cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Jalan Jembatan
ISSN : 19070284     EISSN : 25278681     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Jalan-Jembatan adalah wadah informasi bidang Jalan dan Jembatan berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait yang meliputi Bidang Bahan dan Perkerasan Jalan, Geoteknik Jalan, Transportasi dan Teknik Lalu-Lintas serta Lingkungan Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan. Terbit pertama kali tahun 1984, dengan frekuensi terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember. Mulai tahun 2016 terbit dengan frekuensi dua kali setahun, edisi Januari - Juni dan edisi Juli - Desember, dalam versi cetak dan versi elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 560 Documents
KINERJA PERKERASAN JALAN BETON SEMEN DENGAN SERAT POLIMER SINTETIS Dachlan, A.Tatang
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 3 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17667.043 KB)

Abstract

ABSTRAKBeton semen Portland dianggap sebagai material yang relatif rapuh, karena bila mengalami tarik yang melampaui kuat tarik lentur; beton tanpa perkuatan akan retak. Beton dengan bahan tambahan serat sintetik sebagai perkerasan jalan menjadi suatu alternatif karena berdasarkan literature telah membuktikan bahwa kinerja perkerasan tersebut menunjukan keunggulannya. Uji coba skala penuh perkerasan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerjanya setelah dimonitor selama dua tahun. Hasil uji coba laboratorium dan lapangan dibandingkan dengan perkerasan jalan beton konvesional, termasuk aspek-aspek selama pelaksanaan uji coba. Hasil uji coba laboratorium menunjukan pola keruntuhan beton yang relatif lebih tahan, dapat menyerap energy lebih besar, lebih efektif digunakan pada struktur dengan luas area yang lebih besar seperti lantai jembatan dan pengerasan jalan. Hasil evaluasi lapangan menunjukan bahwa serat polomer sintetis adalah beton dapat menghambat penyebaran retak yang relatif besar, memiliki daktilitas yang sangat tinggi dan untuk struktur berbentuk slab dapat meningkatkan kapasitas lentur setelah retak awal beton. Panjang slab dapat dibuat sekitar (7-15) meter.Kata Kunci : serat polimer sintetik, beton serat, beton konvesional, daktilitas, perkerasan jalan beton, beton bertulang serat (BBS)
PENGARUH BEBAN-IMPAK KAPAL TERHADAP BANGUNAN PENGAMAN PILAR JEMBATAN FENDER Setiati, N. Retno -; Aditya W, Bagus
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11516.866 KB)

Abstract

ABSTRAKTumbuhan terhadap kapal terhadap jembatan sering terjadi dan dapat mengakibatkan kerusakan maupun keruntuhan struktur jembatan. Runtuhnya jembatan dapat berakibat pada kerugian dari segi nilai ekonomis ataupun korban jiwa. Untuk mengurangi terjadinya kerusakan tersebut diatas, perlu dirancang bangunan pengaman pilar jembatan terhadap lalu-lintas kapal. Sistem pelindung jembatan harus di desain tidak hanya melindungi struktur jembatan tetapi juga digunakan untuk melindungi kapal dan lingkungan yang dapat mengakibatkan kerusakan. Penulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa ketentuan dalam kriteria desain terkait fender sesuai dengan kondisi dan lokasi jembatan tersebut. Sistem pengamanan jembatan di lokasi sungai berbeda dengan sistem pengamanan di laut. Dalam penulisan ini dibahas contoh studi kasus bangunan pengaman pada Jembatan Kutai Kartanegara yang berupa pile supported system. Analisis dilakukan dari evaluasi lalu-lintas air dan analisis terhadap struktur bangunan. Metodologi yang digunakan terdiri dari menentukan karakteristik lalu-lintas sungai Mahakam, jalur pelayaran, kecepatatan impak rencana, energi impak tongkang, dan analisis struktur dari bangunan pengaman Jembatan Kutai Kartanegara. Dari analisis diperoleh bahwa dengan beban impak sebesar 682,59 kN akibat tongkang tipe 300 feet menghasilkan defleksi (pergerakan0 maksimum pada fender sebesar 0,12 meter artinya bahwa fender yang tertumbuk tongkong tidak diperkenankan menyebabkan terjadinya defleksi dari 12%.Kata kunci :  tongkang, bangunan pengaman, pilar, impak, perpindahan, panjang keseluruhan kapal, bobot mati kapal
Bagian ini berisi Cover Depan, Prakata, Daftar Isi dan Kumpulan Abstrak Jurnal, Manager
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1823.128 KB)

Abstract

KAJIAN PERANCANGAN PERKERASAN JALAN BETON PRATEGANG Dachlan, A.Tatang
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 1 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22673.462 KB)

Abstract

ABSTRAKPerancngan perkerasaan jalan beton prategang (pre-stressed concrete) untuk jalan raya sampai saat ini belum banyak dikembangkan secara luas di Indonesia, tetapi beberapa negara maju sudah sejak lama melakukan sejumlah eksperimen dan aplikasi untuk jalan raya. Dalam tulisan ini disajikan kajian perancangan perkerasan beton prategang untuk jalan raya yang direkomendasikan oleh The American Concrete Institut (ACI325.7R-88) peracnangan ini diaplikasikan pada tahun 2009 dalam suatu uji coba sekala penuh yaitu beton cor ditempat yang diberikan gaya prategang dengan sitem pasca tarik (post-tension). Uji coba berlokasi dijalan nasional dengan lalu lintas relatif berat diruas jalan Buntu-Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Perancangan ini dimaksudkan sebagai alternatif dalam merancang perkerasan beton prategang yang ppraktis mengikuti rekomendasi ACI 325.7R-88 disesuaikan dengan kondisi musim dan kelembabban di Indonesia dalam perhitungan diuraikan contoh menemukan lembar celah ekspansi akibat siklus temperatur dan kelembabban perkerasan beton, serta kesesuaian lendutan vertikal yang aman berdasarkan interasi tebal panel, kuat tekann beton akibat prategang, tegangan fleksuralbeton akibat curling, warping, beban lalul lintas, dan tegangan kritis akibat friksi tanah dasar. Hasil monitoring uji coba skala penuh sampai tahun pertama, menunjukan kinerja yang baik dan belum terlibat rongga dibawah slab dan masalah transfer beban. Kata Kunci : beton prategang, kuat tekan, modulus beton, perkerasan beton, prategang pasca-tarik, slab beton
KINERJA DINDING TANAH MERAH YANG MEMPERKUAT GEOGRED BERDASARKAN MODEL NUMERIK Moelyani, Dian Asri
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 29 No 2 (2012)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.083 KB)

Abstract

ABSTRAKPedoman perencanaan dinding tanah yang diperkuat geogred saat ini menmasyarakat menggunakan bahan berbutir untuk bahan timbunan. Sebagai akibat, untuk keuntungan ekonomis dari teknologi ini menjadi sangat tergantung pada ketersediaan bahan berbutir disekitar lokasi kontruksi. Disisi lain, di Indonesia, tanah merah yang berasal dari produk vulkanik (tanah residual) sangat berlimpah dan telah banyak digunakan sebagai bahan timbunan karena mempunyai sifat teknis yang baik. Makalah ini membahas prilaku dinding tanah merah yang diperkuat geogred melalui model numerik dari Royal Militery College (RMC) Test Wall 1,Kanada. Verifikasi model dilakukan dengan membandingkan deformasi muka (facing), reaksi toe, tekana vertical pondasi, dan renggangan perkuatan dari hasil model terhadap data dinding percobaan. Model dinding dengan menggunakan propertis tanah merah kemudian disimulasikan untuk mengetahui kinerjanya. Interaksi tanah-geogred dimodelkan dengan memberikan faktor reduksi kuat geser pada elemen antar muka antara kedua material tersebut. Dari hasil kajian dapat disimpulkan respon sistem dinding tanah merah lebih kompleks dibandingkan dinding dari bahan berbutir, oleh karena itu desain kuat tarik berkuatan mempertimbangkan deformasi muka dan timbunan akibat terdisipasinya tekana air pori ekses jangka panjang, efek downdrag dan kekuatan toe.Kata kunci :  dinding tanah,perkuatan geogred, interaksi tanah geogred, model numerik, tanah merah
PEMANFAATAN MATERIAL DAUR ULANG (RAP) PERKERASAN BERASPAL UNTUK CAMPURAN BERASPAL DINGIN BERGRADASI MENERUS DENGAN ASPAL CAIR -, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 32 No 3 (2015)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.975 KB)

Abstract

ABSRTAK Material daur ulang perkerasan beraspal (RAP) merupakan produk limbah yang diperoleh dari aktivitas pemeliharaan perkerasan lentur. Pada umumnya material daur ulang ini memiliki gradasi agregat menerus  serta sifat aspal yang sudah mengalami penuaan, sehingga bila digunakan untuk campuran beraspal panas proporsi penggunaan terbatas, karena temperature pencampuran akan mengalami penurunan yang dapat mengakibatkan campuran beraspal tidak dapat dipadatkan secara optimum. Namun bila digunakan dalam campuran dingin temperature pencampuran tidak akan menjadi kendala. Tujuan dari studi ini adalah untuk melihat pengaruh pemakaian material daur ulang perkerasan beraspal (RAP)n dalam campuran beraspal dingin dengan aspal cair mengikat sedang (MC-250) sebagai bahan pengikat. Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah pengujian dalam skala laboratorium Hasil studi ini menunjukkan bahwa pada umumnya campuran beraspal dingin dengan aspal asapal cair MC-250 yang tanpa dan dengan menggunakan RAP memiliki sifat campuran memenuhi persyaratan, kecuali untuk campuran dengan menggunakan 100%  RAP, baik untuk yang RAP Bogor maupun RAP Jateng memiliki nilai pelelehan >4 mm. membandingkan antara nilai stabilitas campuran dingin dengan 100% RAP dengan yang tanpa dan 40% RAP maka nilai stabilitas campuran dingin yang menggunakan 100%  RAP lebih tinggi, sedangkan untuk penggunaan 40% RAP memiliki nilai stabilitas lebih rendah dibandingkan dengan nilai stabilitas campuran dingin tanpa RAP. Berdasarkan sifat campuran dingin tersebut maka RAP dapat dimanfaatkan untuk perkerasan jalan yang bervolume lalu lintas rendah sampai dengan sedang. Namun demikian proporsi penggunaan RAP dapat diatur sehingga memiliki sifat yang sesuai dengan persyaratan.Kata kunci : Daur ulang perkerasan beraspal (RAP), campuran beraspal dingin, aspal cair, gradasi menerus, perkerasan lentur
KAJIAN PEMANFAATAN KAPUR PADAM SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM CAMPURAN CMRFB Suaryana, Nyoman
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 29 No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.537 KB)

Abstract

ABSTRAKPeningkatan kondisi jalan selain memerlukan biaya yang besar juga memerlukan material yang banyak, sementara material yang memenuhi persyaratan semakin berkurang jumlahnya. Teknologi daur ulang merupakan salah satu alternative pemecahan karena efektif dan efisien. Penggunaan kembali (daur ulang) aspal dan agregat eks perkerasaan selain ekonomis juga menunjang kebutuhan akan konservasi sumber daya alam. Salah satu teknologi daur ulang yang baru dikembangkan adalah CMRFB (Cold Mix Recyclink Foam Bitumen), dengan menggunakan bahan pengisi semen. Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti kinerja CMRFB dengan memanfaatan kapur padam yaitu kapur yang telat dihidrasikan dengan air sebagai bahan pengganti semen untuk bahan pengisi. Metodologi penelitian dilakasanakkan dengan pengujian laboraturium dan uji coba sekala penuh dilapangan dan pengamatan kinerja selama 2  tahun hasil pengujian menunjukan CMRFB dengan bahan pengisi kapur padam. Mempumyai karakteristik kekuatan yang mempengaruhi persyaratan spesifikasi, namun masih dibawah kekuatan dengan bahan pengisi semen pada proporsi yang sama. CMRFB dalam bentuk gambur dapat disimpan sampai dengan 7 hari, sementara CMRFB dengan bahan pengisi semen harus segarera dipadatkan sebelum 4 jam. Kinerja perkerassan berdasrkan nilai lendutan dan nilai kondisi menjunjukan CMRFB dengan kapur padam dan semen masih dalam kondisi baik sampai dengan umur saat ini (3 tahun). Pemanfaatan kapur padam dalam CMRFB akan menurunkan biaya produksi mengingat harga kapur padam yang relative murah dibandingkan dengan semen. Sifat CMRFB dengan kapur padam yang dapat disimpan dalam waktu tertentu, memungkinkan untuk diproduksi dengan skala besar, dan selanjutnya disimpan untuk digunakan pada skala kecil sebagai bahan untuk pemeliharaan jalan. Kata kunci : daur ulang ,aspal busa, kapur padam, semen, kinerja, CMRFB, lendutan
PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG PADA PAVING BLOCK BERBAHAN BAKU TAILING ASBUTON Witarso, WS; -, Lasino
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 32 No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.539 KB)

Abstract

ABSTRAKPemanfaatan bahan limbah (by product) dari proses ekstraksi aspal alam (asbuton) berupa tailing, bertujuan mendapatkan variant komposisi campuran yang dapat memenuhi syarat SNI dengan cara menambah abu terbang sebagai bahan pengisi. Kajian ini difokuskan untuk campuran mortar dan pembuatan paving block. Proses ekstraksi yang dikaji adalah untuk menghasilkan bahan perkerasan jalan berupa aspal dengan efektivitasnya mencapai 15-35%, sedang sisanya yang 65% berupa tailing, yang belum banyak dimanfaatkan padahal potensinya sangat besar, sehingga berpeluang untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan paving block ataupun bahan lain yang berbasis semen misalnya conblock. Tujuan dari kajian ini adlah untuk memanfaatkan tailing aspal sebagai bahan baku dengan penambahan abu terbang sebagai bahan pengisi dalam pembuatan paving block dengan metoda eksperimental melalui pengujian di laboratoriumuntuk mengetahui sifat fisik dan mekanik. Sehingga selain diperoleh bahan bahan bangunan yang memenuhi syarat SNI 03-0691-1996 (Persyaratan Mutu dan Cara Uji Paving bloc) dengan harga murah, juga dapat mngurangi permasalahan limbah ekstrasi. Dalam penelitian ini bahan-bahan yang digunakan meliputi semen sebagai bahan pengikat dan pasir serta tailing aspal sebagai agregat halus, serta abu tebang sebagai filter untuk pembuatan paving block. Komposisi campuran yang digunakan adalah 1 PC : 2 agregat, dan 1 PC :4 agregat yang terdiri dari berbagai variasi campuran pasir dan tailing dengan penambahan abu terbang. Pengujian kuat tekan pavingblock dlakukan pada umur 28 hari, dengan hasil mencapai 218,30 kgf/cm2,pada campuran 1 semen : 2 agregat dengan proporsi 40% tailing, 40%, pasir dan 20% abu terbang, dan memenuhi syarat kelas B yang dapat digunakan untuk lapisan perkerasan (pavement) jalan lingkungan atau untuk halaman parker.Kata kunci : tailing asbuton, abu terbang, agregat, mortar, paving block, perkerasan jalan.
PENGARUH PENGKONDISIAN BENDA UJI TERHADAP SIFAT VOLUMETRIK CAMPURAN BERASPAL PANAS LAPIS AUS Hamdani, Dani; -, Nono
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 31 No 1 (2014)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.077 KB)

Abstract

ABSTRAKBenda uji campuran beraspal panas yang disiapkan di laboraturium memiliki sifat campuran yang berbeda dengan yang diproduksi di Unit Pencampur Aspal (UPA). Sesuai AASHTO R30-02 (2010) salah satu perbadaannya adalah lamanya waktu pengkondisian yang berakibat pada penuaan aspal atau proses oksidasi dari campuran beraspal panas yang disiapkan di laboraturium dan yang di produksi di AMP. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pengkondisian benda uji terhadap sifat volumetrik campuran beraspal panas lapis aus. campuran beraspal panas lapis aus dibuat dua tipe, yaitu yang dikondisikan dalam oven pemanas selama 2 jam+ 5 menit pada temperatur yang setara temperatur pemadatan + 3oC dan yang tidak dikondisikan/standar. Berdasarkan hasil kajian di laboratorium dapat diambil kesimpulan, yaitu campuran beraspal panas yang dikondisikan akan mengalami perubahan volumetrik dan penurunan nilai penetrasi aspal hasil reco verry dari pelarutnya setelah ekstraksi dari campuran beraspal panas di bandingkan dengan yang tidak dikondisikan, campuran beraspal panas Laston Lapis Aus dengan gradasi halus dan gradasi kasar yang dikondisikan memiliki kekuatan sangat baik, yaitu ditunjukan dengan nilai stabilitas yang lebih besar dari campuran beraspal panas yang tidak dikondisikan, untuk mengatasi penuaan dan penyerapan aspal yang lebih tinggi, campuran beraspal panas Laston Lapis Aus dengan gradasi halus dan gradasi kasar yang dikondisikan memerlukan kadar aspal optimum dan tebal film aspal yang lebih tinggi di bandingkan dengan yang tidak dikondisikan. Kata kunci : Sifat volumetrik, campuran beraspal panas, benda uji, Laston Lapis Aus, penuaan
PENGARUH JENIS ASPAL PADA TEMPERATUR PEMADATAN BERKAITAN DENGAN WORKABILITY DARI CAMPURAN BERASPAL PANAS Kusnianti, Neni; Affandi, Furqon
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 30 No 2 (2013)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15274.653 KB)

Abstract

ABSTRAK Penggunaan bahan tambah pada campuran beraspal panas telah mengalami perkembangan baik dari sifatnya maupun kegunaannya. Hal ini berklaitan erat dengan workability campuran atau temperature pencampur maupun temperatur pemadatan yang diperlukan. Umumnya jenis aspal yang dipergunakan ialah aspal keras dengan berbagai tingkatannya, yang mana penentuan workability campurannya, didasarkan pada temperatur pencampuran dan pemadatan yang mengikuti batasan nilai viskositas aspal 170+20 cSt untuk pencampuran dan 280+30 cSt untuk pemadatan. Tulisan ini menyampaikan penelitian pengaruh bahan tambah aspal pada penentuan temperatur pemadatan atau tingkat workability campuran, melalui percobaan eksperimental di laboratorium dan evaluasi serta analisis dari hasil percobaan campuran beraspal panas untuk lapisan aus. Jenis aspal yang diteliti ialah aspal Pen 60 tanpa dan dengan bahan tambah wax 1%, aspal modifikasi elastomer tanpa dan dengan bahan tambah wax 1%, serta aspal Pen 60 yang ditambah Styrene Butadyne Styrene 4,5% dan wax 1%. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa batasan viskositas untuk penentuan temperature pencampuran dan pemadatan yang umum selama ini digunakan, tidak sesuai dengan aspal dengan bahan tambah wax. Temperature pemadatan dari campuran dengan bahan tambah wax berdasarkan rongga dalam campuran (void in mix) yang sesuai dengan spesifikasi yang digunakan, lebih rendah sebesar 30oC dari temperature berdasarkan batasan viskositas campuran aspal. Berdasarkan hal tersebut, penentuan temperature pemadatan berkaitan dengan workability campuran beraspal dengan bahan tambah, lebih baik didasarkan pada pengujian kepadatan atau temperatur pemadatan minimum yang masih bisa menghasilkan rongga dalam campuran (Void In Mix) sesuai dengan batasan Void In Mix pada spesifikasi yang dipergunakan. Kata kunci :  Viskositas, temperatur pemadatan, Void In Mix, bahan tambah, wax, workability

Page 7 of 56 | Total Record : 560


Filter by Year

1984 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 39 No 1 (2022) Vol 38 No 2 (2021) Vol 38 No 1 (2021) Vol 37 No 2 (2020) Vol 37 No 1 (2020) Vol 36 No 2 (2019) Vol 36 No 1 (2019) Vol 35 No 2 (2018) Vol 35 No 1 (2018) Vol 34 No 2 (2017) Vol 34 No 1 (2017) Vol 33 No 2 (2016) Vol 33 No 1 (2016) Vol 32 No 3 (2015) Vol 32 No 2 (2015) Vol 32 No 1 (2015) Vol 31 No 3 (2014) Vol 31 No 2 (2014) Vol 31 No 1 (2014) Vol 30 No 3 (2013) Vol 30 No 2 (2013) Vol 30 No 1 (2013) Vol 29 No 3 (2012) Vol 29 No 2 (2012) Vol 29 No 1 (2012) Vol 28 No 3 (2011) Vol 28 No 2 (2011) Vol 28 No 1 (2011) Vol 27 No 3 (2010) Vol 27 No 2 (2010) Vol 27 No 1 (2010) Vol 26 No 3 (2009) Vol 26 No 2 (2009) Vol 26 No 1 (2009) Vol 25 No 3 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 2 (2008) Vol 25 No 1 (2008) Vol 24 No 3 (2007) Vol 24 No 2 (2007) Vol 24 No 1 (2007) Vol 23 No 3 (2006) Vol 23 No 2 (2006) Vol 23 No 1 (2006) Vol 22 No 4 (2005) Vol 22 No 3 (2005) Vol 22 No 2 (2005) Vol 22 No 1 (2005) Vol 21 No 4 (2004) Vol 21 No 3 (2004) Vol 21 No 2 (2004) Vol 21 No 1 (2004) Vol 20 No 4 (2003) Vol 19 No 3 (2002) Vol 19 No 2 (2002) Vol 19 No 1 (2002) Vol 18 No 2 (2001) Vol 18 No 1 (2001) Vol 17 No 2 (2000) Vol 17 No 1 (2000) Vol 16 No 3 (2000) Vol 16 No 2 (1999) Vol 15 No 4 (1999) Vol 15 No 1 (1998) Vol 15 No 3 (1997) Vol 15 No 1 (1997) No 4 (1997) No 2 (1997) Vol 13 No 2 (1996) Vol 13 No 1 (1996) No 4 (1996) No 3 (1996) Vol 12 No 3 (1995) Vol 12 No 2 (1995) Vol 12 No 1 (1995) Vol 11 No 1 (1994) Vol 10 No 3 (1993) Vol 10 No 2 (1993) Vol 10 No 1 (1993) Vol 9 No 4 (1993) Vol 9 No 3 (1992) Vol 9 No 2 (1992) Vol 9 No 1 (1992) Vol 8 No 3 (1992) Vol 7 No 3 (1991) No 2 (1991) No 1 (1991) No 1 (1990) No 2 (1989) No 1 (1989) No 4 (1987) No 2 (1987) No 1 (1987) No 1 (1986) No 3 (1985) No 3 (1984) No 2 (1984) No 1 (1984) More Issue