cover
Contact Name
Muhammad Azmi
Contact Email
azmi@fkip.unmul.ac.id
Phone
+6282110908360
Journal Mail Official
yupa@fkip.unmul.ac.id
Editorial Address
Jl. Banggeris No. 89, Kel. Karang Anyar, Kec. Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Yupa: Historical Studies Journal
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 25416960     EISSN : 25498754     DOI : https://doi.org/10.30872/yupa
Core Subject : Education, Social,
Yupa: Historical Studies Journal publishes articles for four aspects below. Historiography means the writing of history based on the critical examination of sources, the selection of particular details from the authentic materials in those sources, and the synthesis of those details into a narrative that stands the test of critical examination. Historiography studies cover chronologically various themes, such as local history, social history, cultural history, economic history, political history, military history, intellectual history, environmental history, and other historical studies. Philosophy of history, the study either of the historical process and its development or of the methods used by historians to understand their material. History of education is a study of the past that focuses on educational issues. These include education systems, institutions, theories, themes, and other related phenomena in the past. History education includes studies of how history teaches in school or society, curriculum, educational values in events, figures, and historical heritage, media and sources of historical learning, history teachers, and studies of textbooks.
Articles 87 Documents
Studi Petirtaan Dewi Sri Desa Simbatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan dalam Tinjauan Geografi Sejarah Yulian Widya Saputra
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/yupa.v3i1.160

Abstract

Bangunan peninggalan masa kerajaan Hindu-Budha berupa petirtaan menjadi bangunan yang bernilai sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterkaitan antara alam dengan aktivitas manusia (man and land relation) dalam tinjauan Geografi Sejarah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi literatur baik konsep, teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Sampel studi penelitian ini menggunakan teknik sampel wilayah dimana keseluruhan wilayah Desa Simbatan dengan luas 2,71 km2 menjadi area penelitian. Analisis data menggunakan analisis data deskriptif dengan bantuan interpretasi citra satelit yang diolah melalui ArcGIS 10.0. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Petirtaan Dewi Sri merupakan bagian dari bentang lahan vulkanik dari lereng Gunungapi Lawu sebelah timur. Dari studi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentang lahan vulkanik tersebut secara khusus berada pada lereng fluvio vulkanik yang membentuk takik lereng (break of slope) dimana digunakan sebagai lokasi berdirinya Petirtaan Dewi Sri peninggalan masa akhir kerajaan Mataram Kuno.
Pembelajaran Sejarah di Abad 21 (Telaah Teoritis terhadap Model dan Materi) Een Syaputra; Sariyatun Sariyatun
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.199 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i1.163

Abstract

Model dan materi pembelajaran merupakan dua elemen inti yang masih mengalami banyak masalah dalam praksis pembelajaran Sejarah di abad 21. Artikel ini bertujuan untuk melakukan telaah teoritis terhadap model pembelajaran dan materi ajar Sejarah dalam bingkai pendidikan abad 21. Penelitian ini dilakukan dengan matode kepustakaan. Langkah penelitian yang dilakukan adalah: 1) menyiapkan alat dan perlengkapan; 2) menyusunn bibliografi kerja; 3) mengatur waktu penelitian; 4) membaca dan membuat catatan peneltian; dan 5) menyimpulkan dan menganalisis hasil peneltian. Hasil telaah menunjukkan bahwa: 1) Untuk mengembangkan keterampilan abad 21 dalam pembelajaran Sejarah, diperlukan model pembelajaran yang dapat menghubungkan materi pembelajaran Sejarah dengan kehidupan nyata peserta didik, terutama terhadap permasalahan sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Selain itu, model pembelajaran dalam bingkai pendidikan abad 21 adalah model pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses pengumpulan dan analsis data, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Beberapa model yang memiliki orientasi ke arah keterampilan tersebut antara lain Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery Learnin, dan Inquiry Learning; 2) Untuk mendukung keterampilan abad 21, diperlukan perubahan dari materi yang bersifat text menjadi materi ajar yang berbasis website. Dari segi isi, materi ajar berbasis masalah sosial dan berbasis nilai, menjadi penting untuk dikembangkan.
Perempuan Banjar: Kajian Awal Tentang Sejarah Gender Abad XVIII – XX Mursalin Mursalin
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.2 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i2.165

