cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 34 No 2 (2017)" : 8 Documents clear
STABILISASI TANAH DENGAN MEMANFAATKAN SERUTAN KAYU DAN POLYACRYLAMIDE UNTUK LERENG JALAN YANG MUDAH TEREROSI (SOIL STABILITATIONS USING WOOD SHAVINGS AND POLYACRYLAMIDE FOR ERODIBLE’S ROAD SLOPE) Sunandar, Asep; Mulyani, Sri Yeni
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.375 KB)

Abstract

ABSTRAKDi Indonesia, erosi pada lereng jalan mencapai 120-400 ton ha-1 tahun-1 (Kusminingrum, 1991). Hal ini akan mengakibatkan dampak negatif seperti kerusakan pada infrastuktur jalan dan keselamatan pengemudi. Stabilisasi tanah dengam memamfaatkan serutan kayu dan polyacrilamide (PAM) dalam campuran hydroseeding diharapkan dapat menurunkan erosi permukaan lereng jalan. Hal ini diindikasikan dengan adanya perubahan sifat fisika tanah yaitu menurunkan bobot isi tanah, meningkatkan porositas tanah, meningkatkan kemantapan agregat dan C-organik tanah. Tujuan penulisan makalah penelitian ini adalah membahas kombinasi terbaik antara serutan kayu dan PAM dalam campuran hydroseeding terhadap beberapa sifat fisika tanah. Metode penelitian dalam makalah ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah serutan kayu dengan empat taraf yaitu  0 g m-2, 250 g m-2, 350 g m-2, 450 g m-2 dan faktor kedua adalah PAM dengan empat taraf yaitu 0 g m-2, 1 g m-2, 2 g m-2, 3 g m-2 dengan pengulangan tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi terbaik antara serutan kayu dan PAM dalam campuran hydroseeding memberikan hasil yang berbeda-beda untuk bobot isi, porositas, kemantapan agregat dan C-organik tanah. Kombinasi 350 g m-2 (s2) serutan kayu dengan PAM  2 g m-2 (p2) memberikan hasil yang terbaik terhadap bobot isi dan porositas tanah. Kombinasi serutan kayu 450 g m-2(s3) dengan PAM 2 g m-2 (p2) memberikan hasil yang terbaik terhadap kemantapan agregat tanah. Kombinasi serutan kayu 450 g m-2(s3) dengan PAM 3 g m-2(p3) memberikan hasil yang terbaik terhadap C-organik tanah.  Kombinasi terbaik antara serutan kayu dengan PAM tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan peranan campuran hydroseeding dalam menurunkan besarnya erosi yang terjadi pada permukaan lereng jalan.Kata Kunci: erosi, hydroseeding, bobot isi, kemantapan agregat tanah, porositas tanah dan C-organik tanah. ABSTRACTIn Indonesia, sheet erosion on road slope has reached 120-400 ton ha-1 years-1 (Kusminingrum, 1991). This condition caused negative effect such as  road infrastructure damaging  and  road user safety. Soil stabilization using wood shavings and polyacrylamide (PAM) to the hydroseeding mixture is hoped to reduce sheet erosion on road slopes. This condition is indicated through land physical properties changes by reducing   soil bulk density, increasing soil porosity, soil aggregate stability and soil C-organic. This research paper aims to  explain the best level of measurement  of wood shavings and PAM in hydroseeding mixture in the context of physical properties of soil. The study method of this paper uses Factorial Randomized Block Design with two factors. The first factor using  wood shavings with four levels ie 0 g m-2, 250 g m-2, 350 g m-2, 450 g m-2 and second factor using  PAM with four levels ie 0 g m-2, 1 g m- 2, 2 g m-2, 3 g m-2 with three times repetitions. The study shows the best combination of wood shavings and PAM in hydroseeding mixture gives various results in terms of   soil bulk density, soil porosity, aggregate stability and soil C-organic. The combination of 350 g m-2 (s2) of wood shavings with PAM 2 g m-2 (p2) gives the best result in terms of bulk density and  porosity of the soil. The combination of wood shavings 450 g m-2 (s3) with PAM 2 g m-2 (p2) gives the best result  in terms of  aggregate stability. The combination of wood shavings 450 g m-2 (s3) with PAM 3 g m-2 (p3) gives the best results on the C-organic soil. The best combination between wood shavings and PAM can optimizing the hydroseeding function on reducing sheet erosion of road slope.   Keywords: erosion, hydroseeding, soil bulk density, soil agregate stability, porosity of the soil and soil C-organic
PENGEMBANGAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI AGREGAT RINGAN UNTUK BETON NON STRUKTURAL (THE DEVELOPMENT OF SIDOARJO MUD AS LIGHT WEIGHT AGGREGATE FOR NON STRUCTURAL CONCRETE) -, Lasino; Setiati, N. Retno -
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.076 KB)

Abstract

Abstrak Lumpur Sidoarjo merupakan bahan mineral yang keluar dari dalam bumi akibat kegagalan teknis dalam eksplorasi migas di Porong Sidoarjo. Material tersebut dalam istilah geologi dapat dikategorikan sebagai produk erupsi mud volcano yang bisa terjadi di suatu kegiatan pengeboran. Bahan ini berbentuk cairan berbutir halus, berwarna abu-abu kehitaman, dan sangat plastis.  Hasil pemeriksaan terdahulu menunjukkan bahwa unsur kimia yang terkandung didominasi oleh silika (>50 %), alumina (>25 %), besi (>8 %) dan beberapa unsur lain seperti kalsium dan magnesium dengan jumlah relatif kecil. Dalam upaya peningkatan nilai guna dan pemanfaatannya, telah dikembangkan agregat ringan yang memenuhi syarat untuk beton non-struktural. Proses pembentukan agregat ringan dilakukan melalui pembakaran setelah bahan baku dikeringkan, di-crusher dan diayak sampai menjadi ukuran nominal 10 mm, selanjutnya proses pembakaran menggunakan tungku putar pada suhu sintering (900 – 1000) oC. Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa agregat ringan dari lumpur Sidoarjo cukup baik, keras, ringan, dan kuat dengan nilai kekerasan 10 % crushing value 94,18 kN, dan densitas antara (6,1–7,0) kg/L, sedangkan mutu beton ringan yang dihasilkan baru mencapai  fc’ 15 MPa dengan densitas (1,3–1,4) kg/L. Untuk syarat pelaksanaan, penggunakan margin keamanan 7 MPa dengan kemungkinan cacad 5% masih perlu ditelusuri lebih lanjut.Kata kunci: Lumpur Sidoarjo, mineral alam, proses pembakaran, agregat ringan, beton ringan ABSTRACT The mud of Sidoarjo is a mineral that comes out of the earth due to technical failure in the exploration of oil and gas in Porong Sidoarjo. The material in geological terms can be categorized as a mud volcano eruption product that could occur in particular drilling activities. This material is finely granular, gray-black and very plastic. Previous investigation results showed that the chemical elements are dominated by silica (> 50 %), alumina (26 %), iron (8 %) and some other elements such as calcium and magnesium with a relatively small amount. In an effort to increase the use and practical application, a lightweight aggregate concrete is developed to meet the requirement of non-structural concrete. The lightweight aggregate formation process is done through burning the dried raw material, crushing, and sieved to be a nominal size of 10 mm, and subsequent combustion process in a rotary furnace at sintering temperatures of (900–1000) oC. The test results showed that lightweight aggregate of mud of Sidoarjo is good enough, hard, light, and strong in ten percent crushing value ( hardness value) of 94.18 kN, and a density between (6.1-7.0) kg /L, while the lightweight concrete quality in laboratory can reach fc’ 15 MPa  with a density of (1.3- 1.4) kg /L. However, in practice, the construction requirement of 7 MPa as safety margin and 5% diffectiveness are need to be studied further.Keywords:   Sidoarjo mud, natural mineral, combustion process, lightweight aggregates, lightweight concrete
KAJIAN SIFAT KIMIA, FISIKA DAN MEKANIKA SEMEN PORTLAND DI INDONESIA Irawan, Rulli Ranastra
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.731 KB)

Abstract

Diproduksinya tipe semen PCC dan PPC saat ini didasarkan pada isu lingkungan, dimana emisi CO2 yang dihasilkan dalam produksi semen Portland dengan jumlah yang setara menjadi lebih sedikit, tanpa mengurangi kekuatannya. Namun, keraguan akan kinerja blended cement masih muncul dari para pelaku industri konstruksi terutama industri infrastruktur transportasi, seperti jalan dan jembatan yang masih enggan menggunakan PCC maupun PPC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran parameter sifat kimia,  fisika dan mekanika berbagai semen Portland yang tersedia di pasaran, sehingga dapat menjelaskan perbedaan antara OPC, PPC dan PCC di Indonesia secara ilmiah. Penelitian dilakukan dengan mengambil contoh semen Portland secara acak dari pasar di beberapa daerah di Indonesia untuk kemudian diuji sifat kimia, fisika dan mekaniknya, mengacu pada  Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. Pengujian kimia meliputi persentase dari bagian tak larut, SiO2, Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, SO3, hilang pada pemijaran, alkali sebagai Na2O, dan kapur bebas. Pengujian fisika meliputi kehalusan, waktu pengikatan awal, waktu pengukatan, akhir, kekekalan bentuk, pengikatan semu, penetrasi akhir,  kandungan udara dalam mortar, dan berat jenis, sedangkan pengujian mekanik  meliputi kuat tekan pada umur 3, 7 dan , 28 hari. Setelah itu, hasilnya dibandingkan dengan spesifikasi yang disyaratkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata contoh yang diperiksa memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam SNI, namun ternyata sebaran yang terjadi terhadap setiap parameter yang ditentukan dalam spesifikasi menunjukkan rentang yang cukup besar, dimana koefisien variasi sifat kimia terkecil sebesar 4 % dan terbesar mencapai 75 %, selanjutnya sifat fisika terkecil sebesar 1,7 % dan terbesar mencapai 105%, sedangkan sifat mekanika terkecil sebesar 17,6 % dan terbesar mencapai 20,4 %.
EVALUASI BEBAN LAYAN JEMBATAN APUNG PEJALAN KAKI TIPE PELENGKUNG RANGKA BAJA BERDASARKAN UJI PEMBEBANAN Nugraha, Widi; Sukmara, Gatot
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.903 KB)

Abstract

Jembatan apung adalah jembatan yang memanfaatkan daya apung benda yang relatif lebih ringan dibandingkan air dalam volume yang sama, sebagai pengganti fondasi pada tanah. Puslitbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2015 memulai pengembangan jembatan apung tipe pelengkung rangka baja untuk pejalan kaki dengan menggunakan pontoon apung sebagai fondasi dari kaki jembatan pelengkung, sehingga diperoleh bentang yang cukup besar dan tinggi bebas di bawah jembatan yang lebih tinggi untuk keperluan lalu lintas perairan. Tipe jembatan apung ini merupakan tipe jembatan apung pertama yang dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu, dalam perencanaannya masih menggunakan asumsi-asumsi dalam pemodelan sehingga harus dibuktikan dan disesuaikan dengan perilaku sesungguhnya di lapangan setelah jembatan terbangun pada tahun 2016 di Sungai Segara Anakan, Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, dengan menggunakan metode uji pembebanan. Uji pembebanan dilakukan untuk mengetahui kapasitas jembatan yang sesungguhnya untuk difungsikan sebagai jembatan pejalan kaki, dan model struktur yang telah sesuai akan dapat dimanfaatkan untuk evaluasi kondisi jembatan. Uji pembebanan dilakukan dengan menggunakan beban uji berupa zak semen ukuran 40 kg sebanyak 120 buah yang setara dengan 30% dari kapasitas rencana. Beban uji tersebut ditempatkan pada jembatan dalam beberapa tahap untuk mengetahui perilaku dari struktur. Adapun parameter uji yang diamati antara lain deformasi dan tegangan pada elemen jembatan. Deformasi diukur dengan metode pengamatan secara geodetik dengan Total Station. Sedangkan tegangan diukur dengan memasang sensor strain gage pada elemen jembatan yang diamati. Dari hasil uji pembebanan didapatkan respon jembatan sesungguhnya terhadap beban kemudian dilakukan beberapa pemodelan, khususnya kondisi tumpuan dari jembatan. Dari beberapa pemodelan tersebut, didapat model struktur yang paling sesuai dengan kondisi sesungguhnya yaitu model struktur jembatan dengan pontoon yang dimodelkan sebagai elemen solid dengan tumpuan pontoon berupa pegas dengan koefisien 0.95 ton/m3, dan kondisi satu pontoon terkekang lateral dan satu pontoon bebas lateral, dimana terdapat pergerakan lateral pada pontoon akibat pembebanan yang berdeformasi ke arah darat. Dengan model tersebut, berdasarkan kriteria keamanan struktur dan aspek kenyamanan, struktur jembatan apung ini layak untuk difungsikan sebagai jembatan pejalan kaki dengan beban layan yang diijinkan yaitu setara 125% beban uji statis atau 112.5 kg/m2, atau 2 orang/m2 dengan berat rata-rata 55 kg per orang.
PENGARUH PENGKONDISIAN CAMPURAN BERASPAL PANAS TERHADAP KETAHANAN ALUR DAN FATIK Hamdani, Dani; -, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.526 KB)

Abstract

Benda uji campuran beraspal panas yang disiapkan di laboratorium memiliki kinerja campuran yang berbeda dengan yang diproduksi di unit produksi campuran beraspal. Salah satu perbedaannya adalah lamanya antara rentang waktu pencampuran dan pemadatan campuran beraspal. Hal demikian sangat berpengaruh terhadap tingkat penuaan aspal atau proses oksidasi dari campuran beraspal panas yang disiapkan di laboratorium dan yang diproduksi di unit produksi campuran beraspal. AASHTO R30-02 merekomendasikan untuk pengujian di laboratorium pembuatan benda ujinya  dilakukan pengkondisian. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pengkondisian campuran beraspal panas terhadap ketahanan terhadap alur dan fatik. Campuran beraspal panas lapis aus dibuat 2 tipe, yaitu yang dikondisikan di dalam oven pemanas selama 4 jam ± 5 menit pada temperatur yang setara temperatur 135 ± 3 oC dan yang tidak dikondisikan/standar. Berdasarkan hasil kajian di laboratorium dapat diambil kesimpulan, yaitu penurunan nilai penetrasi berturut turut sebesar 22 % dan  17 % pada campuran AC-WC Pen-60 dan ACWC-Polimer yang dikondisikan lebih besar daripada nilai penurunan penetrasi pada Aspal Pen-60 dan aspal Polimer berturut turut sebesar 19 % dan 11 % akibat simulasi penuaan aspal dengan pengujian RTFOT. Campuran beraspal panas AC-WC Pen-60 dan ACWC-Polimer yang mengalami pengkondisian di laboratorium akan mengalami penuaan dan meningkatkan kekakuan campuran beraspal sehingga mempengaruhi ketahanan terhadap alur dan fatik campuran tersebut dengan nilai 5596 MPa dan 3848 MPa dibandingkan dengan kekakuan campuran beraspal panas AC-WC Pen-60 dan ACWC-Polimer standar sebesar 4465 MPA dan 2899 MPa
PENGUKURAN WALKABILITY INDEX PADA RUAS JALAN DI KAWASAN PERKOTAAN Tanan, Natalia; Wibowo, Sony S.; Tinumbia, Nuryani
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.505 KB)

Abstract

Aktivitas berjalan adalah bentuk aktivitas yang penting, baik sebagai moda transportasi maupun sebagai aktivitas itu sendiri. Berjalan sebagai moda transportasi menjadi indikator penting dalam aksesibilitas dan penilaian liveable city. Walkability index (WI) adalah salah satu metode untuk menilai kualitas dan lingkungan untuk melakukan aktivitas berjalan. Makalah ini membahas mengenai pengukuran walkability pada ruas jalan beberapa kawasan terpilih di perkotaan dengan menggunakan dua jenis survey: survey inventarisasi fasilitas pejalan kaki dan survey wawancara pejalan kaki. Metode WI sudah banyak dikembangkan dan dalam kajian ini digunakan metode WI yang dikembangkan sedemikian rupa yang cocok untuk kondisi fasilitas pejalan kaki di kota-kota di Indonesia. Terdapat sembilan parameter yang digunakan dalam mengembangkan WI dan dengan survey form yang dikembangkan khusus, dilakukan investigasi terhadap beberapa kawasan di daerah studi. Kawasan-kawasan tersebut adalah kawasan pendidikan, kawasan perbelanjaan, kawasan perkantoran, dan kawasan peribadatan. Rute berjalan dalam walking catchment area untuk setiap kawasan dinilai dan ditentukan nilai WI-nya. Hasil kajian memperlihatkan Walkability Index rata-rata untuk kawasan pendidikan 70,64, kawasan perbelanjaan 68,03, kawasan perkantoran 68,16, dan kawasan peribadatan 67,42. Dari indeks tersebut terlihat bahwa secara umum daerah studi termasuk ke dalam kategori kuning yang berarti cukup baik untuk berjalan. Nilai WI dapat memberikan indikasi arah perbaikan yang perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui perbaikan fasilitas pejalan kaki pada kawasan-kawasan tersebut dengan mengacu pada nilai setiap parameter yang digunakan.
Bagian ini berisi Cover Depan, Prakata, Daftar Isi dan Kumpulan Abstrak nurulaeni, herma
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1637.009 KB)

Abstract

Bagian ini berisi Index, Ketentuan Penulisan dan Cover Belakang nurulaeni, herma
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 34 No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.301 KB)

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue