cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi
Published by Universitas Terbuka
ISSN : 14111934     EISSN : 24429147     DOI : -
Merupakan media informasi dan komunikasi para praktisi, peneliti, dan akademisi yang berkecimpung dan menaruh minat serta perhatian pada pengembangan Matematika, ilmu pengetahuan dan teknologi. Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Terbuka.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 20 No. 1 (2019)" : 7 Documents clear
PEMILIHAN NILAI PARAMETER C PADA INTERPOLAN GAUSSIAN Elin Herlinawati
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.311 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.78.2019

Abstract

Interpolation is to find a function which passes through a number of given data points. The interpolant that we used is a Gaussian function which has a parameter value of c. Selection of this parameter affects the results of interpolation. This study discusses a method that we used in selecting the optimum parameter of c. This method is inspired by a RMS (Root Means Square)error. Suppose with is the set of data points. Define the error vector with gk - yk - Fk(xk), k E{1, 2, ..., n} , where is the function value in and is the interpolant which is obtained by deleting a point from the given data set. Furthermore, the optimum parameter value of c is selected by minimizing the error vector g. The result of selecting parameter values ​​depends on the amount of data and the distribution of known data. Interpolasi adalah pencarian fungsi melalui sejumlah titik data yang diberikan. Interpolan yang digunakan pada artikel ini adalah fungsi Gaussian yang memiliki nilai parameter . Pemilihan nilai parameter mempengaruhi hasil interpolasi. Artikel ini membahas metode yang digunakan dalam pemilihan parameter yang optimum. Metode ini terinspirasi dari galat RMS (Root Means Square). Misalkan dengan adalah himpunan titik data yang diberikan. Didefinisikan vektor galat dengan gk - yk - Fk(xk), k E{1, 2, ..., n} , adalah nilai fungsi di dan adalah interpolan yang diperoleh dengan menghapus satu titik dari himpunan data yang diberikan. Selanjutnya, nilai parameter yang optimum dipilih dengan cara meminimumkan vektor galat . Hasil dari pemilihan nilai parameter bergantung pada banyaknya data dan sebaran data yang diketahui.
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TUMBUHAN SEBAGAI PAKAN KUSKUS (Phalangeridae) ASAL MALUKU DI TAMAN NASIONAL MANUSELA BAGIAN UTARA KABUPATEN MALUKU TENGAH Sri Kurniati Handayani; Rony Marsyal Kunda
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.985 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.82.2019

Abstract

Cuscus is a marsupials, nocturnal, prehensile tails, and included to the family of Phalangeridae. In Indonesia, Ailurops, Phalanger, Spilocuscus and Strigocuscus have limited distribution on Eastern Indonesia (Sulawesi, Maluku, Papua and Timor Island). In Indonesia cuscus are protected animals. This is due to the decline in population in its natural habitat due to deforestation, poaching and illegal wild life trade. Study is needed on the type of cuscus feed in native habitat base on the original character of vegetation in the hope of helping wild life conservation efforts in the future. The strategy of cuscus conservationin-situ and ex-situfrom native habitat will be more focused and effective if the potential information of plants as a food source can be known with certainty.The purpose of this study was to determine the types of plants as feed cuscus (Phalangeridae) from Maluku in the Northern part of Manusela National Park, Central Maluku district. The results showed 44 species of forest plants consumed by cuscus in Manusela National Park. The cuscus from Maluku consume young leaves from 29 species plants (66%), fruit from 26 species plants (59%), flowers from 4 species plants (9%), shoots from 3 species (7%) of plants. Eight plant species (18%) are consumed its fruit and young leaves, two plant species (5%) are consumed its fruit and flowers, one plant species (2%), consumed its fruit and shoots, and two plant species ( 5%) are consumed its young leaves, flowers, and fruit. Palatability of the cuscus showed that each cuscus choos 43 species of plants (98%) as a food, P. orientalis and P.Urinusdid not choose Syzygium aqueum while S. maculatus, and P. vestitus did not choose Flacourtia inemis as resources feed. Kuskus adalah hewan berkantung (marsupial), aktif di malam hari (nocturnal), berekor panjang yang kuat (prehensile), dan masuk dalam famili Phalangeridae. Di Indonesia, kuskus dari anggota genus Ailurops, Phalanger, Spilocuscus, dan Strigocuscus menyebar terbatas hanya di Indonesia Bagian Timur (Sulawesi, Maluku, Papua, dan Pulau Timor). Di Indonesia, kukus termasuk dalam hewan yang dilindungi. Dibutuhkan studi untuk mengidentifikasi jenis pakan kuskus pada habitat alami yang diharapkan dapat membantu usaha konservasi satwa ini di masa mendatang. Strategi konservasi kuskus secara in-situ maupun ex-situ berdasarkan asal habitat akan lebih terarah dan berhasil guna apabila informasi potensi tumbuhan sebagai sumber pakan dapat diketahui dengan pasti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan sebagai pakan kuskus (Phalangeridae) asal Maluku di Taman Nasional Manusela bagian Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Hasil penelitian menunjukkan, ditemukan 44 spesies tumbuhan hutan yang dikonsumsi kuskus di Taman Nasional Manusela. Dari hasil penelitian terlihat bahwa kuskus asal Maluku pada umumnya mengonsumsi bagian tumbuhan yang masih muda berupa daun muda 29 spesies (66%), buah 26 spesies (59%), bunga 4 spesies (9%), dan tunas 3 spesies (6%). Delapan spesies tumbuhan (18%) dengan komposisi buah dan daun muda paling disukai kuskus, dua spesies tumbuhan (5%) dengan komposisi buah dan bunga, satu jenis tumbuhan (2%), dengan komposisi buah dan tunas muda, serta dua spesies tumbuhan (5%) dengan komposisi daun muda, bunga, dan buah. Palatabilitas pada kuskus menunjukkan bahwa setiap genus kuskus memilih 43 spesies tumbuhan (98%) sebagai sumber pakan, P.orientalis dan P. Urinus tidak memilih Syzygium aqueum sedangkan S. maculatus, dan P. vestitus tidak memilih Flacourtia inemis sebagai sumber pakan.
STRATEGI PENGELOLAAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) GEBANG KABUPATEN CIREBON UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN Sri Hartanti; Rinda Noviyanti; Lina Warlina
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.534 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.83.2019

Abstract

Gebang Fish Landing Base (GebangPPI) was built as a means for fishermen and fisheries businessin Gebang District, Cirebon Regency, in carrying out fisheries economic activities in an effort to improve welfare. This study aims to analyze the condition of the Gebang PPI facilities and the level of utilization by the community, as well as the potential of fisheries capture in Gebang. The next aim is to determine the strategy for managing the Gebang PPI in an effort to improve the fishermen welfare. The method used is descriptive qualitative method. Primary data are obtained through observation, interviews, questionnaires and surveys, while secondary data are obtained from relevant government agencies to analyze the level of the Gebang PPI utilization. Variables are measured using a Likert scale, while SWOT analysis is used to determine the management strategy. The results of the analysis show that the conditions of the Gebang PPI facilities and infrastructures are inadequate for the continuity of fisheries activities, as well as the level of utilization because fishermen prefer to transact outside the PPI. This condition is caused by capital ties between fishermen and intermediary/middlemen. The large potential of fisheries in the Gebang PPI does not guarantee the level of fishermen welfare, because fisheries economic transactions are still determined by intermediary/ middlemen as capital owners. The results of the SWOT analysis show the position in Quadrant I, a very favorable situation. That is, Gebang PPI has the opportunity and strength so that it can take advantage of the opportunities that exist. The strategy that must be implemented is to support aggressive growth policies (growth oriented strategy). The strategy that can be implemented is to optimally utilize the existing potential to facilitate fisheries activities in Gebang, so as to provide benefits for increasing the income of Gebang fishermen. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Gebang dibangun sebagai sarana bagi nelayan dan pelaku perikanan di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, dalam menjalankan aktivitas ekonomi perikanan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi fasilitas PPI Gebang dan tingkat pemanfaatannya oleh masyarakat, serta potensi perikanan tangkap di Gebang. Selanjutnya menentukan strategi pengelolaan PPI Gebang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesionerdan survei, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang terkait untuk menganalisis tingkat pemanfaatan PPI. Pengukuran variabel menggunakan skala Likert, sedangkan untuk menentukan strategi pengelolaannya menggunakan analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi sarana dan prasarana PPI Gebang kurang memadai bagi kelangsungan aktivitas perikanan, begitu juga dengan tingkat pemanfaatannya karena nelayan lebih memilih bertransaksi di luar PPI. Kondisi ini disebabkan oleh ikatan permodalan antara nelayan dengan bakul/tengkulak. Besarnya potensi perikanan di PPI Gebang tidak menjamin tingkat kesejahteraan bagi nelayan, karena transaksi ekonomi perikanan masih ditentukan oleh bakul/tengkulak sebagai pemilik modal. Hasil analisis SWOT menunjukkan posisi pada Kuadran I, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Artinya, PPI Gebang mempunyai peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Strategi yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan secara optimal potensi yang ada untuk memfasilitasi kegiatan perikanan di Gebang, sehingga memberikan manfaat bagi peningkatan pendapatan nelayan Gebang.
PENGELOLAAN PERIKANAN PELAGIS BESAR DENGAN PENDEKATAN EKOSISTEM DI KABUPATEN MAMUJU UTARA SULAWESI BARAT Nia Istiani Wahid; Rinda Noviyanti; Etty Riani
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.514 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.86.2019

Abstract

Fisheries management in North Mamuju Regency has not been integrated. Socio-economic interests tend to get more attention than ecosystem health of fish resources, as a target of capture. Such management conditions affect the abundance of fish resources. This can be seen by the decline in the number of catches of fishermen in the same catchment area in the last five years. This study aims to determine the conditions of fisheries management in North Mamuju Regency with an Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) and formulate recommendations for management improvement. The basis of EAFM analysis is, used 30 indicators incorporated in six domains, namely (1) Fish Resources; (2) Habitat and Ecosystems; (3) Fishing Techniques; (4) Social; (5) Economy; and (6) Institution. The results showed that the condition of the Great Pelagic fisheries management was in moderate to good conditions, the composite value range between 42-68 with an over all aggregate value of 54, so that it was generally classified as moderate. The institutional and economic domains have good status with composite values of 68 and 65 respectively, while the other four domains are of moderate status. The recommendations are, the regulation of the number of fishing gear and use of fish aggregating device (FADs), water pollution control and water quality monitoring, improvement of supervision and law enforcement for destructive fishing gear operations, assistance with local knowledge in fisheries management, extension of asset management and business diversification assistance, application of principles the principle of the Code of Conduct Responsible Fisheries (CCRF) and the application of regulations apply. Pengelolaan perikanan di Kabupaten Mamuju Utara belum dilakukan secara terintegrasi. Kepentingan sosial ekonomi cenderung mendapatkan perhatian lebih dibandingkan kesehatan ekosistem sebagai wadah dari sumber daya ikan, sebagai target penangkapan. Kondisi pengelolaan yang demikian mempengaruhi kelimpahan sumber daya ikan. Hal ini terlihat dengan menurunnya jumlah hasil tangkapan nelayan pada daerah tangkapan yang sama dalam lima tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengelolaan perikanan di Kabupaten Mamuju Utara dengan pendekatan ekosistem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan pengelolaan. Dasar analisis EAFM dalam penelitian ini menggunakan 30 indikator yang tergabung dalam enam domain, yaitu (1) Sumber Daya Ikan; (2) Habitat dan Ekosistem; (3) Teknik Penangkapan Ikan; (4) Sosial; (5) Ekonomi; dan (6) Kelembagaan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi pengelolaan perikanan Pelagis Besar berada pada kondisi sedang hingga baik, kisaran nilai komposit yang diperoleh antara 42–68 dengan nilai agregat keseluruhan 54, sehingga secara umum tergolong dalam status sedang. Domain kelembagaan dan ekonomi memiliki status baik dengan nilai komposit masing-masing 68 dan 65, sedangkan empat domain lainnya memiliki status sedang. Rekomendasi yang disusun meliputi pengaturan jumlah alat tangkap ikan dan penggunaan rumpon, pengendalian pencemaran perairan dan monitoring kualitas air, peningkatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap operasi alat tangkap destruktif, pendampingan pengetahuan lokal dalam pengelolaan perikanan, penyuluhan pengelolaan asset dan pendampingan diversifikasi usaha, penerapan prinsip-prinsip Code Of Conduct Responsible Fisheries(CCRF), dan penerapan peraturan berlaku.
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK REHABILITASI HUTAN MANGROVE KOTA LANGSA ACEH Iswahyudi Iswahyudi; Cecep Kusmana; Aceng Hidayat; Bambang Pramudya Noorachmat
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.027 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.89.2019

Abstract

Mangrove ecosystem has the role of interface ecosystem between land and sea. It has social, economic and ecological functions. The decreasing quality and quantity of mangrove mangrove forrest has resulted in environmental damage. Langsa City has mangrove forest in damaged condition because of conversion into fish ponds, illegal logging, pollution and settlements. The purpose of this research was to determine the level of land suitability of rehabilitated mangrove areas. The research was conducted in Langsa City, Aceh. Location and method of this research determined by purposive and descriptive with survey techniques. The Analytical method used is a suitability analysis. According to land suitability matrix and spatial analysis, there were three types of mangroves that can be used for rehabilitation programs in the study area like Rhizophora spp., Avicennia spp., and Sonneratia spp. In land suitability level, Rhizophora spp. had the highest of land suitability around 1.263,92 ha (66,88%). Ekosistem mangrove merupakan wilayah yang berperan sebagai peralihan antara daratan dan lautan yang mempunyai fungsi ekologi, sosial ekonomi, dan fisik. Menurunnya kualitas dan kuantitas hutan mangrove telah mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kondisi hutan mangrove Kota Langsa pada saat ini mengalami kerusakan. Faktor utama penyebab kerusakan, antara lain konversi hutan mangrove menjadi tambak, pembalakan liar, pencemaran, dan permukiman baru. Tujuan penelitian untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan pada areal rehabilitasi mangrove. Penelitian ini dilakukan di Kota Langsa, Aceh. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dan menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Analisis kesesuaian lahan dan analisis spasial untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan mangrove digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan, ada tiga jenis mangrove yang dapat digunakan untuk program rehabilitasi, yaitu: Rhizophora spp., Avicennia spp., dan Sonneratia spp. Berdasarkan tingkat kesesuaian lahan, jenis Rhizophora spp. mempunyai tingkat kesesuaian lahan tertinggi. Luasan lahan yang dapat ditanami jenis Rhizophora spp. seluas 1.263,92 ha (66,88%).
ANALISIS KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA IKAN KARANG FAMILI CAESIONIDAE DI KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA Ernik Yuliana; Nurhasanah Nurhasanah; Idha Farida
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.19 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.96.2019

Abstract

Reef fish resources are the main catch in Karimunjawa National Park. The fishing activities are feared to have an impact on the sustainability of fish resources inside and outside the conservation area. The purpose of this study is to analyze of the sustainability of reef fish resources (Family Caesionidae) in marine protected area. The study was conducted in Karimunjawa National Park (TNKJ) in Jepara Regency, Central Java, April-September 2017. Data collection was carried out by survey, observation, and deep interview methods, including primary data. Coral fish of the Caesionidae family, which were the object of research, were Caesio cuning and Caesio caerulaurea. Data collection on fish length and weight was carried out six times sampling (for six months). Examples of fish taken from three collectors in Karimunjawa Village. Water quality data was taken for analysis of pH, total dissolved solids (TDS), temperature, biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total suspended solids (TSS), and salinity. Data analysis using FISAT II program and estimation of spawning potential ratio (SPR) using length-based spawning potential ratio analysis. To analyze management aspects of reef fishes, stakeholder analysis was carried out. The research results indicated that Caesio cuning and Caesio caerulaurea had exploitation rate values ​​of 0.69 and 0.61, in the condition of over exploited. The spawning potential ratio (SPR) value are 0.14 and 0.25 (the capacity of adult fish that is ready naturally to spawn is very small). Water quality data is below the water quality standard for marine biota, indicated that the waters of the Karimunjawa National Park was sustainable. The results of stakeholder analysis indicated that there are four parties who are the subject of management. They were fisheries management authorities and Non-Governmental Organizations (NGOs) as work partners of the management authority. Ikan karang merupakan sumber daya ikan yang menjadi tangkapan utama nelayan di Taman Nasional Karimunjawa. Penangkapan ikan tersebut dikhawatirkan berdampak pada keberlanjutan sumber daya ikan di dalam dan luar kawasan konservasi. Tujuan studi ini adalah menganalisis keberlanjutan sumber daya ikan karang Famili Caesionidae di kawasan konservasi. Studi dilakukan di Taman Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, April-September 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, observasi, dan wawancara dengan mengumpulkan data primer. Ikan karang Famili Caesionidae yang menjadi objek penelitian adalah Caesio cuning dan Caesio caerulaurea. Pengambilan data panjang dan bobot ikan dilakukan empat kali sampling (selama empat bulan). Contoh ikan diambil dari tiga pengepul di Desa Karimunjawa. Data kualitas air diambil untuk analisis pH, total dissolved solids (TDS), suhu, biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total suspended solids (TSS), dan salinitas. Analisis data menggunakan program FISAT II dan pendugaan spawning potential ratio (SPR) menggunakan analisis length-based spawning potential ratio. Untuk menganalisis aspek pengelolaan, dilakukan analisis stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Caesio cuning dan Caesio caerulaurea mempunyai nilai laju eksploitasi berturut-turut 0,69 dan 0,61, berada pada kondisi over exploited. Nilai spawning potential ratio (SPR) berturut-turut adalah 0,14 dan 0,25 (kapasitas ikan dewasa yang siap memijah di alam sangat sedikit). Data kualitas air berada di bawah baku mutu perairan untuk biota laut, menunjukkan perairan TNKJ dalam kondisi berlanjut. Hasil analisis stakeholder menunjukkan ada empat pihak yang menjadi subjek pengelolaan, dan semuanya adalah pemegang otoritas pengelolaan perikanan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai partner kerja otoritas pengelola.
HUBUNGAN KELIMPAHAN SPESIES LARVA IKAN DENGAN PARAMETER KUALITAS PERAIRAN DI DANAU RANAU, SUMATERA SELATAN Tuah N. M. Wulandari; Etty Riani; Agnes P Sudarmo; Budhi H Iskandar; Nurhasanah Nurhasanah
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 20 No. 1 (2019)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.77 KB) | DOI: 10.33830/jmst.v20i1.99.2019

Abstract

This research conducted due to lack of information about fish larvae in Ranau Lake, South Sumatera. This information is quite essential to explore because this can be used as a scientific basis for policy formation in this area. The objectives of this research are to analyze the correlation between fish larvae abundance to physicochemical parameters in Ranau Lake waters. Sampling was carried out at six stations (Muara Silabung, Dermaga, Way Maisin, Pemandian Air Panas, Lumbok, and Talang Teluk). Physico-chemical parameters measured directly in the field are temperature, pH, depth, brightness, CO2, O2, hardness, electrical conductivity, total alkalinity, and turbidity; while the chemical parameters measured in the laboratory are COD, NO2, NO3, NH3, and PO4. Larvae species identified through DNA sequence. Principal Component Analysis (PCA) was used to measure the relationship between fish larvae abundance to the water parameters. Results show that generally there were forty-two fish larvae from nine species. The dominant species was Oreochromis niloticus. The results of the Principal Component Analysis show that the highest abundance of fish larvae was in water with the highest level of turbidity and dissolved oxygen, whereas the lowest abundance was in water with the highest level nitrate and depth. Belum ada informasi tentang kelimpahan larva ikan diperairan Danau Ranau Sumatera Selatan melatarbelakangi penelitian ini. Informasi ini sangat penting untuk diketahui karena dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan perikanan di wilayah ini. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan kelimpahan larva ikan dengan parameter fisika-kimia di perairan Danau Ranau. Pengambilan sampel dilakukan di enam stasiun (Muara Silabung, Dermaga, Way Maissin, Pemandian Air Panas, Lumbok dan Talang Teluk). Parameter fisika-kimia perairan yang diukur langsung di lapangan adalah suhu, pH, kedalaman, kecerahan, CO2, O2, kesadahan, daya hantar listrik, total alkalinitas, dan turbiditas; sedangkan parameter kimia yang diukur di laboratorim adalah COD, NO2, NO3, NH3, dan PO4. Spesies larva ikan diidentifikasi dengan sekuen DNA. Analisis Komponen Utama dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan larva ikan dengan parameter fisika-kimia perairan. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan ada 42 larva ikan yang berasal dari 9 spesies. Spesies yang paling dominan adalah Oreochromis niloticus. Hasil Analisis Komponen Utama menunjukkan bahwa kelimpahan larva ikan tertinggi (102,9 individu/100m3) berada pada stasiun pengamatan yang memiliki turbiditas dan oksigen terlarut tertinggi, sedangkan kelimpahan larva ikan terendah (10,83 individu/100m3) berada pada stasiun pengamatan yang memiliki kadar nitrat dan kedalaman tertinggi.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol. 24 No. 2 (2023) Vol. 24 No. 1 (2023) Vol. 23 No. 2 (2022) Vol. 23 No. 1 (2022) Vol. 22 No. 2 (2021) Vol. 22 No. 1 (2021) Vol. 21 No. 2 (2020) Vol. 21 No. 1 (2020) Vol 20 No 2 (2019) Vol. 20 No. 2 (2019) Vol. 20 No. 1 (2019) Vol 20 No 1 (2019) Vol 20 No 1 (2019) Vol 19 No 2 (2018) Vol. 19 No. 2 (2018) Vol 19 No 1 (2018) Vol. 19 No. 1 (2018) Vol. 18 No. 2 (2017) Vol 18 No 2 (2017) Vol 18 No 1 (2017) Vol. 18 No. 1 (2017) Vol. 17 No. 2 (2016) Vol 17 No 2 (2016) Vol 17 No 1 (2016) Vol. 17 No. 1 (2016) Vol. 16 No. 2 (2015) Vol 16 No 2 (2015) Vol 16 No 1 (2015) Vol. 16 No. 1 (2015) Vol 15 No 2 (2014) Vol. 15 No. 2 (2014) Vol. 15 No. 1 (2014) Vol 15 No 1 (2014) Vol 14 No 2 (2013) Vol. 14 No. 2 (2013) Vol. 14 No. 1 (2013) Vol 14 No 1 (2013) Vol 13 No 2 (2012) Vol. 13 No. 2 (2012) Vol. 13 No. 1 (2012) Vol 13 No 1 (2012) Vol. 12 No. 2 (2011) Vol 12 No 2 (2011) Vol. 12 No. 1 (2011) Vol 12 No 1 (2011) Vol 11 No 2 (2010) Vol. 11 No. 2 (2010) Vol. 11 No. 1 (2010) Vol 11 No 1 (2010) Vol. 10 No. 2 (2009) Vol 10 No 2 (2009) Vol. 10 No. 1 (2009) Vol. 9 No. 2 (2008) Vol 9 No 2 (2008) Vol 9 No 1 (2008) Vol. 9 No. 1 (2008) Vol 8 No 2 (2007) Vol. 8 No. 2 (2007) Vol 8 No 1 (2007) Vol. 8 No. 1 (2007) Vol. 7 No. 2 (2006) Vol 7 No 2 (2006) Vol 7 No 1 (2006) Vol. 7 No. 1 (2006) Vol. 6 No. 2 (2005) Vol 6 No 2 (2005) Vol 6 No 1 (2005) Vol. 6 No. 1 (2005) Vol 5 No 2 (2004) Vol. 5 No. 2 (2004) Vol 5 No 1 (2004) Vol. 5 No. 1 (2004) Vol. 4 No. 2 (2003) Vol 4 No 1 (2003) Vol. 4 No. 1 (2003) More Issue