Abstract

Selama ini konsep gender perempuan Banjar masih kabur. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya penelitian tentang konsep gender dalam budaya Banjar secara historis. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kondisi sosial masyarakat Banjar yang membentuk konsep gender abad XVIII-XX dan mendiskripsikan konsep gender perempuan Banjar secara kronologis dalam kurun abad XVIII-XX pula. Penelitian ini menggunakan metode sejarah; heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini menemukan fakta sosial dalam masyarakat Banjar senantiasa selalu berubah tergantung pada kondisi politik dan ekonomi yang terjadi. Walau demikian, konsep gender perempuan Banjar seakan tidak berubah. Perempuan diberi ruang dan peluang yang luas untuk berperan dalam sektor publik-produktif, tentu dengan tidak melupakan tugas keperempuanannya di rumah tangga sebagai ibu dan isteri. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan sosial tidak dapat mengubah konsep gender perempuan Banjar.
The Existence of First Indigenous Scouting Javaansche Padvinders Organisatie in Mangkunegaran Renny Pujiartati
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.888 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i1.168

Abstract

Scouting progress occurs when the national movement of Indonesia is progressive. Scouting is used as a forum to improve the noble character, skills, personality, and sense of nationality among Indonesian youth. Besides, scouting is a medium to strengthen a national awareness of Indonesian youth. The first indigenous scouting was Javaansche Padvinders Organisatie or abbreviated as JPO. This organization was founded by Mangkunegoro VII. The establishment of the JPO was followed by the establishment of other indigenous scouting organizations. This study aims to determine the background, development, and role of the first indigenous scouting of Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) in Mangkunegaran.
Pergolakan Politik Kasultanan Demak dan Ambisi Arya Penangsang sebagai Sultan Demak ke-4 Tahun 1546-1549 Anung Jati Nugraha Mukti; Wahyu Djoko Sulistyo
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.401 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i2.170

Abstract

Melalui metode sejarah, artikel ini membahas tentang pergolakan politik yang terjadi di Kasultanan Demak dan ambisi Arya Penangsang sebagai Sultan Demak ke-4 sejak tahun 1546-1549. Pergolakan politik tersebut timbul pasca wafatnya Sultan Trenggono sebagai Sultan Demak ke-3 1546 dan mengangkat anaknya yaitu Sunan Prawoto sebagai Sultan Demak ke-4. Pengangkatan tersebut menimbulkan kekecewaan yang mendalam terhadap Arya Penangsang karena menilai dirinyalah yang berhak menjabat sebagai Sultan Demak ke-4. Sebelum Sultan Trenggono diangkat menjadi Sultan Demak ke-3, terjadi sebuah peristiwa pembunuhan Pangeran Sekar Seda Lepen, yang tidak lain adalah ayah dari Arya penangsang hal tersebut menjadi dasar kekecewaan sekaligus pangkal dari permasalahan pergolakan politik di Kasultanan Demak. Pergolakan politik di Kasultanan Demak tidak berhenti sampai disitu, munculnya sosok baru dari menantu Sultan Trenggono yang digadang-gadang mampun mengemban tugas sebagai Sultan yang dijagokan oleh Sunan Kalijaga, menambah rumit pergolakan politik di Kasutanan Demak dan ambisi Arya Penangsang dalam usahanya menuntut balas atas kematian ayahnya serta merebut kembali tahta Sultan Demak kembali kepada dirinya.
Dinamika Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka Universitas Negeri Makassar (1978-2013) Ummi Hafilda Hakim
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.836 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i2.171

Abstract

Penelitian sejarah ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan UKM Pramuka pada fase IKIP hingga fase UNM tahun 1978 sampai tahun 2012 serta perannya dalam pembentukan karakter mahasiswa di UNM. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa UKM Pramuka UNM didirikan pada tahun 1978 dengan dukungan penuh dari berbagai pihak. Secara kelembagaan UKM Pramuka pada fase IKIP dan fase UNM tidak mengalami perbedaan. Pola pembinaan yang diterapkan mengacu kepada tri bina dan tri dharma perguruan tinggi, hal ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Keberadaan UKM Pramuka di UNM memberikan kontribusi positif atau peran yang besar terhadap mahasiswa dengan berbagai kegiatan yang melibatkan mahasiswa secara umum hingga masyarakat luas. Hingga sampai tahun 2012, gugusdepan ini telah menunjukkan dinamika yang tetap mengarah kepada kemajuan walaupun kendala dominan yang dihadapi adalah dukungan dana kemahasiswaan untuk UKM Pramuka hingga tahun 2012 semakin minim.
Model Pembelajaran IPS Terintegrasi Nilai-Nilai Catur Guru sebagai Civic Intelligence di Bali Lianda Dewi Sartika; Hermanu Joebagio; Susanto Susanto
Yupa: Historical Studies Journal Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.747 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v4i1.172

Abstract

Materi lokal yang relevan dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Pemerintah Republik Indonesia telah mengatur dengan membuat regulasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2013 mengenai potensi muatan lokal dalam pembelajaran. SMP PGRI 1 Denpasar Provinsi Bali telah menindaklanjuti dengan mengembangkan pembelajaran IPS terintegrasi nilai-nilai Catur Guru sebagai kecerdasan warganegara. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2019 hingga Februari 2020 dengan mengunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan adanya daya dukung dan intersection nilai-nilai Catur Guru, IPS, pendidikan nasional serta juga Civic Intelligence menjadi kunci keberhasilan model pembelajaran IPS terintegrasi nilai-nilai Catur Guru. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Catur Guru sangat relevan dan dekat dengan lingkungan peserta didik. Dukungan dari pemerintah, satuan pendidikan serta daya inovatif-kreativitas guru IPS memegang peranan penting untuk mencapai ini semua
TNI-AD dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam Kelengseran Soekarno Tahun 1965-1968 Anju Nofarof Hasudungan
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.314 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i1.173

Abstract

Peristiwa G 30 S 1965 menjadi guncangan besar bagi pemerintah Presiden Soekarno bahkan membuat Soekarno lengser dari jabatannya. Tentunya, selain karena dampak dari peristiwa G30 S 1965 terdapat juga aktor-aktor yang terlibat dalam aksi menuntut Presiden Soekarno mundur dari jabatannya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana partnership TNI-AD dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam dinamika politik tahun 1965-1968. Metode yang digunakan adalah metode historis. Terdiri dari heuristik, kritik (intern dan ektern), interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan saat aksi Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura), KAMI di dukung penuh oleh TNI-AD. Tentara sendiri tidak bisa melontarkan kritik secara langsung apalagi menentang Panglima Tertinggi. Karena itu, KAMI dibentuk oleh TNI-AD untuk secara langsung menentang Presiden Soekarno. Pada akhirnya, petinggi KAMI dan TNI-AD mendapatkan kekuasaan setelah Presiden Soekarno lengser.
Metode Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Indonesia di MAN 2 Banyuwangi Matali Matali
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.525 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i2.198

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Penerapan Metode Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Kontekstual mampu meningkatkan hasil belajar Sejarah Indonesia. PTK ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2017/2018 di kelas X Agama MAN 2 Banyuwangi. Dilaksanakan dengan tiga siklus, dengan prosedur: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, 4) refleksi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Sebelum dlaksanakan PTK, rata-rata hasil belajar kelas sebesar 66, menunjukkan tidak tuntas belajar secara klasikal karena masih ada peserta didik yang mendapat nilai <65 sebanyak 8 peserta didik dengan persentase 19,04%, peserta didik yang medapat nilai 65-100 sebanyak 34 peserta didik dengan nilai persentase sebesar 80,9%. Setelah dilaksanakan PTK pada siklus 3, hasilnya menunjukkan secara klasikal, belajar peserta didik tuntas, karena peserta didik yang mendapat nilai 65-100 sebanyak 42 peserta didik dengan persentase 100%. Oleh karena itu, penerapan Metode Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Kontekstual mampu meningkatkan hasil belajaran Sejarah Indonesia, kelas X Agama semester genap tahun ajaran 2017/2018 MAN 2 Banyuwangi.
Kontekstualisasi Pandemi Covid-19 dalam Pembelajaran Sejarah Kian Amboro
Yupa: Historical Studies Journal Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.082 KB) | DOI: 10.30872/yupa.v3i2.203

Abstract

Merebaknya pandemi COVID-19 di seluruh dunia khususnya Indonesia memberikan dampak besar terhadap berbagai aktivitas manusia, tak terkecuali aktivitas pendidikan dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Pembelajaran secara tatap muka di sekolah dihentikan sementara sejak bulan Maret 2020 hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Kejadian pandemi terbesar yang dialami umat manusia pada perempat awal abad-21 ini, tentu akan menjadi catatan sejarah baru. Peristiwa besar yang sedang terjadi ini dapat menjadi bahan pembelajaran sejarah yang kontekstual bagi pendidik dan peserta didik di sekolah menengah. Sehingga kajian ini bertujuan untuk menganalisis peluang pemanfaatan situasi pandemi COVID-19 sebagai materi pembelajaran sejarah kontekstual. Hasil kajian mengetengahkan bahwa dalam kontekstualisasi ini perlu memperhatikan tahap penyusunan rencana pembelajaran, pengembangan materi pembelajaran, kegiatan belajar berbasis portofolio, dan penilaian otentik. Kontekstualisasi pandemi COVID-19 dalam pembelajaran sejarah ini dapat melatih kemampuan berpikir historis peserta didik, mencari-temukan signifikansi historis, dan menumbuhkan empati historis. Selain itu kontekstualisasi ini adalah sebagai bentuk implementasi pembelajaran sejarah yang adaptif dan responsif terhadap situasi, berorientasi pada nilai, dan melatih kreativitas pemanfaatan berbagai sumber dan media pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik.