kunci :  uji beban, integral penuh, statis, dinamis, distibusi beban, konfigurasi kendaraan, regangan, lendytan
KAJIAN KEKESATAN PERMUKAAN PERKERASAN JALAN BETON ASPAL, BETON SEMEN, DAN BETON KARPET Sjahdanulirwan, M. Sjahdanulirwan; Dachlan, A.Tatang
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.194 KB)

Abstract

ABSTRAKSalah satu parameter penting untuk memenuhi aspek fungsional terkait dengan keselamatan dan kenyamanan berkendara di jalan raya adalah ketahanan gesek antara permukaan ban kendaraan dan permukaan perkerasan jalan. Laju kecepatan suatu kendaraan yang relatif cepat di jalan, pada saat-saat tertentu dapat melaju lebih cepat sesuai dengan perilaku manusia. Karakteristik permukaan perkerasan jalan yang selama ini ditetapkan perlu dijaga. Bila permukaan perkerasan jalan cenderung menjadi licin, perlu segera ditangani agar tidak mengakibatkan kecelakaan yang akan menimbulkan kerugian dan mengancam keselamatan jiwa. Pemenuhan pada aspek struktural perkerasan atau kekuatan saja terhadap beban lalu-lintas pada umumnya tidak menjamin bahwa karakteristik permukaan jalan akan sesuai dengan tuntutan keselamatan berkendara. Dalam tulisan ini diuraikan kecenderungan perubahan sifat-sifat permukaan jalan dari waktu ke waktu, yang memberikan indikator keamanan berkendara. Kekesatan permukaan perkerasan beton aspal baru dan beton semen baru di uji menggunakan alat British Pendulum Tester (BPT). Perencanaan batas kekesatan yang dianggap kritis dapat diperkirakan dengan mengekstrapolasi seri data kekesatan terhadap akumulasi beban lalu lintas. Penurunan kekesatan pada permukaan perkerasan beton semen (tanpa beton karet) 1,6 kali relatif lebih cepat daripada perkerasan beton aspal. Penurunan kekesatan permukaan beton semen yang menggunakan ukuran butir maksimum 19 mm (3/4 inci) 1,1 kali lebih cepat daripada dengan ukuran butir maksimum 37 mm (1 1/2 inci). Penurunan kekesatan permukaan beton semen 1,7 kali lebih cepat daripada perkerasan beton karet. Perana parutan karet ban bekas memberikan sumbangan yang cukup baik dalam meningkatkan kekesatan permukaan perkerasan jalan beton semen. Kata kunci :  kekesatan permukaan perkerasan, beton aspal, beton semen, keselamatan jalan
PENGARUH KANDUNGAN ASPHALTENE TERHADAP SIFAT REOLOGI DAN PENUAAN ASPAL Hermadi, Madi; Suaryana, Nyoman
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1927.88 KB)

Abstract

ABSTRAKSering kali ditemui aspal harus dimodifikasi karena memiliki kualitas yang tidak memadai untuk perkerasan jalan. Salah satu cara modifikasi adalah dengan merekayasa komposisi kimia. Untuk keperluan tersebut, perlu diketahui korelasi yang signifikan antara komponen kimia dengan kualitas aspal, terutama sifat reologi dan penuaan. Namun kajian pustaka menunjukkan sampai saat ini kolerasi tidak signifikan pada penelitian ini telah dilakukan pengkajian hubungan antara salah satu komponen aspal, yaitu Asphaltenes, dengan sifat regiologi dan penuaan aspal. Penelitian dilakukan dengan mengekstrasi Asphaltenes dari dua aspal yang berbeda, yaitu aspal minyak dan bitumen asbuton, dengan cara Rostler (ASTM D2006) dan Corbett (ASTM D4124). Selanjutnya, masing-masing Asphaltenes ditambahkan kedalam media aspal sebanyak 0%, 5% dan 10%  serta dicampur homogen. Perubahan regiologi dan penuaan aspal akibat penambahan Asphaltenes dianalisis secara statistik. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara Asphaltenes aspal minyak dengan Asphaltenes bitumen Asbuton. Hal ini membuka peluang kolerasi dapat digunakan secara umum untuk berbagi jenis aspal. Pola pengaruh kandungan Asphaltenes metode Rostler relatif sama dengan metode Corbett,namun nilainya tidak persis sama. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan pelarut yang digunakan. Pengaruh Asphaltenes terhadap penuaan menunjukkan Asphaltenes berkontribusi terhadap kecepatan penuaan sehingga harus diakomodir dalam indeks penuaan dengan kereaktifan tertentu. Hal ini berbeda dengan indeks durabilitas RDR dan GR yang tidak mengakomodirnya. Kata kunci :  Asphaltenes, aspal, Asbuton, reologi, penuaan
ANALISIS DOWEL SEBAGAIMANA PENYALURAN BEBAN PADA PERKERASAN JALAN BETON Affandi, Furqon; Rumkita, Ida
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 3 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1330.975 KB)

Abstract

ABSTRAKPerkerasan jalan beton di Indonesia dimulai tahun 1985 dan penggunaannya terus berkembang, walaupun jumlahnya sampai saat ini baru sekitar 2,55% dari panjang jalan nasional termasuk jalan toll. Jenis perkerasan beton yang paling umum dipergunakan di Indonesia ialah perkerasan beton bersambung tanpa tulangan, dimana salah satu bagian penting ialah dowel sebagai penyalur beban pada sambungan antara pelat yang satu ke pelat berikutnya, karena bila ini tidak dirancang dilaksanakan dengan baik akan menimbulkan kerusakan berupa fauting, pumping, dan retak. Tulisan ini menganalisa pengaruh perubahan besaran para meter kekuatan tanah dasar, lapisan pondasi, mutu beton, dan ukuran jarak dowel, beban roda serta lebar bukaan sambungan akibat pelaksanaan lapangan atau keterbatasan kesediaan bahan dari rancangan semula, terhadap tegangan yang bekerja maupun tegangan ijin pada perkerasan tersebut. Metode yang digunakan ialah kajian analisis sensitivitas tegangan kerja, kuat tekan ijin beton disekitar dowel, faktor keamanan sambungan melalui perhitungan gaya, akibat perubahan parameter  parameter tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwan perubahan ukuran diameter dowel mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap tegangan kerja, tegangan ijin dan juga faktor keamanannya. Ukuran dowel yang lebih kecil dari 1,07 inci akan mengakibatkan kontruksi sambungan menjadi tidak aman. Kuat tekan beton yang lebih kecil dari 4000 psi akan menyebabkan sambungan tidak aman karena tegangan kerjanya lebih besar dari tegangan ijin. Lebar bukaan sambungan yang besarnya lebih dari1,25 inci akan memberikan faktor keamanan yang lebih kecil dari satu. Peningkatan beban roda yang lebih besar dari 20500 lbs akan menyebaabkan tegangan kerjanya lebih besar dari tegangan ijin, sehingga sambungan menjadi tidak aman. Perubahan nilai daya dukung tanah atau CBR sangat kecil terhadap tegangan kerja dan masih jauh dibawah tegangan ijin, sehingga pengaruh terhadap faktor keamanan sambungan sangat kecil dari hasil analisa ini. Penentuan ukuran dowel yang baku untuk semua keadaan perlu ditinjau kembali, dengan melakukan perhitungan sesuai dengan keadaan setempat.Kata kunci :  perkerasan beton, dowel, jarak antar dowel, tegangan yang bekerja, tegangan ijin, beban roda kendaraan, mutu beton, faktor keamanan

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue